PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017.
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA
SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017
Oleh :
Yulitaria Marselina
NIM. 4123111090
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA
SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017
Yulitaria Marselina (NIM. 4123111090)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dengan menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika pada materi pecahan. (2) Mendeskripsikan proses jawaban siswa
dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
pada materi pecahan. (3) Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan open ended. (4) Mengetahui keefektifan pendekatan
open ended dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai T.A
2016/2017 yang berjumlah 28 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah
kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pendekatan open ended
dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan.
Penelitian terdiri dari 2 siklus dan tes diberikan pada setiap akhir siklus.
Dari hasil analisis data diperoleh hasil: (1) rata-rata nilai tes berpikir kritis pada
siklus I sebesar 65,93 dengan 60,71% dari jumlah siswa yang mengikuti tes
memiliki tingkat berpikir kritis minimal kategori cukup kritis kemudian rata-rata
meningkat pada siklus II sebesar 83,24 dengan 85,71% dari jumlah siswa
memiliki tingkat berpikir kritis minimal kategori cukup kritis. (2) Proses
penyelesaian masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa secara
klasikal pada siklus I sebesar 57,14% kemudian meningkat pada siklus II menjadi
92,86%. (3) Respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
open ended adalah positif dengan persentase pada siklus I sebesar 83,93 % dan
pada siklus II sebesar 92,86 %. (4) Pendekatan open ended dalam pembelajaran
efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar
pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Kata Kunci : Pendekatan Open Ended, Kemampuan Berpikir Kritis
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan,
kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Open Ended dalam
Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak
penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin,
M.Pd, Bapak Dr. Mulyono, M.Si, dan Bapak Denny Haris, S.Si, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan
ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh
Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
H. Purba, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak S. Simanjorang, S.Pd selaku
guru bidang studi matematika SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai, guru, staf,
pegawai, dan siswa-siswi SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih terdalam kepada
Ayahanda tercinta Bapak Drs. Jabangso Sihotang dan Ibunda tercinta Ibu
Restaulina Sinaga yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan
dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama menjalani pendidikan hingga
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Uda dan Inang Uda
Sefrika, Bapak Uda dan Inang Uda Niko, kakak tercinta Yesika Masri Sihotang
yang telah memberikan semangat, bantuan dan dukungan kepada penulis. Terima
v
kasih juga kepada adik-adik tersayang Anjas Wamara Sihotang, Dicky Arif
Sihotang dan Indah Agustia Sihotang yang menjadi penyemangat bagi penulis.
Terima kasih juga kepada sahabat tersayang Eva Kartika Purba dan Vivi
Erika Medina Tobing yang sudah banyak membantu, mendukung, dan memberi
semangat tiada hentinya kepada penulis dari awal sampai selesainya penyusunan
skripsi ini. Terima kasih kepada teman seperjuangan selama bimbingan skripsi
Novi Ryanti Siahaan, Indah Hartaty Tamba, dan Riani Wulandari yang sudah
banyak membantu dan memberikan informasi serta motivasi kepada penulis.
Terima kasih juga kepada semua sahabat dan rekan-rekan seperjuangan di Jurusan
Matematika kelas DIK C 2012 khususnya Febri Hasibuan, Venina, Diamony,
Efriliana, Yusrina, Denisha, Tia, Timbul dan teman – teman lainnya yang telah
banyak membantu dan saling memberi semangat kepada penulis selama
perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis,
Agustus 2016
Yulitaria Marselina
NIM. 4123111090
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
7
1.3. Batasan Masalah
8
1.4. Rumusan Masalah
8
1.5. Tujuan Penelitian
9
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kemampuan Berpikir Kritis
10
2.2. Pengertian Pembelajaran Matematika
15
2.3. Pendekatan Dalam Pembelajaran Matematika
16
2.4. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika
18
A. Pengertian Open-Ended
18
B. Masalah Open-Ended
20
C. Sintaks Pembelajaran dengan Open Ended
22
D. Manfaat Pendekatan Open-Ended
23
E. Keunggulan Pendekatan Open-Ended
24
F. Kekurangan Pendekatan Open-Ended
24
2.5. Proses Jawaban
24
vii
2.6. Teori Belajar Pendukung
25
2.7 Materi Pelajaran
26
A. Pengertian Bilangan Pecahan
26
B. Materi Pecahan
28
2.8. Penelitian Yang Relevan
38
2.9. Kerangka Konseptual
38
2.10. Hipotesis Tindakan
40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
41
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
A. Subjek Penelitian
41
B. Objek Penelitian
41
3.3. Jenis Penelitian
41
3.4. Definisi Operasional
41
3.5. Instrumen Penelitian
42
A. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
42
B. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
44
C. Lembar Observasi Kemampuan Guru
44
D. Angket Respon Siswa
45
E. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa
46
3.6. Prosedur Penelitian
46
A. Prosedur Penelitian Siklus I
46
B. Prosedur Penelitian Siklus II
48
3.7. Teknik Analisis Data
51
A. Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis
51
B. Analisis Data Observasi
53
C. Analisis Angket Respon Siswa
53
D. Analisis Data Penyelesaian Jawaban Siswa
54
3.8. Indikator Keberhasilan
BAB IV
55
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I
57
viii
4.1.1. Permasalahan I
57
4.1.2. Perencanaan Tindakan I
58
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
59
4.1.3.1. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Pertama
59
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Kedua
60
4.1.3.3. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Ketiga
61
4.1.4. Observasi I
61
4.1.5. Analisis Data I
66
4.1.6. Proses Penyelesaian Jawaban I
69
4.1.7. Refleksi I
70
4.1.7.1 Refleksi Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa
70
4.1.7.2 Refleksi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis I
71
4.2. Hasil Penelitian Siklus II
73
4.2.1. Permasalahan II
73
4.2.2. Perencanaan Tindakan II
73
4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
74
4.2.3.1. Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Pertama
74
4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Kedua
76
4.2.3.3 Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Ketiga
76
4.2.4. Observasi II
77
4.2.5. Analisis Data II
81
4.2.6. Proses Penyelesaian Jawaban II
84
4.2.7. Refleksi II
85
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V
87
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
90
5.2. Saran
91
DAFTAR PUSTAKA
93
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
50
Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Tiap Indikator KBK pada Siklus I
68
Gambar 4.2. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Klasikal Siklus I
69
Gambar 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Tiap Indikator KBK pada Siklus II
83
Gambar 4.4. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Klasikal Siklus II
84
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Open-Ended
22
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Berpikir Kritis
43
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis
43
Tabel 3.3 Aspek yang Diamati pada Angket Respon Siswa
43
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
53
Tabel 3.5 Interpretasi Aktivitas Siswa dan Kemampuan Guru
45
Tabel 3.6 Interval Penilaian Proses Jawaban
54
Tabel 3.7 Kategori Persentase Proses Penyelesaian Jawaban
55
Tabel 3.8 Kriteria dan Target Keberhasilan
55
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Awal Berpikir Kritis Siswa
57
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I
62
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
64
Tabel 4.4 Persentase Respon Siswa Pada Siklus I
65
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Siklus I
66
Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal Siklus I
67
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan Soal Siklus I
67
Tabel 4.8 Tingkat Penyelesaian Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis I
69
Tabel 4.9
72
Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
77
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
79
Tabel 4.12 Persentase Respon Siswa Pada Siklus II
80
Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Siklus II
81
Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal Siklus II
82
Tabel 4.15 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan Soal Siklus II 82
Tabel 4.16 Tingkat Penyelesaian Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis II
84
Tabel 4.17 Hasil Penelitian Siklus II
86
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)
96
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)
100
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)
104
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)
108
Lampiran 5
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 1) Siklus I
112
Lampiran 6
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 2) Siklus I
117
Lampiran 7
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 1) Siklus II
123
Lampiran 8
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 2) Siklus II
126
Lampiran 9
Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus I
130
Lampiran 10
Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus I
133
Lampiran 11
Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus II
136
Lampiran 12
Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus II
138
Lampiran 13
Tes Kemampuan Awal
141
Lampiran 14
Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
142
Lampiran 15
Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
143
Lampiran 16
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal
144
Lampiran 17
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Berpikir Kritis I
Lampiran 18
149
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Berpikir Kritis II
154
Lampiran 19
Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal
159
Lampiran 20
Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
160
Lampiran 21
Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
161
Lampiran 22
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis
162
Lampiran 23
Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal
163
Lampiran 24
Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
169
Lampiran 25
Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
175
Lampiran 26
Lembar Observasi Kegiatan Guru
181
Lampiran 27
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
189
xii
Lampiran 28
Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
197
Lampiran 29
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal
198
Lampiran 30
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Awal Per-Indikator
199
Lampiran 31
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
202
Lampiran 32
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
Per-Indikator
203
Lampiran 33
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
206
Lampiran 34
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
Per-Indikator
Lampiran 35
Lampiran 36
207
Analisis Proses Jawaban Siswa Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa
210
Dokumentasi Penelitian
212
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang melaju
begitu cepat di era globalisasi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Dengan begitu perkembangan IPTEK yang ada dapat dikuasai,
dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Pendidikan merupakan proses atau perbuatan mendidik yang sangat baik di dalam
pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Sebagaimana yang dikemukakan Munandar (2012:6) tujuan pendidikan
pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia
dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan
pribadinya dan kebutuhan masyakarat. Setiap orang mempunyai bakat dan
kemampuan yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan yang
berbeda
pula.
Pendidikan
bertanggung
jawab
untuk
memandu
(yaitu
mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (yaitu meningkatkan dan
mengembangkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa
atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (the gifted and talented).
Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas
secara baik oleh pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan
kemauan untuk bekerjasama secara efektif. Hal tersebut mendorong dunia
pendidikan untuk membuat inovasi dan formulasi pembelajaran yang relevan.
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengkondisikan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan kebutuhan
1
2
pribadi dan masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan guru pada siswa. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan bidang studi yang memiliki peranan penting. Hal ini
dapat dilihat dengan jam pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak
dibanding dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu juga matematika
merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua janjang pendidikan mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan sebagian besar di Perguruan Tinggi.
Mata pelajaran matematika yang diberikan di pendidikan dasar dan menengah
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Ada beberapa alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.
Abdurrahman (2012:204) menyatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan karena: (1) selalu digunakan dalam setiap segi
kehidupan; (2) semua bidang studi membutuhkan keterampilan matematika
yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas;
(4) dapat digunakan untuk menyajikan informai dalam berbagai cara; (5)
meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan
masalah yang menantang.
Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini
menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus
berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa “Matematika adalah
pelajaran yang sulit dimengerti dan menakutkan”. Sejalan dengan yang
diungkapkan Abdurrahman (2012:202) yang menyatakan bahwa, “dari berbagai
bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang
dianggap paling sulit bagi siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebihlebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap sebagai pembelajaran
yang sulit karena menggunakan simbol dan lambang yang dimaknai dengan
3
penghapalan rumus sehingga pada proses belajar mengajar siswa kurang terlibat
aktif dalam pembelajaran. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung
memberitahu konsep, sifat, teorema dan cara menggunakannya. Sehingga sering
dijumpai di sekolah siswa-siswa yang kurang tertarik belajar matematika. Hal ini
terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika,
guru menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan
soal) yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang
dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan
dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan dari data
hasil Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti
oleh siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation and Educational Achievement (IAE)
study center boston college tersebut diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk
bidang matematika Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42
negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun
2007 (Muklis, dkk. 2015:1)
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di
Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Faktor dari siswa yaitu
kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain
yaitu adanya anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap
bahwa pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran
guru ke pikiran siswa. Hal ini mengekibatkan siswa lebih fokus menghapal semua
konsep matematika yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, dalam perkembangan
seperti sekarang ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai
pemberi informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat
mengkonstruk sendiri pengetahuan matematikanya.
Kemampuan berpikir siswa yang tinggi akan matematika sangat diperlukan
terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemampuan berpikir tersebut adalah
4
kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan dan memecahkan permasalahan yang ada dalam
kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, siswa sebagai bagian dari masyarakat
harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis yang baik.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari
suatu kejadian dan informasi yang datang setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu
proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakininya. Tujuan dari berpikir kritis
adalah untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memahami
suatu arti dibalik suatu kejadian.
Menanamkan kebiasaan berpikir kritis bagi siswa perlu dilakukan agar
mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam
kehidupannya. Dengan demikian mereka akan tangguh dalam menghadapi
berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu
mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam
berbagai situasi berbeda dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa kemampuan berpikir kritis
sangatlah penting. Kemampuan berpikir kritis seseorang dalam bidang studi tidak
terlepas dari pemahamannya terhadap materi bidang tersebut. Seseorang tidak
mungkin dapat berpikir kritis dalam suatu bidang tertentu tanpa pengetahuan
mengenai isi dan teori bidang tersebut. Oleh karena itu, agar siswa dapat berpikir
kritis dalam matematika, maka siswa tersebut harus memahami matematika
dengan baik. Adapun keterampilan yang harus dicapai siswa dalam berpikir kritis
yaitu keterampilan dalam memberikan penjelasan sederhana, keterampilan dalam
memberikan penjelasan lanjut, keterampilan dalam mengatur strategi dan taktik
serta keterampilan dalam menyimpulkan dan mengevaluasi.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, jarang sekali siswa
diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan.
Utomo dan Ruijter (Azizah, 2014:4) memaparkan bahwa pada latihan pemecahan
soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik,
sebagian besarnya lagi tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi
5
petunjuk pun mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut,
sehingga guru menerangkan seluruh penyelesaiannya.
Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak H.
Situmorang, salah satu guru matematika di SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai
yang menyatakan bahwa siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang
sulit bahkan masih ada siswa yang tidak menyukai matematika. Siswa masih
belum mampu berpikir kritis, logis, dan kreatif dalam pembelajaran matematika
terutama dalam menyelesaikan soal matematika.
Selanjutnya peneliti juga memberikan tes kemampuan awal kepada siswa
kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai. Berdasarkan hasil tes tersebut
diperoleh tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis soal siswa
sebesar 39,28% mensintesis sebesar 35,71% dan dalam menarik kesimpulan
sebesar 14,28%. Dan diperoleh persentase ketuntasan klasikal kemampuan
berpikir kritis siswa kelas VII masih rendah dengan persentase sebesar 35,71%
dengan nilai rata – rata kelas adalah 56,25.
Masalah yang timbul dalam pembelajaran matematika tersebut disebabkan
banyak guru matematika yang menganut paradigma transfer of knowledge. Dalam
hal ini, interaksi dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu dari guru
sebagai sumber informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Siswa tidak
diberikan banyak kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
belajar- mengajar (PBM) di kelas. Dengan kata lain, pembelajaran lebih berpusat
pada guru bukan pada siswa.
Pembelajaran yang berlangsung selama ini hanyalah menyajikan dan
menyelesaikan soal-soal rutin yang bisa langsung diselesaikan siswa dengan
algoritma yang dicontohkan guru. Sehingga banyak siswa mengikuti pelajaran
hanya sebatas rutinitas tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan
maupun keterampilan. Peristiwa yang paling menonjol adalah siswa hanya
berperan sebagai pendengar, siswa juga kurang terlibat dalam pembelajaran,
sehingga siswa tidak mampu berpikir kritis.
Akibatnya, jika soal tersebut diganti bentuknya siswa akan kebingungan
menjawabnya. Polya (1973: v) menyatakan :
6
If a teacher of mathematics fill his allotted time with drilling his students
in routine operations, then he kills their interest, hamper their intellectual
development, misuses his opportunity. But, if he challenges the curiosity of
his students by setting then problems proportionate to their knowledge,
and helps them to solve their problems with stimulating questions, he may
give them to solve their problems with simulating question, he may give
them a taste for, and some means of, independent thinking.
Jika seorang guru matematika hanya melatih siswanya menyelesaikan
soal-soal atau operasi rutin, ia sama saja membunuh ketertarikan siswa belajar
matematika, membatasi perkembangan intelektual mereka dan menyia-nyiakan
waktu mengajarnya. Tetapi, jika si guru meningkatkan keingintahuan siswanya
melalui pemecahan masalah dari kehidupan nyata siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan membantu mereka memecahkan masalah dengan pertanyaan
yang merangsang, maka guru membuat mereka merasa bermatematika,
memahami matematika, dan berpikir bebas.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika,
perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang
diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu
pendekatan
open ended. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada (Muhsinin,
2013:49) yang menyatakan bahwa :
Pendekatan open ended adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki
metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik.
Pendekatan
open ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan pembelajaran
ini membawa siswa untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara dan
mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual
dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan open
ended menjanjikan suatu kesempatan bagi siswa untuk menginvestigasi berbagai
strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengolaborasikan
permasalahan, agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang
secara maksimal.
7
Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (Istarani, 2015:106) yang
menyatakan bahwa :
Pendekatan open ended adalah pembelajaran dengan problem terbuka,
artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan
berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab,
fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi”.
Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan
metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban siswa
yang beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses
mencapai jawaban tersebut. Dan siswa akan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
Adapun keunggulan pendekatan
open ended menurut Suherman
(2003:132):
(1) siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya, (2) siswa memiliki kesempatan lebih banyak
dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika secara
komperhensif, (3) siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah
dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) siswa secara
intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) siswa
memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, kemampuan
berpikir kritis siswa perlu ditingkatkan dan pendekatan
open ended sangat
memungkinkan untuk menjadi penyelesaiannya maka peneliti merasa perlu
mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian yang berjudul: “Penerapan
Pendekatan
Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Swasta
Santo Thomas 2 Binjai T.A 2016/2017”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Respon siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah.
8
2. Masih rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII di SMP
Santo Thomas 2 Binjai dalam pelajaran matematika.
3. Pembelajaran yang dilakukan di kelas VII di SMP Santo Thomas 2 Binjai
masih berupa pembelajaran satu arah.
4. Ketidaktepatan guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan/strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
siswa kelas VII di SMP Santo Thomas 2 Binjai dalam pelajaran matematika.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi masalah,
maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang
akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah dan jelas. Masalah yang dikaji pada
permasalahan ini dibatasi pada penerapan pendekatan
open ended dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diteliti adalah
1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan
pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan
dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pendekatan
open ended?
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
open ended?
4. Bagaimana keefektifan pendekatan
open ended dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017?
9
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika kelas
VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Untuk mendeskripsikan proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah
berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dengan menerapkan pendekatan
open ended.
3. Untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan open ended.
4. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
1.6
Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini memberi
manfaat, antara lain:
1. Bagi siswa; untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika.
2. Bagi guru; sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk
menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti; dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai
dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya
dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
4. Bagi peneliti lain; dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat
untuk melakukan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada Bab IV
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada materi pecahan kelas VII di
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai. Hal ini diketahui berdasarkan hasil tes
yang diberikan, dimana nilai rata – rata kelas mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata sebesar 56,25 pada tes kemampuan awal meningkat menjadi
65,93 pada siklus I dan meningkat menjadi 83,24 pada siklus II. Dan terdapat
peningkatan ketuntasan klasikal pada tes kemampuan awal sebanyak 10 siswa
(35,71%) yang tuntas (memperoleh nilai kemampuan ≥ 70 atau memiliki
tingkat kemampuan berpikir kritis berada dalam kategori minimal cukup
kritis) meningkat menjadi 17 siswa (60,71%) yang tuntas (memperoleh
kemampuan ≥ 70 atau memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada
dalam kategori minimal cukup kritis) pada siklus I dan mengalami
peningkatan menjadi 24 siswa (85,71%) yang tuntas (memperoleh
kemampuan ≥ 70 atau memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada
dalam kategori minimal cukup kritis) pada siklus II. Hal ini menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa sudah melebihi target yaitu 85% sehingga
dapat dikategorikan bahwa ketuntasannya adalah baik.
2.
Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal mengalami peningkatan. Hal
ini dilihat dari persentase proses penyelesaian jawaban siswa pada tes
kemampuan berpikir kritis matematika siklus I sebesar 57,14% meningkat
pada siklus II menjadi 92,86%.
3.
Respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan open ended adalah positif. Hal ini dilihat dari
persentase respon siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung pada
siklus I sebesar 83,93 % dan pada siklus II sebesar 92,86 %.
90
91
4.
Pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan menggunakan
pendekatan open ended pada siklus I dapat dikatakan tidak efektif karena
tidak memenuhi salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu
ketuntasan klasikal tes kemampuan berpikir kritis siswa tidak mencapai 85%
(56,25%). Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1)
ketuntasan klasikal tes kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 85,71%,
(2) ketuntasan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh 24 siswa (85,71%) dari
28 siswa, (3) waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak
melebihi seperti biasa, dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan open ended adalah positif dengan persentase respon positif pada
siklus I dan siklus II berturut – turut adalah sebesar 83,93% dan 92,86%.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan jika bersedia untuk menggunakan pendekatan open
ended sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
2. Guru sebaiknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa untuk lebih aktif
dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar serta dapat
mengkondisikan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar,
karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif dan
efisien untuk belajar.
3. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal, khususnya soal-soal
penerapan dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat
berdiskusi.
4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pendekatan open
92
ended
terhadap
peningkatan
kemampuan
penerapannya pada pokok bahasan yang berbeda.
belajar
lainnya
serta
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan Belajar :Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Anggraini. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas
VIII-4 Smp Negeri 27 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika Volume
4.No. 1, 2010. [online](Diakses tanggal 21 Februari 2016).
Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Azizah. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa Melalui
Pendekatan Open-Ended di SD I AL Syukro Ciputat. Jakarta: Universitas
Islam Negeri. [on-line](Diakses tanggal 28 januari 2016).
Desma. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP
Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015. Skripsi. Medan: UNIMED.
Fadillah. 2014. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 No.2 Edisi Desember
2013. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2010 . Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA Universitas Negeri
Medan.
Fisher. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Haryani. 2012. Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran
Matematika. Makalah yang disajikan dalam Seminar Kontribusi
Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter
Guru dan Siswa yang diselenggarakan oleh UNY, 10 November 2012.
ISBN : 978-979-16353-8-7. [on-line](Diakses tanggal 28 januari 2016).
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika?. Medan : Perdana
Publishing.
Husnidar, dkk,. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematika
Siswa. Jurnal Didaktik Matematika, ISSN: 2355–4185. [on-line](Diakses
tanggal 28 januari 2016).
94
Istarani. 2015. 50 Tipe Strategi Dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan :
Penerbit CV Iscom.
Martunis. 2014. Pembelajaran Open-Ended Pada Luas Segitiga Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendikan
Matematika Volume 2 Maret 2014. [on-line](diakses pada tanggal 28
januari 2016).
Muhsinin. 2013. Pendekatan Open Ended Pada Pembelajaran Matematika. Jurnal
Edu-Math Vol. 4 Edisi Tahun 2013. [on-line](diakses pada tanggal 28
januari 2016).
Munandar. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nagasaki. 2012. Mathematical Literacy for Living in the Highly Information-andTechnology-Oriented in the 21st Century: Mathematics Education from
the Perspective of Human Life in Society. 12th International Congress on
Mathematical Education. 8-15 July, 2012. [on-line]. http://www.icme
12.org/upload/submission/1951_F.pdf
Nainggolan. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas
Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat, Tesis. Medan: PPS UNIMED.
Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana.
Setiawan, dkk,. 2008. Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika SMA.
Buku Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika.
Yogykarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slavin. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sudjana. 2009 . Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Suherman, dkk,. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : JICA.
95
Suriyani. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian
Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Open-Ended. PPs Universitas Negeri Medan.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusuf, dkk,. 2009. Pengembangan Soal-Soal Open-Ended Pada Pokok Bahasan
Segitiga Dan Segiempat Di SMP. Jurnal Pendikan Matematika Volume 3.
No. 2 Desember 2009. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Ziswan. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Workshop
Pada SMK N 4 Kota Jambi. Tesis. Medan: PPS UNIMED.
ii
RIWAYAT HIDUP
Yulitaria Marselina Sihotang dilahirkan di Binjai, pada tanggal 27 Juli
1994. Ayah bernama Drs. Jabangso Sihotang dan Ibu bernama Restaulina Sinaga,
dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Swasta St. Fransiskus Asisi Binjai dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Swasta Santo Thomas 4 Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA
SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017
Oleh :
Yulitaria Marselina
NIM. 4123111090
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP SWASTA
SANTO THOMAS 2 BINJAI T.A 2016/2017
Yulitaria Marselina (NIM. 4123111090)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dengan menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika pada materi pecahan. (2) Mendeskripsikan proses jawaban siswa
dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan menggunakan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika
pada materi pecahan. (3) Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan open ended. (4) Mengetahui keefektifan pendekatan
open ended dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai T.A
2016/2017 yang berjumlah 28 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah
kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pendekatan open ended
dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan.
Penelitian terdiri dari 2 siklus dan tes diberikan pada setiap akhir siklus.
Dari hasil analisis data diperoleh hasil: (1) rata-rata nilai tes berpikir kritis pada
siklus I sebesar 65,93 dengan 60,71% dari jumlah siswa yang mengikuti tes
memiliki tingkat berpikir kritis minimal kategori cukup kritis kemudian rata-rata
meningkat pada siklus II sebesar 83,24 dengan 85,71% dari jumlah siswa
memiliki tingkat berpikir kritis minimal kategori cukup kritis. (2) Proses
penyelesaian masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa secara
klasikal pada siklus I sebesar 57,14% kemudian meningkat pada siklus II menjadi
92,86%. (3) Respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
open ended adalah positif dengan persentase pada siklus I sebesar 83,93 % dan
pada siklus II sebesar 92,86 %. (4) Pendekatan open ended dalam pembelajaran
efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar
pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Kata Kunci : Pendekatan Open Ended, Kemampuan Berpikir Kritis
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan,
kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Open Ended dalam
Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak
penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin,
M.Pd, Bapak Dr. Mulyono, M.Si, dan Bapak Denny Haris, S.Si, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan
ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh
Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
H. Purba, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak S. Simanjorang, S.Pd selaku
guru bidang studi matematika SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai, guru, staf,
pegawai, dan siswa-siswi SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih terdalam kepada
Ayahanda tercinta Bapak Drs. Jabangso Sihotang dan Ibunda tercinta Ibu
Restaulina Sinaga yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan
dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama menjalani pendidikan hingga
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Uda dan Inang Uda
Sefrika, Bapak Uda dan Inang Uda Niko, kakak tercinta Yesika Masri Sihotang
yang telah memberikan semangat, bantuan dan dukungan kepada penulis. Terima
v
kasih juga kepada adik-adik tersayang Anjas Wamara Sihotang, Dicky Arif
Sihotang dan Indah Agustia Sihotang yang menjadi penyemangat bagi penulis.
Terima kasih juga kepada sahabat tersayang Eva Kartika Purba dan Vivi
Erika Medina Tobing yang sudah banyak membantu, mendukung, dan memberi
semangat tiada hentinya kepada penulis dari awal sampai selesainya penyusunan
skripsi ini. Terima kasih kepada teman seperjuangan selama bimbingan skripsi
Novi Ryanti Siahaan, Indah Hartaty Tamba, dan Riani Wulandari yang sudah
banyak membantu dan memberikan informasi serta motivasi kepada penulis.
Terima kasih juga kepada semua sahabat dan rekan-rekan seperjuangan di Jurusan
Matematika kelas DIK C 2012 khususnya Febri Hasibuan, Venina, Diamony,
Efriliana, Yusrina, Denisha, Tia, Timbul dan teman – teman lainnya yang telah
banyak membantu dan saling memberi semangat kepada penulis selama
perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis,
Agustus 2016
Yulitaria Marselina
NIM. 4123111090
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
7
1.3. Batasan Masalah
8
1.4. Rumusan Masalah
8
1.5. Tujuan Penelitian
9
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kemampuan Berpikir Kritis
10
2.2. Pengertian Pembelajaran Matematika
15
2.3. Pendekatan Dalam Pembelajaran Matematika
16
2.4. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika
18
A. Pengertian Open-Ended
18
B. Masalah Open-Ended
20
C. Sintaks Pembelajaran dengan Open Ended
22
D. Manfaat Pendekatan Open-Ended
23
E. Keunggulan Pendekatan Open-Ended
24
F. Kekurangan Pendekatan Open-Ended
24
2.5. Proses Jawaban
24
vii
2.6. Teori Belajar Pendukung
25
2.7 Materi Pelajaran
26
A. Pengertian Bilangan Pecahan
26
B. Materi Pecahan
28
2.8. Penelitian Yang Relevan
38
2.9. Kerangka Konseptual
38
2.10. Hipotesis Tindakan
40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
41
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
A. Subjek Penelitian
41
B. Objek Penelitian
41
3.3. Jenis Penelitian
41
3.4. Definisi Operasional
41
3.5. Instrumen Penelitian
42
A. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
42
B. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
44
C. Lembar Observasi Kemampuan Guru
44
D. Angket Respon Siswa
45
E. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa
46
3.6. Prosedur Penelitian
46
A. Prosedur Penelitian Siklus I
46
B. Prosedur Penelitian Siklus II
48
3.7. Teknik Analisis Data
51
A. Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis
51
B. Analisis Data Observasi
53
C. Analisis Angket Respon Siswa
53
D. Analisis Data Penyelesaian Jawaban Siswa
54
3.8. Indikator Keberhasilan
BAB IV
55
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I
57
viii
4.1.1. Permasalahan I
57
4.1.2. Perencanaan Tindakan I
58
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
59
4.1.3.1. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Pertama
59
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Kedua
60
4.1.3.3. Pelaksanaan Tindakan I Pertemuan Ketiga
61
4.1.4. Observasi I
61
4.1.5. Analisis Data I
66
4.1.6. Proses Penyelesaian Jawaban I
69
4.1.7. Refleksi I
70
4.1.7.1 Refleksi Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa
70
4.1.7.2 Refleksi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis I
71
4.2. Hasil Penelitian Siklus II
73
4.2.1. Permasalahan II
73
4.2.2. Perencanaan Tindakan II
73
4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
74
4.2.3.1. Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Pertama
74
4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Kedua
76
4.2.3.3 Pelaksanaan Tindakan II Pertemuan Ketiga
76
4.2.4. Observasi II
77
4.2.5. Analisis Data II
81
4.2.6. Proses Penyelesaian Jawaban II
84
4.2.7. Refleksi II
85
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V
87
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
90
5.2. Saran
91
DAFTAR PUSTAKA
93
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
50
Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Tiap Indikator KBK pada Siklus I
68
Gambar 4.2. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Klasikal Siklus I
69
Gambar 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Tiap Indikator KBK pada Siklus II
83
Gambar 4.4. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Klasikal Siklus II
84
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Open-Ended
22
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Berpikir Kritis
43
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis
43
Tabel 3.3 Aspek yang Diamati pada Angket Respon Siswa
43
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
53
Tabel 3.5 Interpretasi Aktivitas Siswa dan Kemampuan Guru
45
Tabel 3.6 Interval Penilaian Proses Jawaban
54
Tabel 3.7 Kategori Persentase Proses Penyelesaian Jawaban
55
Tabel 3.8 Kriteria dan Target Keberhasilan
55
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Awal Berpikir Kritis Siswa
57
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I
62
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
64
Tabel 4.4 Persentase Respon Siswa Pada Siklus I
65
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Siklus I
66
Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal Siklus I
67
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan Soal Siklus I
67
Tabel 4.8 Tingkat Penyelesaian Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis I
69
Tabel 4.9
72
Hasil Penelitian Siklus I
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
77
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
79
Tabel 4.12 Persentase Respon Siswa Pada Siklus II
80
Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Siklus II
81
Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal Siklus II
82
Tabel 4.15 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan Soal Siklus II 82
Tabel 4.16 Tingkat Penyelesaian Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis II
84
Tabel 4.17 Hasil Penelitian Siklus II
86
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)
96
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)
100
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)
104
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)
108
Lampiran 5
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 1) Siklus I
112
Lampiran 6
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 2) Siklus I
117
Lampiran 7
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 1) Siklus II
123
Lampiran 8
Lembar Aktivitas Siswa (LAS 2) Siklus II
126
Lampiran 9
Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus I
130
Lampiran 10
Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus I
133
Lampiran 11
Alternatif Penyelesaian LAS 1 Siklus II
136
Lampiran 12
Alternatif Penyelesaian LAS 2 Siklus II
138
Lampiran 13
Tes Kemampuan Awal
141
Lampiran 14
Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
142
Lampiran 15
Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
143
Lampiran 16
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal
144
Lampiran 17
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Berpikir Kritis I
Lampiran 18
149
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Berpikir Kritis II
154
Lampiran 19
Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal
159
Lampiran 20
Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
160
Lampiran 21
Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
161
Lampiran 22
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis
162
Lampiran 23
Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal
163
Lampiran 24
Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
169
Lampiran 25
Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
175
Lampiran 26
Lembar Observasi Kegiatan Guru
181
Lampiran 27
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
189
xii
Lampiran 28
Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
197
Lampiran 29
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal
198
Lampiran 30
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Awal Per-Indikator
199
Lampiran 31
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
202
Lampiran 32
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I
Per-Indikator
203
Lampiran 33
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
206
Lampiran 34
Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II
Per-Indikator
Lampiran 35
Lampiran 36
207
Analisis Proses Jawaban Siswa Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa
210
Dokumentasi Penelitian
212
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang melaju
begitu cepat di era globalisasi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Dengan begitu perkembangan IPTEK yang ada dapat dikuasai,
dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Pendidikan merupakan proses atau perbuatan mendidik yang sangat baik di dalam
pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Sebagaimana yang dikemukakan Munandar (2012:6) tujuan pendidikan
pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia
dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan
pribadinya dan kebutuhan masyakarat. Setiap orang mempunyai bakat dan
kemampuan yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan yang
berbeda
pula.
Pendidikan
bertanggung
jawab
untuk
memandu
(yaitu
mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (yaitu meningkatkan dan
mengembangkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa
atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (the gifted and talented).
Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas
secara baik oleh pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan
kemauan untuk bekerjasama secara efektif. Hal tersebut mendorong dunia
pendidikan untuk membuat inovasi dan formulasi pembelajaran yang relevan.
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengkondisikan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan kebutuhan
1
2
pribadi dan masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan guru pada siswa. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan bidang studi yang memiliki peranan penting. Hal ini
dapat dilihat dengan jam pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak
dibanding dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu juga matematika
merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua janjang pendidikan mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan sebagian besar di Perguruan Tinggi.
Mata pelajaran matematika yang diberikan di pendidikan dasar dan menengah
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Ada beberapa alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.
Abdurrahman (2012:204) menyatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan karena: (1) selalu digunakan dalam setiap segi
kehidupan; (2) semua bidang studi membutuhkan keterampilan matematika
yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas;
(4) dapat digunakan untuk menyajikan informai dalam berbagai cara; (5)
meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan
masalah yang menantang.
Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini
menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus
berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa “Matematika adalah
pelajaran yang sulit dimengerti dan menakutkan”. Sejalan dengan yang
diungkapkan Abdurrahman (2012:202) yang menyatakan bahwa, “dari berbagai
bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang
dianggap paling sulit bagi siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebihlebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap sebagai pembelajaran
yang sulit karena menggunakan simbol dan lambang yang dimaknai dengan
3
penghapalan rumus sehingga pada proses belajar mengajar siswa kurang terlibat
aktif dalam pembelajaran. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung
memberitahu konsep, sifat, teorema dan cara menggunakannya. Sehingga sering
dijumpai di sekolah siswa-siswa yang kurang tertarik belajar matematika. Hal ini
terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika,
guru menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan
soal) yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang
dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan
dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan dari data
hasil Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti
oleh siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation and Educational Achievement (IAE)
study center boston college tersebut diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk
bidang matematika Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42
negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun
2007 (Muklis, dkk. 2015:1)
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di
Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Faktor dari siswa yaitu
kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain
yaitu adanya anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap
bahwa pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran
guru ke pikiran siswa. Hal ini mengekibatkan siswa lebih fokus menghapal semua
konsep matematika yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, dalam perkembangan
seperti sekarang ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai
pemberi informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat
mengkonstruk sendiri pengetahuan matematikanya.
Kemampuan berpikir siswa yang tinggi akan matematika sangat diperlukan
terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemampuan berpikir tersebut adalah
4
kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan dan memecahkan permasalahan yang ada dalam
kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, siswa sebagai bagian dari masyarakat
harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis yang baik.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari
suatu kejadian dan informasi yang datang setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu
proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakininya. Tujuan dari berpikir kritis
adalah untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memahami
suatu arti dibalik suatu kejadian.
Menanamkan kebiasaan berpikir kritis bagi siswa perlu dilakukan agar
mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam
kehidupannya. Dengan demikian mereka akan tangguh dalam menghadapi
berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu
mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam
berbagai situasi berbeda dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa kemampuan berpikir kritis
sangatlah penting. Kemampuan berpikir kritis seseorang dalam bidang studi tidak
terlepas dari pemahamannya terhadap materi bidang tersebut. Seseorang tidak
mungkin dapat berpikir kritis dalam suatu bidang tertentu tanpa pengetahuan
mengenai isi dan teori bidang tersebut. Oleh karena itu, agar siswa dapat berpikir
kritis dalam matematika, maka siswa tersebut harus memahami matematika
dengan baik. Adapun keterampilan yang harus dicapai siswa dalam berpikir kritis
yaitu keterampilan dalam memberikan penjelasan sederhana, keterampilan dalam
memberikan penjelasan lanjut, keterampilan dalam mengatur strategi dan taktik
serta keterampilan dalam menyimpulkan dan mengevaluasi.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, jarang sekali siswa
diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan.
Utomo dan Ruijter (Azizah, 2014:4) memaparkan bahwa pada latihan pemecahan
soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik,
sebagian besarnya lagi tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi
5
petunjuk pun mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut,
sehingga guru menerangkan seluruh penyelesaiannya.
Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak H.
Situmorang, salah satu guru matematika di SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai
yang menyatakan bahwa siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang
sulit bahkan masih ada siswa yang tidak menyukai matematika. Siswa masih
belum mampu berpikir kritis, logis, dan kreatif dalam pembelajaran matematika
terutama dalam menyelesaikan soal matematika.
Selanjutnya peneliti juga memberikan tes kemampuan awal kepada siswa
kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai. Berdasarkan hasil tes tersebut
diperoleh tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis soal siswa
sebesar 39,28% mensintesis sebesar 35,71% dan dalam menarik kesimpulan
sebesar 14,28%. Dan diperoleh persentase ketuntasan klasikal kemampuan
berpikir kritis siswa kelas VII masih rendah dengan persentase sebesar 35,71%
dengan nilai rata – rata kelas adalah 56,25.
Masalah yang timbul dalam pembelajaran matematika tersebut disebabkan
banyak guru matematika yang menganut paradigma transfer of knowledge. Dalam
hal ini, interaksi dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu dari guru
sebagai sumber informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Siswa tidak
diberikan banyak kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
belajar- mengajar (PBM) di kelas. Dengan kata lain, pembelajaran lebih berpusat
pada guru bukan pada siswa.
Pembelajaran yang berlangsung selama ini hanyalah menyajikan dan
menyelesaikan soal-soal rutin yang bisa langsung diselesaikan siswa dengan
algoritma yang dicontohkan guru. Sehingga banyak siswa mengikuti pelajaran
hanya sebatas rutinitas tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan
maupun keterampilan. Peristiwa yang paling menonjol adalah siswa hanya
berperan sebagai pendengar, siswa juga kurang terlibat dalam pembelajaran,
sehingga siswa tidak mampu berpikir kritis.
Akibatnya, jika soal tersebut diganti bentuknya siswa akan kebingungan
menjawabnya. Polya (1973: v) menyatakan :
6
If a teacher of mathematics fill his allotted time with drilling his students
in routine operations, then he kills their interest, hamper their intellectual
development, misuses his opportunity. But, if he challenges the curiosity of
his students by setting then problems proportionate to their knowledge,
and helps them to solve their problems with stimulating questions, he may
give them to solve their problems with simulating question, he may give
them a taste for, and some means of, independent thinking.
Jika seorang guru matematika hanya melatih siswanya menyelesaikan
soal-soal atau operasi rutin, ia sama saja membunuh ketertarikan siswa belajar
matematika, membatasi perkembangan intelektual mereka dan menyia-nyiakan
waktu mengajarnya. Tetapi, jika si guru meningkatkan keingintahuan siswanya
melalui pemecahan masalah dari kehidupan nyata siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan membantu mereka memecahkan masalah dengan pertanyaan
yang merangsang, maka guru membuat mereka merasa bermatematika,
memahami matematika, dan berpikir bebas.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika,
perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang
diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu
pendekatan
open ended. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada (Muhsinin,
2013:49) yang menyatakan bahwa :
Pendekatan open ended adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki
metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik.
Pendekatan
open ended merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada keterbukaan proses dan penyelesaian. Pendekatan pembelajaran
ini membawa siswa untuk menjawab permasalahan dengan banyak cara dan
mungkin banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual
dan pengalaman peserta didik menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan open
ended menjanjikan suatu kesempatan bagi siswa untuk menginvestigasi berbagai
strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengolaborasikan
permasalahan, agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang
secara maksimal.
7
Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (Istarani, 2015:106) yang
menyatakan bahwa :
Pendekatan open ended adalah pembelajaran dengan problem terbuka,
artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan
berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab,
fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi”.
Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan
metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban siswa
yang beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses
mencapai jawaban tersebut. Dan siswa akan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
Adapun keunggulan pendekatan
open ended menurut Suherman
(2003:132):
(1) siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya, (2) siswa memiliki kesempatan lebih banyak
dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika secara
komperhensif, (3) siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah
dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) siswa secara
intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) siswa
memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, kemampuan
berpikir kritis siswa perlu ditingkatkan dan pendekatan
open ended sangat
memungkinkan untuk menjadi penyelesaiannya maka peneliti merasa perlu
mengangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian yang berjudul: “Penerapan
Pendekatan
Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Swasta
Santo Thomas 2 Binjai T.A 2016/2017”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Respon siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah.
8
2. Masih rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII di SMP
Santo Thomas 2 Binjai dalam pelajaran matematika.
3. Pembelajaran yang dilakukan di kelas VII di SMP Santo Thomas 2 Binjai
masih berupa pembelajaran satu arah.
4. Ketidaktepatan guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan/strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
siswa kelas VII di SMP Santo Thomas 2 Binjai dalam pelajaran matematika.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi masalah,
maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang
akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah dan jelas. Masalah yang dikaji pada
permasalahan ini dibatasi pada penerapan pendekatan
open ended dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diteliti adalah
1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan
pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan
dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan pendekatan
open ended?
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
open ended?
4. Bagaimana keefektifan pendekatan
open ended dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017?
9
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika kelas
VII SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Untuk mendeskripsikan proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah
berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dengan menerapkan pendekatan
open ended.
3. Untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan open ended.
4. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan open ended dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai Tahun Ajaran 2016/2017.
1.6
Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini memberi
manfaat, antara lain:
1. Bagi siswa; untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika.
2. Bagi guru; sebagai bahan masukan khususnya guru matematika untuk
menerapkan pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti; dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai
dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya
dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
4. Bagi peneliti lain; dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat
untuk melakukan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada Bab IV
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pendekatan open ended dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada materi pecahan kelas VII di
SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai. Hal ini diketahui berdasarkan hasil tes
yang diberikan, dimana nilai rata – rata kelas mengalami peningkatan dengan
nilai rata-rata sebesar 56,25 pada tes kemampuan awal meningkat menjadi
65,93 pada siklus I dan meningkat menjadi 83,24 pada siklus II. Dan terdapat
peningkatan ketuntasan klasikal pada tes kemampuan awal sebanyak 10 siswa
(35,71%) yang tuntas (memperoleh nilai kemampuan ≥ 70 atau memiliki
tingkat kemampuan berpikir kritis berada dalam kategori minimal cukup
kritis) meningkat menjadi 17 siswa (60,71%) yang tuntas (memperoleh
kemampuan ≥ 70 atau memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada
dalam kategori minimal cukup kritis) pada siklus I dan mengalami
peningkatan menjadi 24 siswa (85,71%) yang tuntas (memperoleh
kemampuan ≥ 70 atau memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada
dalam kategori minimal cukup kritis) pada siklus II. Hal ini menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa sudah melebihi target yaitu 85% sehingga
dapat dikategorikan bahwa ketuntasannya adalah baik.
2.
Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal mengalami peningkatan. Hal
ini dilihat dari persentase proses penyelesaian jawaban siswa pada tes
kemampuan berpikir kritis matematika siklus I sebesar 57,14% meningkat
pada siklus II menjadi 92,86%.
3.
Respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan open ended adalah positif. Hal ini dilihat dari
persentase respon siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung pada
siklus I sebesar 83,93 % dan pada siklus II sebesar 92,86 %.
90
91
4.
Pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan menggunakan
pendekatan open ended pada siklus I dapat dikatakan tidak efektif karena
tidak memenuhi salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu
ketuntasan klasikal tes kemampuan berpikir kritis siswa tidak mencapai 85%
(56,25%). Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1)
ketuntasan klasikal tes kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 85,71%,
(2) ketuntasan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh 24 siswa (85,71%) dari
28 siswa, (3) waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak
melebihi seperti biasa, dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan open ended adalah positif dengan persentase respon positif pada
siklus I dan siklus II berturut – turut adalah sebesar 83,93% dan 92,86%.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan jika bersedia untuk menggunakan pendekatan open
ended sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa.
2. Guru sebaiknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa untuk lebih aktif
dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar serta dapat
mengkondisikan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar,
karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif dan
efisien untuk belajar.
3. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal, khususnya soal-soal
penerapan dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat
berdiskusi.
4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pendekatan open
92
ended
terhadap
peningkatan
kemampuan
penerapannya pada pokok bahasan yang berbeda.
belajar
lainnya
serta
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan Belajar :Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Anggraini. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas
VIII-4 Smp Negeri 27 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika Volume
4.No. 1, 2010. [online](Diakses tanggal 21 Februari 2016).
Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Azizah. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa Melalui
Pendekatan Open-Ended di SD I AL Syukro Ciputat. Jakarta: Universitas
Islam Negeri. [on-line](Diakses tanggal 28 januari 2016).
Desma. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP
Swasta Santa Maria Medan T.A 2014/2015. Skripsi. Medan: UNIMED.
Fadillah. 2014. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 No.2 Edisi Desember
2013. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2010 . Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA Universitas Negeri
Medan.
Fisher. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Haryani. 2012. Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran
Matematika. Makalah yang disajikan dalam Seminar Kontribusi
Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter
Guru dan Siswa yang diselenggarakan oleh UNY, 10 November 2012.
ISBN : 978-979-16353-8-7. [on-line](Diakses tanggal 28 januari 2016).
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika?. Medan : Perdana
Publishing.
Husnidar, dkk,. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematika
Siswa. Jurnal Didaktik Matematika, ISSN: 2355–4185. [on-line](Diakses
tanggal 28 januari 2016).
94
Istarani. 2015. 50 Tipe Strategi Dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan :
Penerbit CV Iscom.
Martunis. 2014. Pembelajaran Open-Ended Pada Luas Segitiga Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendikan
Matematika Volume 2 Maret 2014. [on-line](diakses pada tanggal 28
januari 2016).
Muhsinin. 2013. Pendekatan Open Ended Pada Pembelajaran Matematika. Jurnal
Edu-Math Vol. 4 Edisi Tahun 2013. [on-line](diakses pada tanggal 28
januari 2016).
Munandar. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nagasaki. 2012. Mathematical Literacy for Living in the Highly Information-andTechnology-Oriented in the 21st Century: Mathematics Education from
the Perspective of Human Life in Society. 12th International Congress on
Mathematical Education. 8-15 July, 2012. [on-line]. http://www.icme
12.org/upload/submission/1951_F.pdf
Nainggolan. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas
Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat, Tesis. Medan: PPS UNIMED.
Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana.
Setiawan, dkk,. 2008. Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika SMA.
Buku Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika.
Yogykarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slavin. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sudjana. 2009 . Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Suherman, dkk,. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : JICA.
95
Suriyani. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian
Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Open-Ended. PPs Universitas Negeri Medan.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusuf, dkk,. 2009. Pengembangan Soal-Soal Open-Ended Pada Pokok Bahasan
Segitiga Dan Segiempat Di SMP. Jurnal Pendikan Matematika Volume 3.
No. 2 Desember 2009. [on-line](diakses pada tanggal 28 januari 2016).
Ziswan. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Workshop
Pada SMK N 4 Kota Jambi. Tesis. Medan: PPS UNIMED.
ii
RIWAYAT HIDUP
Yulitaria Marselina Sihotang dilahirkan di Binjai, pada tanggal 27 Juli
1994. Ayah bernama Drs. Jabangso Sihotang dan Ibu bernama Restaulina Sinaga,
dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
sekolah di SD Swasta St. Fransiskus Asisi Binjai dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Santo Thomas 2 Binjai
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Swasta Santo Thomas 4 Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.