Perancangan Keseluruhan Sistem Pada Sisi Penerima Data Perancangan Catu Daya Flowchart

49 Adapun contoh program untuk mengaktivkan buzzer pada mikrokontroller Bs2p adalah sebagai berikut: Tipe dan jenis bahasa yang digunakan pada mikrokontroller Memberikan nilai logika “1” atau high ke pin 15 . Gambar 3.23 Contoh program untuk mengaktivkan buzzer pada mikrokontroller Bs2p.

3.6 Perancangan Keseluruhan Sistem Pada Sisi Penerima Data

Perancangan keseluruhan sistem pada sisi penerima data meliputi perancangan dari bagian penerimaan pesan data yang telah dikirimkan dari sisi pemancar, yang kemudian ditampilkan pada sistem warning system. Adapun bentuk dari perancangan tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 3.24 Perancangan keseluruhan sistem pada sisi penerima data. 50 Adapun bentuk program pada mikrokontroller Bs2p di bagian penerima adalah sebagai berikut: 51

3.7 Perancangan Catu Daya

Di dalam perancangan sistem diperlukan catu daya untuk memaksimalkan sistem kerja dari masing-masing rangkaian. Catu daya yang digunakan adalah +5 volt dan +12 volt, untuk rangkaian modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, sensor, alarm dan display. Sedangkan catu daya +9 volt digunakan untuk mikrokontroller basic stamp. Adapun beberapa skematik rangkaian untuk catu daya adalah sebagai berikut: Skematik rangkaian untuk catu daya 5 volt Gambar 3.25 Skematik rangkaian untuk catu daya 5 volt. Skematik rangkaian untuk catu daya 9 volt 9v 9v Gambar 3.26 Skematik rangkaian untuk catu daya 9 volt. 52 Skematik rangkaian untuk catu daya 12 volt Gambar 3.27 Skematik rangkaian untuk catu daya 12 volt. Realisasi dari perancangan catu daya 5 volt, 9 volt dan 12 volt adalah sebagai berikut: Gambar 3.28 Catu daya 5 volt, 9 volt dan 12 volt. 53

3.8 Flowchart

Adapun diagram alur atau flowchart di sisi pengirim adalah sebagai berikut: Start Inisialisasi Kirim Sinyal Aman Kirim perintah autoscan ke modul sensor api Berhenti 20 ms i=i+1 Kirim perintah read autoscan ke modul sensor api Terima data sensor Data sensor ≤255 Nyalakan Wipper Aman T Y i=0 Y T i=250 54 Adapun diagram alur atau flowchart di sisi penerima adalah sebagai berikut: Start Inisialisasi Terima data dari demodulator Sensor =1 Aktivkan buzzer Kirim kata “Kebakaran” ke LCD Berhenti 20 ms Terima data dari demodulator Sensor =0 Matikan buzzer Kirim kata “Aman, Awas Lantai Basah” ke LCD Berhenti 20 ms Y Y T T 55 Tampilan untuk Liquid Crystal Display LCD adalah sebagai berikut: LCD Clear display Move scrsr Inisialisasi Terima data dari BS Berhenti 100 ms Return 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi

Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi dan sinyal pembawa carrier dimana sinyal informasi tersebut ditumpangkan oleh sinyal carrier. Maka secara garis besar dapat diasumsikan bahwa modulasi merupakan suatu proses dimana gelombang sinyal termodulasi ditransmisikan dari transmitter ke receiver. Pada sisi receiver sinyal modulasi yang diterima dikonversikan kembali kebentuk asalnya, proses ini disebut dengan demodulasi. Rangkaian yang digunakan untuk proses modulasi disebut dengan modulator, sedangkan rangkaian yang digunakan untuk proses demodulasi disebut demodulator. Modulasi terbagi menjadi dua bagian yaitu modulasi sinyal analog dan modulasi sinyal digital.

2.1.1 Modulasi Analog

Modulasi analog adalah proses pengiriman sinyal data yang masih berupa sinyal analog atau berbentuk sinusoidal. Adapun yang termasuk kedalam modulasi analog adalah sebagai berikut: