67
seperti alat-alat pembakar, blower udara dan lain-lain. Setiap ketel uap mempunyai konstruksi yang berbeda satu dengan yang lain, karena itu
disini hanya diberikan contoh dari beberapa jenis ketel yang banya dijumpai di kapal.
a. Ketel Schot
Salah satu contoh ketel pipa api adalah buatan Schot seperti yang tampak dari gambar dibawah ini. Ruang dapurnya bisa dibuat satu atau
dua, tergantung kapasitasnya. Air berada di drum yang besar dimana dibawahnya terdapat ruang dapur dan barisan pipa-pipa api yang akan
memanaskan air. Konstruksi ketel Schot lebih sederhana dibandingkan dengan
ketel-ketel lain, dan tekanannyapun terbatas, hanya mencapai 20 bar. Di bagian bawah ketel dipasang dapur, mulai dari satu buah
dapur hingga ada yang berjumlah 4 buah. Dibelakang dapur dipasang lorong api yang memanjang hingga kebagian belakang
ketel atau lemari api. Sesudah mengalir ke lemari api melalui lorong api, gas pembakaran dialirkan keatas dimana terdapat
barisan pipa-pipa api hingga bagian depan, dan selanjutnya gas buang dialirkan keatas ke udara luar melalui cerobong. Sebelum
dibuang keatas,
biasanya gasnya
dimanfaatkan untuk
memanaskan air pengisian dan udara untuk pembakaran. Uap yang dihasilkan Ketel Schot hanya uap jenuh.
Perpindahan panas terjadi antara gas-gas pembakaran didalam pipa api dengan air yang terdapat disekeliling pipa api.
Disamping ada disekeliling pipa api, air juga terdapat disekeliling dan disamping dapur dan sebagian lagi dibawah dapur.
Yang harus dijaga dalam ketel Schot, termasuk semua jenis ketel uap, adalah permukaan air didrum uap tidak boleh berada
68
dibawah pipa api paling atas atau dibawah batas yang sudah ditentukan. Hal ini untuk mencegah terjadinya tegangan panas
bahan pipa dan bahanbahan lain yang berlebihan akibat perbedaan temperatur antara gas pembakaran dengan air.
Gambar 13. Ketel schot –jenis pipa api
sumber gambar. Suyanto, 1983Pesawat Kapal,Pradnya Pramita
Dalam konstruksinya, semua bagian ketel harus ditopang dan diperkuat sedemikian rupa, sehingga disamping mampu menahan berat air, juga
harus mampu menahan tekanan uap serta berat ketel itu sendiri. Untuk itu setiap tahun ketel harus diinspeksi baik oleh pejabat Dinas
Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Biro Klasifikasi, dimana kapal sudah dikelaskan.
b. Ketel BW