Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Bank Dengan Jaminan Personal Guarantee ( Study Pada Bank BRI KCP Willem Iskandar )

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN KREDIT BANK DENGAN JAMINAN PERSONAL GUARANTEE
(Study PadaBank BRI Cabang KCP Willem Iskandar).
SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasHukumUniversitas Sumatra Utara Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Hukum DisusunOleh :
KENNIE DHILLON NIM : 080200254
DepartemenHukumKeperdataan Program KekhususanHukumDagang
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN KREDIT BANK DENGAN JAMINAN PERSONAL GUARANTEE
(Study Pada Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar).
SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasHukumUniversitas Sumatra Utara Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Hukum
DisusunOleh : KENNIE DHILLON
NIM : 080200254 DepartemenHukumKeperdataan Program KekhususanHukumDagang
DISETUJUI OLEH : KETUA DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN

Pembimbing I

Dr. H. Hasim Purba, SH , M.Hum NIP :196603031985081001

Pembimbing II

SintaUli, SH. M.Hum NIP :195506261986012001

Puspa Melati Hasibuan, SH. M.Hum NIP : 1968012281994032001

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis diberi kekuatan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis selesaikan ini berjudul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN KREDIT BANK DENGAN JAMINAN PERSONAL GUARANTEE (STUDY PADA BANK BRI KCP WILLEM ISKANDAR)”. Pada umumnya mengajukan proses kredit biasanya pihak bank akan mengajukan jaminan. Jaminan dapat berupa jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan. Akan dibahas lebih jauh mengenai jaminan perorangan atau jaminan personal guarantee. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan, baik pengetahuan dan keterampilan tentang pemberian kredit dengan jaminan personal guarantee. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, ataupun semangat kepada penulis. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Bapak SUTANTAR SINGH dan Ibu SELI CHAL yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang teramat tulus kepada penulis serta segala dukungan dan semangat yang diberikannya merupakan sumber kekuatan penulis, kepada adik penulis SHERREN DHILLON dan KEVIN DHILLON terima kasih atas dukungannya, serta terima kasih juga penulis ucapkan kepada suami penulis SUKHRAJ JIT SINGH yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
Universitas Sumatera Utara

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH.,M.Hum sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH.,M.Hum sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH.,MH.,DFM sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Bapak Muhammad Husni, SH.,M.Hum sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. H. Hasim Purba, SH.,M.Hum sebagai Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Rabiatul Syahriah, SH.,M.Hum sebagai Sekretaris Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Sinta Uli, SH.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I Penulis. 5. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH.,M.Hum sebagai Dosen Pembimbing II Penulis. 6. Ibu Dr. Ida Apriliana Sembiring SH.,M.Hum sebagai Dosen Penasehat Akademik
Penulis selama perkuliahan. 7. Bapak Azwar Mahyuzar, SH yang telah memberikan bantuan dan masukan bagi
penulisan skripsi ini. 8. Seluruh Dosen dan Pegawai Tata Usaha Fakultas Hukum Universita Sumatera Utara. 9. Penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat: Amalia Yulia Nastiti,
SH, N.Irene Putri Adly, SH, Rozhi Ananda Sitepu, Noni, Rindi, EmilianaSH, Sylvia, SH, Rishelly, SH, Henni, SH, Samuel, Thomas B.J.P terima kasih buat persahabatan kita dan support kalian selama pembuatan skripsi ini serta seluruh teman-teman Stambuk 2008 yang tidak dapat di ucapkan satu per satu. 10. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat diucapkan satu persatu atas dukungan selama proses perkulihan.
Universitas Sumatera Utara

Penulis memahami berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan kelak skripsi ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, Oktober 2012 Penulis,
KENNIE DHILLON NIM : 080200254
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................

i


DAFTAR ISI..................................................................................................

iv

ABSTRAKSI .................................................................................................

vi

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................

1

A. Latar Belakang ....................................................................

1

B. Perumusan Permasalahan....................................................

7


C. Tujuan Penulisan ................................................................

8

D. Manfaat Penulisan ..............................................................

8

E. Metode Penulisan ...............................................................

9

F. Keaslian Penulisan ..............................................................

10

G. Sistematika Penulisan .........................................................

11


BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT BANK ...............

13

A. Pengertian Kredit ................................................................

13

B. Jenis-Jenis Kredit ................................................................

20

C. Tujuan dan Fungsi Kredit ...................................................

26

D. Para Pihak DalamKredit .....................................................

30


BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN ........................

34

A. Pengertian Jaminan dan Penjamin ......................................

35

B. Jenis-Jenis Jaminan.............................................................

38

C. Para Pihak dalam Jaminan ..................................................

50

D. Personal Guarantee .............................................................

52


BAB IV. PEMBERIAN KREDIT BANK DENGAN JAMINAN

PERSONAL GUARANTEE....................................................

60

Universitas Sumatera Utara

A. PT. Bank Rakyat Indonesia...................................................... 60

B. Prosedur Pemberian Kredit kepada Debitur dengan Jaminan

Personal Guarantee .............................................................

63

C. Persyaratan Untuk Menjadi Personal Guarantee ................

67


D. Hak dan Kewajiban Penjamin.............................................

75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

79

A. Kesimpulan .........................................................................

79

B. Saran ...................................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
SintaUli * Puspa Melati Hasibuan **
KennieDhillon*** Bank memainkan peranan yang sangat penting dalam melayani masyarakat. Bank menyediakan berbagai jasa diantaranya pemberian kredit bagi pengusaha yang membutuhkan bantuan dana bagi kegiatan perdagangannya. Dalam pemberian kredit pihak perbankan akan terlebih dahulu melakukan penelitian dan memperhatikan unsur-unsur dalam proses pemberiankredit. Apabila sidebitur telah memenuhi unsure dari pada perjanjian kredit maka perjanjian tersebut dapat dilaksanakan. Pada penulisan skripsi ini akan lebih ditekankan pada Personal guarantee,borgtocht (Pasal 1820-1850 KUH Perdata). Permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan skripsi adalah Bagaimana Prosedur pemberian kredit dengan jaminan personal guarantee? Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi Personal Guarantee? Bagaimana hak dan kewajiban penjamin pada BRI Cabang KCP Willem Iskandar? Penelitian ini bersifat deskriptif analistis. Metode yang digunakan dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah dengan metode yuridis-empiris guna menjawab permasalahan yang diajukan. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini merupakan data yang diperoleh dari penelitian di perpustakaan (library research) yang berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, pendapat sarjana, bahan kuliah lainya dan internet yang bersangkutan, selain itu juga melakukan penelitian di lapangan (field research) untuk penelitian data primer dan mewawancarai langsung kepada pimpinan Cabang Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar. Hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Bank BRI Willem Iskandar. Proses pemberian kredit pada Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar antara lain :Seluruh permohon harus diajukan secara tertulis oleh nasabah /calon debitur yang berkasnya ditandatangani oleh penjabat yang berwewenang. Surat permohonan melalui”Costumer Service” disampaikan kepada“Bussines Unit” sesuai kelompok nasabahnya. “Bussines Unit“ meneliti surat permohonan nasabah apakah layak untuk disetujui atau tidak. “Bussines Unit” menilai pemohon mempunyai reputasi dan prospek bisnis yang baik, maka “Bussines Unit” menyampaikan rekomendasi kepada “Credit Risk” Management Area dalam bentuk Nota. Dan melakukan evaluasi atas fasilitas kredit yang diajukan dan menyajikannya dalam bentuk “Credit Report”. Apabila permohonan kredit tersebut dapat disetujui maka selanjutnya“Credit Risk” Management Area menandatangi “Credit Approval” bersama-sama dengan“Bussines Unit”pada “level authority” yang sama.“Bussines Unit” membuat dan menyampaikan surat pemberitahuan atas persetujuan yang diberikan kepada nasabah dengan tembusan disampaikan kepadaCredit Risk Management untuk dipersiapkan perjanjian kreditnya. Dengan adanya penjamin maka tidak terdapat hambatan sebagimana hambatan pada umumnya. Penjamin adalah pihak ketiga yang bukan merupakan debitur, bias saja orang perorangan atau korporasi yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hokum dengan mengadakan perjanjian dengan pihak kreditur. Hak dari seorang penjamin untuk tidak mengikatkan diri bersama-sama dengan debitur secara tanggung menanggung. Hak sipenjamin untuk mengajukan tangkisan.
Kata Kunci : Personal Guarantee, Penjamin, Borghtocht.
*Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
SintaUli * Puspa Melati Hasibuan **
KennieDhillon*** Bank memainkan peranan yang sangat penting dalam melayani masyarakat. Bank menyediakan berbagai jasa diantaranya pemberian kredit bagi pengusaha yang membutuhkan bantuan dana bagi kegiatan perdagangannya. Dalam pemberian kredit pihak perbankan akan terlebih dahulu melakukan penelitian dan memperhatikan unsur-unsur dalam proses pemberiankredit. Apabila sidebitur telah memenuhi unsure dari pada perjanjian kredit maka perjanjian tersebut dapat dilaksanakan. Pada penulisan skripsi ini akan lebih ditekankan pada Personal guarantee,borgtocht (Pasal 1820-1850 KUH Perdata). Permasalahan yang akan diteliti dalam penulisan skripsi adalah Bagaimana Prosedur pemberian kredit dengan jaminan personal guarantee? Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi Personal Guarantee? Bagaimana hak dan kewajiban penjamin pada BRI Cabang KCP Willem Iskandar? Penelitian ini bersifat deskriptif analistis. Metode yang digunakan dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah dengan metode yuridis-empiris guna menjawab permasalahan yang diajukan. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini merupakan data yang diperoleh dari penelitian di perpustakaan (library research) yang berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, pendapat sarjana, bahan kuliah lainya dan internet yang bersangkutan, selain itu juga melakukan penelitian di lapangan (field research) untuk penelitian data primer dan mewawancarai langsung kepada pimpinan Cabang Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar. Hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Bank BRI Willem Iskandar. Proses pemberian kredit pada Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar antara lain :Seluruh permohon harus diajukan secara tertulis oleh nasabah /calon debitur yang berkasnya ditandatangani oleh penjabat yang berwewenang. Surat permohonan melalui”Costumer Service” disampaikan kepada“Bussines Unit” sesuai kelompok nasabahnya. “Bussines Unit“ meneliti surat permohonan nasabah apakah layak untuk disetujui atau tidak. “Bussines Unit” menilai pemohon mempunyai reputasi dan prospek bisnis yang baik, maka “Bussines Unit” menyampaikan rekomendasi kepada “Credit Risk” Management Area dalam bentuk Nota. Dan melakukan evaluasi atas fasilitas kredit yang diajukan dan menyajikannya dalam bentuk “Credit Report”. Apabila permohonan kredit tersebut dapat disetujui maka selanjutnya“Credit Risk” Management Area menandatangi “Credit Approval” bersama-sama dengan“Bussines Unit”pada “level authority” yang sama.“Bussines Unit” membuat dan menyampaikan surat pemberitahuan atas persetujuan yang diberikan kepada nasabah dengan tembusan disampaikan kepadaCredit Risk Management untuk dipersiapkan perjanjian kreditnya. Dengan adanya penjamin maka tidak terdapat hambatan sebagimana hambatan pada umumnya. Penjamin adalah pihak ketiga yang bukan merupakan debitur, bias saja orang perorangan atau korporasi yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hokum dengan mengadakan perjanjian dengan pihak kreditur. Hak dari seorang penjamin untuk tidak mengikatkan diri bersama-sama dengan debitur secara tanggung menanggung. Hak sipenjamin untuk mengajukan tangkisan.
Kata Kunci : Personal Guarantee, Penjamin, Borghtocht.
*Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dunia bisnis merupakan hal yang paling banyak dibicarakan dan dibahas di berbagai
forum, baik nasional maupun internasional.Ramainya pembicaraan mengenai dunia bisnis ini disebabkan, bisnis merupakan suatu tolak ukur dari kemajuan suatu negara.Terdapat beragam perusahaan yang bergerak didunia bisnis diantaranya mulai dari usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur, peternakan, perumahan dan masih banyak bidang usaha lainnya.
Berbagai kegiatan dunia bisnis ini merupakan bagian dari pembangunan nasional yang saat ini diharapkan dapat melaksanakan dan menjadikan masyarakat Indonesia menuju ke arah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Dengan terjadinya krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi, sosial, dan politik telah mendukung para penguasa.Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh pengusaha adalah kebutuhan dana baik yang digunakan untuk keperluan dana investasi dan dana bagi modal kerja. Hanya pengusaha yang memiliki semangat tinggi yang dapat bertahan sementara perkembangan perdagangan dan perindustrian akan diikuti oleh perkembangan kebutuhan kredit.
Untuk memperlancar kegiatan perkembangan usahanya maka seorang pengusaha yang kekurangan modal akan menghubungi pihak bank atapun pihak non-bank untuk memohon fasilitas kredit.
Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai tempat bagi perusahaan pemerintah, swasta mau pun orang perorangan untuk meminjam uang.Peranan bank terus di perbaiki dengan dikeluarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 kemudian di revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahu1n 1998.

Universitas Sumatera Utara

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Oleh karena itu terdapat dua fungsi bank di Indonesia, yaitu menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan (funding) dan menyalurkan kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit (lending.)1
Pemberian fasilitas kredit oleh bank idealnya mendasarkan pada faktor financial, yang tercakup pada tiga pilar, yaitu prospek usaha, kinerja, dan kemempuan calon debitur. Namun demikian, dengan memerhatikan adanya prudential banking principles, maka factor financial saja belum cukup untuk memberikan keyakinan fasilitas kredit tersebut akan kembali dengan aman dan menguntungkan. Sekalipun pada dasarnya agunan merupakan second wayout, tetapi arah perkembangan kredit perbankan akhir-akhir ini diluar kredit komsutif telah mengarah pada faktor agunan sebagai variable dominan yang dapat memberikan keyakinan yang baik.
Kredit dari sisi bank merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan bank itu sendiri.2Untuk memperoleh kredit bank seorang debitur harus melalui beberapa tahapan yaitu tahapan pengajuan aplikasi kredit sampai dengan tahap penerimaan kredit.Sebagai pemberi kredit, bank wajib menetapkan suatu kebijakan agar dapat memelihara keseimbangan untuk memperoleh keuntungan dan menjamin semua kreditnya dapat diselesaikan dengan itikad baik dari debitur.
Tahapan – tahapan tersebut merupakan suatu proses baku yang berlaku bagi setiap debitur yang membutuhkan kredit bank.Proses pemberian kredit oleh satu bank dengan bank lain tak jauh berbeda.Jika ada perbedaan hanya terletak pada persyaratan dan ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing dengan tetap memperhitungkan unsur persaingan atau kompetisi.
1Try Widiyono, 2009, Agunan Kredit dalam Financial Engineering, Bogor : Ghalia Indonesia, hal 1. 2Suharno, 2003, Analisa Kredit, Jakarta : Djambatan, hal 2.
Universitas Sumatera Utara

Pemberian kredit didasarkan pada penilaian yang jujur, objektif dan terlepas dari pengaruh pihak – pihak yang berkepentingan dengan debitur.Pihak bank harus meneliti analisis kredit dengan seksama, aktual dan akurat agar tidak terjadi kekeliruan pada saat pengambilan keputusan.
Nasabah atau debitur yang memperoleh kredit dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan dengan baik, tepat pada waktu yang diperjanjikan.Pada kenyataanya selalu ada sebagian nasabah atau debitur yang karena suatu sebab tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang telah meminjamkannya.Akibat nasabah atau debitur yang tidak dapat membayar lunas utangnya, maka menjadikan perjalanan kredit terhenti atau macet.Keadaan yang demikian dalam hukum perdata disebut wanprestasi atau ingkar janji.
Untuk memenuhi syarat agar mendapatkan kredit dari pihak bank, maka para pelaku bisnis masih dihadapkan pada kendala angunan atau jaminan kredit.Hal ini menakutkan karena pada umumnya mereka yang mengajukan pinjaman kepada pihak bank hanya memiliki semangat dan harapan.Jaminan dalam perkreditan mempunyai makna yang sangat penting, karena jaminan merupakan benteng terakhir bila debitur wanprestasi atau mengalami kegagalan dalam menyelesaikan kewajibannya kepada pihak bank.Secara teknis, kesulitan perbankan untuk dapat menyalurkan kredit adalah karena tidak tersedianya riwayat kredit kreditur dan tidak memiliki cukup angunan sehingga mereka dianggap belum layak memperoleh kredit (bankable).
Pada saat pelepasan kredit maka pihak kreditur (pemberi kredit) secara tidak langsung telah menanggung resiko jika pihak kreditur tidak mampu melunasi kredit tersebut beserta dengan bunganya yang di janjikan.Dalam hal calon debitur adalah orang atau perorangan, seyogianya diketahui dan disetujui oleh suami atau istri si debitur.Oleh karena itu, Pihak bank juga melakukan perjanjian tertulis yang di lakukan di bawah tangan maupun secara notaril.
Universitas Sumatera Utara

Secara garis besar, dikenal ada dua macam bentuk jaminan yaitu jaminan secara umum dan jaminan secara khusus. Pasal 1131 KUHPerdata menyatakan “ segala kebendaan seorang, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akanada dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan“. Jaminan secara umum belaku bagi semua kreditur, sehingga kalau ada banyak kreditur ada kemugkinan beberapa orang dari mereka tidak ladi mendapat bagian. Sedangkan jaminan yang bersifat khusus jaminan yang diberikan oleh debitur kepada kreditur, yang hak-hak tagihannya mempunyai hak mendahului sehingga kedudukam kreditur privilege (hak preverent).3Jaminan kebendaan dapat berupa Hipotik, Fiducia, Gadai, Cessie.Jaminan perorangan merupakan jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, yang hanya dapat dipertahankan oleh debitur tertentu.4Kadang kala jaminan perorangan ini hanya berupa jaminan tambahan.
Apabila pihak bank telah mengenal kredibilitas debitur yang bersangkutan maka pihak bank dapat menerima jaminan yang berupa jaminan Personal Guaranteedan jaminan Corporate Guarantee.Jaminan ini dapat mengurangi atau memperkecil resiko atas hutang debitur. Ketika seorang menjadi penjamin maka ia wajib mengetahui apabila debitur tidak dapat membayar, keterlambatan membayar kewajibannya, meninggal dunia ataupun debitur dalam keadaan pailit maka ia berkewajiban untuk mengantikan posisi debitur.
Hadirnya pihak ketiga sebagai penjamin merupakan salah satu dampak perkrmbangan dunia perbankan saat ini, yang dapat membawa keuntungan bagi debitur dan kreditur. Penjamin dapat membantu kreditur yang memiliki kesanggupan serta kemampuan untuk mengembalikan kredit yang didasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh bank terhadap usahanya, akan tetapi belum cukup untuk memenuhi jaminan tambahan kebendaan yang dipersyaratan oleh bank. Tidak jarang proses permohonan kredit yang diajukan mengalami
3H.R Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung : P.T Citra Aditya Bakti, hal 207 4J.Satrio, 2007, hukum Jaminan Hak-Hak Kebendaan, Bandung : P.T Citra Aditya Bakti, hal 17
Universitas Sumatera Utara


kegagalan akibat ketidakmampuan debitur dalam menyediakan jaminan tambahan yang merupakan syarat dari pihak kreditur atau bank.Ketentuan yang mengatur masalah penjaminan utang diatur dalam KUHPerdata Buku III Bab Ketujuh Belas mulai dari Pasal 1820 s/d Pasal KUHPerdata.
Jaminan Personal Guarantee adalah jaminan seseorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin di penuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur. Dalam pengertian lain dikatakan bahwa jaminan perseorangan adalah suatu perjanjian antara seseorang berpiutang (kreditor) dengan seseorang pihak ketiga, yang menjamin di penuhinya kewajiban-kewajiban si berutang (debitur). Ia bahkan dapat diadakan diluar (tanpa) pengetahuan si berhutang tersebut.
Perjanjian jamian perorangan atau Personal Guarantee adalah suatu perjanjian ikutan (accesoir) dari perjanjian pokoknya, yaitu perjanjian utang piutang (kredit). Hal ini dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 1821 KUHPErdata yang menyatakan “ tiada penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah.” Oleh karena itu, pemberian Personal Guaranteeharus menyebut perjanjian pokok (perjanjian kredit) yang mana yang ditanggung oleh pemberi jaminan (peng- Guarantee) tersebut.5
Ada banyak calon debitur memilki referensi sebanyak-banyaknya mengenai perjanjian anatar bank yang satu dengan yang lain, sehingga segala resiko yang memberatkan dapat diminimalkan sejak semula. Tidak selamanya debitur berada pada posisi yang lemah sehingga tidak berdaya menghadapi segala kemungkinan buruk dikemudian hari.Perlu dikaji pula secara cermat apakahperjanjian hanya menguntungkan satu pihak saja, resiko yang hanya dibebankan kepada satu pihak saja, serta pembatasan hak dalam mengunakan upaya hukum.6
5Try Widiyono, Op.Cit, hal 268. 6Badriyah Harun, 2010, Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah, Yokyakarta : Pustaka Yustisia, Hal 25
Universitas Sumatera Utara

Secara yuridis dengan adanya hak-hak istimewa terhadap penjamin atau penanggung utang atau dapat juga di sebut Personal Guarantee, Undang-Undang mengharapakan adanya keseimbangan prestasi antara penjamin atau penanggung kreditur. Namun dalam prakteknya kedudukan penjamin tidak sama dengan kedudukan debitur atau dapat dikatakan tidak seimbang, sehingga kewajiban penjamin juga harusnya dapat dimintakan setelah debitur dilaksanakan terlebih dahulu. Tidak adil jika kedudukan si debitur dianggap sama dengan penjamin atau penanggung pada saat pemenuhan saatnya.
Dari ketentuan yang ada dan perkembangan yang terjadi dalam praktek, serta adanya beberapa masalah yang muncul di dunia perbankan, diantarnya prosedur pemberian kredit dengan jaminan personal guarantee,persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi personal guarantee, dan hak dan kewajiban penjamin pada Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar.Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan penulis dan menyusunnya di dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Pemberian Kredit Bank Dengan Jaminan Personal Gurantee Pada Bank BRI KCPWillem Iskandar.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka hal-hal
yang dibahas dalam penlitian ini, antara lain : 1. Bagaimana Prosedur pemberian kredit dengan jaminan personal guarantee 2. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi personal guarantee 3. Bagaimana hak dan kewajiban penjamin pada Bank BRI Cabang KCP Willem Iskandar
C. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan pembahasan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara

a. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit kepada debitur dengan jaminan personal guarantee
b. Untuk mengetahui persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi personal guarantee. c. Untuk mengetahui hak dan kewajiban penjamin pada Bank BRI Cabang KCP Willem
Iskandar.
D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dalam melakukan penelitian dapat memberikan sejumlah manfaat
yang berguna adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis, Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah ini dapat memberikan pemahaman dan pandangan – pandangan baru mengenai pemberian kredit dengan jaminan personal guarantee dan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi para pembaca mengenai pengembangan dan pengkajian berupa seluk beluk pemberian kredit dengan Jaminan Personal Guarantee. 2. Manfaat Praktis, Secara praktis, pembahasan permasalahan ini diharapkanhasilnya dapat bermanfaat bagi penulis dan masyarakat.Dan dapat memberikan sumbangan yuridis yang berkaitan dengan Personal guarantee dalam praktek perkreditan perbankan.
E. Metode Penulisan Penulisan skripsi ini bersifat deskriptif yuridis serta menggunakan analisis yang berupa yuridis – empiris dengan mencari data primer dan sekunder serta melalui riset lapangan(Field
Universitas Sumatera Utara

Research) dan riset kepustakaan (Library Research).penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis dan SifatPenelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini adalah metode Yuridis–Empiris, yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk proses induksi dan pengujian kebenaran secara koresponden adalah fakta yang mukhtahir.
Penelitian ini bersifat deskriptif analistis, dengan cara mendapat dan mencari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian yang berkenanan objek penelitian.7
2. Metode Pengumpulan Data Oleh karena itu penulis memilih menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yakni melakukan penelitian dengan berbagai sumber bacaan seperti: buku,peraturan perundang-undangan, pendapat sarjana,bahan-bahan kuliah lainnya dan internet.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yakni dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara terhadap narasumber.Untuk memperoleh data primer yang dapat mendukung penulisan skripsi dengan dilakukan wawancara secara mendalam (in dept interviewing)8dengan mewawancara narasumber yaitu Bapak Syafil Chalid selaku Pincapem BRI KCP Willem Iskandar di BRI KCP Willem Iskandar.
7Zainuddin Ali,2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, Hal 105-106. 8Burhan Ashofa, 1996, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, Hal 59
Universitas Sumatera Utara

c. Analisa data. Data primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif,
yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma – norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Kemudian dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis data selanjutnya semua data diselesaikan dan diolah kemudian dinyatakan secara deskriftif sehingga selain menggambarkan dan mengungkapkan dasar hukumnya, juga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud.
F. Keaslian Penulisan Menurut informasi (sumber) yang diperoleh dari Perpustakaan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, Judul skripsi ini belum pernah ditemukan dan permasalahan yang diajukan juga belum pernah diteliti.Penulis juga menelusuri judul karya ilmiah melalui media internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan penulis, belum ada penulis lain yang pernah mengangkat topiktersebut. Permasalahan dan pembahasan yang diangkat dalam penulisan merupakan hasil pemikiran penulis sendiri.Oleh karena itu, penulis yakin bahwa materi penelitian ini masih aktual mengingat perkembangan personal guarantee dalam praktek perkreditan perbankan masih eksis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa skripsi ini asli.Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang merupakan gambaran isi dari sebuah tulisan skripsi tersebut
serta alasan-alasan penyusunan sistematika dalam daftar isi.Sistematika penulisan skripsi ini
Universitas Sumatera Utara

terbagi dalam bab-bab yang menguraikan sebelumnya secara tersendiri, didalam suatu konteks yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penulis membuat Sistematika dengan membagi pembahasan keseluruhan ke dalam lima bab yang terperinci.
Adapun sistematika penulisan yang penulis maksud adalah: Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini yang merupakan bab pendahuluan, penulis menguraikan tentang hal yang bersifat umum serta alasan pemilihan judul, permasalahan,tujuan dan manfaat penulisan. Tinjauan kepustakaan dan metode penulisan. Sebagai penutup bab ini ditutup dengan memberikan sistematika penulisan skripsi ini. Bab II :Tinjauan Umum Tentang Kredit Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kredit. Diuraikan mengenai pengertian kredit, jenis-jenis kredit, tujuan dan fungsi kredit, para pihak dalam kredit. Bab III : Tinjauan Umum Tentang Jaminan Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai jaminan. Maka akan diuraikan pengertian jaminan dan penjamin, jenis-jenis jaminan, pihak-pihak yang terkait dalam jaminan, dan personal gurantee. Bab IV : Pemberian Kredit Dengan Jaminan Personal Gurantee. Dalam bab ini akan dibahas mengenai prosedur pemberian kredit kepada debitur dengan jaminan personal guarantee, hambatan-hambatan didalam proses pemberian kredit, hak dan kewajiban penjamin. Bab V : Penutup
Universitas Sumatera Utara

Dalam bab ini yang merupakan penutup dari rangkaian bab-bab sebelumnya, dimana penulis membuat suatu kesimpulan atas pembahasan atas skripsi ini yang dilanjutkan dengan memberikan saran-saran atas masalah-masalah yang tidak terpecahkan yang diharapkan akan dapat berguna didalam praktik.
Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI KREDIT BANK
A. Pengertian Kredit Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa latin, credere, yang berarti
kepercayaan. Misalkan, seorang nasabah debitur yang memperoleh kredit dari bank adalah tentu seseorang yang mendapat kepercayaan dari bank.Hal ini menujukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.9
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk menjamin uang untuk membeli berbagai kebutuhan dan produk dan akan membayarnya kembali pada jangka waktu yang telah di perjanjikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentuyang diizinkan oleh bank atau badan lain.
Dalam Pasal 1 butir 11 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa :
“Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga “
Berdasarkan pengertian diatas menunjukan bahwa prestasi yang wajib dilakukan oleh debitur atas kredit yang diberikan kepadanya adalah tidak semata -mata melunasi utangnya
13 tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
9Hermansyah, S.H, M.Hum , 2005 ,Hukum Perbankan Nasional Indonesia . Jakarta: Prenada Media, hal 55
Universitas Sumatera Utara

Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditor terhadap nasabah peminjam sebagai debitur.Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur.
Dapat dikatakan dalam hubungan bahwa kreditor (yang memberi kredit, lazimnya bank) dalam hubungan perkreditan dengan debitor (nasabah, penerima kredit) mempunyai kepercayaan, bahwa debitor dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, dapat mengembalikan (membayar kembali) kredit bersangkutan.Dalam masyarakat umum istilah kredit sudah tidak asing lagi dan bahkan dikatakan popular (dan merakyat), sehingga dalam bahasa sehari- hari sudah di campurbaurkan begitu saja dengan istilah utang.Bahkan dalam dunia pendidikan dengan sistem kredit semester yang baru, istilah kredit sudah memiliki konotasi khusus tersendiri dibanding asal.10
Undang – Undang Perbankan yang diubah menggunakan dua istilah yang berbeda, namun mengandung makna yang sama untuk pengertian kredit. Kedua istilah pembiayaan berdasarkan pada prinsip syariah.Penggunaan istilah tersebut tergantung kepada kegiatan usaha yang dijalankan oleh bank, apakah bank dalam menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional menggunakan istilah kredit, sedangkan bank yang menjalankan usahanya berdasarkan syariah menggunakan istilah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Berdasarkan pengertian kredit seperti yang tersebut diatas maka Thomas Suryapto dalam buku M.Djumhana menyatakan “ada unsur- unsur dari kredit “, yaitu :
10Rachmadi Usman S.H, Aspek- Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT.Grandmedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hal 236
Universitas Sumatera Utara

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya. Dengan adanya resiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi, yaitu yang diberikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa barang, jasa atau uang11.
Semua ketentuan diatas seperti terdapat di dalam penjelasan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 ayat (1), bahwa untuk memperoleh keyakinan terhadap seorang debitur, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari debitur.
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari, penilaian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap suatu permohonan kredit dilakukan dengan berpedoman kepada Formula 4P dan 5C12.
Formula 4P dapat diuraikan sebagai berikut 13: 1. Personality
Dalam hal ini pihak bank mencari data secara lengkap mengenai kepribadian si pemohon kredit, antara lain mengenai riwayat hidupnya, pengalamannya dalam berusaha, pergaulan
11M. Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Cet III (Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 2000), hlm 370-371 12Hermansyah, S.H, Op.Cit , hal 63 13ibid, hal 63-64
Universitas Sumatera Utara

dalam masyarakat, dan lain-lain. Hal ini diperlukan untuk menentukan persetujuan kredit yang diajukan oleh pemohon kredit. 2. Purpose Selain mengenai kepribadian (Personality) dari pemohon kredit, bank juga mencari data tentang tujuan atau penggunaan kredit tersebut sesuai line of bussines kredit bank yang bersangkutan. 3. Prospect Dalam hal ini bank harus melakukan analisis secara cermat dan mendalam tentang bentuk usaha yang akan dilakukan oleh si pemohon kredit.Misalnya, apakah usaha yang dijalankan oleh pemohon kredit mempunyai prospek di kemudian hari ditinjau dari aspek ekonomi dan kebutuhan masyarakat. 4. Payment Bahwa dalam penyaluran kredit, bank harus mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan dari pemohon kredit untuk melunasi kredit dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan.
Mengenai formula 5C dapat diuraikan sebagai berikut 14:
1. Character Bahwa calon nasabah debitor memiliki watak, moral, dan sifat-sifat pribadi yang baik.Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitor untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya.Informasi ini dapat diperoleh oleh bank melalui riwayat usaha, dan informasi usaha-usaha yang sejenis.
2. Capacity

14Ibid, hal 64-65

Universitas Sumatera Utara

Yang dimaksud dengan capacity dalam hal ini adalah kemampuan calon nasabah debitor untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan. Pengukuran kemampuan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan materil, yaitu melakukan penilaian terhadap keadaan neraca, laporan rugi laba, dan arus kas (cash flow) usaha dari beberapa tahun terakhir.Melalui pendekatan ini, tentu dapat diketahui pula mengenai tingkat solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas usaha serta tingkat resikonya.Pada umumnya untuk menilai capacity seseorang didasarkan pada pengalamannya dalam dunia bisnis yang dihubungkan dengan pendidikan dari calon nasabah debitor, serta kemampuan dan keunggulan perusahaan dalam melakukan persaingan usaha dengan pesaing lainnya. 3. Capital Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian tehadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit. Penyelidikan ini tidaklah semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut, sehingga segala sumber yang telah ada dapat berjalan secara efektif. 4. Collateral Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman (back up) atas resiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitor di kemudian hari, misalnya kredit macet.Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit baik utang pokok maupun bunganya. 5. Condition of Economy
Universitas Sumatera Utara

Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut.
Dalam masyarakat yang modern, perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun secara tulisan.Perjanjian merupakan salah satu kerangka hukumperdata dikalangan pakar yang menimbulkan berbagai pandangan.Terdapat banyak sekali isitlah dan pengertian mengenai hukum perjanjian.
Secara yuridis, Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadao satu orang atau lebih”.Dari ketentuan pasal ini jelaslah bagi kita bahwa persetujuan yang bersifat sepihak, yaitu persetujuan yang hanya menimbulkan kewajiban pada satu pihak saja.
Suatu Perjanjian adalah semata – mata suatu persetujuan yang diakui oleh hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha, dan menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang, seperti jual-beli barang, tanah, pemberian kredit, asuransi,pengangkutan barang, pembentukan organisasi usaha, dan sebegitu jauh menyangkut tenaga kerja.15
Syarat sah suatu perjanjian agar dapat dikatakan suatu perjanjian yang sah sesuai dengan pasal 1320 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata menyatakan :
1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya; Yang dimaksud kata sepakat adalah bahwa kedua subjek yang membuat perjanjian itu harus sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok dari suatu perjanjian yang mereka sepakati. 2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian;
15Abdulkadir Muhammad,S.H., Hukum Perjanjian, P.T Alumni, Bandung, 2006, Hal 93
Universitas Sumatera Utara

Sesorang itu harus benar-benar mempunyai kewenangan dalam membuat suatu perjanjian dengan pihak lainnya.Dan harus bertanggung jawab atas akibat dari perjanjian yang dibuat. 3. Mengenai suatu hal tertentu; Pasal 1333 KUHPerdata menyatakan bahwa paling sedikit yang menjadi obyek perjanjian harus dapat ditentukan oleh jenisnya, baik benda berwujud atau benda tidak berwujud. 4. Suatu sebab yang halal; Sebab disini diartikan sebagai isi atau tujuan dari pada suatu perjanjian.Melalui syarat ini, maka hakim dapat mengawasi perjanjian tersebut.
Perjanjian kredit merupakan perjanjian pendahuluan (pactum de contrahendo).Dengan demikian perjanjian ini mendahuli perjanjian hutang-piutang (perjanjian pinjammengganti).Sedang perjanjian hutang-piutang merupakan pelaksanaan dari perjanjian pendahuluan atau perjanjian kredit.16
B. Jenis-Jenis Kredit Kredit terdiri dari beberapa jenis yang bila dilihat dari berbagai pandangan.Dalam hal
ini jenis kredit tidak dapat dipisahkan dari tujuan pembangunan.Awalnya kredit diberikan dengan landasan kepercayaan murni terhadap nasabah. Dengan perkembangan zaman maka ada pula perkembangan mengenai kredit sehingga kredit memliki unsur-unsur yang membuatnya memliki landasan dan berkembanglah pembagian mengenai kredit ini.
Kredit banyak jenisnya dan dapat di golongkan berdasarkan kretaria yang digunakan 1. Penggolongan Berdasarkan Jangka Waktu
16H.Budi Untung,Kredit Perbankan di Indonesia, Andi, Yokyakarta, 2005 Hal 29.
Universitas Sumatera Utara

Apabila jangka waktu digunakan sebagai kriteria, maka suatu kredit dapat dibagi ke dalam :
a. Kredit Jangka Pendek; yakni kredit yang jangka waktunya tidak melebihi 1 tahun. b. Kredit Jangka Menengah; yaitu kredit yang mempunyai jangka waktu antara 1 sampai 3
tahun. c. Kredit Jangka Panjang; dalam hak ini merupakan kredit yang mempunyai jangka waktu
diatas 3 tahun. 2. Penggolongan Berdasarkan Dokumentasi
Yaitu : a. Kredit dengan perjanjian kredit tertulis b. Kredit tanpa surat perjanjian kredit. Untuk itu dapat dibagi kedalam :
i. Kredit lisan Tetapi ini sangat jarang dilakukan. ii. Kredit dengan instrument surat berharga. Misalnya kredit yang hanya lewat
dokumen promes (promissory note), Obligasi (bonds), karu kredit dan sebagainya iii.Kredit cerukan (overdraft) Kredit ini seperti ini timbul karena : 1. Penarikan/ pembebanan giro yang melampaui saldonya 2. Penarikan/ pembebanan R/C yang melampaui platfonnya 3. Penggolongan Berdasarkan Bidang Ekonomi Dalam hal ini suatu kredit dapat dibagi dalam : a. Kredit untuk sektor pertanian, perburuhan dan sarana pertanian. b. Kredit untuk sektor pertambangan. c. Kredit untuk sektor perindustrian. d. Kredit untuk sektor listrik, gas dan air.
Universitas Sumatera Utara

e. Kredit untuk sektor konstruksi. f. Kredit untuk sektor perdagangan, restoran, dan hotel. g. Kredit pengangkutan, perdagangan, dan komunikasi. h. Kredit untuk sektor jasa. i. Kredit untuk sektor lain-lain. 4. Penggolongan Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya
Untuk itu kredit dibagi dalam : a. Kredit konsumtif. Ini merupakan kredit yang diberikan kepada debitor untuk keperluan
konsumsi seperti kredit profesi, kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor, pembelian alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya b. Kredit produktif, yang terdiri dari : i. Kredit investasi; yang dipergunakan untuk membeli barang modal atau barang-
barang tahan lama, seperti tanah, mesin, dan sebagainya. Namun demikian, sering juga kredit ini digolongkan kedalam kredit investasi adalah apa yang disebut sebagai Kredit Bantuan Proyek. ii. Kredit Modal Kerja (Working Capital Credit/ Kredit Eksploitasi); untuk membiayai modal lancar yang habis dalam pemakaian, seperti untuk barang dagangan, bahan baku, overhead produksi, dan sebagainya. iii.Kredit Likuiditas; diberikan dengan tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang kesulitan likuiditas. Misalnya kredit likuiditas dari Bank Indonesia yang diberikan untuk bank-bank yang memiliki likuiditas dibawah bentuk uang. 5. Penggolongan Kredit Berdasarkan Objek Yang Ditransfer Dapat dibagi dalam: a. Kredit Uang (money credit), dimana pemberian dan pengembalian kredit dilakukan dalam bentuk uang
Universitas Sumatera Utara

b. Kredit Bukan Uang (Non Money Credit, Mercentile Credit, Merchant Credit), dimana diberikan dalam benruk barang dan jasa dan pengembaliannya dilakukan dalam bentuk uang.
6. Penggolongan Kredit Berdasarkan Waktu Pencairannya. Dalam hal ini suatu kredit dapat dibagi lagi dalam:
a. Kredit Tunai (Cash Credit), dimana pencairan kredit dilakukan dengan tunai atau pemnindahbukuan kedalam rekening debitor.
b. Kredit Tidak Tunai (Non Cach Credit), dimana kredit tidak dibayar pada saat pinjamnan dibuat. Termasuk dalma penggolongan ini misalnya : i. Garansi bank atau By L/C. Dalam hal ini bank akan membayar apabila terjadi perbuatan tertentu, misalnya jika pada suatu saat pihak pemohon garansi tidak melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain, maka dalam hal seperti ini banklah yang akan membayarnya ii. Letter of Credit, yang merupakan jaminan kepada penjual / pengirim barang dimana bank akan membayar sejumlah uang jika dokumen - dokumen tertentu dipenuhi oleh penjual / pengirimm barang.
7. Penggolongan Kredit Menurut Cara Penarikannya. Apabila dilihat dari segi penarikannya, maka suatu kredit dapat dibagi dalam :
a. Kredit Sekali Jadi (alfopend). Yakni kredit yang pencairan dananya dilakukan sekaligus, misalnya secara tunai ataupun secara pemindahbukuan.
b. Kredit Rekening Koran. Dalam hal ini, baik penyediaan dana maupun penarikan dana tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara tidak teratur kapan saja dan berulang kali. Penarikan sana oleh nasabah dilakukan selama plafon kredit masih tersedia, dilakukan dengan melalui pemindahbukuan, penariakn cek, bilyet giro atau perintah pemindahbukuan lainnya.
Universitas Sumatera Utara

c. Kredit Berulang-ulang (Revolving Loan). Kredit semacam ini biasanya diberikan terhadap debitor yang tidak memrlukan kredit sekaligus, melainkan secara berulangulang sesuai kebutuhan, asalkan masih dalam batas maksimum dan masih dalam jangka waktu yang di perjanjikan. Berbeda dengan kredit rekening Koran, maka kredit berulang-ulang ini lebih dibatasi (tidak dalam arti seluas-luasnya), terutama dalam hal penarikan dan penyetorannya.
d. Kredit Bertahap. Kredit bertahap ini merupakan kredit yang pencairan dananya dilakukan secara bertahap dalam beberapa termin, misalnya tranche I,II,III, dan IV.
e. Kredit Tiap Transaksi (self-liquidating atau eenmalige transactie crediet). Merupakan kredit yang diberikan untuk satu transaksi tertentu, dimana pengembalian kredit diambil dari hasil transaksi yang bersangkutan. Berbeda dengan revolving credit, maka kredit eenmalige ini tidak ditarik dananya secara berulang-ulang, melainkan sekaligus saja, yakni untuk tiap transaksi saja.
8. Penggolongan Kredit dilihat dari Pihak Kreditornya Apabila dilihat dari segi pihak pemberi kredit, maka suatu kredit dapat digolonggolongkan ke dalam:
a. Kredit Terorganisasi (Organized Credit), yakni kredit yang diberikan oleh badan-badan yang terorganisir secara legal dan memang berwenang memberikan kredit. Misalnya bank, koperasi, dan sebagainya.
b. Kredit Tidak Terorganisasi (Unorganized Credit). Merupakan kredit yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun badan yang tidak resmi untuk memberikan kredit.
Kredit tidak terorganisasi ini dapat dipila