modul 5 depag03x

Modul 5
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA
SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH
A. PENDAHULUAN
Pada keseharian pergaulan anda bersama santri dalam proses pembelajaran di
kelas. Anda tentu mengalami perubahan

cara berkomunikasi pada saat

berkomunikasi dengan santri kelas rendah dan santri kelas tinggi. Santri kelas rendah
menanyakan pertanyaan di kelas dengan lugas, langsung dalam bahasa yang
sederhana yang kadang kala tidak ada subjeknya, tetapi langsung objek. Santri kelas
tinggi mengajukan pertanyaan dengan kalimat yang lengkap, panjang serta
memperhatikan kaidah-kaidah kesopanan. Isi pesan yang disampaikan santri kelas
rendah juga sederhana. Pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana terhadap suatu
objek secara logis. Sementara isi pesan pada pertanyaan atau pernyataan yang
disampaikan santri kelas tinggi adalah mengapa, apa dan bagaimana atas dasar hasil
pengamatan, membandingkan ataupun karena suatu harapan tertentu.
Perkembangan pola berpikir santri merupakan salah satu bentuk aktualisasi
perkembangan


kognitif.

Perkembangan

kognitif

pada

dasarnya

adalah

perkembangan individu untuk memperoleh tahu. Struktur berpikir, keterampilan
berpikir,

bagaimana

individu

memperoleh


informasi

merupakan

potensi

perkembangan kognitif. Cara santri berpikir dapat kita pahami dari cara santri
menyampaikan pesan, baik berupa ide, pendapat, pertanyaan, maupun pernyataan.
Kemampuan santri merangkai kalimat, memahami pesan dan mempergunakan
berbagai

media

untuk

menyampaikan

pesan


merupakan

aktulisasi

dari

perkembangan bahasa.
Perkembangan

kognitif

berhubungan

dengan

perkembangan

bahasa.

Perkembangan kogntif memfasilitasi kematangan perkembangan bahasa, dan

sebaliknya perkembangan bahasa memfasilitasi perkembangan kognisi. Coba anda
cermati kembali paparan pada paragraph pertama dari paparan ini!. Apakah anda
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

1

dapat melihat hubungan antara perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa?.
Struktur berpikir memfasilitasi berkembangnya struktur kalimat yang dipergunakan
oleh santri. Sebaliknya penguasaan bahasa membuat santri mampu memahami pesan
sehingga memperoleh pengetahuan baru yang pada akhirnya memfasilitasi
pengembangan struktur atau pola berpikir baru.
Karakteristik perilaku yang paling menonjol pada periode santri adalah belajar
dan bermain. Perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa teraktualisasi pada
saat anak belajar dan bermaian. Belajar sebagai usaha sadar individu untuk
melakukan perubahan perilaku. Kesadaran diperoleh karena santri mempergunakan
kapasitas otak dan informasi yang tersimpan di otak untuk membuat keputusan
berperilaku. Kemampuan santri memproses informasi menjadi suatu keputusan
merupakan

kemampuan


yang

dihasilkan

dari

kematangan

kematangan

perkembangan kognisi. Santri mengkomunikasi aturan dalam bahasa verbal,
menggunakan gerakan-gerakan sebagai bahasa non verbal untuk melakukan suatu
permaianan. Kemampuan santri mengolah pesan untuk mempengaruhi orang lain
merupakan salah satu bentuk kemampuan yang dihasilkan dari kematangan
perkembangan bahasa.
Kemampuan memahami paparan secara kognitif maupun bahasa merupakan
salah satu prasyarat seseorang dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.
Salah satu keterampilan akademik yang diperlukan dalam belajar


adalah

keterampilan berpikir. Keteranpilan akademik yang lain adalah mengajukan
pertanyaan atau merespon pertanyaan guru. Dengan kata lain dalam proses belaar
mengajar perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa merupakan prasyarat
yang harus dipenuhi sehingga anak siap dan mampu belajar.
Materi perkembangan kognitif dan bahasa merupakan materi lanjutan dalam
memahami santri secara utuh. Pada modul ini dipaparkan konsep perkembangan
kognisi, praksis pemahaman perkembangan kognisi, konsep perkembangan bahasa
dan praksis pemahaman perkembangan bahasa.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

2

Setelah

mempelajari

modul


ini

diharapkan

anda

memahami

perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah.
Pemahaman terhadap perkembangan kognitif dan bahasa santri diharapkan
membuat anda dapat memahami mengapa santri menampilkan suatu perilaku
tertentu, merancang intervensi pendidikan dan pembelajaran apa yang
diperlukan untuk mendorong pencapaian tugas perkembangan pada aspek
perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa. Secara khusus anda
diharapkan dapat :
1. Mendeskripsikan

perkembangan


kognisi

santri

di

madrasah

ibtidaiyah
2. Mendeskripsikan masalah perkembangan kognisi yang dihadapi
santri di madrasah ibtidaiyah
3. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk
memfasilitasi perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah
4. Mengidentifikasi kematangan perkembangan kognisi santri di
madrasah ibtidaiyah
5. Menganalisa pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap
kesiapan belajar
6. Mendeskripsikan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah
7. Mendeskripsikan masalah perkembangan bahasa yang dihadapi santri
di madrasah ibtidaiyah

8. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk
memfasilitasi perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah
9. Mengidentifikasi kematangan perkembangan bahasa santri di
madrasah ibtidaiyah
10. Menganalisa pengaruh kemantangan perkembangan bahasa terhadap
kesiapan belajar
Pencapaian

kemampuan

yang

diharapkan

memerlukan

dukungan

pemahaman anda terhadap modul konsep dasar perkembangan. Modul konsep
dasar perkembangan memberikan dasar pemahaman individu sebagai individu

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

3

yang sedang berkembang. Karakteristik perkembangan tertampilkan pada aspekaspek perkembangan. Salah satu aspek perkembangan adalah perkembangan
kognisi dan perkembangan bahasa .
Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu)
disajikan paparan tentang perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidayah.
Secara khusus memaparkan tentang potensi perkembangan kognisi, masalah
pada perkembangan kognisi, tugas perkembangan aspek perkembangan kognisi,
kebutuhan lingkungan perkembangan yang dapat memfasilitasi perkembangan
kognisi, kematangan perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah dan
pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap kesiapan belajar.
Pada bagian 2 (dua) dipaparkan perkembangan bahasa

santri di

madrasah ibtidaiyah. Secara khusus membahas potensi perkembangan bahasa,
masalah pada perkembangan bahasa, tugas perkembangan pada aspek
perkembangan


bahasa di madrasah ibtidaiyah, kebutuhan lingkungan

perkembangan yang memfasilitasi

perkembangan bahasa, kematangan

perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah dan pengaruh kematangan
aspek perkembangan bahasa terhadap kesiapan belajar.
Hubungan antar bahasan divisualisasikan dalam peta konsep sebagai
berikut :

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

4

Perkembangan Pese
eserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah

De
Deskripsi
karakteristik
Kognitif

potensi

Bahasa

masalah

Tugas perkembangan
kematangan perkembangan
kebutuhan lingkungan
perkembangan

Peng
engaruh terhadap
kes
kesiapan
belajar

Pemahama
man terhadap paparan modul ini dapat dicapai
ai bila
b anda mempelajari
modul ini dengan
an memperhatikan petunjuk belajar sebagai beri
erikut :
a. Bacala
alah paparan modul dengan seksama dari mulai
lai bagian pendahuluan
hingga
ga rangkuman.
b. Pergun
unakan glosarium untuk memahami arti kat
ata atau konsep yang
dirasak
sakan belum dikenal atau sulit dipahami.
c. Bila diperlukan
di
cari sumber bacaan tambahan yang
ya ada dalam daftar
rujukan
kan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman
an
d. Kerjak
jakan tugas-tugas yang ada dalam modul sehingga
s
anda secara
praksis
sis paham konsep yang disajikan
e. Setelah
lah selesai membaca paparan dan mengerjaka
kan tugas, kerjakan tes
format
atif
f. Periksa
ksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitu
hitung berapa nilai anda.
Jika nilai
ni anda kurang dari standar, lihat pada bagia
gian mana anda kurang,
lalu baca
ba kembali paparan modul, dan cobalahh mengulang
m
menjawab
pertany
anyaan tes formatif kembali. Pafahami penje
njelasan jawaban yang
benar pada
p
kunci jawaban.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

5

B.I. KEGIATAN BELAJAR I
PERKEMBANGAN KOGNITIF SANTRI
DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Tahap perkembangan anak disebut juga sebagai tahap usia sekolah, karena anak
mulai memasuki pendidikan formal. Anak menunjukkan kemampuan untuk bereaksi
atau merespon rangsangan-rangsangan intelektual. Anak melaksanakan mengikuti
pemaparan guru, menjawab pertanyaan guru tentang paparan materi, berlatih soal-soal,
menghafal, serta mengikuti ujian/ tes untuk mengukur pemahaman atas materi
pembelajaran. Anak mengerjakan tugas-tugas pembelajaran yang menuntut penguasaan
kemampuan kognitif atau kemampuan intelektual. Anak mampu mengerjakan latihan
soal karena menguasai kemampuan membaca. Anak menyelesaikan PR karena
mengusai kemampuan menulis.
Pada proses pembelajaan yang dilakukan oleh anda, anda mungkin mengajak
santri memahami materi pembelajaran dengan cara berkunjung ke kebun sekolah. Pada
kesempatan lain anda membawa zat pewarna ke kelas dan menerangkan tentang warna
dasar dan warna campuran dengan metode demonstransi. Pada pelajaran IPA anda
meminta santri untuk mengamati perubahan kacang hijau menjadi kecambah, meminta
mereka menuliskan perubahan-perubahan. Pada pelajaran IPS anda meminta mereka
menanyakan pada ayah dan ibunya siapa nama RT, RW dan lurah dimana dia tinggal.
Mungkin anda bersimulasi tatacara membuat KTP pada saat memaparkan materi
tentang dokumen resmi.
Respon yang diberikan oleh santri merupakan rekasi terhadap rangsangan
intelektual. Dengan kata lain rangsangan lingkungan terhadap perkembangan kognitif
memfasilitasi santri mempergunakan kemampuan berpikir sehingga memperoleh
pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki atau dikuasasi mendorong santri mampu
membuat keputusan yang rasional atau berdasarkan pertimbangan akal atau sebagai
perilaku sadar yang disadari. Bagaimana perkembangan kognitif santri di madrasah
ibtidaiyah, mari kita simak paparan berikut ini.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

6

1. Potensi Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget perkembangan kognitif adalah

kemampuan individu

mengkontruski secara aktif pemahaman (pengetahuan/ pemikiran/ intelektualitas)
terhadap dunia di sekitarnya (lingkungannya). Mengkonstruksi dilakukan dengan
dua cara/ proses yaitu mengorganisasi dan beradaptasi. Individu menggunakaan
kepekaan terhadap dunia

dengan mengoraganisasi berbagai pengalaman yang

diperoleh. Dengan kata lain individu memiliki predikasi, pemahaman maupun
pandangan terhadap apa yang terjadi pada lingkungan karena individu
menggabungkan berbagai pengalaman yang diperoleh pada saat berinteraksi dengan
lingkungan. Contoh santri untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada
tampilan kesenian akhir tahun santri mengumpulkan informasi (organisasi) tentang
kegiatan kesenian akhir tahun yang pernah dilami dan dilakukan, kemampuan
teman-teman santri-santri di kelas untuk melakukan sesuatu dan daya dukung yang
dapat diperoleh untuk menampilkan sesuatu.
Hasil pengamatan dan pengalaman yang diperoleh membuat santri mampu
mengadaptasikan kerangka berpikir yang telah ada menjadi suatu ide baru karena
pemahaman terhadap berbagai informasi. Informasi tentang tampilan-tampilan
kesenian tahun-tahun sebelumnya, kemampuan santri-santri di kelas (anggota kelas)
serta kemungkinan dukungan

yang diperoleh dianalisa (adaptasi)sehingga

diputuskan satu ide untuk menampilkan seuatu bentuk kesenian yang mungkin
dilakukan. Melakukan suatu aktivitas berdasarkan ide baru yang dikembangkan atas
dasar pengalaman/ informasi yang telah ada merupakan adaptasi dengan acara
asimilasi. Penampilan kesenian akhir tahun santri bisa jadi tidak didasarkan atas
pengetahuan atau pengalaman terdahulu tetapi atas dasar harapan yang diinginkan
atau terjadi. Misalnya Santri berhadap dapat menampilkan keseniaan yang
melibatkan semua siswa di kelas maka santri akan mencari berbagai alternatif
kegiatan yang dapat memfasilitasi semua orang dapat tampil. Jika cara ini yang
dilakukan maka santri mengembangkan adapatsi melalui cara akomodasi.
Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif pada empat tahapan.
Tahapan menggambarkan rentang usia dan kemampuan kofgnitif yang dapat
ditampilkan. Tahap perkembangan kognitif Piaget sebagai berikut :
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

7

a.

tahap sensori motorik : dari sejak kelahiran hingga usia dua (2)
tahun. Bayi mengkonstruksi pemahaman terhadap lingkungan
dengan cara mengkoordinasikan pengalaman sensorik dengan
aktivitas fisik. Contoh bayi mengenal tangan dengan memasukkan
tangan ke mulut. Perkembangan tindakan atau aktivitas refleks dan
instingtif menjadi pemikiran simbolik. Contoh bayi memahami
dapat memperoleh susu dengan cara menyusu pada ibu atau
memperoleh dari botol dot yang dibuatkan orang dewasa.

b.

tahap praoperasional : usia dua hingga usia tujuh (7) tahun. Anak
mengenal

lingkungan

membayangkan

dan

dengan

berada

menggambar.

pada
Pemikiran

lingkungan,
simbolik

berkembang dari koneksitas sederhana antara informasi sensori
dengan aktivitas fisik. Santri-santri di raudhatul atfal dapat
menampilkan lingkungan secara simbolik. Contoh santri di
raudatul atfal dapat berpura-pura menaiki mobil pada saat duduk
di kursi, kemudian berpegangan pada ujung meja dan meniru suara
mobil.
c.

Tahap operasional kongkrit : usia tujuh (7) hingga usia 11 tahun.
Santri dapat melakukan berbagai aktivitas berdasarkan pemikiran
logik tentang suatu peristiwa/ perilaku secara kongkrit dan
mengklasifikasi objek dengan berbagai/ beragam seting. Santri
dapat berpikir secara abstrak. Contoh : santri dapat memikirkan
cara membersihkan kelas berdasarkan identifikasi bagian-bagian
yang perlu dibersihkan, membagi tugas membawa peralatan,
berbagi tugas bagian yang perlu dibersihkan, dan menata kembali
kelas menjadi rapih.

d.

Tahap formal operational : usia diatas 11tahun- 15 tahun hingga
dewasa. Pada tahap ini santri mampu mengembangkanpemikiran
berdasarkan pengalaman kongkrit, pemikiran abstrak, serta
berbagai pertimbangan pemikiran logik. Pemikiran abstrak
termasuk mengembangkan gambaran tentang kehidupan yang

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

8

ideal. Santri membayangkan keluarga yang ideal yang disukai
sebagai standar ideal dan membandingkan dengan kondisi
keluarga yang dialami. Santri dapat membayangkan apa yang
mungkin diperoleh pada masa yang akan datang dan apa yang
dapat mereka lakukan. Kemampuan menyelesaikan masalah secara
sistematik, berpikir hipotesis

mengapa sesuatu terjadi, serta

menguji hiptesis untuk memperoleh pengalaman yang bermakna,
Santri pada tingkat pendidikan madrasah ibtidaiyah berada akhir tahap
perkembangan praoperasional, perkembangan operasional kongkrit hingga awal
operasional formal.Implikasinya paparan selanjutnya tentang karakteristik kognisi
santari madrasah ibtidaiyah akan dipaparkan dalam rentangan ketiga tahapan tersebut.
Peserta didik di kelas satu akan berada pada akhir tahap perkembangan praoperasional.
Pada beberapa anak yang masuk lebih dini yaitu pada usia lima tahun kondisi ini akan
berlangsung hingga kelas dua. Peserta didik kelas dua hingga lima berada pada tahap
operasional kongkrit. Peserta didik kelas enam akan berada pada awal tahap operasional
formal.
Santri pada kelas awal madrasah ibtidaiyah menunjukkan kemampuan : (1)
memahami konsep sederhana, contoh konsep menjaga kebersuhan dengan membuang
sampah pada tempatnya; (2) secara mental mampu memikirkan dan menyebutkan alasan
melakukan sesuatu, contoh santri dapat mengemukakan alasan atau prediksi sederhana
seseorang tidak dapat menyelesaikan PR; (3) memandang segala sesuatu dari diri
sendiri (egosentris), contoh penggunaan istilah aku untuk dirinya dan melindungi
barang-barang barang-barang/ benda yang menjadi; (4) serta mengkonstruksi/
mengembangkan sistem keyakinan adanya keajaiban, contoh antara lain percaya
terhadap tokoh superhero, peri, maupun tongkat ajaib.
Santri mampu menunjukkan/ menampilkan keterampilam kognitif yang
berhubungan dengan konsep tentang angka. Angka tertentu menunjukkan jumlah benda
atau objek. Angka satu berarti ada 1 buah benda atau 1 ekor ayam atau 1 biji kacang
atau 1 objek lainnya. Santri juga mampu mengkonservasi, artinya mampu memahami
bahwa suatu benda yang memerlukan suatu ruang, dapat dipindahkan pada suatu ruang
yang lain. Contoh setengah gelas air pada gelas belimbing, bisa dipindahkan pada
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

9

cangkir. Contoh lain benda berbentuk segitiga dapat dimasukkan pada bagian dinding
yang berbentuk segitiga, benda yang berbentuk persegi panjang dapat ditempelkan pada
bagian yang berbentuk persegi empat.
Secara umum peserta didik di madrasah ibtidaiyah berada pada tahap
perkembangan operasional kongkrit. Pada tahap ini santri dapat menggunakan operasi
mental untuk memecahkan masalah yang kongkrit (aktual/ nyata). Santri mampu
berpikir logis, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berhubungan dengan
masalah pada saat tersebut. Misalnya pada saat menemukan teman yang mengalami
sakit, santri akan membantu temannya dengan melaporkan pada guru dikelas, membawa
ke uks sekolah atau memberikan obat yang ada di kotak P3K.
Kemampuan berpikir yang yang ditampilkan santri adalah :
a.

berpikir spatial, santri dapat memahami hubungan spasial (bentuk,
ruang, dan gerak). Santri dapat memahami perbedaan jarak antara satu
tempat, waktu tempuh, mengingat rute dan tanda-tanda selama
perjalanan. Mempergunakan peta, menelusuri alur (maze), mencari
dan menemukan gambar tersembunyi, menerangkan arah, menemukan
jalan pergi dan pulang ke sekolah.

b.

pemikiran sebab akibat, santri dapat menjelaskan hubungan dan
bagian yang mempengaruhi hasil. Mempredikasi apa yang akan terjadi
karena suatu tindakan yang dilakukan. Contoh santri dapat
memprediksi suatu barang bias hilang jika tidak disimpan dengan
baik.

c.

Kemampuan mengklasifikasi, kemampuan memilih, memilah serta
mengelompokkan berdasarkan pemikiran logis atas cirri suatu objek.
Mengklasifikasi dapat didasarkan atas ; (1) pengurutan, kemampuan
menyusun berbagai item dalam suatu dimensi. Contoh mengurutkan
benda dari yang ringan ke yang berat, dari yang pendek ke yang tinggi,
dari sedikit ke banyak, dari warna terang ke warna gelap, (2)
kesimpulan transitif, kemampuan mengenali hubungan antara dua
objek dengan mengetahui hubungan hubungan antara masing-masing
objek tersebut dan objek ketiga. Contoh santri dapat mengatur urutan

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

10

menyimpan angklung berdasarkan nada yang dihasilkan. Santri
mengetahui tingginya angklung juga menunjukkan urutan nada,
sehingga santri akan menyimpan angkulung yang paling pendek dan
kecil paling awal dan yang paling besar dan tinggi paling belakang;
dan (3) inklusi kelas, kemampuan memahami hubungan antara
keseluruhan dengan bagian-bagiannya atau sebaliknya bagian-bagian
membangun suatu keutuhan. Santri dapat menghubungkan baginbagian puzzle dalam suatu bentuk yang utuh. Santri dapat menghitung
dengan benar jumlah suatu objek baik secara keseluruhan maupun
perbagian objek dengan cirri tertentu. Misalnya jumlah bunga dalam
jambangan secara keseluruhan dan jumlah untuk setiap jenis bunga.
d.

Penalaran induktif dan deduktif,

penalaran induktif yaitu tipe

penalaran logis yang bergerak dari pengamatan khusus dari anggota
kelompok objek hingga mencapai kesimpulan kelompok subjek.
Misalnya aisyah pintar, ali pintar, aisyah dan ali santri madrasah
ibtidaiyah Babussalam, nampaknya semua santri madrasah ibtidaiyah
Babussalam pintar.

Penalaran deduktif yaitu penalaran logis yang

bergerak dari pandangan umum tentang sujek kelompok kepada
kesimpulan tentang anggota kelompok subjek. Contoh Santri
madrasah ibtidaiyah Al-Furqon hatam Al-Qur’an. Farid santri di
madrasah ibtidaiyah Al-Furqon. Maka Farid hatam Al-Qur’an.
e.

Konservasi, kemampuan untuk melihat suatu benda apabila dirubah
bentuknya tetap memiliki berat yang sama dengan berat benda asal
karena dibentuk dari jumlah bahan yang sama (prinsip identitas).
Contoh satu kepal tanah liat mula-mula dibentuk bola kemudian
dibentuk menjadi sosis. Jika ditanyakan pada santri mana yang lebih
berat bola atau sosis, santri akan mengatakan berat bola dan sosis
sama karena berasal dari jumlah bahan yang sama (prinsip identitas)
walaupun dalam kasat mata sepertinya sosis lebih berat karena lebih
panjang. Santri juga akan memahami bahwa sosis dapat dibentuk
kembali menjadi bola (prinsip reversibility). Santri juga mampu

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

11

melihat benda dari dua dimensi dalam satu waktu. Bola memang lebih
pendek tetapi lebih tebal, sosis lebih panjang tetapi lebih pipih (prinsip
decenter). Kemampuan berpikir konservasi terus berkembang menjadi
lebih kompleks dari hanya

2. Masalah
Permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif pada
santri di madrasah ibtidaiyah :

3. Tugas perkembangan
Tugas perkembangan pada aspek perkembangan

.
4. Kebutuhan Lingkungan Perkembangan
Lingkungan perkembangan yang diharapkan adalah :

5. Kematangan Perkembangan

6. Pengaruh kematangan Fisik terhadap kesiapan belajar

Latihan
Untuk memperoleh timbal balik dari pemahaman anda, cobalah kerjakan latihan
dibawah ini.
Soal :
Untuk memudahkan anda mengerjakan tugas, silahkan baca rambu-rambu
pengerjaan latihan sebagai berikut :
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

12

C.I. RANGKUMAN

D.I. TES FORMATIF

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

13

B.II. KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANGAN BAHASA SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH
1. Potensi Perkembangan Psikomotorik

1. Masalah

2. Tugas perkembangan

3. Kebutuhan lingkungan perkembangan

4. Kematangan perkembangan psikomotorik

5. Pengaruh kematangan psikomotorik terhadap kesiapan belajar

Latihan
Untuk memperoleh timbal balik terhadap pemahaman cobalah menjawab
pertanyaan berikut ini :
C.II. RANGKUMAN
D.II TES FORMATIF
B. GLOSARIUM
C. DAFTAR PUSTAKA
Beaty Janice J, 1990, Observing development of The Young Child, New York :
Merrill an imorint of Macmillan Publishing Company
Hidayat Rahmat, 1989, Khazanah istilah Al-Quran, Bandung : Mizan
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

14

Papalia Diane E, 2008, Human Development, terjemahan, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Santrok John W, 2004, Life-Span Development, Boston ; McGrawHill Higer
Education
Yusuf Syamsu, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung :
Rosda Karya
D. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

15