Bidang ini bertugas untuk menyiapkan data, menyusun sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Bidang ini bertugas untuk menyusun neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistic
3.2 Sejarah Singkat Kota Binjai
Berdasarkan penuturan para Orang Tua yang dianggap mengetahui asal mulanya Binjai, yang saat ini menjadi Kota Binjai, dahulunya adalah sebuah kampung kecil
yang berada di pinggir sungai Bingai. Binjai sebenarnya adalah nama suatu pohon besar, rindang tumbuh dengan kokoh di tepi sungai Bingai yang bermuara di sungai
Wampu. Pada tahun 1823 Gubernur Inggris berkedudukan dipulau penang mengutus Jhon Anderson untuk pergi ke pesisir Sumatera Timur dan dicatatannya disebutkan
kampung yang bernama Ba Bingai menurut buku Mission To The Eastcoau of Sumatera Edinburg 1926. Sebenarnya sejak tahun 1822 Binjai telah dijadikan
BandarPelabuhan dimana hasil pertanian lada yang di ekspor, yang berasal dari perkebunan Lada di sekitar Ketapangai Pungai atau Kelurahan kebun LadaDamai.
Perkembangan zaman terus berjalan, pada tahun 1864 daerah Deli dicoba ditanami tembakau oleh Pioner Belanda J.Nienkyis dan 1866 didirikan Deli
Maatschappiy. Usaha Untuk menguasai Tanah Deli oleh orang Belanda tidak terkecuali dengan menggunakan politik pecah belah melalui pengangkatan datuk-
datuk. Usaha ini diketahui oleh Datuk Kocik, Datuk Jalil, dan Suling barat yang tidak
Universitas Sumatera Utara
mau bekerjasama dengan Belanda bahkan melakukan perlawanan. Bersamaan dengan itu Datuk Sunggal tidak menyetujui pemberian konsensi tanah kepada perusahaan
Rotterdanmy oleh Sultan Deli karena tanpa persetujuan. Di bawah kepemimpinan Datuk Sunggal bersama rakyatnya di Timbang Langkat Binjai dibuat benteng
pertahanan untuk menghadapi Belanda.
Dengan tindakan Datuk Sunggal ini Belanda merasa terhina dan memerintahkan Kapten Koops untuk menumpas para Datuk yang menetang belanda.
Dan pada 17 Mei 1872 terjadilah pertempuran antara Datukmasyarakat dengan Belanda. Peristiwa inilah yang menjadi sejarah dan dititetapkan sebagai hari jadi kota
Binjai. Perjuangan para Datukrakyat terus berkobar dan pada akhirnya pada 24 Oktober 1872 Datuk Kocik, Datuk Jalil dan Sulung Barat dapat ditangkap Belanda
dan kemudian pada tahun 1873 dibuang ke Cilacap. Pada Tahun1917 oleh pemerintah Belnda dikeluarkan Instelling Ordonantie No. 12 dimana Binjai dijadikan Gemente
dengan luas 267 Ha.
Pada Tahun 1942-1945 Binjai dengan pemerintahan Jepang dengan kepala pemerintahannya adalah Kagujawa dengan sebutan Guserbu dan pada tahun
19441945 Pemerintah Kota dipimpin oleh Ketua Dewan Eksekutif J.Runnasbi dengan anggota Dr. RM Djulham, Natangsa Sembiring, dan Tan Hong Poh.
Pada tahun 1945 saat revolusi sebagai kepala pemerintahann Binjai adalah RM. Ibnu dan pada tanggal 29 oktober 1945 T. Amir Hamzah diangkat menjadi
Residen langkat oleh komite Nasional dan pada masa pemerintahan Belanda tahun 1947 Binjai dibawah Asisten Residen J. Bunger dan RM. Ibnu sebagai Wakil
Universitas Sumatera Utara
Walikota Binjai pada tahun 1948-1950 pemerintahan Kota Binjai dipegang oleh Asc Moree. Tahun 1950-1956 Binjai menjadi Kota Administratif Kabupaten Langkat dan
sebagai walikota adalah OK Salamuddin kemudian T. Ubaidullah Tahun 1553-1956. Berdasarkan Undang-undang darurat No. 9 Tahun 1956 Kota Binjai menjadi otonom
Kotapraja dengan walikota pertama SS. Parumuhan.
Dalam Perkembangannya Kota Binjai sebagai salah szatu daerah tingkat II di Provinsi Sumatera Utara telah membenahi dirinya dengan melakukan pemekaran
wilayahnya. Semenjak ditetapkannya peraturan pemerintah No. 10 tahun 1986 wilayah kota daerah kota Binjai telah diperluas menjadi 90,23 km
2
dengan 5 wilayah kecamatan yang terdiri dari 11 desa dan 19 kelurahan. Setelah diadakan pemecahan
desa dan kelurahan pada Tahun 1993 maka jumlah desa menjadi 17 dan kelurahan menjadi 20. Perubahan ini berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor
140-1395SK1993 Tanggal 3 juni 193 tentang pembentukan 6 desa persiapan dan 1 kelurahan persiapan Kota Binjai Berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara No.
1462624SK1996 tanggal Agustus 1996, 17 desa menjadi kelurahan.
3.2.1 Kecamatan Binjai Selatan
Kelurahan Tanha Merah Kelurahan Binjai Estate
Kelurahan tanah Seribu Kelurahan Pujidadi
Kelurahan Rambung Dalam
Universitas Sumatera Utara
Kelurahann Rambung Barat Kelurahan Rambung Timur
Kelurahan Bhakti Karya
3.2.2 Kecamatan Binjai Kota
Kelurahan Berngam Kelurahan Satria
Kelurahan Setia Kelurahan Kartini
Kelurahan Tangsi Kelurahan Binjai
Kelurahan Pekan Binjai
3.2.3 Kecamatan Binjai Timur
Kelurahan Mencirim Kelurahan Tunggorono
Kelurahan Timbang langkat Kelurahan Tanah Tinggi
Kelurahan Sumber muliorejo
Kelurahan Dataran Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Kelurahan Sumber karya
3.2.4 Kecamatan Binjai Utara
Kelurahan Pahlawan Kelurahan Jatinegara
Kelurahan Nangka Kelurahan Jati Karya
Kelurahan Damai Kelurahan Kebun Lada
Kelurahan Cengkeh Turi Kelurahan Jati Makmur
Kelurahan Jati Utomo
3.2.5 Kecamatan Binjai Barat
Kelurahan Bandar Sinembah Kelurahan Limau Mungkur
Kelurahan Limau Sundai Kelurahan Paya Roba
Kelurahan Suka Maju Kelurahan Suka Ramai
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 Pengertian Analisis Data