UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukau Lampung Barat Semester Genap

Tahun Pelajaran 2012/2013) (Skripsi)

Oleh PUJI YANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukau Lampung Barat Semester Genap

Tahun Pelajaran 2012/2013) Oleh

PUJI YANTI

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Sukau, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan kemampuan berpikir kritis secara optimal, khususnya pada uraian materi pokok ekosistem. Hal tersebut terlihat dalam pembelajaran, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi biasa. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran NHT terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar oleh siswa. Desain penelitian adalah pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIA dan VIIB yang dipilih secara cluster random sampling. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai tes yang dianalisis menggunakan uji-t dan uji-U. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi (eksperimen = 77,60; kontrol = 49,10). Rata-rata persentase aktivitas siswa semua aspek


(3)

kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi (eksperimen = 60,40; kontrol = 56,30). Selain itu, semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran NHT.


(4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukau Lampung Barat Semester Genap

Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh PUJI YANTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lombok kabupaten Lampung Barat pada tanggal 9 Juni 1990. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Wagiman dan Ibu Ngadiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sukau Lampung Barat tahun (1996-2002), kemudian di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Sukau Lampung Barat pada tahun (2002-2005), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukau Lampung Barat pada tahun (2005-2008), Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2012, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 3 Way Jepara Lampung Timur, dan pada tahun 2013 penulis melakukan penelitian d SMP Negeri 1 Sukau Lampung Barat guna untuk meraih gelar sarjana pendidikan biologi.


(10)

Motto

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(Surat Ar-Ra`d : 11)

Kesulitan sebesar apapun akan terasa wajar bagi jiwa yang tetap melebihkan syukur

daripada mengeluh

“Terkadang kita harus bekarja lebih keras bukan karena kita bodoh,

tapi Allah tahu jika kita memperolehnya dengan mudah, kita hanya akan menjadi manusia

yang lemah”


(11)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yanga selalu berharga dalam hidupku :

Bapakku (Wagiman) dan Ibuku (Ngadiiah)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku, Jasamu takkan mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat.

Kakak

Kakak Dan Suami Serta Anakku tercinta, Kakang (Ngadiran), Kakak ( Idi

Yansyah),Suami (Miko Saputra) Dan Anakku tercinta (Michelia Putri)

T erima kasih telah memberi segala cinta, dukungan, do’a serta kepercayaan kepadaku…..

Para Pendidikku (Dosen dan Guru-guruku)

Para sahabat seperjuangan yang saling memberi motivasi

Teman

teman BIOMA 2008

Terimakasih untuk motivasi, kepercayaan dan kebersamaan selama ini


(12)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK

EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Sukau Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;


(13)

xii

5. Drs.Darlen Sikumbang.M.Biomed, selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

6. Drs. Rizal Gazli,S.E, selaku Kepala SMA Negeri 1 Sukau dan Yusna, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIA dan VIIB SMA Negeri 1 Sukau atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Teristimewa untuk orangtuaku tercinta atas kasih sayang, nasihat, serta lantunan doa’ yang tercurah serta dukungan material yang telah diberikan; serta suami dan anak tercinta yang tak bosan-bosan memberikan motivasi dan dukungan agar selalu semangat, dan kakak atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan;

9. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

10.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, 20 Agustus 2014 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... i

DAFTAR GAMABAR ... ii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 5

C. Tujuan Penelitian ... .. 5

D. Manfaat Penelitian ... .. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 6

F. Kerangka Pikir ... .. 7

G. Hipotesis Penelitian ... .. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif ... .. 10

B. Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ... 13

C. Aktivitas dan hasil belajar. ... 16

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain penelitian ... 22

D. Prosedur penelitian ... 23

E. Jenis dan teknik pengumpulan data. ... 28

IV. . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Mendeskripsikan Hasil Belajar Siswa... 37

2. Aktivitas Belajar Siswa .. ... 40

3. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT……….. 41


(15)

xiv V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. kesimpulan ……… 48

B. saran ……….. 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 1. Silabus eksperimen………...... 53

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran eksperimen………...... 55

3. Silabus kontrol …….………..... 61

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kontrol ………..…... 63

5. Lembar Kerja Siswa ………... 67

6. Soal Pretes dan Postes ………... 80 7. Foto Penelitian


(16)

xv

Halaman Tabel

1. Fase dalam pembelajaran kooperetif tipe NHT... 15

2. ... Lembar observasi aktivitas siswa ... 30

3. ... Kriteria persentase aktivitas ... 31

4. ... Angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran NHT... 31

5. ... Skor tanggapan siswa terhadap model pembelajaran NHT... 32

6. ... Tabulasi angket tanggapan siswa ... 33

7. ... Kriteria tanggapan siswa... 33

8. ... Kriteria N-gain ... 34

9. ... Hasil uji normalitas dan Uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 37

10. . Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol... 39

11. Data peningkatan indikator hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol………... 39


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8 2. Desain pretest-postest tak ekuivalen ... 23 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 41 4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe NHT... 42 5. Contoh jawaban siswa dengan indikator memehami... 45 6. Contoh jawaban siswa dengan indikator memehami... 45


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks serta melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran guru berhadapan dengan sejumlah siswa dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak siswa yang kurang antusias untuk belajar dan membolos terutama dalam mata pelajaran yang mereka anggap sulit dan membosankan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa melalui suatu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dalam aktivitas dan penguasaan materi (Hanafiah dan

Suhana,2004:26).

Berdasarkan observasi di kelas VIIA SMP N 1 Sukau diperoleh keterangan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas VIIA di sekolah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai biologi tahun pelajaran 2011-2012 adalah 57.06. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Standar yang ditentukan sekolah


(19)

2

untuk pelajaran biologi adalah 60, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena beberapa masalah dalam pembelajaran diantaranya adalah guru belum pernah menggunakan model-model pembelajaran yang membuat aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu digunakan model pembelajaran yang dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat membuat guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang menyebabkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menjadi pasif dan tidak menguasai materi dengan baik.

Hal ini berkaitan dengan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu pembelajaran langsung, yakni ceramah, dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran ini, masih banyak siswa yang mengobrol, kurang

memperhatikan penjelasan guru, dan apabila diberikan tugas, siswa tidak langsung mengerjakan melainkan menunggu pekerjaan dari temannya, dan mengandalkan teman yang kemampuan akademik tinggi untuk mengerjakan tugas, sehingga ketika guru sesekali menerapkan belajar kelompok masih banyak siswa yang menguasai kelompoknya maka diskusipun belum berjalan optimal.

Pada model pembelajaran langsung peran guru terlihat sangat dominan dan siswa cenderung menganggap guru sebagai pentransfer pengetahuan sehingga pengetahuan yang siswa miliki hanya sebatas apa yang diberikan guru dan siswa pun terlihat pasif saat kegiatan pembelajaran. Oleh karena


(20)

itu, perlu adanya upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang mampu membuat siswa lebih aktif sehingga prestasi belajar mereka meningkat. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka semakin baik hasil belajar yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang selain dapat meningkatkan prestasi siswa juga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini perlu dilakukan karena model pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif menampakkan wujudnya dalam bentuk belajar kelompok. Dalam belajar kooperatif anak tidak diperkenankan mendominasi atau menggantungkan diri pada orang lain, tiap anggota kelompok dituntut untuk memberikan urunan bagi keberhasilan kelompok karena nilai hasil belajar kelompok ditentukan oleh rata-rata hasil belajar individu siswa (Abdurrahman 1999:122)

Suasana dalam pembelajaran kooperatif dijelaskan oleh Johnson (Lie,2003:7) sebagai berikut. Suasana belajar pembelajaran kooperatif menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan dan memisah-misahkan siswa.


(21)

4

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Numbered Head Together (NHT), dimana siswa ditempatkan di dalam sebuah kelompok untuk menyelidiki suatu topik atau pokok bahasan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Untuk teknis pelaksanaannya, Nurhadi dkk (2004:81) mengatakan bahwa pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam hal berkomunikasi dan keterampilan proses kelompok. Diharapkan dari kegiatan ini aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat sehingga hasil belajar siswa optimal.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan model

pembelajaran NHT mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, pembelajarannya menggunakan model NHT mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran NHT (Martina 2011:39), selain itu berdasarkan hasil

penelitian (Astuti 2009:2) bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran kooperatif NHT terhadap penguasaan materi pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009, Dan juga hasil penelitian (Irya 2010:58) bahwa Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajarn NHT lebih tinggi dibandingkan menggunakan media gambar dengan metode diskusi.


(22)

Berdasarkan uraian di atas, penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar untuk di kelas VIIA SMP N 1 Sukau. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIIA di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem ?

2. Adakah pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa


(23)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaranyang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa, dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan untuk menggunakan model pembelajaran tipe NHT, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu adanya batasan ruang lingkup

penelitian yaitu :

1. Pembelajaran kooperatif NHT merupakan pembelajaran yang

aktivitasnya terpusat pada siswa dalam bentuk kelompok, berdiskusi, dan bekerja sama dalam memecahkan masalah.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda, guru mengajukan pertanyaan


(24)

kepada para siswa, pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum, para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

3. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas bekerjasama dengan teman, melakukan investigasi kelompok,

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan menarik kesimpulan. 4. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang

diperoleh dari rata-rata nilai hasil pretest dan posttest.

5. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Sukau kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

6. Materi pokok yang diteliti yaitu KD. 7.1 “Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara Komponen Ekosistem”.

F. Kerangka Pikir

Pelajaran Biologi termasuk salah satu mata pelajaran IPA yang kurang dipahami oleh siswa SMP karena materi Biologi banyak yang bersifat hapalan dan pemahaman yang mendalam.

Di SMP Negeri 1 Sukau nilai Biologi pada materi pokok Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara Komponen Ekosistem masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan


(25)

8

metode ceramah tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya. Pembelajaran dengan metode ceramah cenderung berjalan satu arah dari guru ke siswa, menyebabkan pembelajaran terkesan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa saja. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT semoga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui tahap kegiatan penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir bersama dan pemberian jawaban.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT setiap anggota kelompok diberikan tanggung jawab untuk memecahkan masalah atau soal dalam kelompoknya dan diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa merasa takut salah. Oleh karena itu tidak tampak lagi mana siswa yang unggul karena semuanya berbaur dalam satu kelompok dan sama-sama bertanggung jawab terhadap kelompoknya tersebut. Dengan demikian, melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat. Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah

pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan variabel terikatnya adalah aktifitas belajar dan hasil belajar siswa biologi pada materi pokok

ekosistem.

Gambar 1. Model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat:

Keterangan : X = Model pembelajaran kooperatif tipe NHT Y1 = Aktifitas belajar siswa

Y2 = Hasil belajar Siswa

Y2 X


(26)

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran NHT berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara Komponen Ekosistem di SMP Negeri 1 Sukau Kabupaten Lampung Barat.

2. H0 = Penerapan model pembelajaran NHT tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok

Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara Komponen Ekosistem di SMP Negeri 1 Sukau Kabupaten Lampung Barat .

H1 = Penerapan model pembelajaran NHT berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok

Ekosistem Dan Saling Hubungan Antara Komponen Ekosistem di SMP Negeri 1 Sukau Kabupaten Lampung Barat .


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menuntut siswa belajar dalam kelompok dengan rekan sebaya dan saling bekerjasama untuk

menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan.

Menurut Lie (2003:12), pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

terstruktur, dengan guru bertindak sebagai fasilisator. Dipihak lain menurut Slavin (dalam Yasa, 2008:13), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan


(28)

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang untuk

memahami konsep yang difasilitasi oleh guru, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dalam kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Jadi

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang anggota yang heterogen, berbeda jenis kelamin, latar belakang, suku, dan tingkat

kecerdasan. Dengan keheterogenan tersebut mereka saling membantu dalam memahami materi pelajaran, menyerap dan mentransfer informasi,

menyelesaikan tugas, atau kegiatan lain agar setiap siswa dalam kelompok mencapai hasil belajar yang tinggi. Menurut Ibrahim dkk (dalam Trianto, 2007) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa bekerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

Adapun manfaat pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah :

1. Siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan mau menanyakan materi yang belum dipahami agar mereka dapat mengerjakan LKS dengan benar.


(29)

12

2. Siswa menjadi aktif saat diskusi kelompok, mereka saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Siswa terlatih untuk berpendapat dan selalu siap mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tanpa merasa takut salah.

4. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa, maka semakin banyak materi yang dikuasai siswa dan dapat meningkatnya hasil belajar siswa.

Ada lima unsur yang membedakan metode pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran kelompok biasa menurut (Lie, 2003:30), yaitu: 1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada setiap usaha anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai. Dengan kondisi yang demikian tidak ada siswa yang dirugikan.

2. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari ketergantungan positif. Jika tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.


(30)

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

4. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok dipengaruhi oleh keterampilan intelektual, keterampilan berkomunikasi setiap anggota dalam kelompoknya.

5. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Pembelajaran dengan tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka, menurut Lie (2003:59)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Tahapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT


(31)

14

diungkapkan oleh Nurhadi (2004:121) dalam empat langkah sebagai berikut.

1. Penomoran(Numbering)

Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda. 2. Pengajuan Pertanyaan(Questioning)

Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. 3. Berpikir Bersama(Head Together)

Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

4. Pemberian Jawaban(Answering)

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas”.

Dalam pembentukan kelompok, (Nurhadi 2004:122) mengatakan pengelompokan siswa hendaknya heterogen. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama, dan tingkat kemampuan dalam akademik (tinggi, sedang, rendah). Berkaitan dengan pemberian nomor, (Slavin,1995:131) mengatakan bahwa, dalam pembelajaran dengan teknik NHT, tiap anggota kelompok memperoleh nomor dan tiap anggota tahu bahwa satu murid akan dipanggil untuk mempresentasikan jawaban. Diskusi yang seru adalah usaha siswa untuk berbagi informasi sehingga tiap anggota


(32)

mengetahui jawabannya. Penunjukan siswa dengan nomor juga menjadi hal yang menarik. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu metode yang baik untuk menyatukan kemampuan individu dalam diskusi kelompok.

Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri dari tujuh fase menurut (Panjaitan.2008:33) ialah :

Tabel 1. Fase-fase Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Fase Kegiatan guru

Fase-1Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa.

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2Menyajikan

informasi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3 Penomoran

Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 4-5 siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5 Fase-4 Mengajukan

pertanyaan/ permasalahan.

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk dipecahkan bersama dalam kelompok.

Fase-5

Berpikir bersama.

Siswa menyatukan pendapatnya

terhadap pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Fase-6 Menjawab (evaluasi).

Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sama mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Fase-7 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.


(33)

16

C. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik,2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang

dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktifitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan

aktifitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik,2004:12). Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktifitas mental (Sanjaya,2009:170). Aktifitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan


(34)

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran

(Rohani,2004:6).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki

ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003:36). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk menunjang prestasi belajar. Menurut (Rohani, 2004:9) terdapat macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut :

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.


(35)

18

3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar yang aktif.


(36)

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002:3). Berakhirnya suatu proses

pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses pembelajaran antara guru dan siswa.Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah

pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek,sikap keterampilan motorik dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1.Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.


(37)

20

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut (Dimyati dan Mujiono, 2002: 10)

Hasil belajar dari ranah kognitifmempunyai hirarki atautingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu:

1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.


(38)

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas.Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembaran jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak

mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.(Dimyati dan Mujiono, 2002:10)


(39)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 di SMPN 1 Sukau Lampung Barat.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMPN 1 Sukau Tahun Pelajaran 2012/2013, Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak dengan teknik pengambilan

sampel yang digunakan, yaitu cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest non-equivalen. Kelompok eksperimen (kelas VIIA) diberi perlakuan dengan model pembelajaran NHT, sedangkan kelompok kontrol (kelas VIIB) tidak diberi perlakuan. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes/soal di awal dan akhir kegiatan pembelajaran (pretes-postes). sehingga struktur desainnya adalah :


(40)

Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X O2 II O1 C O2 Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 =Postes; X = model pembelajaran NHT. C = tidak diberi perlakuan. D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk

observasi ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakanya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

d. Mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik dan etnis, masing-masing kelompok berjumlah 4-5 siswa dan pemberian nomor, setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda.


(41)

24

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). f. Membuat instrument penelitian berupa: soal pretes dan postes, lembar

observasi aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran NHT.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran NHT untuk kelas eksperimen dan untuk kelompok kontrol tanpa

menggunakan model pembelajaran NHT yaitu menggunakan metode ceramah.

Kelas Eksperimen (pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT) a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru memberikan pretes dalam bentuk pilihan jamak (pertemuan 1 dan 2). 2) Guru meninjau tujuan pembelajaran

3) Guru memberikan Apersepsi.

(Pertemuan I) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

menanyakan ”Setiap organisme sangat sangat bergantung pada organism lain dan sumber daya alam,yang kalia ketahui apa sajakah sumber daya alam tersebut ” ? (Pertemuan II) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

menanyakan “ Apa sajakah yang kalian ketahui tentang makhluk hidup dan makhluk tak hidup “?


(42)

4). Guru memberikan motivasi :

(Pertemuan I): Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam ekosistem, sehingga kita dapat mengenal lebih dalam tentang ekosistem.

(Pertemuan II):Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui komponen ekosistem, sehingga kita dapat mengenal hubungan antara komponen ekosistem.

b. Kegiatan Inti

1) Menjelaskan mekanisme pembelajaran melalui model NHT dan Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing yang terdiri dari 4-5 siswa (pembagian kelompok dan pemberian nomor dilakukan pada hari sebelumnya, setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor berbeda). (Pertemuan I) : komponen penyusun ekosistem, satuan makhluk

hidup, dan macam-macam ekosistem.

(Pertemuan II) : saling ketergantungan komponen penyusun ekosistem 2) Setiap kelompok siswa memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS)

sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.

3) Setiap siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru bersama teman kelompoknya serta memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya.

4) Siswa dengan nomor yang di panggil oleh guru membacakan hasil diskusi kelompoknya sedangkan siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap kelompok yang berbeda menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.


(43)

26

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, dengan bimbingan guru.

2) Siswa mengerjakan tes akhir (postes) dalam bentuk soal pilihan jamak.

Kelas Kontrol (pembelajaran menggunakan metode ceramah) a). Kegiatan Awal

1) Guru memberikan soal pretes berupa soal pilihan jamak. 2) Guru meninjau tujuan pemelajaran

3) Guru memberikan Apersepsi.

(Pertemuan I):Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan ”Mahluk hidup memerlukan lingkungan untuk menunjang aktivitas dan kehidupannya, berikan contoh mahluk hidup dan lingkungan tempatnya beraktivitas (berinteraksi)? “?

(Pertemuan II):Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan “Apa sajakah yang kalian ketahui tentang makhluk hidup dan makhluk tak hidup “?

4) Guru memberikan motivasi :

(Pertemuan I):Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam ekosistem, sehingga kita dapat mengenal lebih dalam tentang ekosistem.

(Pertemuan II): Dengan mempelajari materi ini kita mengetahui komponen dan hubungan antara komponen ekosistem.


(44)

b). Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi

(Pertemuan I) : komponen penyusun ekosistem, satuan makhluk hidup, dan macam-macam ekosistem.

(Pertemuan II) : saling ketergantungan komponen penyusun ekosistem. 2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum dipahami oleh siswa.

c). Penutup

1). Siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, dengan bimbingan guru.

2). Siswa mengerjakan tes akhir (postes) dalam bentuk soal pilihan jamak pada pertemuan kedua.

E.Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif yang diuraikan sebagai berikut :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif NHT.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan nilai postes, kemudian dihitung selisih antara nilai pretes


(45)

28

dengan postes. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skor N-gain lalu dianalisis secara statistik.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

b).Pretes dan Postes

Data hasil belajar berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal uraian kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes Selisih tersebut disebut sebagai skor gain. Untuk mendapatkan skor yang diharapkan dari pretes dan postes menggunakan rumus berikut.

S=

100

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R= jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N= jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).


(46)

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran kooperatif NHT yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

3. Teknik Analisis Data 1) Analisis Data Kualitatif

a. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkahnya dengan 1) Mengisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Nama

Aspek yang diamati

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 4 dst.

Jumlah skor Skor maksimum

Persentase Kriteria

Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).


(47)

30

Keterangan :

A. Mengajukan pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi C. Mengungkapkan pendapat :

1) Tidak mengungkapkan pendapat

2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materinya 3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi

Catatan: Cara mengamati siswa pada lembar observasi aktivitas siswa dengan cara dapat dilihat secara langsung dan bantuan observer.

2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

=

��

100

Ket: X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum (8) (Sudjana, 2005 : 69).

3) Menafsirkan atau menetukan kategori Persentase Aktivitas Siswa sesuai kriteria pada table 2

Tabel 3. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa Persentase (%) Kriteria 87,50 – 100

75,00 – 87,49 50,00 – 74,99 0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati dalam Trisila, 2012:32)


(48)

1. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran NHT.

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 7 pernyataan yang terdiri atas 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.

a) Membuat Pernyataan Angket Tanggapan Siswa

Table 4. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran NHT

No Pertanyaan S TS

1 Saya senang mempelajari materi pokok ekosistem ansaling hubungan antar komponen ekosistem dengan model kooperatif NHT yang diberikan oleh guru 2 Pembelajaran yang saya ikuti menjadikan

saya lebih aktif dalam diskusi kelompok dan kelas

3 Pembelajaran yang diberikan guru membuat saya berani mengugkapkan penapat saya didepan kelas.

4 Pembelajaran yang saya ikuti tidak menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelompok dan kelas

5 Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru

6 Pembelajaran yang diberikan guru menjadikan saya percaya diri dan berani untuk mempresentasikan laporan akhir kelompok

7 Pembelajaran yang diberikan guru kepada saya tidak berpengaruh terhadap aktivitas belajar saya.


(49)

32

b) Membuat Skor Angket

Tiap pernyataan memiliki skor sebagai berikut:

Tabel 5. Skor Tiap Pernyataan Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran NHT

No. Item Soal Sifat Pertanyaan Skor

1 0

1. Positif S TS

2. Positif S TS

3. Positif S TS

4. Negatif TS S

5. Positif S TS

6. Negatif TS S

7. Negatif TS S

8. Negatif TS S

9. Positif S TS

10. Negatif TS S

Keterangan :S=Setuju; TS= Tidak Setuju (dimodifikasi dari Sukarsih, 2012:30)

c) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%

100

maks in

S

S

X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan 10. (Sudjana, 2002:69).

d) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(50)

Tabel 6. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan model pembelajaran NHT

No. Pertany aan Angket Pilihan jawa ban Nomor Responden (Siswa) Persentase 1 2 3 4 5 dst.

1 S

TS

2 S

TS

3 S

TS

4 S

TS

5 S

TS

6 S

TS

7 S

TS

dst. S

TS

(dimodifikasi dari Sukarsih, 2012: 31)

e) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran NHT.

Tabel 7. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran NHT

Persentase Kriteria > 70

30 ≤ x <70 < 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1)

2). Analisis Data Kuantitatif

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, kemudian di hitung selisih antara nilai pretes dan nilai postes. Nilai tersebut disebut N-gain


(51)

34

lalu dianalisis secara statistika. Untuk mendapatkan N-gain dapat dihitung dengan menggunakan Hake (1999:1) yaitu :

� − ���

=

��

Keterangan:

N-gain= average normalized gain = rata-rata N-gain Spost = postscore class averages = rata-rata skor postes Spre = prescore class averages = rata-rata skor pretes Smax = maximum score = skor maksimum

Tabel 8. Kriteria N-gain.

N-gain Kriteria

g > 0,7 0,7 > g > 0,3 g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1991:2).

N-gain pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17 yang sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors) Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).


(52)

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan uji barlet. a. Hipotesis yang digunakan yaitu :

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Dengan Kriteria Uji yaitu:

- Jika Fhit < F tab atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima - Jika F hit > F tab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. (Pratisto, 2004:71).

c. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan mengunakan program SPSS 17.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).


(53)

36

2). Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

b) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

3). Uji Mann-Whitney U a. Hipotesis

H0 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

b. Kriteria Uji :


(54)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak berpengaruh

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem. 2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh

signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua pertemuan sehingga

dimungkinkan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diterapkan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali pertemuan sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Peneliti seharusnya mempertimbangkan jumlah anggota untuk setiap kelompok agar pembelajaran dapat berjalan kondusif.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Astuti,2009. Skripsi universitas lampung. Bandar lampung

Daryanto.Drs. 2007. Evaluasi Pendidikan. Rineka cipta : Jakarta Depdiknas. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fitriyani khamsah, 2009. Skripsi. universitas lampung bandar lampung Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hanafiah, N dan Cucu, S. 2004. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika

Aditama. Bandung.

Ibrahim, 2000. Model pembelajaran berorientasi kompetensi siswa: jakarta. Bumi aksara

Irna, 2010. Skripsi. universitas lampung bandar lampung

Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. PT Grasindo. Jakarta Martina, 2011.Skripsi. universitas lampung bandar lampung

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Panjaitan, Reikson. 18 Oktober 2008. Pembelajaran kooperatif tipe NHT. http: //matemati- kaclub.wordpress.com


(56)

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17.Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester.

Bumi Aksara. Jakarta

Suharsimi, Arikunto. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito.

Bandung.Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Kencana. Jakarta.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, 2008. Dasar-dasar evolusi pendidikan. Bumi aksara :jakarta Sudjana.2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan

Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suherman, E. 2009. Jurnal Pendidikan dan Budaya: Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Dalam

http://educare.e-fkipunla.net(01februari 2013: 11:14)

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.


(57)

51

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme.Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif –Progresif :

Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta.

Trisila, Yudi. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Examples Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada MateriPokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yasa, Doantara. 2008. 21 Oktober 2008. Metode pembelajaran kooperatif. http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif Html


(58)

(59)

39

SILABUS (Eksperimen)

Nama Sekolah : SMP N 1 Sukau

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : VII/2 (genap)

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (menit) Sumber Belajar 1. Komponen-komponen penyusun ekosistem, satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem, dan macam-macam ekosistem.

2. Saling hubungan antar komponen ekosistem. 1.Mendiskusikan komponen- komponen penyusun ekosistem, satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem dan macam-macam ekosistem dengan menggunakan metode NHT. 2.Mendiskusikan saling hubunganantarko mponen ekosistem dengan menggunakan metode NHT.

1. Menyebutkan

komponen-komponen penyusun ekosistem 2. Menjelaskan

satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem

3. Membedakan

macam-macam ekosistem. 4. Menjelaskan saling

hubungan antarkomponen ekosistem 5. Membuat contoh

diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

6. Membedakan

macam-macam interaksi dalam ekosistem.

Jenis:

 Tes  Non Tes

Bentuk Penilaian:

 Uraian  LKS  Lembar observasi aktivitas siswa

4 x 40’

Sumber:

Purwoko dan Ari, S. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VII. Yudistira. Jakarta.

Purwanto, B dan Arinto, N. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2 Untuk Kelas VII. SMP dan MTs. Platinum. Solo. Bahan: Lembar kerja siswa (LKS) Guru Mitra YUSNA, S.Pd. NIP.19630106 1986022002

Bandar Lampung, Mei 2013 Peneliti

PUJI YANTI NPM 0853024036 Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP N 1 Sukau

Drs. RIZAL GAZLI,S.E NIP 196002071987031004


(60)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMPN 1 Sukau

Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI Kelas/ Semester : VII/ Genap Pertemuan : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem Indikator : 1. Menyebutkan komponen-komponen penyusun ekosistem

2. Menjelaskan satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem 3. Membedakan macam-macam ekosistem.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian ekosistem.

2. Menyebutkan komponen-komponen ekosistem

3. Menentukan satuan-satuan (organisasi) dalam ekosistem 4. Membedakan macam-macam ekosistem.

B. Materi Pembelajaran :

Komponen penyusun ekosistem, satuan dalam ekosistem, dan macam-macam ekosistem. C. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran NHT D. Langkah-langkah Kegiatan

No. Skenario Pembelajaran Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Pendahuluan

a. Guru memberikan pretes berupa soal pilihan jamak tentang komponen, satuan-satuan dalam ekosistem dan macam-macam ekosistem

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

a. Siswa mengerjakan soal pretes.

b. Siswa mendegarkan dan memperhatikan

c. Siswa menjawab


(61)

41

c. Guru menggali pengetahuan awal siswa ” Mahluk hidup memerlukan lingkungan untuk menunjang aktivitas dan kehidupannya, Apa yang akan terjadi pada makhluk hidup bila lingkungan tidak

mendukung ”?

d. Guru memberikan motivasi “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam ekosistem, sehingga kita dapat mengenal lebih dalam

tentang ekosistem”.

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

d. Siswa menyimak

motivasi yang diberikan oleh guru.

2. Kegiatan Inti

a. Menjelaskan mekanisme

pembelajaran melalui model NHT dan Siswa duduk dalam

kelompoknya masing-masing yang terdiri dari 4-5 siswa. (pembagian kelompok dan pemberian nomor dilakukan pada hari sebelumnya, setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda). b. Membagikan LKS dan

menjelaskan cara mengerjakan LKS. Mengenai satuan

kehidupan dalam ekosistem, komponen-komponen penyusun ekosistem, dan macam-macam ekosistem pada masing-masing kelompok.

c. Memantau jalannya diskusi dan memberikan bimbingan.

d. Memilih satu nomor dan semua siswa dengan nomor yang sama mengangkat tangan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoksedangkan siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap kelompok yang

berbedamenyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

e. Membahas jawaban hasil diskusi siswa secara klasikal. mengenai

a. Mendengarkan dan duduk dalam kelompok yang telah ditentukan .

b. Medengarkan dan Mengerjakan LKS dengan berdiskusi dalam kelompok dan setiap individu harus mengetahui

jawabannya .

c. Mengerjakan LKS

d. Nomor yang dipilih mengangkat tangan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan siswa lain

menanggapi

e. Siswa mendengarkan jawaban


(62)

satuan kehidupan dalam

ekosistem komponen-komponen penyusun ekosistem, dan

macam-ekosistem.

3. Kegiatan Penutup

a. Membimbing siswa untuk memperoleh kesimpulan yang benar serta memberikan

penghargaan kepada kelompok terbaik berdasarkan aktivitas dan hasil kerjanya.

b.Memberikan soal postes berupa soal pilihan jamak satuan kehidupan dalam ekosistem, komponen-komponen penyusun ekosistem, dan macam-macam ekosistem.

c.

a. Siswa membuat kesimpulan

b.Menjawab soal postes.

10 menit

E. Media/Sumber Belajar

1. Sumber : Buku biologi SMP kelas VII penerbit Grafindo media pertama

2. Bahan : Lembar Kerja Siswa (LKS)

F. Penilaian Jenis penilaian:

 Tes tertulis

 Non test

Bentuk penilaian:

 Uraian

 LKS

 Lembar observasi aktivitas siswa

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

YUSNA, S.Pd. PUJI YANTI NIP.19630106 1986022002 NPM. 0853024036

.

Mengetahui

Kepala Sekolah SMPN 1 Sukau

Drs. RIZAL GAZLI,S.E NIP 196002071987031004


(63)

43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

(Kelas Eksperimen) Sekolah : SMP N 1 Sukau

Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI Kelas/ Semester : VII/ Genap Pertemuan : 2 (Dua)

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

Indikator 1. Menjelaskan saling hubungan antarkomponen ekosistem

2. Membuat contoh diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan. 3. Membedakan macam-macam interaksi dalam ekosistem.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu:

1. Menjelaskan saling ketergantungan antara komponen ekosistem 2. Membuat diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan 3. Menjelaskan peran organisme dalam setiap tingkat trofik

4. Menjelaskan bentuk interaksi antar organisme

B. Materi Pembelajaran

Saling ketergantungan antar komponen ekosistem C. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran NHT D. Langkah-langkah Kegiatan

No. Skenario Pembelajaran Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberikan pretes

berupa soal pilihan jamak Saling ketergantungan antar komponen ekosistem. b. Guru meninjau tujuan

pembelajaran.

a. Siswa mengerjakan soal pretes

b. Siswa mendegarkan tujuan yang dibacakan guru


(64)

c. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya ” berikan contoh saling

ketergantungan antara

komponen biotik dan abiotik? d. Guru memberikan motivasi :

Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui komponen ekosistem,

sehingga kita dapat mengenal hubungan antara komponen ekosistem.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

d. Siswa menyimak motivasi yang diberikan guru

2. Kegiatan Inti

a. Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya

b. Membagikan LKS dan

mengerjakan dengan materi Saling ketergantungan antar komponen ekosistem

c. Memantau jalannya diskusi dan memberikan bimbingan. d. Memilih satu nomor dan semua

siswa dengan nomor yang sama mengangkat tangan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoksedangkan siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap kelompok yang berbeda menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

e. Membahas jawaban hasil diskusi siswa secara klasikal. mengenai satuan kehidupan dalam

ekosistem komponen-komponen penyusun ekosistem, dan macam-macam ekosistem.

a. Siswa duduk didalam kelompoknya

b. Mengerjakan LKS dengan berdiskusi dalam kelompok dan setiap individu harus

mengetahui jawabannya c. Mengerjakan LKS d. No

mor yang dipilih mengangkat tangan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan siswa lain menanggapi

e. Siswa mendengarkan jawaban mengenai satuan kehidupan dalam ekosistem komponen-komponen penyusun ekosistem, dan macam-macam ekosistem

50 menit

3. Kegiatan Penutup

a. Membimbing siswa untuk memperoleh kesimpulan yang benar serta memberikan penghargaan kepada

kelompok terbaik berdasarkan

a. Siswa bersama-sama dengan guru

membimbing untuk memperoleh


(65)

45

aktivitas dan hasil kerjanya.

b. Memberikan soal postes berupa soal pilihan jamak satuan kehidupan dalam ekosistem, komponen-komponen penyusun ekosistem, dan macam-macam ekosistem.

yangbenar.

b. Menjawab soal postes.

15 menit

E. Sumber, Bahan dan Alat Pembelajaran

3. Sumber : Buku biologi SMP kelas VII penerbit Grafindo media pertama

4. Bahan : Lembar Kerja Siswa (LKS)

F. Penilaian Jenis penilaian:

 Tes tertulis

 Non test

Bentuk penilaian:

 Uraian

 LKS

 Lembar observasi aktivitas siswa

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

YUSNA, S.Pd. PUJI YANTI NIP.19630106 1986022002 NPM. 0853024036

.

Mengetahui

Kepala Sekolah SMPN 1 Sukau

Drs. RIZAL GAZLI,S.E NIP 196002071987031004


(66)

SILABUS ( Kontrol )

Nama Sekolah : SMPN 1 Sukau

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas/Semester : VII/genap

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem.

Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi waktu (menit) Sumber/ bahan/alat 1. Komponen penyusun, satuan-satuan, dan macam-macam ekosistem. 2. Saling ketergantungan komponen ekosistem.

1. Guru menjelaskan komponen- komponen penyusun ekosistem, satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem dan macam-macam ekosistem dengan metode ceramah 2. Guru menjelaskan

saling

ketergantungan antara komponen ekosistem dengan metode ceramah

1.Menyebutkan

komponen-komponen penyusun ekosistem 2.Menjelaskan

satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem

3.Membedakan

macam-macam ekosistem. 4.Menjelaskan

salinghubungan antarkomponen ekosistem. 5.Membuat contoh

diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

6.Membedakan

macam-macam interaksi dalam ekosistem.

Jenis:

 Tes

 Non Tes

Bentuk Penilaian: Tanya jawab Lembar observasi dan aktivitas siswa

4 x 40 menit

Sumber:

Purwoko dan Ari, S. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VII. Yudistira. Jakarta.

Purwanto, B dan Arinto, N. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2 Untuk Kelas VII. SMP dan MTs. Platinum. Solo.

Bahan:

Buku biologi SMP kelas VII penerbit Grafindo media pertama.Jakarta. l

Bandar Lampung, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

YUSNA, S.Pd. PUJI YANTI

NIP.19630106 1986022002 NPM. 0853024036 Mengetahui,

Kepala Sekolah SMPN 1 Sukau

Drs. RIZAL GAZLI,S.E NIP 196002071987031004


(67)

47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

(Kelas Kontrol)

Sekolah : SMP N 1 Sukau

Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI Kelas/ Semester : VII/ Genap Pertemuan : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Kompetensi Dasar : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem. Indikator : 1. Menyebutkan komponen-komponen penyusun ekosistem

4. Menjelaskan satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem 5. Membedakan macam-macam ekosistem.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu:

5. Menjelaskan pengertian ekosistem.

6. Menyebutkan komponen-komponen ekosistem

7. Menentukan satuan-satuan (organisasi) dalam ekosistem 8. Membedakan macam-macam ekosistem

B. Materi Pembelajaran

Komponen penyusun ekosistem, satuan-satuan dalam ekosistem, dan macam-macam ekosistem. C. Strategi Pembelajaran

Metode : Ceramah D. Langkah-langkah Kegiatan

No. Skenario Pembelajaran Waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Pendahuluan

e. Guru memberikan pretes berupa soal pilihan jamak tentang komponen, satuan-satuan dalam ekosistem dan macam-macam ekosistem

f. Guru meninjau tujuan pembelajaran

a. Siswa mengerjakan soal pretes.

b. Siswa mendegarkan tujuan yang dibacakan guru

20 menit Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol


(1)

Analisis

(C4)

Menganalisis

atau

menguraikan

suatu

intrgritas atau

suatu situasi

tertentu

kedalam

komponen-komponen

pembentukny

a

Pertanyaan nomor 16 dan 17 lihat tabel ini!

No Nama

1 Sawah 2 Danau 3 Laut 4 Kolam 5 Hutan 6 Gunung 7 Perkebunan

16.Ditunjukkan pada nomor berapa ekosistem buatan pada table diatas ! a. 1, 4, 7, c. 1, 2, 3,

b. 2, 3, 5, d. 5, 6, 7, Jawab :A

17. Ditunjukkan pada nomor berapa ekosistem alami pada table diatas! a. 2, 3, 5, 6 c. 1, 4, 7, 5

b. 5, 6, 7, 4 d. 1, 2, 3, 4 Jawab : A

Untuk pertanyaan nomor 18 sampai 20 berhubungan dengan tabel

berikut

Pada sebidang tanah yang lebarnya 2 meter dan panjangnya 3

meter dijumpai;

Nama Spesies

Jumlah

Kodok (

Bufo melanopticus

)

Kadal (

Mobuya multifisciata

)

Rumput teki (

Cyperus rotundus

)

Jambu monyet (

Anacardium ocidentale

)

Semut hitam (

Monomorium sp

)

2

1

76

1

22

18. Ada berapa macam populasi di tempat tersebut…

b. 5 b. 4 c. 3 d.2

Jawaban : C

19. Populasi apakah yang paling padat di tempat tersebut… c. Rumput Teki c. Jambu Monyet

d. Semut Hitam d. Kodok

Jawaban: A


(2)

(Pengukuran Ranah Kognitif)

Soal

soal dikutip dari (skripsi Farah Eva Ristina, 2011. dan Arisworo, djoko dan yasa. 2006.

Ilmu Pengetahuan

Alam. kelas VII. Sekolah Menengah Pertama

.)

keuntungan adalah… e. Kelinci dan Rubah f. Kambing dan Sapi g. Cacing pita dan Manusia h. Lebah madu dan Bunga Jawaban: D

RINGKASAN MATERI

(Kontrol)


(3)

A.

Ekosistem

Setiap organisme sangat bergantung pada organisme lain dan sumber daya alam yang ada

disekitarnya. Hubungan antar organisme dengan lingkungan baik lingkungan biotik maupun

lingkungan abiotik merupakan hubungan timbal balik yang rumit dan kompleks.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang ekosistem dan hubungan saling ketergantungan komponen

penyusunnya, perhatikan uraian materi berikut ini.

1.

Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

Ekosistem disusun oleh makhluk hidup dan makhluk tak hidup.Untuk mempermudah pemahaman

tentang ekosistem digunakan berbagai macam istilah. Istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai

berikut: (a) individu adalah makhluk hidup tunggal dan hidupnya dapat berdiri sendiri, (b)

populasi adalah sekumpulan individu makhluk hidup sejenis yang hidup di suatu daerah tertentu,

(c) komunitas adalah sekumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang hidup bersama

disuatu habitat tertentu, (d) ekosistem adalah komunitas atau beberapa komunitas dan lingkungan

tak hidup bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi yang dinamakan ekosistem

2. Komponen Penyusun Ekosistem

Berdasarkan sifatnya, komponen penyusun ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

komponen biotik dan abiotik.

a.

Komponen Biotik merupakan bagian dari suatu ekosistem yang terdiri atas makhluk

hidup.komponen biotik dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu produser, konsumer,

dan dekomposer.

1) Produser merupakan makhluk hidup penghasil bahan organik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainuntuk menjamin kelangsungan hidupnya. Contoh: tanaman padi, ganggang hijau, rumput dan lain-lain.

2) Konsumer adalah makhluk hidup pemakai bahan organik yang dihasilkan oleh produser untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Berdasarkan tingkatannya, konsumer dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu (a) konsumer I adalah makhluk hidup yang memperoleh zat dan energi langsung dari produser. Contohnya, ulat, belalang, ayam, kambing, dan sapi. (b) konsumer II adalah makhluk hidup yang memperoleh zat dan energi dari konsumer II. Contohnya, katak, kucing, burung pemakan ulat. (c) konsumer III adalah makhluk hidup yang memperoleh zat dan energi dari konsumer II. Contoh, ular, elang, harimau. Apabila ditinjau dari jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi, (a) herbivora (hewan pemakan tumbuhan). Contoh, ulat, belalang.


(4)

(hewan pemakan tumbuhan atau hewan lain. Contoh, kera, ayam

3) Pengurai (Dekomposer) adalah organisme yang bertugas menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lain (bangkai dan sampah) menjadi komponen penyusun tanah

b.

Komponen Abiotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk tak hidup.

Komponen abiotik terdiri atas cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral

3. Macam-Macam Ekosistem

Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ekosistem

alamiah dan ekosistem buatan.

a.

Ekosistem Alamiah

Merupakan ekosistem yang terbentuk secara alamiah sebagai akibat adanya pengaruh dari

alam di sekitarnya. Contoh: sungai, danau, gunung, laut, hutan.

b.

Ekosistem Buatan

Merupakan ekosistem buatan manusia. Contoh: sawah, ladang,

akuarium, kebun.

B. Interaksi Dalam Ekosistem

Pada hakikatnya setiap organisme akan senantiasa bergantung pada organisme lain yang ada

disekitarnya . Pola interaksi organisme melibatkan dua atau lebih organisme Berbagai pola

interaksi antarorganisme antara lain:

1. Simbiosis mutualisme

Merupakan hubungan saling menguntungkan kedua belah pihak. Contohnya: jamur dengan

ganggang, bentuk simbiosis mutualisme antara ganggang dan jamur menghasilkan tumbuhan

liken. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat sendiri makanan yang

diperlukannya. Dengan klorofil yang dimilikinya, ganggang melakukan proses fotosintesis untuk

menyediakan makanan. Jamur tersebut membantu ganggang dalam penyerapan zat-zat mineral

dengan menggunakan rizoid yang diperluakan sebagai bahan fotosintesis. Contoh lainnya

kupu-kupu dengan bunga, badak dengan burung, ikan badut dengan anemon laut.

2. Simbiosis komensalisme

Merupakan hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contohnya: ikan remora dengan ikan hiu, ikan remora selalu berdekatan atau bahkan menempel pada tubuh ikan hiu supaya aman karena tidak ada hewan pemangsa yang berani mendekatinya serta memperoleh makanan dari sisa-sisa makanan hiu. Ikan hiu tidak merasa dirugikan karena keberadaan ikan remora di tubuhnya tidak mengganggu aktivitas kehidupannya. Contoh lainnya tumbuhan dengan serangga, tumbuhan paku dengan pohon yang tinggi.


(5)

3. Simbiosis parasitisme

Merupakan hubungan dimana satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak lain mendapat kerugian. Contohnya: benalu dengan pohon mangga, benalu dapat melangsungkan kehidupannya dengan jalan menyerap sari makanan yang dibuat oleh pohon mangga. Pohon mangga dapat mengalami kematian karena sari makanannya selalu diambil oleh benalu. Contoh lainnya tali putri dengan tanaman beluntas, cacing dengan tubuh mangga.

4. Netralisme

Merupakan hubungan yang tidak saling mempengaruhi, meskipun organisme-organisme hidup pada habitat yang sama. Contohnya: sapi dengan ayam. Sapi dan ayam memakan makanan yang berbeda. Makanan sapi berupa rumput-rumputan sedangkan ayam biasa memakan biji-bijian. Sehingga antara kedua hewan tersebut tidak saling mempengaruhi. Contohnya katak dan kambing.

5. Kompetisi

Merupakan hubungan antar individu dimana masing-masing individu bersaing mendapatkan sarana untuk tumbuh dan berkembang . Contohnya: kambing dengan sapi. Kambing dan sapi memakan jenis makanan yang sama berupa rumput-rumputan. Sehingga apabila antar sapi dan kambing hidup di tempat yang sama maka akan terjadi kompetisi untuk mendapatkan rumput sebagai makanan mereka. Contoh lainnya belalang dengan ulat, rumput dengan padi,

6. Predasi

Merupakan hubungan antara pemangsa dan mangsa.Contohnya: Harimau dengan rusa. Harimau merupakan hewan pemakan daging sehingga rusa dapat menjadi mangsa bagi harimau. Contoh lainnya tikus dengan ular, ular dengan elang, kelinci dengan ular

C. Saling ketergantungan antarkomponen biotik

Saling ketergantungan antarkomponen biotik terjadi melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Pada sebuah ekosistem akan selalu ditemukan produser, konsumer, dan pengurai. Komponen-komponen tersebut mempunyai peranan yang berbeda. Tetapi dalam melaksanakan peranannya, komponen tersebut saling tergantung satu sama lain secara langsung maupun tak langsung. Jika digambarkan, interaksi antarkomponen biotik akan membentuk jaring-jaring ekologi. Jaring-jaring ekologi dapat berupa rantai makanan, jaring-jaring makanan, jaring-jaring kehidupan, dan piramida makanan

1. Rantai makanan.

Merupakan proses perpindahan energi melalui proses makan dan dimakan yang membentuk rangkaian tertentu disebut rantai makanan

Perhatikan bagan rantai makanan di bawah ini!

padi (produser)

Burung merpati (Konsumer II) belalang

(Konsumer I)

Ular (Konsumer III)


(6)

merpati dan merpati dimakan ular. Bagan tersebut menunjukkan bahwa peristiwa memakan dan

dimakan dalam rantai makanan terjadi dalam urutan tertentu dan tidak dapat dibolak-balik.

2. Jaring-jaring makanan.

Merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan membentuk semacam jaring.

Hal ini karena dalam satu jenis makhluk hidup tidak hanya dimakan atau memakan satu jenis saja saja, tetapi dapat juga dimakan oleh beberapa jenis makhluk hidup dan memakan beberapa jenis makanan Perhatikan bagan jaring-jaring makanan di bawah ini!

padi

Berdasarkan bagan di atas terdapat dua rantai makanan, yaitu: a. Padi → belalang → burung merpati → ular → burung elang b. Padi → jangkrik → burung merpati → burung elang

3. Piramida makanan

Merupakan bentuk piramida yang menggambarkan jumlah massa zat dan energi dari produsen sampai konsumen tertinggi dalam suatu ekosistem. Piramida makanan ditentukan berdasarkan pemahaman bahwa pada saat terjadi peristiwa makan memakan pada suatu makhluk hidup, terjadi pula perpindahan zat dan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke dalam makhluk hidup pemakannya. Piramida makanan bermanfaat untuk memprediksi terjadinya keseimbangan populasi dalam suatu ekosistem.

Untuk memperjelas pemahaman tentang piramida makanan, perhatikan bagan berikut

Keseimbangan populasi dalam suatu ekosistem menentukkan baik atau tidaknya susunan piramida makanan. Oleh karena itu, untuk menjamin terciptanya keseimbangan ekosistem senantiasa harus diupayakan jumlah produser lebih banyak daripada jumlah konsumer tingkat I. demikian pula dengan konsumer tingkat I, jumlahnya harus lebih banyak dari jumlah konsumer tingkat II. Jika produser jumlahnya berkurang maka konsumer I menderita, jika konsumer I berkurang maka konsumer II menderita dan seterusnya akan menderita.

belalang

Burung merpati

burung elang

Jangkrik

ular

produsen

Konsumer primer

Konsumer sekunder


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 8 5

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 7 55

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 8 56

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150