System in Selection of Soybean High Yealding Varieties (SIPEKSOY).

SISTEM PEMILIHAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI
(SIPEKSOY)

TIEN KUMALASARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ”Sistem Pemilihan
Varietas Unggul Kedelai (SIPEKSOY)” adalah karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013

Tien Kumalasari
NRP G651100211

RINGKASAN
TIEN KUMALASARI. Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai
(SIPEKSOY). Di bawah bimbingan FIRMAN ARDIANSYAH, KUDANG
BORO SEMINAR, dan DESTA WIRNAS.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melepas lebih dari 72
varietas unggul kedelai. Varietas unggul merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam peningkatan produktivitas kedelai. Kurangnya akses
informasi mengenai varietas unggul kedelai menyebabkan tingkat pengetahuan
petani mengenai varietas unggul kedelai juga rendah. Hal ini ditunjukkan oleh
kebiasaan petani yang tidak menggunakan varietas unggul kedelai. Petani juga
tidak menggunakan varietas secara bergilir. Mereka menggunakan varietas
berdasarkan pada pengalaman dan tidak berpedoman pada pengetahuan atau hasil
penelitian yang valid. Hal tersebut menyebabkan produktivitas dan ketahanan
kedelai menurun. Keterbatasan para ahli untuk mensosialisasikan informasi
mengenai varietas unggul kedelai dan informasi tentang hama dan penyakit, maka
perlu dibangun sebuah sistem yang dapat mengelola dan menyimpan informasi
agar dapat diakses dengan mudah oleh petani. Sistem pemilihan varietas unggul

kedelai (SIPEKSOY) merupakan salah satu sistem yang bisa digunakan untuk
mengatasi keterbatasan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pemilihan varietas
unggul kedelai berbasis online. Metode yang digunakan mengadopsi metode
SDLC yaitu perencanaan, analisis, desain, implementasi, pengujian dan evaluasi.
Implementasi sistem ini menggunakan PHP dan MySQL. Sistem pemilihan
varietas unggul kedelai yang dihasilkan disajikan dalam tiga bentuk yaitu
pemilihan varietas kedelai dalam bentuk telusur varietas, pencarian varietas
berdasarkan penentuan kategori, misalnya kategori potensi hasil, umur polong
masak, warna kulit biji, ukuran biji, lahan/wilayah adaptasi, tinggi tanaman,
ketahanan terhadap hama, ketahanan penyakit, dan pencarian varietas berdasarkan
kata kunci yang dimasukkan oleh pengguna.
Sistem pemilihan varietas unggul kedelai ini mempermudah dan
mempercepat pengguna misalnya penyuluh, petani, masyarakat umum, dan pakar
dalam memperoleh informasi mengenai varietas unggul kedelai.
Kata kunci: kedelai, sistem informasi

SUMMARY
TIEN KUMALASARI. System in Selection of Soybean High Yealding
Varieties (SIPEKSOY). Under direction of

FIRMAN ARDIANSYAH,
KUDANG BORO SEMINAR, and DESTA WIRNAS.
The Government through the Ministry of Agriculture has released more than
72 soybean varieties. High yielding varieties is one of the factors that play an
important role in increasing the productivity of soybean. Lack of access the
information on soybean high yielding varieties led to the knowledge level of
farmers about soybean varieties are also low. This is demonstrated by the habits of
farmers who did not use high yielding varieties of soybean. Farmers were not
using varieties in rotation. They use varieties based on experience and not based
on the knowledge or the results of the valid study. It causes decreased
productivity and resilience of soybeans. Limitations of experts to disseminate
information about soybean varieties and information on pests and diseases, it is
necessary to build a system that can manage and store information that can be
accessed easily by farmers. Soybean varieties electoral system (SIPEKSOY) is
one of the systems that can be used to overcome these limitations.
The purpose of this study was developed a system of the selection of
soybean high yielding varieties based on online. The method used adopted SDLC
method including planning, analysis, design, implementation, testing, and
evaluation. The implementation of this system is using PHP and MySQL. The
electoral system of soybean high yielding varieties produced was presented in

three form, namely the selection of soybean varieties in the search of varieties;
searching of varieties by category determination, namely potential yield category,
ripe pod age, seed coat color, seed size, the adaptation of land or area, plant height,
security to pests or diseases; and the search based on the keywords entered by the
user.
This soybean varieties electoral system simplifies and speeds up the user,
e.g. extension workers, farmers, society, and experts in obtaining information
about high yielding varieties of soybean.

Key words: information system, soybean

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


SISTEM PEMILIHAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI
(SIPEKSOY)

TIEN KUMALASARI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Komputer
pada
Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Irman Hermadi, SKom MSc

Judul Tesis : Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai (Sipeksoy)

Nama
: Tien Kumalasari
NIM
: G 651100211

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Fi
Ketua

Prof Dr Ir Kudang Boro Seminar. MSc
Anggota

Dr Desta Wirnas, SP MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Ilmu Komputer

Tanggal Ujian: 26 September 2013

Tanggal Lulus:

セ@

1 .DEC 2013

Judul Tesis : Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai (SIPEKSOY)
Nama
: Tien Kumalasari
NIM
: G 651100211

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Firman Ardiansyah, SKom MSi

Ketua

Prof Dr Ir Kudang Boro Seminar, MSc
Anggota

Dr Desta Wirnas, SP MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Komputer

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Yani Nuhadryani, SSi MT

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 26 September 2013


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segenap
limpahan karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini, yang berjudul “Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai
(SIPEKSOY)”.
Keberhasilan penulis menyelesaikan tesis ini berkat peran dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimah kasih yang tulus
kepada:
1. Orang tua tercinta Bapak H. AA. Mappiara, SH. dan Ibu Hj. Andi Saidah,SPd.
Bapak Mattingara Ebba dan Ibu Kende atas doa dan dukungannya
2. Bapak Firman Ardiansyah, SKom MSi. Selaku ketua komisi pembimbing dan
Bapak Prof Dr Ir Kudang Boro Seminar MSc dan Ibu Dr Desta Wirnas SP
MSi selaku anggota komisi pembimbing yang dengan sabar membimbing
penulis dan telah memberikan arahan, saran, masukan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ibu Dr Yani Nurhadryani,SSi MT.
Selaku ketua Program Studi Ilmu Komputer IPB dan dukungannya kepada
seluruh mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer IPB untuk segera

menyelesaikan pendidikan.
3. Bapak Dr Irman Hermadi, SKom MSc sebagai penguji luar komisi atas
masukan dan saran untuk perbaikan tesis ini.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional atas
beasiswa yang diberikan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan S2.
5. Bapak dan ibu staf pengajar, dan administrasi (Bu Ning) Program studi Ilmu
Komputer IPB
6. Suamiku Agussalim M, STP MSi, atas cinta, kasih, sayang, kesabaran dan
pengertiannya. Putra putri tercinta, kk Fina Al-Qur’ani Agus dan dede Muh
Agsa Al-Furqan Agus atas kedewasaannya dan menjadi motivasi bagi penulis
untuk menyelesaikan tesis ini. Kakakku Dewi Sartika, SH. Kompol Darwis
SE dan adikku Muh. Arif Wira Bahari, Salihuddin M atas dukungan, doa dan
motivasinya
7. Keluarga Besar Magister Ilmu Komputer (ILKOMERZ) Reguler 2010 Neng
Mila yang setia menemani dan mendampingi penulis dan Ibu Vera yang
membantu dalam pengumpulan data, Ibu Ana, Mba Dian, Ibu Yustin, Ibu Prita,
Ibu Ami, Mba Gibtha, Ibu Kania, Pak Dedi, Pak Kodar, Pak Safar, Mr.Ghani,
Pak Asep, Pak Komar, Pak Ilyas, Pak Andi, Pak Irwan, Mas Imam, dan Pak
Fikri, Ade Hendar, Pak Yugo, dan semua pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan tesis ini dan selalu memberikan dukungan, semangat, inspirasi

dan berjuang bersama dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak
kekurangan, kritik, saran dan masukan dalam penelitian ini sangat penulis
harapkan.
Bogor, Desember 2013
Tien Kumalasari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
2
2
2
2
2

2 TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
Varietas dan Varietas Unggul
Pemilihan Varietas Unggul
Pengembangan SDLC

2
2
3
4
5
6

3 METODE
Perencanaan
Studi Literatur dan Wawancara
Analisis dan Desain
Implementasi
Pengujian dan Evaluasi
Waktu dan Tempat Penelitian

8
8
9
9
9
9
10

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan
Studi Literatur dan Wawancara
Analisis dan Desain
Implementasi
Pengujian dan Evaluasi

10
10
11
12
35
38

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

42
42
42

DAFTAR PUSTAKA

42

LAMPIRAN

45

RIWAYAT HIDUP

76

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Aktor dan calon pengguna sistem
Kebutuhan fungsional sistem
Skenario sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Hasil identifikasi 27 parameter varietas unggul kedelai
Karakter, kategori, nilai dan hasil dari penentuan parameter kunci

12
13
14
16
18

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Contoh varietas unggul kedelai
Pendekatan SDLC
Metode penelitian
Skema calon pengguna sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Diagram kelas
Diagram use case
Diagram aktivitas memilih varietas
Diagram aktivitas pengendalian hama
Diagram aktivitas penyakit
Diagram aktivitas update varietas
Diagram aktivitas update user
Diagram sekuensial mencari varietas
Diagram sekuensial identifikasi penyakit
Diagram sekuensial pengendalian hama
Diagram sekuensial update varietas
Diagram sekuensial update user
Diagram sekuensial update penyakit
Diagram sekuensial update hama
Desain fisik
Desain antarmuka
Desain antarmuka profil
Desain antarmuka varietas
Desain antarmuka hama
Desain antarmuka penyakit
Navigasi pada (SIPEKSOY)
Font judul dan bodytext
Logo
Icon pencarian pada (SIPEKSOY)
Footer pada (SIPEKSOY)
Hasil implementasi halaman home
Form pemilihan varietas berdasarkan kategori
Hasil pencarian berdasarkan kategori
Hasil deskripsi detail varietas unggul kedelai terpilih.

4
6
8
12
19
21
21
22
22
23
23
24
25
25
26
27
27
28
28
29
30
31
31
32
33
34
34
34
34
35
36
36
37

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Kuisioner penentuan kriteria
Data varietas unggul kedelai
Use case untuk pengguna sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Basis data pemilihan varietas unggul kedelai
Hasil implementasi sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Cara pengujian sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Daftar uji blackbox
Evaluasi sistem pemilihan varietas unggul kedelai

47
49
51
53
55
64
70
72

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang telah lama dikenal
dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Selain digunakan sebagai bahan
baku pangan dan bahan baku pakan ternak kedelai juga mengandung berbagai zat
gizi, misalnya lemak tak jenuh, linoleat, dan oleat. Zat-zat tersebut dapat
memberikan manfaat bagi dunia kesehatan dan berkhasiat untuk menyembuhkan
penyakit, misalnya diabetes, ginjal, hipertensi, hepatitis, rematik, dan diare
(Cahyadi 2009). Indonesia masih mengimpor kedelai dari negara lain untuk
mencukupi kebutuhan dalam negeri karena keterbatasan produksi (Tahir 2010).
Varietas unggul kedelai memiliki peranan penting dalam meningkatkan
produksi kedelai. Pemerintah saat ini telah melepas 72 varietas unggul, tetapi yang
dimanfaatkan oleh petani masih dalam jumlah terbatas. Hal tersebut disebabkan
oleh informasi tentang varietas unggul kedelai tidak tersebar luas ke petani. Petani
tidak memiliki sarana dan prasarana untuk mendapatkan akses informasi
(BALITKABI 2011).
Varietas unggul kedelai yang diproduksi oleh pemerintah akan terus
bertambah seiring berjalannya waktu. Varietas-varietas unggul tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraan petani jika dapat dimanfaatkan secara efektif.
Informasi detail tentang varietas unggul kedelai harus tersedia agar dapat diakses
oleh petani. Teknologi komputer merupakan salah satu solusi dan alternatif dalam
mensosialisasikan varietas unggul kedelai. Dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memberikan layanan informasi dalam pemilihan varietas unggul kedelai dan dapat
memudahkan pengguna mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang
diinginkan. Sistem ini juga diharapkan dapat membantu keterbatasan para ahli dan
penyuluh dalam mempercepat penyebaran informasi mengenai varietas unggul
yang telah dilepas oleh pemerintah.
Sistem informasi dalam bidang pertanian, seperti budidaya kedelai telah
dilakukan oleh Mukarrim et al (2010) dengan membuat sistem pakar budidaya
kedelai berdasarkan spesifik lokasi. Perangkat lunak dibuat dalam bentuk file
Microsoft Excel 2003, namun sistem yang dibangun masih berjalan secara offline
di satu komputer saja.
Kamilah (2012) mengembangkan sistem manajemen pengetahuan dalam
pemilihan benih dan varietas unggul padi yang sesuai dengan kondisi lahan dan
musim dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL. Sistem ini
merepresentasikan pengetahuan yang terdiri atas pengetahuan budidaya,
pengetahuan varietas, dan pengetahuan konsultasi. Widyawati (2008) melakukan
kajian perkembangan varietas unggul dan perbenihan kedelai (Glycine max (L.)
Merrill). Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam memilih varietas unggul
kedelai, antara lain produktivitas, ukuran biji, umur tanaman, dan hama penyakit.
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah
dibangun dari penelitian sebelumnya. Kebaruan dari penelitian ini adalah
implementasi sistem berbasis (online). Penelitian ini juga di lakukan penambahan
informasi mengenai hama dan penyakit utama pada tanaman kedelai. Sistem
dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data

2

MySQL. PHP dan MySQL merupakan salah satu bahasa pemrograman yang
cukup populer dan cukup banyak digunakan saat ini. Keuntungan dari sistem
online adalah sistem pemilihan varietas unggul kedelai dapat diakses dari tempat
yang berbeda melalui berbagai perangkat yang terkoneksi Internet. Informasi dan
pengetahuan yang disediakan dapat melayani pengguna setiap saat (24 jam per
hari).

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang masalah,
dapat diambil rumusan masalah yaitu penyuluh, petani membutuhkan suatu sistem
pencarian varietas unggul kedelai berbasis online.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan
sistem pemilihan varietas unggul kedelai berbasis online

Manfaat Penelitian
Membantu dan memudahkan penyuluh dan pakar dalam
mensosialisasikan varietas unggul dan memudahkan petani untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dalam memilih varietas unggul kedelai.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini ialah:
1. Mengumpulkan data varietas unggul kedelai mulai dari tahun 1918 – 2010.
2. Sistem pencarian dalam memilih varietas unggul kedelai yang ingin diperoleh
berdasarkan kategori, nama varietas dan kata kunci yang dimasukkan.
3. Implementasi pengujian menggunakan versi Alpha yaitu penyuluh sebagai
pengguna dan sasaran utama pada sistem pemilihan varietas unggul kedelai
melakukan evaluasi sistem yang telah dibuat.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja
bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) di dalam suatu proses yang terorganisasi
(Satzinger et al 2007). Informasi adalah data yang sudah diproses, dikumpulkan
dan memiliki makna dalam suatu konteks tertentu (Turban et al 2005).

3

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen yang bekerja
sama untuk mengatur perolehan, penyimpanan, manipulasi dan distribusi
informasi. Sistem informasi (SI) dapat didefinisikan pula sebagai sebuah sistem
terintegrasi, sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk
mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu
organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak
komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan dan
basis data. Sistem informasi secara umum memiiki tiga fungsi utama yaitu (1)
mengambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan dan
mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi
(reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi. Berikut adalah
tipe-tipe sistem informasi (Satzinger et al 2007) :
a. Transaction processing systems (TPS) merupakan sistem informasi yang
menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada
suatu organisasi.
b. Management information systems (MIS) merupakan sistem informasi yang
mengolah data yang dikumpulkan oleh TPS. Hasil yang diperoleh dari MIS
adalah laporan-laporan yang berguna bagi manajemen untuk perencanaan dan
kontrol bisnis.
c. Decision support and knowledge – based systems (DSS/KBS) adalah sistem
yang digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan. Sistem ini akan
membantu user dalam mengambil keputusan yang cermat, namun
pengambilan keputusan tetap pada pengguna sistem. Sistem akan membatu
dalam membuat pilihan-pilihan keputusan dan akibat-akibat yang akan
ditimbulkan dari keputusan yang akan diambil. Sistem ini juga memungkinkan
otomatisasi terhadap pengambilan keputusan yang sifatnya rutin.
d. Enterprise applications system adalah sistem yang terintegrasi guna
melakukan operasi terhadap data yang besar. Umumnya sistem ini merupakan
kombinasi dari TPS, MIS dan DSS/KBS.
e. Communication support systems merupakan sistem yang memfasilitasi
komunikasi antara pelanggan dan produsen.
f. Office support systems merupakan sistem yang memungkinkan pekerja pada
suatu perusahaan untuk membuat dan membagi dokumen.
g. Sistem Pakar adalah sistem informasi berbasis komputer yang memanfaatkan
pengetahuan dari pakar untuk melakukan pengambilan keputusan pada
permasalahan khusus.

Kedelai (Glycine max (L.) Merril)
Kedelai merupakan komuditas pangan yang telah lama dikenal dan
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yang bergizi tinggi dengan harga yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Selain digunakan sebagai bahan baku
pangan kedelai juga digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Beberapa produk pangan yang bahan bakunya dari kedelai yaitu tempe,
tahu, kecap, es krim, susu kedelai, minyak makan, dan tepung kedelai.
Permintaanya cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk. Peningkatan permintaan dihadapkan pada masalah rendahnya

4

produktivitas. Salah satu solusinya yaitu dengan pertanaman kedelai
menggunakan varietas unggul baru (VUB) (Istina dan Sipahutar 2011).
Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor kedelai (Tahir 2010). Produksi
nasional kedelai di Indonesia masih rendah dan hanya dapat memenuhi sekitar 3540% dari nasional permintaan, sehingga pemerintah mengimpor kedelai sekitar
1,3 juta ton/tahun (Ghulamahdi et al 2009).
Kedelai (Glycine max (L.) Merril) dikenal dengan beberapa nama botani,
yaitu Glycine soja, Glycine max dan Soja max. Tahun 1948 telah disepakati
bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu (Glycine max
(L.) Merill). Klasifikasi tanaman kedelai (Cahyadi 2009).
Nama ilmiah
: Glycine max (L.) Merrill
Ordo
: Polypetales
Sub Famili
: Papilionoideae
Genus
: Glycine
Species
: Max
Famili
: Leguminosae
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata
air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100 - 400 mm/bulan,
suhu udara 23-30 º C, kelembaban 60-70%, pH tanah yang cocok untuk kedelai
adalah sekitar 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl (BBP2TP 2008).

Varietas dan Varietas unggul
Varietas adalah bagian dari suatu species yang ditandai oleh bentuk
tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat
dibedakan dalam jenis yang sama (BPPP 2010). Varietas unggul merupakan
varietas yang telah dilepas oleh pemerintah yang memiliki dan mempunyai
kelebihan dari potensi hasil atau sifat-sifat lainnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI
telah melepas sejumlah varietas unggul baru (VUB) kedelai, tetapi yang
dimanfaatkan petani masih terbatas. Varietas-varietas unggul yang telah dilepas
oleh pemerintah seperti Burangrang, Panderman, Kaba, Tanggamus, Sinabung,
Anjasmoro dan Mutiara, tidak semuanya diterima oleh petani karena itu perlu
upaya intensif untuk mensosialisasikannya (BPPP 2010). Berikut contoh varietas
unggul yang telah dikeluarkan oleh Balai Kacang Kacangan dan Umbi Umbian
(BALITKABI 2012).

Gambar 1 Contoh varietas unggul kedelai (BALITKABI 2012)

5

Menurut Kasim dan Djunainah (1993) varietas unggul memegang peranan
penting dalam kontribusinya untuk peningkatan hasil maupun sebagai salah satu
komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit. Penggunaan varietas
unggul merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi kedelai.
Sejarah pembangunan pertanian menunjukkan bahwa teknologi esensial untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian adalah varietas unggul
(Widyawati 2008).

Pemilihan Varietas Unggul
Pemilihan varietas unggul kedelai sangat penting artinya dalam usaha
peningkatan produksi kedelai hal ini disebabkan potensi hasil yang dimiliki
varietas unggul berbeda-beda (Masdalia et al 2011). Hal yang menjadi tolak ukur
dalam memilih varietas kedelai adalah umur tanaman, daya hasil, kecocokan
agroekologi, tipe biji yang dibedakan menurut ukuran, warna, dan bentuk biji
(BPPP 2007), sedangkan Widyawati (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi petani dalam memilih varietas unggul kedelai untuk
dibudidayakan yaitu umur tanaman, ukuran biji, dan potensi hasil (produktivitas).
Pertimbangan petani dalam memilih varietas:
1. Umur tanaman
Berdasarkan umur tanaman, varietas-varietas unggul kedelai
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Varietas yang berumur kurang dari 75 hari (Genjah).
2. Varietas yang berumur antara 75 – 90 hari (Sedang).
3. Varietas yang berumur lebih dari 90 hari (Dalam).
Varietas unggul kedelai yang telah dilepas pemerintah umumnya merupakan
varietas berumur sedang.Varietas unggul yang berumur pendek masih jarang
dihasilkan oleh pemulia. Petani sendiri lebih mengharapkan varietas kedelai yang
memiliki umur pendek agar mempermudah penanganan dan pertimbangan
ketepatan cuaca. Biasanya petani mulai menanam kedelai antara bulan MaretApril sehingga waktu panen diharapkan tidak bertepatan dengan musim hujan.
2. Ukuran Biji
Salah satu pertimbangan petani dalam memilih varietas yaitu ukuran biji
tanaman. Berdasarkan ukuran biji tanaman, varietas-varietas unggul kedelai
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan ukuran biji, yaitu :
1. Kedelai biji kecil, yaitu varietas kedelai yang memiliki bobot 100 butir
benihnya kurang dari 10 g. Contohnya varietas Otan yang memiliki bobot
100 butir 7-8 g.
2. Kedelai biji sedang, yaitu varietas kedelai yang memiliki bobot 100 butirnya
antara 10-14 g. Contoh kedelai biji sedang adalah varietas Shakti yang
memiliki bobot 100 butir 13-14 g.
3. Kedelai biji besar, yaitu varietas kedelai yang memiliki bobot 100 butirnya
lebih dari 14 g. Contoh kedelai tipe ini adalah varietas TK-5 yang memiliki
bobot 100 butir 17-18 g.
3. Produktivitas ( Hasil )
Varietas-varietas unggul kedelai diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
berdasarkan potensi hasil yang dimiliki, yaitu :

6

1. Varietas Potensi Tinggi (VPT), yaitu varietas-varietas kedelai yang
memiliki potensi menghasilkan lebih dari 1.5 ton/ha, diantaranya adalah
varietas Lokon dengan potensi hasil 1.75 ton/ha, Wilis yang memiliki potensi
hasil 1.6 ton/ha dan varietas-varietas baru yang dilepas tahun 2000an yaitu
Mahameru, Anjasmoro, Panderman dan Argopuro.
2. Varietas Potensi Sedang (VPS), yaitu varietas-varietas kedelai yang memiliki
potensi menghasilkan antara 1.2-1.5 ton/ha, diantaranya adalah varietas Orba
dengan potensi hasil 1.5 ton/ha dan varietas Tidar yang memiliki potensi hasil
1.4 ton/ha.
3. Varietas Potensi Rendah (VPR), yaitu varietas-varietas kedelai yang memiliki
potensi menghasilkan kurang dari 1.2 ton/ha, contohnya adalah varietas Otan
dengan potensi hasil 1.1-1.2 ton/ha.

Pengembangan System Development Life Cycle (SDLC)
Salah satu konsep pengembangan sistem adalah siklus hidup
pengembangan sistem (System Development Life Cycle - SDLC). SDLC adalah
keseluruhan proses membangun, menyebarkan, menggunakan dan memperbaharui
sistem atau sebagai penyediaan kerangka kerja (framework) untuk mengelola
keseluruhan proses pengembangan sistem (Satzinger et al 2007). Ada dua
pendekatan utama dalam SDLC yaitu pendekatan prediktif (predictive approach)
yaitu pendekatan SDLC yang mengasumsikan proyek pembangunan dapat
direncanakan dan diatur di awal dan kemudian sistem baru dapat dikembangkan
sesuai dengan rencana, dan kedua pendekatan adaptiv (adaptive approach) yaitu
suatu pendekatan SDLC yang lebih fleksibel, dengan asumsi bahwa proyek tidak
dapat direncanakan keluar sepenuhnya di awal tetapi harus diubah seperti yang
kondisi berlangsung. SDLC sangat baik digunakan dalam membangun sistem yang
sudah dapat diprediksi dan dapat didefiniskan dengan baik. Terdapat lima tahapan
yang sama dengan tahapan umum pemecahan masalah yang pada pendekatan
SDLC.
Setiap proses dilaksanakan secara sekuensial yang merupakan ciri utama
pendekatan SDLC. Setiap proses dilaksanakan secara sekuensial yang merupakan
ciri utama pendekatan System development life cycle.

Gambar 2 Pendekatan SDLC (Satzinger et al 2007)
Pada Gambar 2, tahapan SDLC untuk setiap aktivitasnya diuraikan secara
detail mulai dari perencanaan, analisis, rancangan, implementasi, dan dukungan.

7

1. Tahap Perencanaan (project planning)
Tujuan utama dari tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi lingkup
sistem baru dengan memastikan bahwa pekerjaan ini layak, mengalokasikan
waktu kerja, merencanakan sumber daya. Tahap ini menjadi prioritas utama untuk
memutuskan perlu atau tidaknya pembangunan dan pengembangan sistem
informasi.
Kegiatan yang paling penting dari tahap perencanaan adalah dapat
mendefinisikan secara tepat solusi masalah bisnis dan ruang lingkup yang
dibutuhkan. Pada tahapan ini, dapat diketahui semua fungsi atau proses yang akan
termasuk dalam sistem. Namun sangatlah penting untuk mengidentifikasi
penggunaan utama dan mengatasi masalah bisnis dari sistem baru tersebut. Studi
kelayakan dilakukan sebagai evaluasi alternatif sistem dan kemudian ditawarkan
untuk dilanjutkan pada proses selanjutnya.
2. Tahap Analisis (analysis)
Tahap analisis adalah memahami dan mendokumentasikan kebutuhan
bisnis dan menentukan pemrosesan sistem baru. Analisis pada dasarnya
merupakan proses penemuan. Enam kegiatan utama yang dianggap sebagai bagian
dari fase ini di antaranya: mengumpulkan informasi, menentukan kebutuhan
sistem, membangun prototipe dari penemuan berdasarkan kebutuhan, analisis
sistem requirement.
3. Tahap Rancangan (design)
Tahap desain dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama
analisis. Tujuh kegiatan utama yang pada tahap desain: merancang dan
mengintegrasikan jaringan, merancang arsitektur aplikasi, merancang antarmuka
pengguna, merancang antarmuka sistem, merancang dan mengintegrasikan
database, merancang prototipe, merancang dan mengintegrasikan sistem kontrol.
4. Tahap Implementasi (implementation)
Tujuan dari tahap ini tidak hanya dapat menghasilkan suatu sistem handal
yang berfungsi penuh, tetapi juga memastikan bahwa pengguna telah mampu
menggunakan sistem sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas dalam kegitan ini di
antaranya: membangun komponen perangkat lunak, memverifikasi dan menguji,
melatih pengguna dan dokumen sistem, dan install sistem.
5. Tahap Dukungan (support)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjaga sistem berjalan produktif
selama masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan
pemeliharaan sistem dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi
dalam pengujian sistem, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem
sebagai saran yang nantinya diteruskan kepada spesialis informasi untuk
memodifikasi sistem.

8

3 METODE
Penelitian ini mengadopsi metode system development life cycle (SDLC)
menurut (Satzinger et al 2007). Terdapat lima tahapan dalam SDLC yaitu
perencanaan, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan dukungan
(support). Pengembangan sistem pada penelitian ini dilakukan sampai pada tahap
implementasi dan pengujian sistem. Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar
3
Mulai

Perencanaan

Konsultasi ke Peneliti
Kedelai

Studi Literatur

Data dan
Informasi

Analisis dan Desain Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai
(Metode SDLC)
Analisis

Desain

Implementasi

Pengujian

Selesai

Gambar 3 Metode Penelitian

Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan dalam pengembangan sistem
pemilihan varietas unggul kedelai adalah:
 Penilaian kelayakan
Penilaian kelayakan dilakukan dengan mengevaluasi apa yang dibutuhkan
oleh para petani dan para penyuluh untuk meningkatkan produksi kedelai, dan hal
apa yang penting bagi petani dalam memilih varietas unggul kedelai dan
informasi mengenai hama dan penyakit utama pada tanaman kedelai.
 Pengelolaan sumber daya
Pengelolaan sumber daya dilakukan dengan menentukan siapa yang
mengelola sistem, siapa yang menjadi narasumber, perangkat lunak dan perangkat
keras apa yang digunakan dalam pengembangan sistem pemilihan varietas
unggul kedelai.

9

Studi Literatur dan Wawancara
Studi literatur dilakukan dengan menggali informasi dan pengetahuan dari
buku, jurnal dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan kegiatan pemilihan varietas
unggul kedelai. Selain itu dilakukan wawancara dengan peneliti kedelai dari
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Peneliti kedelai
yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah peneliti yang telah melakukan
penelitian bertahun-tahun dan memiliki pengalaman lapangan yang cukup.
Informasi yang didapatkan dari wawancara diharapkan adalah informasi yang
valid dan dapat digunakan dalam pengembangan sistem pemilihan varietas unggul
kedelai.

Tahap Analisis dan Desain Sistem
Tahap analisis dan desain sistem pemilihan varietas unggul kedelai
mengadopsi metode System Development Life Cycle (SDLC) yang dikemukakan
oleh Satzinger et al (2007) yaitu sebagai berikut:
Tahap Analisis
Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem di
kembangkan. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti
analisis kebutuhan sistem (analisis sistem dilakukan dengan dengan menentukan
batasan sistem yang akan digunakan atau sistem yang dibutuhkan pengguna),
analisis kebutuhan pengguna dilakukan dengan menentukan target, dan latar
belakang pengguna sistem pemilihan varietas unggul kedelai. Analisis kebutuhan
data dan informasi (analisis dilakukan dengan mengidentifikasi dan menentukan
kepentingan parameter serta mengambil inti dari hasil analisis berupa parameter
kunci)
Tahap Desain Sistem
Setelah proses analisis dilakukan tahap selanjutnya adalah desain sistem
yang terdiri dari desain konseptual yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari diagram use
case untuk mendefinisikan apa yang dilakukan oleh sistem, menghubungkan
interaksi menggunakan kelas diagram, menentukan alur kejadian sistem
menggunakan diagram aktivitas, dan mendeskripsikan komunikasi antara
pengguna dan sistem menggunakan diagram sekuensial, membuat desain basis
data dan desain antarmuka pengguna menurut Galitz (2007) .

Tahap Implementasi
Implementasi sistem merupakan tahapan untuk membuat sistem dengan
menggunakan bahasa pemrograman tertentu guna menghasilkan program aplikasi.
Pada tahap ini basis data yang sudah di desain akan diimplementasikan dengan

10

menggunakan MySQL, penulisan kode program dengan menggunakan bahasa
pemrograman berbasis (PHP).
Tahap Pengujian dan Evaluasi
Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan memastikan rancangan sistem
yang dibuat telah memenuhi standar atau belum dan memungkinkan seluruh
pekerjaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode blackbox sesuai dengan
fungsi menu pada sistem pemilihan varietas unggul kedelai. Setelah pengujian
sistem selanjutnya dilakukan evaluasi informasi varietas kedelai dengan memilih
dan memasukan beberapa kriteria pada pemilihan varietas unggul kedelai.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan Agustus
2013 yang dilaksanakan Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, dan
BPTP Bogor.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada sistem pemilihan varietas unggul
kedelai adalah:
1. Penilaian kelayakan
Badan penelitian dan pengembangan pertanian telah melepas sejumlah
varietas unggul baru (VUB) kedelai, akan tetapi yang dimanfaatkan petani masih
terbatas. Karena kurangnya informasi dan pengetahuan petani tentang varietas
unggul kedelai yang telah dilepas oleh pemerintah, oleh karena itu perlu ada
upaya intensif untuk mensosialisasikan varietas unggul tersebut (BPPP 2007).
Salah satu strategi pemecahan masalah rendahnya produktivitas yakni melalui
pertanaman kedelai menggunakan varietas unggul (Istina dan Sipahutar 2011).
Berdasarkan hasil wawancara dengan peneliti kedelai bahwa sistem pemilihan
varietas unggul kedelai layak dibangun karena belum adanya sistem yang dapat
membantu penyuluh dan petani dalam proses memilih varietas unggul kedelai dan
sistem yang membantu pakar dalam mensosialisasikan varietas unggul kedelai.
Sistem pemilihan varietas unggul kedelai dibangun berbasis dan tidak
hanya menggunakan data varietas unggul kedelai, tetapi sistem yang di bangun
dapat memilih varietas yang sesuai dengan kategori atau kriteria yang diinginkan
pengguna. Selain itu sistem ini dapat membantu penyuluh dan petani
mendapatkan informasi dalam menentukan varietas yang akan mereka ambil dan
gunakan akan tetapi sistem ini juga menyediakan informasi mengenai hama dan
penyakit utama pada tanaman kedelai. Sistem yang diusulkan dinamakan Sistem
Pemilihan Varietas Unggul Kedelai (SIPEKSOY)

11

Menurut (Ikhsan 2013) permasalahan yang dihadapi oleh lembagalembaga yang menjadi penyedia informasi pertanian seperti lembaga penyuluh
pertanian, dan lainnya adalah belum adanya suatu perangkat/media yang baik
dalam penyebaran informasi pertanian seperti dalam mensosialisasikan varietas
unggul yang telah dilepas oleh pemerintah yang dapat diakses dengan mudah
kapanpun dan dimanapun berada dengan memanfaatkan Internet sebagai sarana
pendukung dan fasilitas yang memungkinkan informasi dapat diakses oleh
banyak pengguna, pengguna dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dalam
memilih dan mencari varietas unggul kedelai. Dalam penyampaian informasi
pertanian, penyuluh memiliki peranan yang sangat penting hal ini dikarenakan
penyuluh pertanian sangat dekat dengan petani, petani dapat berkonsultasi dengan
penyuluh pertanian terdekat untuk mendapatkan informasi-informasi terkait
dengan kegiatan pertanian kedelai.
2. Pengelolaan sumber daya
Pengelola sistem pemilihan varietas unggul kedelai ialah peneliti, BBTP dan
Departemen Agronomi dan Hortikuktura Institut Pertanian Bogor. Perangkat
lunak yang digunakan ialah server Apache versi 2.4.3, PHP versi 3.5.2.2,
MySQL, Notepad ++, Microsoft Visio 2007. Perangkat keras yang digunakan
Laptop Acer E1.1200, RAM 2 GB.

Studi Literatur dan Wawancara
Tahapan berikutnya adalah studi literatur dan wawancara dengan peneliti
kedelai. Studi literatur dilakukan dengan menggali informasi dan pengetahuan
dari buku, jurnal dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan kegiatan pemilihan
varietas unggul kedelai. Studi pustaka utama yang digunakan adalah Buku
Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI
2011). Pengumpulan pustaka dilakukan beberapa tempat yaitu Perpustakaan LSI
IPB, Perpustakaan BBP2TP Bogor (Departemen Pertanian), Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan Bogor dan Departemen Agronomi dan
Hortikultura IPB.
Wawancara dilakukan dengan peneliti kedelai/pakar dari Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Biodata rinci mengenai
peneliti kedelai dapat dilihat pada Lampiran 1. Pakar yang dilibatkan ialah Dr
Desta Wirnas, SP MSi adalah dosen dan peneliti kedelai dari Institut Pertanian
Bogor. Berdasarkan hasil diskusi bebas dan wawancara yang dilakukan informasi
yang diperoleh yaitu belum adanya sistem yang dapat membantu penyuluh,
peneliti, petani, dan masyarakat umum dalam memilih varietas unggul kedelai
berdasarkan kriteria yang diinginkan pengguna. Peneliti kedelai yang dilibatkan
dalam penelitian ini adalah peneliti yang telah melakukan penelitian bertahuntahun dan memiliki pengalaman lapangan yang cukup. Informasi yang didapatkan
dari diskusi bebas dan wawancara diharapkan adalah data dan informasi yang
valid dan dapat digunakan dalam pengembangan sistem pemilihan varietas unggul
kedelai.
Studi literatur dan konsultasi pakar dimaksudkan untuk menyesuaikan
kebaruan informasi dan pengetahuan tentang varietas unggul kedelai. Harapannya
adalah sistem yang dikembangkan ini akan lebih up-to date sehingga informasi

12

yang terdistribusikan kepada pengguna akan lebih lengkap dan akurat. Hasil dari
kedua tahapan ini dituangkan dalam informasi dan pengetahuan dan akan
digunakan untuk mengembangkan sistem pada tahapan selanjutnya.

Tahap Analisis dan Desain Sistem
Kegiatan analisis dan desain sistem akan mengadopsi metode SDLC.
Tahapan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu analisis, desain, implementasi dan
pengujian. Penjelasan dari setiap tahapan sebagai berikut:
Tahap analisis
 Analisis Kebutuhan Pengguna
Pada sistem pemilihan varietas unggul kedelai ini nantinya semua stake
holder yang membutuhkan jasa dalam pencarian dan pemilihan varietas unggul
kedelai seperti penyuluh pertanian, petani, pakar, kelompok tani, pengguna
umum (mahasiswa, pengambil kebijakan, pengusaha), namun yang menjadi target
atau sasaran utamanya yaitu penyuluh pertanian. Dalam sistem pemilihan varietas
unggul kedelai ini penyuluh dapat mengakses langsung informasi mengenai
pencarian dan pemilihan varietas unggul kedelai dengan bebas tanpa harus
melakukan login terlebih dahulu ke sistem. Hal ini dilakukan agar mempermudah
pengguna dan dapat langsung menggunakan sistem pemilihan varietas unggul
kedelai. Masing – masing pengguna memiliki hak yang sama dalam menggunakan
sistem ini. Pengguna sistem pemilihan varietas unggul kedelai seperti terlihat pada
Gambar 4

Petani

Peneliti

Mahasiswa

Penyuluh pertanian

Kelompok tani

Pengambil
Kebijakan

Pengusaha

Gambar 4 Skema calon pengguna sistem pemilihan varietas kedelai
Aktor atau pengguna yang terlibat pada sistem pemilihan varietas unggul
kedelai ini dijabarkan pada Tabel 1.

13

Tabel 1 Aktor atau calon pengguna sistem pemilihan varietas unggul kedelai



Aktor
Pengguna umum (Masyarakat
umum, Mahasiswa, Pengusaha,
Pengambil Kebijakan)
Penyuluh
Petani
Peneliti kedelai

Keterangan
Pengguna sistem

Admin

Update (edit, tambah, hapus) data
di sistem

Pengguna utama sistem
Pengguna utama sistem
Sumber informasi dan pengetahuan

Analisis Sistem
Sistem pemilihan varietas unggul kedelai dibuat dalam rangka membantu
para pakar, peneliti dan penyuluh untuk mensosialisasikan varietas unggul yang
telah dilepas oleh pemerintah kepada petani. Selain itu gangguan hama dan
penyakit merupakan masalah penting yang dihadapi petani dalam usahatani
kedelai. Selain menurunkan produksi, serangan hama dan penyakit juga
berpotensi menurunkan kualitas hasil. Oleh karena itu pada sistem pemilihan
varietas unggul kedelai ini akan ditambahkan modul tentang pengendalian hama
dan identifikasi penyakit pada tanaman kedelai termasuk ciri-ciri, gejala,
pengendalian tanaman yang diharapkan dapat membantu para penyuluh di
lapangan dan petani dalam mengidentifikasi dan mengatasi gangguan hama dan
penyakit yang secara umum menyerang tanaman kedelai. Sistem pemilihan
varietas unggul kedelai ini terdiri atas dua fungsi yaitu fungsi pemilihan varietas
unggul kedelai dan yang ke dua fungsi penanggulangan hama dan penyakit utama
yang menyerang tanaman kedelai. Fungsi pemilihan varietas unggul kedelai untuk
membantu para penyuluh dan petani dalam memilih dan mencari varietas unggul
kedelai yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Fungsi pemilihan varietas unggul kedelai berdasarkan kategori terdiri atas
8 kriteria yaitu: warna kulit biji, ukuran biji, tinggi tanaman, potensi hasil,
wilayah adaptasi/ lahan, ketahanan hama, ketahanan penyakit. Fungsi kedua yaitu
fungsi pengendalian hama dan identifikasi penyakit utama yang menyerang
tanaman kedelai. Hama kedelai terdiri atas tahan dan agak tahan : penggerek
pucuk, lalat bibit kacang, ulat penggulung daun, ulat jengkal, pengisap polong dan
ulat grayak. Penyakit terdiri atas tahan dan agak tahan : karat daun, virus
CMVV(Cowpea mild mottle virus) / virus belang samar kacang tunggak.
Analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk menentukan batasan sistem
yang akan digunakan atau sistem yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada Tabel 2
ditunjukkan fungsi-fungsi dari modul yang dikembangkan pada sistem pemilihan
varietas unggul kedelai.

14

Tabel 2 Kebutuhan fungsional sistem
No

Kebutuhan Fungsional

Deskripsi

1.

Home

Melihat sekilas tentang kedelai

2.

Profil ( Tentang Kami)

Melihat Profil tentang kami, pengembang
sistem pemilihan varietas unggul kedelai

3.

Pemilihan varietas unggul

Halaman dialog antara pengguna dengan
sistem

4.

Pengendalian Hama

Melihat informasi hama

Identifikasi Penyakit

Melihat informasi penyakit

5.


Pemahaman Terhadap Proses Bisnis
Pemahaman terhadap proses bisnis menjelaskan mengenai alur kegiatan
yang terjadi dalam sistem pencarian dan pemilihan varietas unggul kedelai yaitu:
user memulai sebuah pekerjaan, user melakukan aksi pencarian di sistem, dan
sistem menampilkan aksi. Tabel 3 adalah skenario yang menggambarkan proses
bisnis yang terjadi pada sistem pemilihan varietas unggul kedelai. Skenario
pengguna mengakses sistem pencarian dan pemilihan varietas unggul kedelai
seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Skenario sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Penggunaan nama
skenario
Aktor-aktor

Penggambaran
Mulai

User pada sistem pemilihan varietas unggul kedelai
Penyuluh pertanian, petani, peneliti, kelompok tani,
pengguna umum (masyarakat umum, pengambil kebijakan,
pengusaha, mahasiswa ), Administrator
User berinteraksi dengan sistem melalui perangkat yang
terkoneksi dengan Internet
User membuka web (SIPEKSOY)
Langkah Aksi
1
User mengakses alamat
2
User memilih menu-menu yang tersedia yaitu
menu home, profil, varietas, dan menu hama
penyakit
2.1
User menekan menu home berisi tentang
informasi yang ada pada sistem
2.2
User mencari informasi mengenai sistem
pemilihan varietas unggul kedelai
2.3
User menekan menu pemilihan varietas unggul
kedelai maka sistem akan menampilkan pilihan
kategori varietas yang diinginkan.
 Pilih warna kulit sistem akan
menampilkan kategori
warna yaitu
hitam, kuning dan kehijauan.

15

Tabel 3 skenario sistem pemilihan varietas unggul kedelai (lanjutan)
Penggunaan nama
skenario

User pada sistem pemilihan varietas unggul kedelai
2.3














2.4
2.5
Keadaan
sebelumnya
Tujuan
yang
dicapai

Pilih warna kulit biji : sistem akan
menampilkan kategori warna kulit biji
yang terdiri dari hitam, kuning dan kuning
kehijauan.
Pilih umur polong masak : sistem akan
menampilkan kategori Umur polong masak
terdiri atas Genjah ( 85 hari).
Pilih ukuran biji : sistem akan
menampilkan kategori ukuran biji terdiri
atas kecil (14 gram).
Pilih tinggi tanaman : sistem akan
menampilkan kategori Tinggi tanaman
terdiri atas pendek (70 cm).
Pilih wilayah adaptasi/ lahan : sistem akan
menampilkan kategori terdiri atas sawah,
kering/tegalan, lahan kering masam,
pasang surut, dibawah naungan
dan
dataran tinggi.
Pilih ketahanan hama : sistem akan
menampilkan kategori ketahanan hama
terdiri atas tahan dan agak tahan
Pilih ketahanan penyakit: sistem akan
menampilkan kategori ketahanan penyakit
terdiri atas tahan dan agak tahan

User memilih menu hama penyakit
User keluar dari sistem
Penyuluh ingin mendapatkan informasi
mengenai pemilihan dan pencarian varietas
unggul kedelai
 Menjadi solusi bagi para pengguna
khususnya penyuluh dan petani kedelai
untuk dapat melakukan pencarian dan
pemilihan varietas unggul kedelai sesuai
yang diinginkan, yang dapat diakses
dengan komputer yang terkoneksi Internet.
 Penyuluh pertanian dapat memanfaatkan
sistem pemilihan varietas unggul kedelai
ini untuk kegiatan penyuluhan dan
sosialisasi varietas unggul yang telah
dilepas pemerintah.
 Menjadi terobosan baru atas kekurangan
tenaga ahli di lapangan dalam mencari dan
memilih varietas unggul kedelai

16

 Analisis Data dan Informasi
Pada penelitian ini dilakukan analisis data meliputi beberapa hal diantaranya
adalah:
a. Melengkapi data varietas unggul kedelai. Data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu berupa data varietas unggul kedelai mulai dari tahun 19182010 yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian yaitu Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian berupa Buku Deskripsi Varietas Unggul KacangKacangan dan Umbi-Umbian (Balitkabi 2011). Pada analisis data ini juga
melibatkan peneliti kedelai (Dr Desta Wirnas SP MSi). Kuisioner penentuan
kriteria oleh peneliti kedelai dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 72 nama
varietas unggul kedelai dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Setelah pembersihan data selanjutnya dari hasil analisis data yang dilakukan
yaitu dengan mengidentifikasi parameter dalam kegiatan pemilihan varietas
unggul kedelai. Identifikasi parameter yang digunakan dalam penentuan
kepentingan parameter sebanyak 27 parameter yang dikonfirmasikan kepada
peneliti kedelai dengan menggunakan metode yang digunakan Tam dan
Tummala (2001). Parameter tersebut ialah: tahun pelepasan, sk mentan, nomor
galur, asal, umur berbunga, umur polong masak, warna hipokotil, warna
epikotil, warna daun, warna bulu, warna bunga, warna kulit biji, warna polong
masak, warna hilum, bentuk biji, bentuk daun, tipe tumbuh, tinggi tanaman,
bobot 100 biji, kandungan protein, kandungan lemak, sifat lain, wilayah
adaptasi, dan pemulia.
c. Responden ahli/peneliti kedelai diminta untuk memberikan penilaian tentang
tingkat kepentingan parameter-parameter tersebut menggunakan skala tigapoin, nilai kepentingan untuk masing-masing parameter yaitu 1 bila parameter
uji tidak penting, 2 nilai yang diberikan bila parameter uji penting, nilai 3
diberikan bila parameter uji sangat penting. Parameter yang direncanakan
untuk dijadikan parameter kunci dalam pemilihan kedelai berdasarkan
penilaian peneliti kedelai dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil identifikasi 27 parameter varietas unggul kedelai
No

Kepentingan
Skor
No
Kepentingan
Parameter
Parameter
1 Dilepas tahun
1
15 Bentuk biji
2 SK mentan
1
16 Bentuk daun
3 Nomor galur
1
17 Tipe tumbuh
4 Asal
1
18 Tinggi tanaman
5 Umur berbunga
2
19 Ukuran/100 bj
6 Umur polong masak
3
20 Kandungan protein
7 Warna hipokotil
1
21 Kandungan lemak
8 Warna epikotil
1
22 Hasil
9 Warna daun
2
23 Ketahanan hama
10 Warna bulu
1
24 Ketahanan penyakit
11 Warna bunga
1
25 Sifat-sifat lain
12 Warna kulit biji
3
26 Wilayah adaptasi
13 Warna polong
2
27 Pemulia
14 Warna hilum
2
Sumber : (Balai Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian 2011)

Skor
2
1
2
3
3
2
2
3
3
3
1
3
1

17

Hasil analisis identifikasi parameter menggunakan metode Tam dan Tummala
(2001) menunjukkan dari 27 parameter yang digunakan dalam penentuan dan
pemilihan varietas unggul kedelai diperoleh parameter yang sangat penting dan
ditunjukkan dengan nilai tertinggi yaitu angka 3 ialah : umur polong masak,
warna kulit biji, ukuran biji, tinggi tanaman, hasil, ketahanan hama, ketahanan
penyakit dan wilayah adaptasi.
Penentuan parameter melibatkan peneliti kedelai dari Departemen
Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor yaitu Dr Desta Wirnas SP
MSi. Karakter, kategori, nilai dan hasil dari penentuan parameter kunci dapat
dilihat pada Tabel 5. Pada tahap ini juga dilakukan dengan identifikasi istilah yang
familiar digunakan oleh pengguna yang akan dijadikan sebagai parameter kunci
dalam pemilihan dan pencarian varietas unggul kedelai. Penentuan karakter dan
nilai dari masing-masing karakter diambil berdasarkan Deskripsi varietas unggul
kedelai (BALITKABI 2011) Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, dan untuk pengolompokannya atau kategori dilakukan
berdasarkan hasil studi literatur dan untuk kriteria tinggi tanaman ditetapkan
berdasarkan hasil diskusi dengan pakar atau peneliti kedelai (Dr Desta Wirnas SP
Msi).
Berikut adalah hasil analisis berupa parameter kunci yang telah dival