Perubahan Makna Akibat Lingkungan Perubahan Makna Akibat Pertukaran Tanggapan Indera Perubahan Makna Akibat Gabungan Kata
99 atau indah’ Poerwadarminta, 1976: 916-917. Bagi masyarakat Melayu kata seni
lebih banyak dihubungkan dengan air seni atau air kencing. Djajasudarma 1993, menjelaskan kosakata bahasa daerah tertentu yang
masuk ke dalam bahasa Indonesia dirasakan tidak layak diucapkan bagi daerahnya, tetapi di dalam bahasa Indonesia maknanya menjadi layak dan dipakai
oleh masyarakat bahasa Indonesia yang berasal dari daerah lain, seperti kata-kata: 1 butuh, berasal dari bahasa Palembang butuh alat kelamin laki-laki; di
dalam bahasa Indonesia selain butuh, didapatkan pula membutuhkan, dibutuhkan, dan makna butuh menjadi perlu.
2 kata tele bagi masyarakat Gorontalo berarti alat kelamin perempuan, tetapi di dalam bahasa Indonesia dipakai bertele-tele, lebih banyak
dihubungkan dengan berkepanjangan ketika menjelaskan sesuatu. 3 kata momok yang bermakna alat kelamin perempuan bagi penutur bahasa
Indonesia yang berbahasa ibu Sunda, di dalam bahasa Indonesia bergeser menjadi hantu; masyarakat bahasa Indonesia yang tidak berbahasa ibu
Sunda tidak merasa apabila memakai kata tersebut. Selanjutnya, Kata-kata daerah yang masuk ke dalam bahasa Indonesia
yang dirasakan tidak layak diucapkan bagi suatu daerah, tetapi tidak demikian bagi daerah lainnya, dan lama-kelamaan mungkin tidak dirasakan lagi ketakutan
untuk mengungkapkannya, seperti pada ekspresi berikut. 1 Hal tersebut membutuhkan pemikiran lebih lanjut.
2 Jangan bertele-tele kalau berbicara. Bila dirasakan tidak layak karena alasan makna yang berasal dari bahasa daerah,
maka hal tersebut akan diganti dengan bentukan berikut. 1 Hal tersebut memerlukan pemikiran lebih lanjut.
2 Jangan berkepanjangan kalau berbicara Melihat kenyataan di atas, perubahan makna dapat terjadi pada kosakata
bahasa daerah yang dipungut bahasa Indonesia.