NN
ii ABSTRACT
INCREASING LEARNING ENGLISH ACHIEVEMENT UTILIZING MODUL AT GRADE X STUDENTS
OF SMAN 8 BANDAR LAMPUNG By
BANJIR SIHITE
The aims of this research are to describe: 1) the lesson planning design utilizing module for English learning of grade X students; 2) the learning process of English utilizing module; 3) the evaluation system of English learning utilizing module; 4) the enhancement result of students’ English learning achievement at grade X after utilizing module.
This classroom action research consists of three cycles, consists of phases: planning, implementation, evaluating and reflection. First cycle utilizing module, second cycle utilizing module and audiovisual media, third cycle utilizing module, audiovisual media with computer-base learning. The subject of this research uses two classes as research sample, all students of grade X1 and X2 in the second semester of academic year of 2009/2010.
The results of this research show: 1) Lesson planning had been designed following the principles of module use in learning process by utilizing module which enhanced the indicator of the existence of learning design; 2) The use of module could enhance the students’ activities; the students can be more active to read texts, ask questions, answer questions, make discussion. Student’s learning activity of grade X1 at the first cycle in first meeting showed that 6 students (18,17%) was active and at second meeting were 10 students (31,25%), at grade X2, active students at first meeting were 7 students (21,88%) and second meeting were 9 students (28,13%). At second cycle at grade X1, active students at first meeting were 11 students (34,38%) and at second meeting were 16 students (50,00%), at grade X2 active students at first meeting were 10 students (31,25%) and second meeting were 15 students (46,88%). At the third cycle in grade X1 active students at first meeting were 24 students (75,00%) and at second meeting were 26 students (81,25%). At grade X2, active students at first meeting were 22 students (68,75%) and at second meeting were 25 students (78,13%). 3) The evaluation was implemented using rubrics containing components of several skills based on the module; listening, speaking, reading, and writing; 4) The achievement score of the students increased from the first cycle to third cycle; the first cycle at grade X1 was 6,50% and grade X2 was 7,00%, the second cycle II at grade X1 was 3,87% and grade X2 was 4,62%, the third cycle at grade X1 was 5,37% and grade X2 was 2,75%.
Therefore, in general, it can be concluded that the use of module can improve the lesson planning design, the learning activities, the evaluation system and the students’ achievement in English subject.
(2)
ii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS KOMPETENSI MEMAHAMI TEKS DESKRIPTIF MENGGUNAKAN MODUL PADA
KELAS X SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG Oleh
BANJIR SIHITE
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) perencanaan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul; 2) proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul; 3) sistem evaluasi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul; 4) peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris pada siswa kelas X setelah belajar menggunakan modul.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan tiga siklus yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Pelaksanaan Siklus I menggunakan modul, Siklus II menggunakan modul dan media audiovisual, Siklus III menggunakan modul, media audiovisual dan pembelajaran berbasis komputer. Subyek penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 Semester Genap SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009-2010.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Rencana pembelajaran sudah memuat langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul; 2) Proses pembelajaran dengan menggunakan modul, dapat meningkatkan aktivitas siswa, di mana siswa lebih aktif membaca, bertanya, menjawab pertanyaan dan berdiskusi. Aktivitas belajar siswa Kelas X1 pada Siklus I pertemuan pertama menunjukkan siswa yang aktif adalah 6 siswa (18,17%) dan pada pertemuan kedua 10 siswa (31,25%), pada Kelas X2 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 7 siswa (21,88%) dan pada pertemuan kedua 9 siswa (28,13%). Pada Siklus II di Kelas X1 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 11 siswa (34,38%) dan pada pertemuan kedua 16 siswa (50,00%), pada Kelas X2 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 10 siswa (31,25%) dan pada pertemuan kedua 15 siswa (46,88%). Pada Siklus III di Kelas X1 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 24 siswa (75,00%) dan pada pertemuan kedua 26 siswa (81,25%). Pada Kelas X2 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama adalah 22 siswa (68,75%) dan pada pertemuan kedua adalah 25 siswa (78,13%). 3) Pelaksanaan evaluasi menggunakan rubrik penilaian berisi komponen keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing), baik isi bacaan, organisasi teks, kosa kata, penggunaan bahasa, dan menarik kesimpulan; 4) Prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh persentase peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Siklus I pada kelas X1 adalah 6,50% dan kelas X2 adalah 7,00%, Siklus II pada kelas X1 adalah 3,87% dan kelas X2 adalah 4,62%, Siklus III pada kelas X1 adalah 5,37% dan kelas X2 adalah 2,75%.
Dengan demikian maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul dapat memperbaiki desain perencanaan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, sistem evaluasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris.
(3)
iii ABSTRACT
INCREASING LEARNING ENGLISH ACHIEVEMENT UTILIZING MODUL AT GRADE X STUDENTS
OF SMAN 8 BANDAR LAMPUNG By
BANJIR SIHITE
The aims of this research are to describe: 1) the lesson planning design utilizing module for English learning of grade X students; 2) the learning process of English utilizing module; 3) the evaluation system of English learning utilizing module; 4) the enhancement result of students’ English learning achievement at grade X after utilizing module.
This classroom action research consists of three cycles, consists of phases: planning, implementation, evaluating and reflection. First cycle utilizing module, second cycle utilizing module and audiovisual media, third cycle utilizing module, audiovisual media with computer-base learning. The subject of this research uses two classes as research sample, all students of grade X1 and X2 in the second semester of academic year of 2009/2010.
The results of this research show: 1) Lesson planning had been designed following the principles of module use in learning process by utilizing module which enhanced the indicator of the existence of learning design; 2) The use of module could enhance the students’ activities; the students can be more active to read texts, ask questions, answer questions, make discussion. Student’s learning activity of grade X1 at the first cycle in first meeting showed that 6 students (18,17%) was active and at second meeting were 10 students (31,25%), at grade X2, active students at first meeting were 7 students (21,88%) and second meeting were 9 students (28,13%). At second cycle at grade X1, active students at first meeting were 11 students (34,38%) and at second meeting were 16 students (50,00%), at grade X2 active students at first meeting were 10 students (31,25%) and second meeting were 15 students (46,88%). At the third cycle in grade X1 active students at first meeting were 24 students (75,00%) and at second meeting were 26 students (81,25%). At grade X2, active students at first meeting were 22 students (68,75%) and at second meeting were 25 students (78,13%). 3) The evaluation was implemented using rubrics containing components of several skills based on the module; listening, speaking, reading, and writing; 4) The achievement score of the students increased from the first cycle to third cycle; the first cycle at grade X1 was 6,50% and grade X2 was 7,00%, the second cycle II at grade X1 was 3,87% and grade X2 was 4,62%, the third cycle at grade X1 was 5,37% and grade X2 was 2,75%.
Therefore, in general, it can be concluded that the use of module can improve the lesson planning design, the learning activities, the evaluation system and the students’ achievement in English subject.
(4)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 8 Bandarlampung, maka dapat disimpulkan :
1. Rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru sudah memuat langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul secara baik dan sesuai dengan indikator keberhasilan RPP yang ditetapkan.
2. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan menggunakan modul, dapat meningkatkan aktivitas siswa. Aktivitas belajar siswa Kelas X1 pada Siklus I pertemuan pertama menunjukkan siswa yang aktif adalah 6 siswa (18,17%) dan pada pertemuan kedua 10 siswa (31,25%), pada Kelas X2 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 7 siswa (21,88%) dan pada pertemuan kedua 9 siswa (28,13%). Pada Siklus II di Kelas X1 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 11 siswa (34,38%) dan pada pertemuan kedua 16 siswa (50,00%), pada Kelas X2 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 10 siswa (31,25%) dan pada pertemuan kedua 15 siswa (46,88%). Pada Siklus III di Kelas X1 jumlah siswa yang aktif pada pertemuan pertama 24 siswa (75,00%) dan pada pertemuan kedua 26 siswa (81,25%). Pada Kelas X2 jumlah siswa
(5)
yang aktif pada pertemuan pertama adalah 22 siswa (68,75%) dan pada pertemuan kedua adalah 25 siswa (78,13%).
3. Pelaksanaan evaluasi sudah menggunakan cara yang tepat untuk menilai penguasaan pencapaian hasil belajar atau prestasi siswa. Rubrik pernilaian tersebut berisi komponen yang terdapat di dalam keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing), baik (1) isi bacaan, (2) organisasi teks, (3) kosa kata, (4) penggunaan bahasa, dan (5) menarik kesimpulan.
4. Nilai penguasaan pencapaian prestasi belajar bahasa Inggris siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan menggunakan modul. Prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh persentase peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Siklus I pada kelas X1 adalah 6,50% dan kelas X2 adalah 7,00%, Siklus II pada kelas X1 adalah 3,87% dan kelas X2 adalah 4,62%, Siklus III pada kelas X1 adalah 5,37% dan kelas X2 adalah 2,75%.
5.2 Saran
Untuk Guru
1. Diharapkan guru mampu menyusun sendiri modul yang dipergunakan pada pembelajaran untuk meningkatkan prestai siswa.
2. Pendekatan menggunakan modul menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa sehingga siswa menjadi aktif, untuk itu guru perlu mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan menggunakan modul.
(6)
3. Guru perlu menerapkan pendekatan modul sebagai salah satu alternatif, untuk meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Inggris, pada semua aspek menyimak (listening), berbicara (speaking),), membaca (reading), dan menulis (writing).
Untuk Pihak Sekolah
1. Memperbanyak pengadaan sarana pembelajaran bahasa Inggris untuk menunjang penerapan pendekatan menggunakan modul karena dalam menerapkan pendekatan menggunakan modul guru memerlukan pembuatan modul yang benar-benar baik, dan memenuhi standar proses pembelajaran. 2. Memberi dorongan kepada guru dalam mengembangkan pendekatan dengan
(7)
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi dan ide yang bermakna. Berdasarkan pentingnya hal tersebut baik guru maupun siswa harus mampu mengembangkan strategi-strategi untuk menguasainya secara baik agar terjadi proses pembelajaran sebagai interaksi sosial dikelas (Helena,2004:12). Bahasa Inggris juga merupakan salah satu bahasa pengantar ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari begitu pentingnya bahasa Inggris, maka fungsi utama pembelajaran bahasa Inggris adalah sebagai pengantar dalam semua aspek pembelajaran.
Guru bahasa Inggris sudah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar, tetapi kadang mengalami kesulitan dalam menentukan bentuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kelas untuk menyediakan kebutuhan peserta didik dalam melatih kemampuan bahasa Inggris. Bahasa Inggris juga merupakan salah satu pelajaran yang keberhasilanya tidak hanya diukur dalam bentuk nilai tetapi diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan untuk berkomunikasi aktif (Zobaidah, 1991: 2), sehingga tantangan guru adalah menjebatani gap antara penggunaan bahasa yang pasif tersebut ke dalam bahasa yang aktif atau berbicara (speaking), mampu menyimak (listening), membaca
(8)
(reading), dan menulis (writing) dengan baik. Untuk itu perlu selalu diupayakan tercapainya tujuan pendidikan pada yang diharapkan.
Konsekuensi lain dari hal tersebut adalah dituntut adanya suatu bentuk pendekatan pendidikan yang mampu melatih dan menanamkan nilai-nilai kebahasaan pada diri siswa secara lebih baik yang pelaksanaannya menjadi tanggungjawab semua pihak. Tetapi kenyataan di sekolah pendidik masih mengalami bahan pembelajaran yang menarik masih sangat kurang.
Pelaksanaan pembelajaran perlu diupayakan keberhasilannya dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi, baik input, proses maupun media yang digunakan (Arikunto1997:302). Demikian juga dalam mengetahui tercapai tidaknya proses pembelajaran bahasa Inggris diukur berdasarkan kemampuan yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa dapat menggambarkan tingkat keberhasilan bahasa Inggris yang dipelajarinya. Terdapat banyak faktor penyebab munculnya permasalahan tersebut. Faktor-faktor yang berhubungan tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan internal peserta didik. Faktor internal yang berhubungan dengan siswa antara lain dapat berupa latar belakang kognitif (kecerdasan, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan penalaran), latar belakang non kognitif antara lain motivasi, minat, persepsi, sikap, bakat serta kemampuan dasar. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar peserta didik antara lain kurikulum, orang tua, guru, sarana dan prasarana yang digunakan misalnya buku cetak, modul serta iklim pendidikan yang dimungkinkan berhubungan langsung dengan minimnya fasilitas pendukung pembelajaran yang dimiliki siswa. Sehingga dimungkinkan jika suatu
(9)
pembelajaran bahasa Inggris dapat didesain secara baik dapat akan menimbulkan minat, motivasi siswa sehingga kemampuannya dapat meningkat.
Pembelajaran bahasa Inggris secara khusus di SMA negeri 8 Bandar Lampung masih ada sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam penguasaan kemampuan bahasa Inggrisnya masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai ulangan harian guru bahasa Inggris. Masih ada siswa yang belum mampu dalam memahami literatur atau teks bahasa Inggris, belum dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris secara aktif, pembelajaran masih pasif, motivasi belajar masih perlu ditingkatkan, untuk itu harus ada usaha atau upaya-upaya untuk memperbaikinya.
Mata Pelajaran bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), yang termasuk dalam katagori mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN), oleh karena itu mata pelajaran ini membutuhkan perhatian yang cukup untuk mempersiapkan siswa dalam mengahadapinya. Tujuan pembelajaran bahasa Inggris secara umum di tingkat SMA adalah peserta didik memiliki kemampuan: (1) mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan untuk mencapai tingkat literasi functional; (2) memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa masyarakat global; (3) mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
Secara khusus di SMA N 8 Bandar Lampung prestasi pelajaran tersebut masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya siswa yang belum dapat mencapai standar minimal ketuntasan yang harus dicapai siswa. Gambaran
(10)
prestasi belajar bahasa Inggris pada kelas X yang terdiri dari 3 kelas SMA Negeri 8 Bandar Lampung semester I adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Nilai Bahasa Inggris Semester Ganjil 2008/2009
No Interval nilai Frekuensi siswa Persentase Ketuntasan
1 < 50 11 10.68 Belum tuntas
47,58
2 50-55 18 17.48
3 56-65 20 19.42
4 66-75 41 39.81 Tuntas
52,43
5 >76 13 12.62
Jumlah 103 100
Sumber : Buku Harian Guru Bahasa Inggris SMA N 8 Bandar Lampung
Berdasarkan tabel di atas dari 103 siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 diperoleh 54 atau 52,43% yang tuntas dengan baik. Sedangkan 49 siswa atau 47,57 % nilai cenderung cukup dan belum tuntas sehingga besarnya persentase perlu upaya dilakukan upaya untuk meningkatkan persentase ketuntasannya.
Berdasarkan data tersebut guru bahasa Inggris harus mengetahui kesulitan-kesulitan dalam menemukan kegiatan-kegiatan di dalam kelas yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar menggunakan bahasa. Dalam hal ini guru harus dapat memotivasi peserta didik untuk mengekspresikan ide-idenya melalui komunikasi interaktif atau interaksi sosial. Satu strategi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul.
Menggunakan modul diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam bahasa Inggris salah satunya dilakukan melalui modul yang direvisi
(11)
sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih independen dan belajar secara intregasi sehingga peserta menggunakan semua skill peserta menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru adalah sebagai fasilitator yang menyediakan model pembelajaran yang mana guru inovatif dan peserta didik menjadi kreatif sehingga dapat membuat proses belajar mengajar yang variatif dan kondusif.
Upaya lain untuk mewujudkan tujuan dari pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan sumber belajar yang mendukung. Dari hasil observasi pendahulan yang dilakukan di lapangan, yaitu SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Temuan sementara diperoleh kurangnya berhasilnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris akibat dari minimnya bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang begitu efektif dan kalaupun ada materi yang terdapat dalam modul tersebut masih belum familiar bagi siswa.
Kondisi pada saat ini di SMA Negeri 8 Bandar Lampung masih menggunakan sumber belajar bahasa Inggris yang didapatkan dari penerbit yaitu sumber belajar yang berupa buku cetak. Buku cetak yang digunakan tersebut memiliki berbagai kekurangan sebagai berikut:
1. Tidak tersedianya penunjang audio seperti kaset atau CD untuk kegiatan menyimak (listening). Hal tersebut menyebabkan siswa tidak dapat berlatih untuk meningkatkan kemampuan menyimak, sementara guru mempunyai keterbatasan untuk memproduksi bahan audio sendiri.
2. Buku teks yang ada cenderung memuat daftar latihan yaitu tanpa adanya presentasi materi pelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan untuk
(12)
memahami kompetensi yang harus dicapai. Buku buku teks tersebut hanya memberikan tes tanpa menitikberatkan proses pembelajaran.
3. Bahan ajar yang lain seperti majalah, koran, brosur, dan materi cetak lainnya belum dapat menjembatani tercapainnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa karena materi cetak tersebut belum tersusun sebagai urutan bahan ajar yang dapat disajikan dalam kelas.
Salah satu langkah perbaikan yang memungkinkan untyuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan modul. Buku pembelajaran yang dipakai sebagai rujukan saat ini memiliki cukup banyak kekurangan, siswa memerlukan modul yang dengan langkah-langkah yang sistematis, yang sesuai dengan konteks di sekitar kehidupan siswa. Dengan demikian diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang terdapat dalam modul ini.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris adalah RPP yang belum terarah. RPP perlu disesuaikan dan dikembangkan agar lebih terarah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah modul dilengkapi dengan panduan siswa dan guru, serta dilengkapi dengan media pembelajaran yang berupa audio CD/kaset, yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang terdapat dalam modul ini.
Secara teori modul dapat dirumuskan sebagai unit yang lengkap yang berdiri sendiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan tertentu yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2006:205). Sedangkan pembelajaran modul yaitu pembelajaran yang
(13)
sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Guru dapat menggunakan serangkaian modul yang lengkap untuk suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri melalui tujuan mempelajari, materinya, contoh soal serta latihan-latihan dan petunjuk mengerjakannya. Modul memberikan feedback yang banyak dan segera setelah siswa mengerjakan soal yang dikerjakannya dengan mencocokan jawaban yang dikerjakannya, sehingga modul dianggab mampu sebagai sarana belajar sendiri.
Sistem evaluasi yang digunakan perlu dikembangkan agar semua aspek kompetensi siswa dapat diasah baik pengetahuan, sikapnya maupun ketrampilan sehingga dengan proses dengan pembelajaran modul ini kemampuan siswa dapat dilatih dan dapat dievaluasi secara tepat.
Atas dasar berbagai pertimbangan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk menggunakan modul berbantuan audio CD/kaset pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas X, dengan menggunakan model pengembangan Atwi Suparman (2005: 2), yang tediri dari sepuluh langkah, yaitu: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar, (4) mengidentifikas dan menulis tujuan pembelajaran khusus, (5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan atau memilih materi pembelajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi pembelajaran, dan (10) mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Langkah-langkah tersebut merupakan operasi pembuatan keputusan tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana, oleh siapa, kapan, dan dimana.
(14)
Berdasarkan latar belakang dan beberapa uraian tentang penggunaan modul tersebut maka peneliti mengambil judul Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Kompetensi memahami Teks Deskriptif Menggunakan Modul Pada Kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka selanjutnya dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:
1) Penguasaan siswa kelas kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar lampung dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masih kurang;
2) Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris rendah, di bawah KKM;
3) Kegiatan latihan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing) masih kurang;
4) Penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris belum terarah; 5) Proses pembelajaran yang ada masih konvensional,
6) Guru mata pelajaran bahasa Inggris belum menggunakan modul berbahan audio, kaset atau CD;
7) Bahan ajar bahasa Inggris dengan cara penyajian modul masih terbatas. 8) Sistem evaluasi yang digunakan masih belum tepat.
(15)
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah pokok yang ingin dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
1. Penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris siswa belum terarah.
2. Proses pembelajaran bahasa Inggris pada kompetensi memahami teks deskriptif belum mampu meningkatkan aktivitas siswa.
3. Sistem evaluasi masih belum sesuai dengan standar.
4. Masih rendahnya prestasi belajar bahasa Inggris siswa kelas X khususnya kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung?
2. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul untuk meningkatkan aktivitas siswa pada kompetensi memahami teks deskriptif siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung?
3. Bagaimana sistem evaluasi pada pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks dekriptif pada siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung?
4. Bagaimana prestasi memahami teks deskriptif pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung setelah dibelajarkan dengan modul?
(16)
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendiskripsikan penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
2. Mendiskripsikan proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar bahasa Inggris siswa kelas kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
3. Mendiskripsikan sistem evaluasi pada pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
4. Mendiskripsikan hasil peningkatan prestasi belajar memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung setelah dibelajarkan dengan modul.
1.6 Kegunaan Penelitian
1.6.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu pendidikan, khususnya Teknologi Pendidikan pada kawasan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan modul yang dirancang untuk mengembangkan prestasi belajar siswa pada kemampuan menyimak (listening), berbicara (speaking, membaca (reading), dan menulis (writing).
(17)
1.6.2 Manfaat Praktis
Melalui pengembangan modul ini, penulis dapat mengambil beberapa manfaat yaitu:
1. Siswa dapat berlatih menggunakan bahasa Inggris secara lisan dan tertulis dengan kreativitas dan independensi yang tinggi sehingga merasa senang dalam proses pembelajaran.
2. Siswa lebih termotivasi atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar. 3. Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan proses
pembelajaran yang inovatif dan kreatif dan dapat memberikan model pembelajaran yang mencapai target kompetensi.
4. Bagi Lembaga untuk memberikan masukan dari guru sehingga pembelajaran menggunakan modul dapat meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
(1)
memahami kompetensi yang harus dicapai. Buku buku teks tersebut hanya memberikan tes tanpa menitikberatkan proses pembelajaran.
3. Bahan ajar yang lain seperti majalah, koran, brosur, dan materi cetak lainnya belum dapat menjembatani tercapainnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa karena materi cetak tersebut belum tersusun sebagai urutan bahan ajar yang dapat disajikan dalam kelas.
Salah satu langkah perbaikan yang memungkinkan untyuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan modul. Buku pembelajaran yang dipakai sebagai rujukan saat ini memiliki cukup banyak kekurangan, siswa memerlukan modul yang dengan langkah-langkah yang sistematis, yang sesuai dengan konteks di sekitar kehidupan siswa. Dengan demikian diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang terdapat dalam modul ini.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris adalah RPP yang belum terarah. RPP perlu disesuaikan dan dikembangkan agar lebih terarah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah modul dilengkapi dengan panduan siswa dan guru, serta dilengkapi dengan media pembelajaran yang berupa audio CD/kaset, yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang terdapat dalam modul ini.
Secara teori modul dapat dirumuskan sebagai unit yang lengkap yang berdiri sendiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan tertentu yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2006:205). Sedangkan pembelajaran modul yaitu pembelajaran yang
(2)
sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Guru dapat menggunakan serangkaian modul yang lengkap untuk suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri melalui tujuan mempelajari, materinya, contoh soal serta latihan-latihan dan petunjuk mengerjakannya. Modul memberikan feedback yang banyak dan segera setelah siswa mengerjakan soal yang dikerjakannya dengan mencocokan jawaban yang dikerjakannya, sehingga modul dianggab mampu sebagai sarana belajar sendiri.
Sistem evaluasi yang digunakan perlu dikembangkan agar semua aspek kompetensi siswa dapat diasah baik pengetahuan, sikapnya maupun ketrampilan sehingga dengan proses dengan pembelajaran modul ini kemampuan siswa dapat dilatih dan dapat dievaluasi secara tepat.
Atas dasar berbagai pertimbangan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk menggunakan modul berbantuan audio CD/kaset pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas X, dengan menggunakan model pengembangan Atwi Suparman (2005: 2), yang tediri dari sepuluh langkah, yaitu: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar, (4) mengidentifikas dan menulis tujuan pembelajaran khusus, (5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan atau memilih materi pembelajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi pembelajaran, dan (10) mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Langkah-langkah tersebut merupakan operasi pembuatan keputusan tentang apa yang akan dipelajari, bagaimana, oleh siapa, kapan, dan dimana.
(3)
Berdasarkan latar belakang dan beberapa uraian tentang penggunaan modul tersebut maka peneliti mengambil judul Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Kompetensi memahami Teks Deskriptif Menggunakan Modul Pada Kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka selanjutnya dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:
1) Penguasaan siswa kelas kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar lampung dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masih kurang;
2) Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris rendah, di bawah KKM;
3) Kegiatan latihan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing) masih kurang;
4) Penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris belum terarah; 5) Proses pembelajaran yang ada masih konvensional,
6) Guru mata pelajaran bahasa Inggris belum menggunakan modul berbahan audio, kaset atau CD;
7) Bahan ajar bahasa Inggris dengan cara penyajian modul masih terbatas. 8) Sistem evaluasi yang digunakan masih belum tepat.
(4)
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah pokok yang ingin dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
1. Penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris siswa belum terarah.
2. Proses pembelajaran bahasa Inggris pada kompetensi memahami teks deskriptif belum mampu meningkatkan aktivitas siswa.
3. Sistem evaluasi masih belum sesuai dengan standar.
4. Masih rendahnya prestasi belajar bahasa Inggris siswa kelas X khususnya kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung?
2. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul untuk meningkatkan aktivitas siswa pada kompetensi memahami teks deskriptif siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung?
3. Bagaimana sistem evaluasi pada pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks dekriptif pada siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung?
4. Bagaimana prestasi memahami teks deskriptif pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung setelah dibelajarkan dengan modul?
(5)
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendiskripsikan penyusunan RPP dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
2. Mendiskripsikan proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar bahasa Inggris siswa kelas kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
3. Mendiskripsikan sistem evaluasi pada pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan modul pada kompetensi memahami teks deskriptif siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
4. Mendiskripsikan hasil peningkatan prestasi belajar memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas X1 dan X2 SMA Negeri 8 Bandar Lampung setelah dibelajarkan dengan modul.
1.6 Kegunaan Penelitian
1.6.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu pendidikan, khususnya Teknologi Pendidikan pada kawasan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan modul yang dirancang untuk mengembangkan prestasi belajar siswa pada kemampuan menyimak (listening), berbicara (speaking, membaca (reading), dan menulis (writing).
(6)
1.6.2 Manfaat Praktis
Melalui pengembangan modul ini, penulis dapat mengambil beberapa manfaat yaitu:
1. Siswa dapat berlatih menggunakan bahasa Inggris secara lisan dan tertulis dengan kreativitas dan independensi yang tinggi sehingga merasa senang dalam proses pembelajaran.
2. Siswa lebih termotivasi atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar. 3. Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan proses
pembelajaran yang inovatif dan kreatif dan dapat memberikan model pembelajaran yang mencapai target kompetensi.
4. Bagi Lembaga untuk memberikan masukan dari guru sehingga pembelajaran menggunakan modul dapat meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.