Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh: A. Ridwan Siregar
Departemen Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
Makalah disampaikan pada PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENGEMBANGAN BUDAYA BACA
Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Medan, 15 September 2011
Universitas Sumatera Utara

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
A. Ridwan Siregar Departemen Ilmu Perpustakaan, Universitas Sumatera Utara
ridwan@usu.ac.id
Pendahuluan Perpustakaan menggunakan teknologi untuk memperbaiki efisiensi ketika menyediakan
pelayanan bagi pengguna. Peran untuk mengumpulkan bahan perpustakaan menjadi suatu hal yang kritikal karena perubahan pola penggunaan perpustakaan. Berdasarkan data dari Association of Research Libraries menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan berkelanjutan penurunan pertanyaan rujukan pada perpustakaan. Sebaliknya, banyak institusi perpustakaan mengalami peningkatan dalam penggunaan jarak jauh (remote use) sumber daya perpustakaan (Contreas, 2004).
Belajar dari harapan, pilihan, dan kepuasan pengguna perpustakaan mengindikasikan bahwa ekspektasi pengguna adalah peningkatan akses web terhadap sumber daya dalam bentuk teks penuh. Pengguna memilih menggunakan sumber daya informasi dan pengetahuan dari tempat tinggal atau tempat kerja mereka dan menginginkan mereka dapat bekerja mandiri. Kepuasan terhadap pelayanan perpustakaan, sebagian tergantung pada kemampuan perpustakaan untuk mengakomodasikan harapan dan prefrensi pengguna tersebut. Selain menyediakan lebih banyak sumber daya elektronik, perpustakaan juga mengembangkan pelayanan rujukan berbasis web yang komprehensif.
Teknologi Informasi dan Komunikasi Revolusi di bidang komputer dan komunikasi telah mentransformasikan sinonim komputer
menjadi teknologi informasi (TI) atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Perkembangan pesat di bidang TI membawa perubahan revolusioner dalam hal pemerosesan, penyimpanan, penyebarluasan dan pendistribusian informasi dan menjadi ramuan utama yang membawa perubahan besar terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kemudahan berkomunikasi beserta Internet menjadikan perubahan paradigma dalam penggunaan informasi dari basis need to know menjadi informasi available when and where you need it.
Teknologi publikasi digital dan jaringan global telah mendorong pertumbuhan perpustakaan digital dalam berbagai variasi. Sepuluh tahun yang lalu kata Lorcan Dempsey (2006) kita menyaksikan konvergensi web yang bisa dibaca oleh manusia dan peningkatan ketersambungan (connectivity). Sekarang, kita melihat aplikasi komunikasi dan ketersambungan gelombang elektromagnetik (broadband) yang meluas dan merambat ke seluruh pelosok bumi. Dunia semakin datar karena komputer dan komunikasi meresap ke dalam kehidupan kita baik dalam bekerja
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 2
Universitas Sumatera Utara

maupun belajar. Kita membuat karya, membagi-pakainya, dan menggunakan konten dan pelayanan digital.
Implikasi TI pada Perpustakaan Implikasi TI pada perpustakaan dan unit-unit informasi meliputi antara lain: tempat

penyimpanan (storage), kecepatan, kemudahan penggunaan, jumlah besar informasi, kemampuan bekerjasama secara harmonis (interoperability), dan integrasi. Teknologi tempat penyimpanan berkapasitas besar memungkinkan kita untuk menyimpan lebih banyak informasi dalam bentuk digital. Perkembangan teknologi perangkat lunak dan jaringan menawarkan kemudahan dalam penggunaan bahan perpustakaan.
Kelipatan atau pertumbuhan pesat jumlah informasi yang dihasilkan mendorong kita untuk mengalihkan ruang penyimpanan dari rak dan lantai perpustakaan yang mahal ke ruang di dalam disk komputer yang lebih murah. Kemampuan dua sistem atau lebih bekerjasama secara harmonis memberikan kemudahan dalam pertukaran informasi di antara berbagai sistem yang ada dalam jaringan global. Pengintegrasian berbagai pelayanan dari berbagai aplikasi dan lokasi dapat dilakukan dengan dukungan sistem berbasis TI. Sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan dapat dintegrasikan dengan aplikasi terkait lainnya dari SIM institusi induknya.
Keunggulan Pelayanan Berbasis Web Terdapat sejumlah keuntungan pelayanan perpustakaan berbasis web di antaranya adalah:
kemampuan kerjasama sistem, penyelimutan (encapsulation), ketersediaan (availability), deksripsi diri (self-description), modular, kesederhanaan, dan kemampuan sistem untuk dikembangkan (high scalability) (Fremantle, 2002). Sistem berbasis web memiliki kemampuan bekerjasama dengan sistem lain karena memiliki standardisasi yang sama.
Teknologi pada Perpustakaan Penggunaan TI pada perpustakaan dan unit-unit informasi dapat dikelompokkan ke dalam
tujuh kategori yaitu: pengambilan informasi, tempat penyimpanan, identifikasi, pangkalan data, automasi perpustakaan, open source, dan jaringan. Pengambilan informasi (information capture) mencakup penggunaan peralatan komputer seperti papan tombol, pemindai (scanner), kamera digital, dan peralatan bergerak (mobile). Teknologi penyimpanan meliputi antara lain komputer PC, penggerak disk, CD/DVD, pen drives, portable HD, dan blue ray disk. Teknologi indentifikasi termasuk penggunaan barcode, tattle tape, RFID, dan biometrik.
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 3
Universitas Sumatera Utara

Penggunaan teknologi pangkalan data (database) mencakup antara lain pangkalan data buku, artikel, laporan, agregator, penerbit, institutional repository (IR), dan perpustakaan digital. Perangkat lunak perpustakaan digital termasuk DSpace, Fedora, Eprints, Greenstone, Acado dan sebagainya. Perangkat lunak automasi perpustakaan termasuk Libsys, WinISIS, GenISIS, WebLIS, Librarian Suite, PALMS, TLMS Liberty, ALICE, dan sebagainya. Perangkat lunak open source termasuk KOHA, New Gen Lib, Senayan, dan sebagainya. Teknologi jaringan termasuk client-server, P2P (peer to peer), dan Internet.
Library 2.0 Library 2.0 (L2) adalah suatu transformasi cara pelayanan perpustakaan disampaikan kepada
pengguna. L2 menyediakan perangkat baru untuk membuat ruang perpustakaan baik perpustakaan maya (virtual) maupun fisik menjadi lebih interaktif, kolaboratif, dan digerakkan oleh kebutuhan pengguna. L2 mendorong interaksi sosial kolaboratif dua arah antara staf perpustakaan dan pelanggan perpustakaan. L2 memerlukan partisipasi dan umpan balik pengguna dalam pengembangan dan pemeliharaan pelayanan perpustakaan. Ungkapan Library 2.0 dikemukan Michael Case pada blognya, LibraryCrunch, pada tahun 2005, walaupun konsep kolektif yang membentuk Li rary 2.0 telah ada sebelumnya. Istilah tersebut merupakan spin-off We 2.0 yang dikemukakan oleh O'Reilly Media (LIS Wiki, 2011).
Gagasan dasar L2 adalah untuk menjadikan pelayanan lebih sesuai selera (personalize), lebih interaktif, lebih berbasis web, dan digerakkan oleh kebutuhan komunitas. Dalam suatu lingkungan komunikasi yang sangat berbeda, perlu disediakan pelayanan yang lebih sesuai dengan selera pengguna, dan menjadikan pustakawan lebih kompeten. Dengan L2 pelayanan perpustakaan secara konstan diremajakan dan dievaluasi ulang menjadi yang terbaik bagi pengguna. Komponen L2 meliputi antara lain RSS, Blog, Wiki, podcasting, instant messaging, SMS, MMS, dan jejaring sosial.
RSS (really simple syndication) adalah suatu keluarga format web feed untuk mempublikasikan konten yang sering diperbaharui (updated) secara teratur seperti entri blog, headline berita, dan podcasts. Suatu doku e ‘SS ya g dise ut feed , we feed atau ha el' berisikan suatu ringkasan konten dari suatu situs web terkait atau dalam bentuk teks penuh. RSS memungkinkan seseorang bergabung dan mengikuti perkembangan informasi dari suatu situs web dalam program tertentu atau ditampilkan melalui suatu proses penyaringan (Wikipedia, 2011).
Blog atau WEBLOG adalah suatu situs web yang berisikan entri bertanggal dengan susunan kronologis terbalik (paling baru yang pertama) tentang topik tertentu (Answer.com, 2011). Satu orang atau kelompok kontributor dapat menulis pada blog tersebut. Entri dapat berupa komentar
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 4
Universitas Sumatera Utara

dan link ke situs web lain, dan imej yang disumbangkan oleh seseorang atau kelompok orang. Adakalanya fasilitas pencarian juga terdapat pada blog (Wikipedia, 2011).
Wiki berasal dari kata Hawaii yang berarti tergesa-gesa atau cepat. Wiki adalah sebuah situs web kolaboratif di mana kontennya dapat diedit oleh seseorang yang memiliki akses terhadap situs tersebut. Wiki juga adalah suatu aplikasi web yang memungkinkan pengguna menambah konten, seperti yang dapat dilakukan pada forum Internet, dan juga merujuk pada perangkat lunak kolaboratif yang digunakan untuk mengembangkan situs web tersebut. (Wikipedia, 2011).

Podcast adalah sebuah kata yang memiliki kesamaan arti dengan I Pod dari Apple dan penyiaran (broadcasting). Podcast merupakan suatu metode pempublikasian berkas ke Internet, dan memungkinkan pengguna melanggan pada suatu feed atau saluran dan menerima berkas baru secara otomatis dengan berlangganan, biasanya tanpa biaya (Wikipedia, 2011).
Pelayanan jejaring sosial menggunakan perangkat lunak untuk membangun jaringan sosial online untuk komunitas masyarakat yang ingin berbagi-pakai minat dan aktifitas atau yang berminat dalam eksplorasi minat dan aktifitas orang lain. Biasanya pelayanan jenis ini berbasis web dan menyediakan berbagai cara bagi pengguna untuk berinteraksi seperti obrolan (chatting), pengiriman pesan, e-mail, video, berbagi-pakai berkas, blogging, diskusi kelompok, dan sebagainya.
Perubahan Pradigma Perkembangan TI telah mengubah paradigma di lingkungan perpustakaan dan unit-unit
informasi. Beberapa paradigma tersebut adalah perubahan: dari perpustakaan tradisional ke perpustakaan digital, dari cetakan pada kertas ke informasi digital, dari katalog kartu ke Web OPAC, dari rantai ke tag RFID, dari jurnal cetak ke jurnal online atau elektronik, dari kepemilikan ke akses, dari akses di perpustakaan ke akses jauh dan desktop, dari fotokopi ke kopi digital, DDS disediakan melalui e-mail sebagai pengganti pos atau faksimil, dari perpustakaan berdiri sendiri (stand alone) ke jejaring informasi, dan dari perpustakaan fisik ke perpustakaan maya.
Pustakawan dan TI Mengapa pustakawan harus merangkul teknologi. Profesional informasi mengadopsi
teknologi seperti komputasi, jaringan, Internet, data digital dan sebagainya, dan beradaptasi dengan peru aha li gku ga kare a fokus uta a ereka adalah pe ggu a da pe e uha ke utuha informasi pengguna. Evolusi jejaring praktik pembelajaran dan penelitian melintasi disiplin dan institusi merupakan sesuatu yang harus diketahui oleh pustakawan. Perpustakaan harus memahami bagaimana yang terbaik untuk berkembang bersama perubahan, dan memerlukan bukti sebagai dasar perencanaan perpustakaan (Dempsey, 2006).
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 5
Universitas Sumatera Utara

Sikap Pengguna Sikap pengguna dapat dibagi ke dalam dua kategori utama yaitu pengguna sebagai pencari
informasi yang cerdik teknologi dan pengguna yang tidak tahu teknologi . Dalam dunia berjejaring datar di mana data dan konten mengalir lebih bebas, kemungkinan yang terjadi di perpustakaan adalah desakan ke arah lingkungan pengguna jejaring (Dempsey, 2006). Di sisi lain, sikap pengguna pencari informasi bisa berbeda didasarkan pada kompetensi mereka masing-masing.
Peran Pustakawan Secara tradisional, pustakawan terbiasa untuk memilih, mencari, mengumpulkan,
mengorganisasikan, memelihara dan menjaga sumber daya perpustakaan. Pada era digital peran pustakawan berubah menjadi negosiator, navigator, fasilitator, edukator, entreprenir, dan penyaring informasi. Sebagai negosiator pustakawan dituntut memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Sebagai navigator pustakawan harus memiliki kemampuan untuk menelusuri lautan informasi dalam semua format. Pustakawan juga berperan sebagai fasilitator informasi dan infrastruktur informasi. Sebagai edukator, pustakawan harus akrab dengan informasi dalam berbagai format dan mampu melatih pengguna kapan saja diperlukan. Sebagai entreprenir berarti pustakawan memiliki kemampuan untuk memasarkan pelayanan perpustakaan. Pustakawan juga dituntut untuk bertindak sebagai penyaring informasi (information filter) dengan kemampuan untuk menyediakan informasi yang benar, pada waktu yang tepat kepada orang yang tepat dari sumber daya yang tepat.
Tantangan dan Peluang Tantangan dan peluang dalam manajemen sumber daya adalah penyediaan informasi dari
berbagai sumber daya yang berbeda-beda (cetak, elektronik dan online), penggunaan sumber daya, dan evaluasi penggunaan dan pengukuran dampak penggunaan sumber daya tersebut. Perpustakaan juga harus menyediakan informasi tentang open access resources dan mendidik pengguna tentang sumber daya tersebut. Tantangan lainnya adalah membangun repositori institusi (IR). Selain itu, perpustakaan harus menyediakan kesatuan tanpa klim (seamless integration) semua pangkalan data sumber daya elektronik dan online yang berbeda-beda. Pengetahuan yang memadai tentang hak atas kekayaan intelektual (HAKI) juga diperlukan agar perpustakaan terhindar dari klaim atas kemungkinan penyalah-gunaan sumber daya tersebut.
Terdapat sejumlah tantangan dan peluang berkaitan dengan open access (OA). Literatur OA adalah bentuk digital, gratis, dan bebas hak cipta. OA kompatibel dengan hak cipta, tinjauan sejawat
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 6
Universitas Sumatera Utara

(peer review), pendapatan, cetak, preservasi, prestise, peningkatan karir, pengindeksan, dan dukungan pelayanan berkaitan dengan literatur ilmiah konvensional. Walaupun OA fokus pada literatur di mana pengarangnya memberikan karyanya kepada dunia tanpa mengharapkan pembayaran, tetapi literatur OA tidak gratis untuk diproduksi atau dipublikasikan (Suber, 2004).

Perpustakaan juga ditantang untuk mengembangkan repositori institusi. Repositori institusi (IR) adalah suatu konsep kontemporer yang mengumpulkan dan membuat tersedia bagi pengguna sebanyak mungkin dokumen yang dihasilkan oleh institusi. IR adalah satu jenis pangkalan data sumber daya informasi digital, yang dapat diakses melalui Internet atau intranet. IR adalah versi elektronik dokumen seperti makalah, buku, tesis, data set, program komputer, visualisasi, simulasi, publikasi multimedia, arsip administratif, buku terbitan, bagian depan jurnal, dataset bibiliografis, citra, berkas audio, berkas video, obyek pembelajaran, dan halaman web (Donohue, 2010). IR selain berfungsi memberikan pelayanan OA bagi masyarakat luas, juga berfungsi untuk memelihara aset institusi dan mensentralisasikan manajemen karya atau produk institusi. Untuk mendorong pertumbuhan IR dan OA, Webometrics sejak tahun melakukan pemeringkatan IR yang didasarkan pada indikator web (size, visibility, rich files dan scholar) untuk mengukur visibilitas global dan dampak dari repositori tersebut (Ranking Web of World Repositories, 2011).
Kesimpulan Perkembangan pesat dan luar biasa di bidang teknologi informasi dan komunikasi
mentransformasikan cara penanganan informasi dan kebiasaan pencarian informasi baik oleh pustakawan maupun pengguna. Berkaitan dengan luasnya cakupan penggunaan TI di lingkungan perpustakaan dan ekspektasi pengguna terhadap pelayanan berbasis TI, menuntut manajemen perpustakaan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang TI. Keterampilan lunak (soft skills) di bidang TI merupakan salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki oleh pustakawan saat ini. Oleh karena itu, sangat diperlukan program berkelanjutan pelatihan professional informasi untuk pustakawan dan pelatihan literasi informasi bagi pengguna perpustakaan. Pelatihan akan mempengaruhi persepsi, sikap dan opini tentang informasi yang disajikan.
Rujukan Answer.com (2011). ReferenceAnswers. (12/9/2011). Contreas, Paula, Linda Klimczyk, and Laura K. Probst (2004). Expansion of Web-Based Library
Services in Large Research Libraries: A Penn State Case Study. < net.educause.edu/ ir/library/pdf/EDU0370.pdf> (12/9/2011).
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 7
Universitas Sumatera Utara

Dempsey, Lorcan (2006). The (Digital) Library Environment: Ten Years After. Ariadne, issue 46, February 2006. < http://www.ariadne.ac.uk/issue46/dempsey/intro.html> (12/9/2011).
Donohue, Tim (Editor) (2010). DSPACE: EndUserFaq. (12/9/2011).
Fremantle, Paul, Sanjiva Weerawarana, and Rania Khalaf (2002). Examining the emerging field of Web Services and how it is integrated into existing enterprise infrastructures. Communications of ACM, 2002, 45(10), 77-82. < http://cacm.acm.org/magazines/ 2002/10/20752-enterprise-services/fulltext> (13/92011).
LIS Wiki (2011). (12/9/2011). Ranking Web of World Repositories (2011).
(13/9/2011). Suber, Peter (2004). A very brief introduction to open access. (12/9/2011). Wikipedia (2011). . (12/9/2011). Wikipedia (2011). . (12/9/2011). Wikipedia (2011). . (12/9/2011). Wikipedia (2011). . (12/9/2011).
A. Ridwan Siregar: Pelayanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi - 8
Universitas Sumatera Utara