HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN OBAT NYAMUK BAKAR DAN FREKUENSI PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perubahan dan perkembangan sosial ekonomi, penyakitpenyakit sistem pernapasan non infeksi semakin berkembang. Beberapa faktor
lingkungan seperti halnya pencemaran udara juga berperan seperti NOx, CO,
sulfurdioksida, dan lain-lain (Achmadi, 2008).
Saat ini penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan
terbesar di masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari masih tingginya angka
kejadian dan kunjungan penderita beberapa penyakit berbasis lingkungan ke
sarana pelayanan kesehatan seperti penyakit diare, demam berdarah dengue
(DBD), malaria, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) termasuk penyakit paru
obstruksi
kronik,
penyakit
kulit,
TB
paru,
cacingan
serta
gangguan
kesehatan/keracunan karena bahan kimia, dan pestisida (Depkes, 2002).
Obat nyamuk bakar akan mengeluarkan asap yang mengandung beberapa gas
seperti CO2, CO, nitrogen oksida, amoniak, metana, dan partikel yang dapat
membahayakan kesehatan manusia (Liu et al., 2003).
Nitrogen dioksida yang masuk ke dalam saluran napas akan bereaksi dengan
air yang terdapat di saluran napas atas dan bawah membentuk HNO3. Asam sulfat
dan asam nitrat yang terjadi merupakan iritan yang sangat kuat. Efek kerusakan
terhadap saluran napas paru dapat bersifat akut dan kronik. Besar dan luasnya
kerusakan tergantung pada jenis zat, konsentrasi zat, lama paparan dan ada atau
tidaknya kelainan saluran napas atau paru sebelumnya (Depkes RI, 2000).
1
2
Dampak obat nyamuk bakar bagi pengguna adalah keracunan langsung dan
gangguan kesehatan jangka panjang yang disebabkan kontaminasi (paparan)
secara langsung ketika menggunakan obat nyamuk bakar, sehingga zat aktif
(DDVP, propoksur (karbamat), dietiltoluemit, dan Piretrin) yang terkadung dalam
obat nyamuk masuk kedalam tubuhnya. Mekanisme masuknya obat nyamuk
diantaranya melalui pernapasan, dapat menimbulkan gejala berupa batuk, bersin,
serta dispnea (Munaf, 1995).
Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang biasa disebut sebagai PPOK merupakan
penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran
napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat progresif ini
disebabkan karena terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas
beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dengan gejala utama
sesak napas, batuk, dan produksi sputum (GOLD 2001).
PPOK menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, penyebabnya
antara lain meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan
faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian
PPOK; pencemaran asap kendaraan maupun asap obat nyamuk bakar dan
pencemaran di tempat kerja (PDPI, 2011).
Dengan meningkatnya pengunaan obat nyamuk bakar sebagai faktor risiko
dari PPOK, maka diduga jumlah penyakit tersebut juga akan meningkat.
Pengunaan obat nyamuk bakar memberikan risiko lebih besar terjadinya PPOK
dibandingkan dengan polusi sulfat atau gas buang kendaraan (PDPI, 2011).
3
Bronkitis kronik dan emfisema merupakan dua jenis proses yang berbeda dan
paling sering ditemukan dalam bentuk kombinasi pada pasien dengan obstruksi
jalan napas kronik. (Ingram, 2000)
Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga depertemen kesehatan RI tahun
1992, Penyakit paru obstruksi bersama asma bronkial menduduki peringkat ke
enam (Riyanto dan Hisyam, 2006)
Berdasarkan uraian diatas maka diadakan penelitian untuk mengetahui
adanya hubungan antara pemakain obat nyamuk bakar dan frekuensi penyakit
paru obstruksi kronik (PPOK).
1.2 Rumusan masalah
Adakah hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi
penyakit paru obsrtuksi kronik?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Membuktikan hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan
frekuensi penyakit paru obstruksi kronik.
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Mengetahui efek pemakaian obat nyamuk bakar terhadap kesehatan
pernapasan.
2. Mengetahui tingkat relasi obat nyamuk bakar dengan penyakit paru
obstruksi kronik.
3. Mengetahui profil pengguna obat nyamuk bakar pasien penyakit paru
obstruksi kronik.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberi informasi mengenai hubungan antara pemakaian obat nyamuk
bakar dan frekuensi penyakit paru obstruksi kronik.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan edukasi kesehatan kepada masyarat tentang efek dari pemakaian
obat nyamuk bakar terhadap PPOK.
3. Bagi Peneliti
Memberi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih
lanjut.
4. Bagi Dinas Terkait
Mengetahui hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi
PPOK agar dapat membantu rumah sakit, puskesmas, serta lembaga
penelitian
kesehatan
sebagai
acuan
dalam
membantu
pencegahan,
pengendalian, dan pengobatan dini sehingga menurunkan prevalensi PPOK.
USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN OBAT NYAMUK BAKAR DAN
FREKUENSI PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK)
OLEH:
CHANDRA ILYAS NAMPIRA
08020040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN OBAT NYAMUK BAKAR DAN
FREKUENSI PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK)
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
CHANDRA ILYAS NAMPIRA
08020040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal: 14 Maret 2012
Pembimbing I
dr. Meddy Setiawan, Sp.PD
Pembimbing II
dr. Moech Ma’roef, Sp. OG
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
dr. Irma Suswati, M.Kes
iii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Chandra Ilyas Nampira ini telah diuji dan dipertahankan
di depan Tim Penguji pada tanggal 14 Maret 2012
Tim Penguji
dr. Meddy Setiawan, Sp.PD
Ketua
dr. Moech Ma’roef, Sp. OG
Anggota
dr. M. Aleq Sander, M. Kes. Sp.B, FINACS
Anggota
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah
memberi petunjuk dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya
tulis akhir dengan judul “Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dan
Frekuensi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)”. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang benderang
yakni agama Islam.
Pada penulisan karya tulis akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr. Irma Suswati, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
3. dr. Fathiyah Safitri, M. Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sys Indrawanto, SpKJ. selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
v
5. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu serta banyak memberikan masukan dan dukungan demi
kesempurnaan penelitian ini sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
6. dr. Moech. Ma’roef, Sp.OG, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu serta banyak memberikan masukan dan dukungan demi
kesempurnaan penelitian ini sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
7. dr. M. Aleq Sander, M. Kes. Sp.B, FINACS, selaku dosen penguji tugas
akhir yang telah memberi tambahan ilmu dan kritik demi kesempurnaan
penelitian ini.
8. Pihak Rumah Sakit Paru Batu Malang yang telah membantu dan bekerja
sama dalam pengambilan data penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan karya tulis akhir
ini, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun,
serta penulis mengharapkan agar karya tulis akhir ini dapat berguna serta
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Malang, Maret 2012
Penulis
vi
ABSTRAK
Ilyas Nampira, Chandra. 2012. Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk bakar
Dan Frekuennsi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Tugas Akhir,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing:
(1) dr Meddy Setiawaan, Sp.PD. (2) dr Moech Ma’roef, Sp. OG.
Latar Belakang: Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di masyarakat Indonesia. PPOK menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia, dengan meningkatnya penggunaan obat nyamuk bakar
sebagai faktor risiko dari PPOK, diduga jumlah penyakit tersebut juga akan
meningkat. Hal ini disebabkan karena obat nyamuk bakar megeluarkan asap yang
mengandung beberapa gas seperti CO2, CO, nitrogen amoniak, metana, dan
partikel zat aktif yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Tujuan: Membuktikan hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan
frekuensi penyakit paru obstruksi kronik.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional
secara retrospektif, dengan pengambilan data secara total sampling, dan besar
sampel 40 responden yang dibagi menjadi kelompok PPOK 20 orang dan
kelompok non PPOK 20 orang. Dianalisis dengan uji chi square dan koefisien
korelasi kontingensi dengan =0.05.
Hasil penelitian: Pasien di Rumah Sakit Paru Batu Malang lebih banyak yang
memakai obat nyamuk bakar (70%) dengan frekuensi PPOK cenderung lebih
banyak diderita pasien yang tidak memakai obat nyamuk bakar dari pada pasien
yang memakai obat nyamuk bakar. Hasil pengujian hubungan antara pemakaian
obat nyamuk bakar dan frekuensi penyakit paru obstruksi kronik menunjukan
hubungan yang bermakna (chi square p-value < 0,05).
Kesimpulan: Ada hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi
penyakit paru obstruksi kronik yang signifikan dengan tingkat relasi yang
tergolong lemah.
Kata Kunci: Pemakaian obat nyamuk bakar, Frekuensi kejadian penyakit paru
obstruksi kronik.
vii
ABSTRACT
Ilyas Nampira, Chandra. 2012. The relationship between the used of mosquito
coils’ history and the frequency of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease incidence. Final Project, Medical Faculty, Muhammadiyah
University of Malang. Advisors: (1) Meddy Setiawaan. (2) Moech
Ma’roef.
Introduction: Now day, environmental basic disease is the biggest health problem
for Indonesian citizens. PPOK becomes a health problem for Indonesian citizens,
by the increasing of the used of mosquito coils as the risk factor of PPOK, the
amount of the diseases are diagnosed to be increased as well. It caused by the
mosquito coils that produce smoke which is containing some gases such as CO2,
CO, ammonia nitrogen, methane, and some active substance particles which
endanger human health.
Objective: to prove the relationship between the used of mosquito coils and the
frequency of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Method: use observational analytical research with cross sectional approach
retrospectively, with total sampling to collect the data. The amount of the sample
is 40 respondents which are divided into two group, those are: 20 respondents in
PPOK group and 20 respondents non PPOK group. Analyzing the data by chi
square test and contingency correlation coefficient with =0.05.
Result: The patient in Rumah Sakit Paru Batu Malang mostly used mosquito coils
(70%) with PPOK frequency is tend to be experienced by patients who aren’t use
mosquito coils than the patient who use it. Result of the relationship between the
used of mosquito coil and the frequency of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease test shows that there is a meaningful relationship (chi square p-value <
0,05).
Conclusion: There is a significant relationship between the used of mosquito coil
and the frequency of Chronic Obstructive Pulmonary Disease with relative weak
relation level.
Key word: The used of mosquito coil, the frequency of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
viii
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL ................................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii
LEMBAR PENGUJIAN…………………………………………………………iv
KATTA PENGANTAR…………………………………………………………..v
ABSTRRAK……………………………………………………………………..vii
ABSTRACT……………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...
3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………
3
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………
3
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………
3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………...
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
5
2.1 Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) ......................................
5
2.1.1 Definisi PPOK ....................................................................
5
ix
2.1.2 Faktor Risiko .......................................................................
6
2.1.3 Klasifikasi PPOK ................................................................
8
2.1.4 Patofisiolosi PPOK..............................................................
9
2.1.5 Gambaran Klinis PPOK ...................................................... 13
2.1.5.1 Bronkitis Kronik Predominan ……………………… 14
2.1.5.2 Emfisema Predominan ……………………………..
17
2.1.6 Diagnosis PPOK…………………………………………..
20
2.1.7 Diagnosis Banding PPOK………………………………...
24
2.1.8 Prinsip Penatalaksan …………………………………..….
32
2.2 Obat Nyamuk……………………………….……….……….…
34
2.2.1 Bahan Aktif yang terkandung dalam Obat Nyamuk Bakar… 36
2.2.2 Gas dalam Asap Obat Nyamuk Bakar……………………..
38
2.3 Hubungan Obat Nyamuk dengan PPOK……………………......
41
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .....................................
44
3.1 Kerangka Konsep ......................................................................
44
3.2 Hipotesis ...................................................................................
45
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................
46
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................
46
4.2 Waktu dan Tempat ....................................................................
46
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................
46
4.3.1 Populasi Penelitian ...........................................................
46
4.3.2 Sampel Penelitian .............................................................
46
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ............................................
46
4.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................
47
x
4.3.4.1 Kriteria Inklusi......................................................
47
4.3.4.2 Kriteria Eksklusi ...................................................
47
4.3.5 Identitas Variabel .............................................................
47
4.3.5.1 Variabel Bebas......................................................
47
4.3.5.1 Variabel Terikat ....................................................
47
4.4 Definisi Oprasional ...................................................................
47
4.5 Instrumen Penelitian .................................................................
48
4.6 Alur Penelitian ..........................................................................
48
4.7 Analisis Data ............................................................................
48
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA……………………
49
5. 1 Hasil penelitian…………………………………………………….
49
5. 2 Analisis data………………………………………………………
49
5.2.1 Data Umum Demografi Responden…………………………
49
5.2.2 Data Khusus…………………………………………………
51
5.2.2.1 Pemakaian Obat NyamukBakar…………………….
52
5.2.2.2 Tabulasi silang (crosstabs)…………………………..
53
5.2.2.3 Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dan
Frekuensi kejadian Penyakit Paru Obstruksi Kronik…
5.2.3 Pengujian Hipotesis………………………………………….
58
60
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan tentang Keadaan variable Penelitian………………….
62
6.1.1 Pemakaian Obat Nyamuk Bakar……………………………...
62
6.1.2 Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi kronik…………
64
xi
6.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Tentang Hubungan Antara Pemakaian
Obat Nyamuk Bakar Dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi
Kronik……………………………………………………………...
65
6.3 Keterbatasan Penelitian……………………………………………
69
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….....
70
7.1 Kesimpulan……………………………………………………….
70
7.2 Saran………………………………………………………………
70
DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………….
72
xii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Patogenesis PPOK……………………………………………. ….
12
Tabel 2.2 Pola penyakit pada PPOK lanjut………………………………….
15
Tabel 2.3 Gambaran yang penting pada tipe penyakit PPOK………………
20
Tabel 2.4 Faktor-faktor yang mengakibatkan obstruksi ekspirasi pada……
25
asma bronkial
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden……………………………
50
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir………………………..
50
Tabel 5.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan………………
51
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pemakaian Obat Nyamuk Bakar…………..
52
Tabel 5.5 Tabulasi silang antara lamanya memakai obat nyamuk bakar
dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi
Kronik………………….................................................................
53
Tabel 5.6 Tabulasi silang antara jumlah obat nyamuk bakar yang
digunakan setiap hari dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru
Obstruksi Kronik…………………………………………………
54
Tabel 5.7 Tabulasi silang antara waktu ketika menggunakan
obat nyamuk bakar di kamar dan Frekuensi Kejadian
Penyakit Paru Obstruksi Kronik………………………………….
55
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara keadaan ventilasi kamar saat
menggunakan obat nyamuk bakar dan Frekuensi Kejadian
Penyakit Paru Obstruksi Kronik………………………………….
xiii
56
Tabel 5.9 Tabulasi silang antara jarak pada saat menggunakan
obat nyamuk bakar di kamar dan Frekuensi Kejadian
Penyakit Paru Obstruksi Kronik……………………………….
56
Tabel 5.10 Tabulasi silang antara tempat meletakkan obat nyamuk
bakar di kamar dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru
Obstruksi Kronik……………………………………….……….
57
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Hubungan Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dan
Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi Kronik…………
xiv
58
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Bronkitis Kronik dan Emfisema…………………………………
6
Gambar 2.2 Hipersensitivitas Tipe III.............................................................
12
Gambar 2.3 Morfologi paru normal dan emfisema…………………………..
19
Gambar 2.4 Faktor-faktor yang mengakibatkan obstruksi ekspirasi pada asma
bronkial …………………………………………………………
Gambar 5.1 Pemakaian Obat Nyamuk Bakar……………………………….
26
52
Grafik 5.2 Hubungan antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dengan Frekuensi
Kejadian Penyakit Paru Obstruksi Kronik………………………
xv
61
DAFTAR SINGKATAN
APC
: Antigen Presenting Cell
CLE
: Centri Lobuler Emphysema
CO
: Karbonmonoksida
COPD
: Chronic Obstructive Pulmonary Disease
CO2
: Karbondioksida
CPE
: Cairan Pelapis Epitel
DDVP
: Dichlorovnil Dimethyl Phosfat
GOLD
: Global Initiative for cronic obstructive lung disease
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
IG E
: Imunoglobulin E
IG M
: Imunoglobulin M
IL-8
: Interleukin 8
IL-12
: Interleukin 12
KAEM
: Kecepatan Arus Ekspirasi Maksimal
KVP
: Kapasitas Volume Paru
MEFR
: Maximal Expiratory Flow Rate
MHC
: Major Histcompability Complex
NCC
: Netrophyl Chemotacting Complex
NCF
: Netrophyl Chemotacting Factor
NO
: Nitrogen
O2
: Oksigen
OR
: Odds Ratio
xvi
PDPI
: Perimpunan Dokter Paru Indonesia
PMN
: Polymorphonuclear
PLE
: Pan Lobuler Emphysema
PPOK
: Penyakit Paru Obstruksi Kronik
PPOM
: Penyakit Paru Obstruksi Menahun
SO2
: Sulfur Dioksida
TB
: Tuberkulosis
Th-0
: T harper 0
VEP
: Volume Ekspirasi Paksa
YLKI
: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Pernyataan bersedia menjadi Responden…………………………. 76
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian……………………………………………… 79
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas………………………………………………… 80
Lampiran 4 Hasil Uji reliabilitas………………………………………………... 81
Lampiran 5 Statistika Deskriptif………………………………………………... 83
Lampiran 6 Crosstabs……………………………………………………………86
Lampiran7 Crosstabs dan Uji Chi square………………………………………..90
Lampiran 8 Surat Persetujuan Penelitian RS Paru Batu Malang………………...92
Lampiran 9 Kartu Konsultasi Tugas akhir ............................................................93
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Andra. 2007. Mangemen Komperehensif Penyakit Paru Obstruksi Kronik,
[online].
(diunduh
19
Maret
2011).
Didapat
dari:
http//www.
farmacia.com/rubic/one_news.asp?IDNews=591.
Antariksa, Budi, dkk 2011. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik) Diagnosis
dan Penatalaksanaan. Jakarta: PDPI.
Aziz Rani, A, dkk. 2008. Panduan Pelayanan Medik. Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit dalam Indonesia. Edisi 3. Jakarta: FK UI.
Azwar Azrul, 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta: Binarupa Aksara.
Baratawidjaja, K. G. 2000. Imunologi Dasar. Jakarta: FK UI. Hlm 27-30.
Depkes. 2001. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Menteri
Kesehatan.Republik.Indinesia..[online]..(diunduh.05.Februari.2012)..didapat.
dari:.http//www.depkes.go.iddownloadsKepmenkespengendalian_ppok.pdfD
orland, W. A. N. 2007. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC
EPA (Environment Pesticide Agricultural). 2002. Pesticide Active Ingredient
Information,
.[online]
(diunduh
9
Maret
2011),
didapat
http//www.baygon.com/incontent/cfm?a_id.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Penerbit Kanisus.
Gibson, G.G, Skett, P.1991. Pengantar Metabolisme Obat. Jakarta: UI Press
72
dari:
73
Goldsmith, J.S, Friberg, L.T. 2006. Air Polution. 6th edition. New York :
Academic Press.
Hastono, Sutanto Priyo, 2001. Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Ingram Jr, R. H. 2000. Bronkitis Kronik, Emfisema dan Obstruksi Jalan Napas.
Harrison, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Volume 3. Jakarta:
EGC.
Katzung, B.G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik (Diterjemahkan oleh Staff
Dosen Farmakologi F.K UNSRI). Jakarta : EGC-Penerbit Buku Kedokteran.
Mangunnegoro, Hadiarto. 2010. Batuk Tak Kunjung Sembuh Curigai PPOK.
[online]..(diunduh.05.Februari.2012)..didapat.dari:.http//profhadiarto.combat
uk-tak-kunjung-sembuh-curigai-ppok.
Nashibah, 2003. Jangan Asal Semprot, [online]. (diunduh
14 Maret 2011).
didapat dari: http//www.kompas.com/kesehatan/news/htm.
Ngabekti, S.1992. Penentuan Dosis Efektif Median (ED50) Obat Nyamuk Bakar
dan Pengaruh Kronisnya terhadap Struktur dan Fungsi Sistem Pernapasan
Mencit (Mus musculus L.). Tesis.Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana UGM.
Rubenstein, D, D, Wayne, D, Bradley, J. 2007. Lacture Notes: Kedokteran Klinis.
Jakarta : Erlangga.
Sastrawijaya. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
74
Sibernagl, Stefan. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Soemantri, E.S, Uyaniah, A. 2001. Bronkitis Kronik dan Enfisema Paru. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: FK UI.
Soemirat, S.J. 1996. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Suradi. 2007. Peran Kadar IL-1β, IL-12, IFN-Gamma dan IL-10 Terhadap Kadar
Elaste MMP-9 pada Enfisema Paru: Pendekatan Immunopatobiologi,
[online]..(diunduh.2.Februari.2011)..didapat.dari:.http//adln.lib.unair.ac.id/go.
php?id=gdlhub-gdl-s3-2007-suradi-5411&q=ppok.
Tisch, M., Faulde, M.K., Maeir, H, Rhinol, A.J.2005. “Genotoxic Effects of
Pentacholrophenol,
Lindane,
Transflutrin,
Cylflutrin, Pyretrum,
and
Propoxur on Human Muscosal Cells of the Middle Nasal Conchae”.
Pesticide Science 19 (2): 141-151 , diunduh 31 Januari 2011, didapat dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/pesticides.htm.
Tierney, Lawrence M. Jr. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran. Edisi 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Tomas,L. S. 2008. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Kochar’s Clinical
Medicine for Student, 5th edition , [online]. (diunduh 29 April 2011). didapat
dari: http//www.cetrione.blogspot.com.
Wahyuni, T. 2005 “Waspadai Efek Negatif Anti-Nyamuk”, [online]. (diunduh 9
Maret 2011). didapat dari: http//www.k-online.com/intisari/baygon.htm.
75
Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : penerbit
Andi.
Widjayanto, H.1997. Pengaruh Asap 3 Macam Obat Nyamuk Bakar terhadap
Struktur Mikroanatomi Trakea, Pulmo, dan Hepar Mencit (Mus musculus
L.). Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Biologi UGM.
Wilson, L. S. 2008. Pola Obstruksi pada Penyakit Pernapasan, Patofisiologi :
Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC.
Yunus, F. 2008. Penatalaksanaan Bronkitis Kronik, [online]. (diunduh 5 Juli
2011)..didapat.dari:,http//www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14penatalaksanaan
Bronkitis99.pdf/14penatalaksanaanBronkitis99.htm.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perubahan dan perkembangan sosial ekonomi, penyakitpenyakit sistem pernapasan non infeksi semakin berkembang. Beberapa faktor
lingkungan seperti halnya pencemaran udara juga berperan seperti NOx, CO,
sulfurdioksida, dan lain-lain (Achmadi, 2008).
Saat ini penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan
terbesar di masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari masih tingginya angka
kejadian dan kunjungan penderita beberapa penyakit berbasis lingkungan ke
sarana pelayanan kesehatan seperti penyakit diare, demam berdarah dengue
(DBD), malaria, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) termasuk penyakit paru
obstruksi
kronik,
penyakit
kulit,
TB
paru,
cacingan
serta
gangguan
kesehatan/keracunan karena bahan kimia, dan pestisida (Depkes, 2002).
Obat nyamuk bakar akan mengeluarkan asap yang mengandung beberapa gas
seperti CO2, CO, nitrogen oksida, amoniak, metana, dan partikel yang dapat
membahayakan kesehatan manusia (Liu et al., 2003).
Nitrogen dioksida yang masuk ke dalam saluran napas akan bereaksi dengan
air yang terdapat di saluran napas atas dan bawah membentuk HNO3. Asam sulfat
dan asam nitrat yang terjadi merupakan iritan yang sangat kuat. Efek kerusakan
terhadap saluran napas paru dapat bersifat akut dan kronik. Besar dan luasnya
kerusakan tergantung pada jenis zat, konsentrasi zat, lama paparan dan ada atau
tidaknya kelainan saluran napas atau paru sebelumnya (Depkes RI, 2000).
1
2
Dampak obat nyamuk bakar bagi pengguna adalah keracunan langsung dan
gangguan kesehatan jangka panjang yang disebabkan kontaminasi (paparan)
secara langsung ketika menggunakan obat nyamuk bakar, sehingga zat aktif
(DDVP, propoksur (karbamat), dietiltoluemit, dan Piretrin) yang terkadung dalam
obat nyamuk masuk kedalam tubuhnya. Mekanisme masuknya obat nyamuk
diantaranya melalui pernapasan, dapat menimbulkan gejala berupa batuk, bersin,
serta dispnea (Munaf, 1995).
Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang biasa disebut sebagai PPOK merupakan
penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran
napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat progresif ini
disebabkan karena terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas
beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dengan gejala utama
sesak napas, batuk, dan produksi sputum (GOLD 2001).
PPOK menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, penyebabnya
antara lain meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan
faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian
PPOK; pencemaran asap kendaraan maupun asap obat nyamuk bakar dan
pencemaran di tempat kerja (PDPI, 2011).
Dengan meningkatnya pengunaan obat nyamuk bakar sebagai faktor risiko
dari PPOK, maka diduga jumlah penyakit tersebut juga akan meningkat.
Pengunaan obat nyamuk bakar memberikan risiko lebih besar terjadinya PPOK
dibandingkan dengan polusi sulfat atau gas buang kendaraan (PDPI, 2011).
3
Bronkitis kronik dan emfisema merupakan dua jenis proses yang berbeda dan
paling sering ditemukan dalam bentuk kombinasi pada pasien dengan obstruksi
jalan napas kronik. (Ingram, 2000)
Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga depertemen kesehatan RI tahun
1992, Penyakit paru obstruksi bersama asma bronkial menduduki peringkat ke
enam (Riyanto dan Hisyam, 2006)
Berdasarkan uraian diatas maka diadakan penelitian untuk mengetahui
adanya hubungan antara pemakain obat nyamuk bakar dan frekuensi penyakit
paru obstruksi kronik (PPOK).
1.2 Rumusan masalah
Adakah hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi
penyakit paru obsrtuksi kronik?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Membuktikan hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan
frekuensi penyakit paru obstruksi kronik.
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Mengetahui efek pemakaian obat nyamuk bakar terhadap kesehatan
pernapasan.
2. Mengetahui tingkat relasi obat nyamuk bakar dengan penyakit paru
obstruksi kronik.
3. Mengetahui profil pengguna obat nyamuk bakar pasien penyakit paru
obstruksi kronik.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberi informasi mengenai hubungan antara pemakaian obat nyamuk
bakar dan frekuensi penyakit paru obstruksi kronik.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan edukasi kesehatan kepada masyarat tentang efek dari pemakaian
obat nyamuk bakar terhadap PPOK.
3. Bagi Peneliti
Memberi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih
lanjut.
4. Bagi Dinas Terkait
Mengetahui hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi
PPOK agar dapat membantu rumah sakit, puskesmas, serta lembaga
penelitian
kesehatan
sebagai
acuan
dalam
membantu
pencegahan,
pengendalian, dan pengobatan dini sehingga menurunkan prevalensi PPOK.
USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN OBAT NYAMUK BAKAR DAN
FREKUENSI PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK)
OLEH:
CHANDRA ILYAS NAMPIRA
08020040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN OBAT NYAMUK BAKAR DAN
FREKUENSI PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK)
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
CHANDRA ILYAS NAMPIRA
08020040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
Untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal: 14 Maret 2012
Pembimbing I
dr. Meddy Setiawan, Sp.PD
Pembimbing II
dr. Moech Ma’roef, Sp. OG
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
dr. Irma Suswati, M.Kes
iii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Chandra Ilyas Nampira ini telah diuji dan dipertahankan
di depan Tim Penguji pada tanggal 14 Maret 2012
Tim Penguji
dr. Meddy Setiawan, Sp.PD
Ketua
dr. Moech Ma’roef, Sp. OG
Anggota
dr. M. Aleq Sander, M. Kes. Sp.B, FINACS
Anggota
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah
memberi petunjuk dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya
tulis akhir dengan judul “Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dan
Frekuensi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)”. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang benderang
yakni agama Islam.
Pada penulisan karya tulis akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr. Irma Suswati, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
3. dr. Fathiyah Safitri, M. Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sys Indrawanto, SpKJ. selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
v
5. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu serta banyak memberikan masukan dan dukungan demi
kesempurnaan penelitian ini sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
6. dr. Moech. Ma’roef, Sp.OG, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu serta banyak memberikan masukan dan dukungan demi
kesempurnaan penelitian ini sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
7. dr. M. Aleq Sander, M. Kes. Sp.B, FINACS, selaku dosen penguji tugas
akhir yang telah memberi tambahan ilmu dan kritik demi kesempurnaan
penelitian ini.
8. Pihak Rumah Sakit Paru Batu Malang yang telah membantu dan bekerja
sama dalam pengambilan data penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan karya tulis akhir
ini, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun,
serta penulis mengharapkan agar karya tulis akhir ini dapat berguna serta
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Malang, Maret 2012
Penulis
vi
ABSTRAK
Ilyas Nampira, Chandra. 2012. Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk bakar
Dan Frekuennsi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Tugas Akhir,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing:
(1) dr Meddy Setiawaan, Sp.PD. (2) dr Moech Ma’roef, Sp. OG.
Latar Belakang: Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di masyarakat Indonesia. PPOK menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia, dengan meningkatnya penggunaan obat nyamuk bakar
sebagai faktor risiko dari PPOK, diduga jumlah penyakit tersebut juga akan
meningkat. Hal ini disebabkan karena obat nyamuk bakar megeluarkan asap yang
mengandung beberapa gas seperti CO2, CO, nitrogen amoniak, metana, dan
partikel zat aktif yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Tujuan: Membuktikan hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan
frekuensi penyakit paru obstruksi kronik.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional
secara retrospektif, dengan pengambilan data secara total sampling, dan besar
sampel 40 responden yang dibagi menjadi kelompok PPOK 20 orang dan
kelompok non PPOK 20 orang. Dianalisis dengan uji chi square dan koefisien
korelasi kontingensi dengan =0.05.
Hasil penelitian: Pasien di Rumah Sakit Paru Batu Malang lebih banyak yang
memakai obat nyamuk bakar (70%) dengan frekuensi PPOK cenderung lebih
banyak diderita pasien yang tidak memakai obat nyamuk bakar dari pada pasien
yang memakai obat nyamuk bakar. Hasil pengujian hubungan antara pemakaian
obat nyamuk bakar dan frekuensi penyakit paru obstruksi kronik menunjukan
hubungan yang bermakna (chi square p-value < 0,05).
Kesimpulan: Ada hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi
penyakit paru obstruksi kronik yang signifikan dengan tingkat relasi yang
tergolong lemah.
Kata Kunci: Pemakaian obat nyamuk bakar, Frekuensi kejadian penyakit paru
obstruksi kronik.
vii
ABSTRACT
Ilyas Nampira, Chandra. 2012. The relationship between the used of mosquito
coils’ history and the frequency of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease incidence. Final Project, Medical Faculty, Muhammadiyah
University of Malang. Advisors: (1) Meddy Setiawaan. (2) Moech
Ma’roef.
Introduction: Now day, environmental basic disease is the biggest health problem
for Indonesian citizens. PPOK becomes a health problem for Indonesian citizens,
by the increasing of the used of mosquito coils as the risk factor of PPOK, the
amount of the diseases are diagnosed to be increased as well. It caused by the
mosquito coils that produce smoke which is containing some gases such as CO2,
CO, ammonia nitrogen, methane, and some active substance particles which
endanger human health.
Objective: to prove the relationship between the used of mosquito coils and the
frequency of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Method: use observational analytical research with cross sectional approach
retrospectively, with total sampling to collect the data. The amount of the sample
is 40 respondents which are divided into two group, those are: 20 respondents in
PPOK group and 20 respondents non PPOK group. Analyzing the data by chi
square test and contingency correlation coefficient with =0.05.
Result: The patient in Rumah Sakit Paru Batu Malang mostly used mosquito coils
(70%) with PPOK frequency is tend to be experienced by patients who aren’t use
mosquito coils than the patient who use it. Result of the relationship between the
used of mosquito coil and the frequency of Chronic Obstructive Pulmonary
Disease test shows that there is a meaningful relationship (chi square p-value <
0,05).
Conclusion: There is a significant relationship between the used of mosquito coil
and the frequency of Chronic Obstructive Pulmonary Disease with relative weak
relation level.
Key word: The used of mosquito coil, the frequency of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
viii
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL ................................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii
LEMBAR PENGUJIAN…………………………………………………………iv
KATTA PENGANTAR…………………………………………………………..v
ABSTRRAK……………………………………………………………………..vii
ABSTRACT……………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...
3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………
3
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………
3
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………
3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………...
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
5
2.1 Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) ......................................
5
2.1.1 Definisi PPOK ....................................................................
5
ix
2.1.2 Faktor Risiko .......................................................................
6
2.1.3 Klasifikasi PPOK ................................................................
8
2.1.4 Patofisiolosi PPOK..............................................................
9
2.1.5 Gambaran Klinis PPOK ...................................................... 13
2.1.5.1 Bronkitis Kronik Predominan ……………………… 14
2.1.5.2 Emfisema Predominan ……………………………..
17
2.1.6 Diagnosis PPOK…………………………………………..
20
2.1.7 Diagnosis Banding PPOK………………………………...
24
2.1.8 Prinsip Penatalaksan …………………………………..….
32
2.2 Obat Nyamuk……………………………….……….……….…
34
2.2.1 Bahan Aktif yang terkandung dalam Obat Nyamuk Bakar… 36
2.2.2 Gas dalam Asap Obat Nyamuk Bakar……………………..
38
2.3 Hubungan Obat Nyamuk dengan PPOK……………………......
41
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .....................................
44
3.1 Kerangka Konsep ......................................................................
44
3.2 Hipotesis ...................................................................................
45
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................
46
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................
46
4.2 Waktu dan Tempat ....................................................................
46
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................
46
4.3.1 Populasi Penelitian ...........................................................
46
4.3.2 Sampel Penelitian .............................................................
46
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ............................................
46
4.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................
47
x
4.3.4.1 Kriteria Inklusi......................................................
47
4.3.4.2 Kriteria Eksklusi ...................................................
47
4.3.5 Identitas Variabel .............................................................
47
4.3.5.1 Variabel Bebas......................................................
47
4.3.5.1 Variabel Terikat ....................................................
47
4.4 Definisi Oprasional ...................................................................
47
4.5 Instrumen Penelitian .................................................................
48
4.6 Alur Penelitian ..........................................................................
48
4.7 Analisis Data ............................................................................
48
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA……………………
49
5. 1 Hasil penelitian…………………………………………………….
49
5. 2 Analisis data………………………………………………………
49
5.2.1 Data Umum Demografi Responden…………………………
49
5.2.2 Data Khusus…………………………………………………
51
5.2.2.1 Pemakaian Obat NyamukBakar…………………….
52
5.2.2.2 Tabulasi silang (crosstabs)…………………………..
53
5.2.2.3 Hubungan Antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dan
Frekuensi kejadian Penyakit Paru Obstruksi Kronik…
5.2.3 Pengujian Hipotesis………………………………………….
58
60
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan tentang Keadaan variable Penelitian………………….
62
6.1.1 Pemakaian Obat Nyamuk Bakar……………………………...
62
6.1.2 Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi kronik…………
64
xi
6.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Tentang Hubungan Antara Pemakaian
Obat Nyamuk Bakar Dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi
Kronik……………………………………………………………...
65
6.3 Keterbatasan Penelitian……………………………………………
69
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….....
70
7.1 Kesimpulan……………………………………………………….
70
7.2 Saran………………………………………………………………
70
DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………….
72
xii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Patogenesis PPOK……………………………………………. ….
12
Tabel 2.2 Pola penyakit pada PPOK lanjut………………………………….
15
Tabel 2.3 Gambaran yang penting pada tipe penyakit PPOK………………
20
Tabel 2.4 Faktor-faktor yang mengakibatkan obstruksi ekspirasi pada……
25
asma bronkial
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden……………………………
50
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir………………………..
50
Tabel 5.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan………………
51
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pemakaian Obat Nyamuk Bakar…………..
52
Tabel 5.5 Tabulasi silang antara lamanya memakai obat nyamuk bakar
dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi
Kronik………………….................................................................
53
Tabel 5.6 Tabulasi silang antara jumlah obat nyamuk bakar yang
digunakan setiap hari dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru
Obstruksi Kronik…………………………………………………
54
Tabel 5.7 Tabulasi silang antara waktu ketika menggunakan
obat nyamuk bakar di kamar dan Frekuensi Kejadian
Penyakit Paru Obstruksi Kronik………………………………….
55
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara keadaan ventilasi kamar saat
menggunakan obat nyamuk bakar dan Frekuensi Kejadian
Penyakit Paru Obstruksi Kronik………………………………….
xiii
56
Tabel 5.9 Tabulasi silang antara jarak pada saat menggunakan
obat nyamuk bakar di kamar dan Frekuensi Kejadian
Penyakit Paru Obstruksi Kronik……………………………….
56
Tabel 5.10 Tabulasi silang antara tempat meletakkan obat nyamuk
bakar di kamar dan Frekuensi Kejadian Penyakit Paru
Obstruksi Kronik……………………………………….……….
57
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Hubungan Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dan
Frekuensi Kejadian Penyakit Paru Obstruksi Kronik…………
xiv
58
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Bronkitis Kronik dan Emfisema…………………………………
6
Gambar 2.2 Hipersensitivitas Tipe III.............................................................
12
Gambar 2.3 Morfologi paru normal dan emfisema…………………………..
19
Gambar 2.4 Faktor-faktor yang mengakibatkan obstruksi ekspirasi pada asma
bronkial …………………………………………………………
Gambar 5.1 Pemakaian Obat Nyamuk Bakar……………………………….
26
52
Grafik 5.2 Hubungan antara Pemakaian Obat Nyamuk Bakar Dengan Frekuensi
Kejadian Penyakit Paru Obstruksi Kronik………………………
xv
61
DAFTAR SINGKATAN
APC
: Antigen Presenting Cell
CLE
: Centri Lobuler Emphysema
CO
: Karbonmonoksida
COPD
: Chronic Obstructive Pulmonary Disease
CO2
: Karbondioksida
CPE
: Cairan Pelapis Epitel
DDVP
: Dichlorovnil Dimethyl Phosfat
GOLD
: Global Initiative for cronic obstructive lung disease
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
IG E
: Imunoglobulin E
IG M
: Imunoglobulin M
IL-8
: Interleukin 8
IL-12
: Interleukin 12
KAEM
: Kecepatan Arus Ekspirasi Maksimal
KVP
: Kapasitas Volume Paru
MEFR
: Maximal Expiratory Flow Rate
MHC
: Major Histcompability Complex
NCC
: Netrophyl Chemotacting Complex
NCF
: Netrophyl Chemotacting Factor
NO
: Nitrogen
O2
: Oksigen
OR
: Odds Ratio
xvi
PDPI
: Perimpunan Dokter Paru Indonesia
PMN
: Polymorphonuclear
PLE
: Pan Lobuler Emphysema
PPOK
: Penyakit Paru Obstruksi Kronik
PPOM
: Penyakit Paru Obstruksi Menahun
SO2
: Sulfur Dioksida
TB
: Tuberkulosis
Th-0
: T harper 0
VEP
: Volume Ekspirasi Paksa
YLKI
: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Pernyataan bersedia menjadi Responden…………………………. 76
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian……………………………………………… 79
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas………………………………………………… 80
Lampiran 4 Hasil Uji reliabilitas………………………………………………... 81
Lampiran 5 Statistika Deskriptif………………………………………………... 83
Lampiran 6 Crosstabs……………………………………………………………86
Lampiran7 Crosstabs dan Uji Chi square………………………………………..90
Lampiran 8 Surat Persetujuan Penelitian RS Paru Batu Malang………………...92
Lampiran 9 Kartu Konsultasi Tugas akhir ............................................................93
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Andra. 2007. Mangemen Komperehensif Penyakit Paru Obstruksi Kronik,
[online].
(diunduh
19
Maret
2011).
Didapat
dari:
http//www.
farmacia.com/rubic/one_news.asp?IDNews=591.
Antariksa, Budi, dkk 2011. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik) Diagnosis
dan Penatalaksanaan. Jakarta: PDPI.
Aziz Rani, A, dkk. 2008. Panduan Pelayanan Medik. Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit dalam Indonesia. Edisi 3. Jakarta: FK UI.
Azwar Azrul, 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta: Binarupa Aksara.
Baratawidjaja, K. G. 2000. Imunologi Dasar. Jakarta: FK UI. Hlm 27-30.
Depkes. 2001. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Menteri
Kesehatan.Republik.Indinesia..[online]..(diunduh.05.Februari.2012)..didapat.
dari:.http//www.depkes.go.iddownloadsKepmenkespengendalian_ppok.pdfD
orland, W. A. N. 2007. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC
EPA (Environment Pesticide Agricultural). 2002. Pesticide Active Ingredient
Information,
.[online]
(diunduh
9
Maret
2011),
didapat
http//www.baygon.com/incontent/cfm?a_id.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Penerbit Kanisus.
Gibson, G.G, Skett, P.1991. Pengantar Metabolisme Obat. Jakarta: UI Press
72
dari:
73
Goldsmith, J.S, Friberg, L.T. 2006. Air Polution. 6th edition. New York :
Academic Press.
Hastono, Sutanto Priyo, 2001. Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Ingram Jr, R. H. 2000. Bronkitis Kronik, Emfisema dan Obstruksi Jalan Napas.
Harrison, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Volume 3. Jakarta:
EGC.
Katzung, B.G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik (Diterjemahkan oleh Staff
Dosen Farmakologi F.K UNSRI). Jakarta : EGC-Penerbit Buku Kedokteran.
Mangunnegoro, Hadiarto. 2010. Batuk Tak Kunjung Sembuh Curigai PPOK.
[online]..(diunduh.05.Februari.2012)..didapat.dari:.http//profhadiarto.combat
uk-tak-kunjung-sembuh-curigai-ppok.
Nashibah, 2003. Jangan Asal Semprot, [online]. (diunduh
14 Maret 2011).
didapat dari: http//www.kompas.com/kesehatan/news/htm.
Ngabekti, S.1992. Penentuan Dosis Efektif Median (ED50) Obat Nyamuk Bakar
dan Pengaruh Kronisnya terhadap Struktur dan Fungsi Sistem Pernapasan
Mencit (Mus musculus L.). Tesis.Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana UGM.
Rubenstein, D, D, Wayne, D, Bradley, J. 2007. Lacture Notes: Kedokteran Klinis.
Jakarta : Erlangga.
Sastrawijaya. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
74
Sibernagl, Stefan. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Soemantri, E.S, Uyaniah, A. 2001. Bronkitis Kronik dan Enfisema Paru. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: FK UI.
Soemirat, S.J. 1996. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Suradi. 2007. Peran Kadar IL-1β, IL-12, IFN-Gamma dan IL-10 Terhadap Kadar
Elaste MMP-9 pada Enfisema Paru: Pendekatan Immunopatobiologi,
[online]..(diunduh.2.Februari.2011)..didapat.dari:.http//adln.lib.unair.ac.id/go.
php?id=gdlhub-gdl-s3-2007-suradi-5411&q=ppok.
Tisch, M., Faulde, M.K., Maeir, H, Rhinol, A.J.2005. “Genotoxic Effects of
Pentacholrophenol,
Lindane,
Transflutrin,
Cylflutrin, Pyretrum,
and
Propoxur on Human Muscosal Cells of the Middle Nasal Conchae”.
Pesticide Science 19 (2): 141-151 , diunduh 31 Januari 2011, didapat dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/pesticides.htm.
Tierney, Lawrence M. Jr. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran. Edisi 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Tomas,L. S. 2008. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Kochar’s Clinical
Medicine for Student, 5th edition , [online]. (diunduh 29 April 2011). didapat
dari: http//www.cetrione.blogspot.com.
Wahyuni, T. 2005 “Waspadai Efek Negatif Anti-Nyamuk”, [online]. (diunduh 9
Maret 2011). didapat dari: http//www.k-online.com/intisari/baygon.htm.
75
Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : penerbit
Andi.
Widjayanto, H.1997. Pengaruh Asap 3 Macam Obat Nyamuk Bakar terhadap
Struktur Mikroanatomi Trakea, Pulmo, dan Hepar Mencit (Mus musculus
L.). Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Biologi UGM.
Wilson, L. S. 2008. Pola Obstruksi pada Penyakit Pernapasan, Patofisiologi :
Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC.
Yunus, F. 2008. Penatalaksanaan Bronkitis Kronik, [online]. (diunduh 5 Juli
2011)..didapat.dari:,http//www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14penatalaksanaan
Bronkitis99.pdf/14penatalaksanaanBronkitis99.htm.