HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA BUNDA KOTA MALANG

(1)

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN

SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN

PECAH DINI PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT

BERSALIN PERMATA BUNDA KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh :

USWATUN HASANAH

NIM. 07060006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN

SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN

PECAH DINI PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT

BERSALIN PERMATA BUNDA KOTA MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan

(S. Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

USWATUN HASANAH

NIM. 07060006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN SELAMA

KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA

IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA BUNDA

KOTA MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

USWATUN HASANAH

NIM. 07060006

Skripsi ini Telah Disetujui

Tanggal 19 Mei 2011

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat

Ririn Harini, S. Kep. Ns

NIP. UMM. 112.9311.0304

NIP. UMM. 112.0501.0420

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Ririn Harini, S. Kep. Ns


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN SELAMA

KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA

IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA BUNDA

KOTA MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

USWATUN HASANAH

NIM. 07060006

Di Ujikan

Tanggal 25 Mei 2011

Penguji I,

Penguji II,

Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat

Ririn Harini, S. Kep. Ns

NIP. UMM. 112.9311.0304

NIP. UMM. 112.0501.0420

Penguji III,

Penguji IV,

Nurul Aini, M.Kep

Nur Lailatul M, S. Kep. Ns

NIP. UMM. 112.0501.0419

NIP. UMM. 112.0501.0421

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat

NIP. UMM. 112.9311.0304


(5)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Uswatun Hasanah

NIM

: 07060006

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Antara Riwayat Infeksi Keputihan Selama Kehamilan

Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Postpartum Di

Rumah Sakit Bersalin Permata Bunda Kota Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain, baik

sebagian maupun keseluruhan, yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri,

kecuali dalam bentuk kutipan. Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi

ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 19 Mei 2011

Yang Membuat Pernyataan

Uswatun Hasanah


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Alhamdulillahirrabbil’alamin, Sujud dan syukur yang tiada terkira kepada

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala kemudahan, kesabaran

dan kekuatan yang telah diberikan, sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan

skripsi ini, dengan judul “Hubungan Antara Riwayat Infeksi Keputihan Selama

Kehamilan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Postpartum Di Rumah

Sakit Bersalin Permata Bunda Kota Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1.

Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan sekaligus Pembimbing I,

terima kasih atas ilmu, kesabaran, kritik, saran, serta waktu yang telah

diberikan kepada penulis demi keberhasilan penyelesaian skripsi ini.

2.

Ririn Harini, S.Kep., Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan sekaligus

Pembimbing II, terima kasih atas ilmu, waktu, kritik, saran, dukungan serta

kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3.

Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom selaku dosen wali Program Studi

Ilmu Keperawatan angkatan 2007 kelas A, terima kasih atas ilmu, saran dan


(7)

kritik yang telah diberikan kepada kami, serta waktu yang diluangkan kepada

kami untuk mendengarkan segala keluh dan kesah kami selama ini.

4.

Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan dan Diploma III

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, yang telah banyak memberikan ilmu

kepada saya selama duduk dibangku kuliah.

5.

Sri Soendari Soeprapto, AMd.Keb selaku manager operasional RSB. Permata

Bunda Kota Malang, terimakasih atas bantuan dan dukungannya sehingga

dapat memudahkan saya untuk melakukan penelitian di RSB. Permata

Bunda.

6.

Kedua orangtua saya yang tercinta, beserta kedua kakak dan kedua adik saya

tersayang yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan, mendukung dan

selalu memberikan saya semangat untuk selalu tetap tegar menjalani hidup

dan menuntut ilmu di Malang.

7.

Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Dengan penuh kerendahan hati saya

memohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin

telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap

langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih

sayang-Nya untuk kita semua. Amin Ya Rabbal’alamin.

Malang, 18 Mei 2011


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

... i

LEMBAR PERSETUJUAN

... ii

LEMBAR PENGESAHAN

... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

... iv

KATA PENGANTAR

... v

ABSTRACT

... vii

INTISARI

... viii

DAFTAR ISI

... ix

DAFTAR TABEL

... xii

DAFTAR GAMBAR

... xiii

DAFTAR LAMPIRAN

... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum... 6

1.3.2 Tujuan Khusus... 6

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Ibu Hamil... 7

1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan ... 7

1.4.4 Bagi Peneliti Yang Akan Datang ... 7

1.4.5 Bagi Bidang Keperawatan ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

1.6 Batasan Penelitian ... 10

1.7 Batasan Istilah Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keputihan ... 13

2.1.1 Definisi Keputihan ... 13

2.1.2 Jenis dan Penyebab Keputihan ... 14


(9)

2.1.4 Keputihan Selama Kehamilan ... 19

2.1.5 Pengobatan Pada Infeksi Keputihan ... 21

2.1.6 Pencegahan Keputihan ... 21

2.2 Konsep Ketuban Pecah Dini ... 24

2.2.1 Definisi Ketuban Pecah Dini ... 24

2.2.2 Manfaat Air Ketuban ... 26

2.2.3 Etiologi Ketuban Pecah Dini ... 26

2.2.4 Patofisiologis ... 29

2.2.5 Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini ... 29

2.2.6 Komplikasi Ketuban Pecah Dini ... 29

2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik ... 30

2.2.8 Penatalaksanaan ... 30

2.3 Hubungan Antara Infeksi Keputihan Dengan Ketuban Pecah Dini ... 31

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep... 34

3.2 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ... 36

4.2 Populasi, Sampel, dan Sapmling ... 38

4.2.1 Populasi ... 38

4.2.2 Sampel ... 38

4.2.3 Sampling ... 39

4.3 Variabel Penelitian... 40

4.4 Definisi Operasional ... 40

4.5 Tempat Penelitian ... 43

4.6 Waktu Penelitian ... 43

4.7 Instrumen / Alat Ukur Penelitian ... 43

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 43

4.9 Analisa Data ... 44

4.10 Etika Penelitian ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 47

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47


(10)

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 49

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas ... 50

5.2 Hasil Penelitian ... 51

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Indikasi Terjadi KPD ... 51

5.2.2 Karakteristik Responden Mengalami KPD dengan Infeksi ... 52

5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian KPD ... 52

5.3 Analisa Data ... 53

BAB VI PEMBAHASAN 5.1 Interprestasi dan Hasil Diskusi ... 56

6.1.1 Riwayat Infeksi Keputihan Selama Kehamilan ... 56

6.1.2 Kejadian Ketuban Pecah Dini ... 57

6.1.3 Hubungan Antara Riwayat Infeksi Keputihan Selama Kehamilan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini ... 58

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 60

6.3 Implikasi Keperawatan ... 61

BAB VI PENUTUP

7.1 Kesimpulan ... 64

7.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

... 67


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 41

Tabel 5.1.1 Usia Ibu Postpartum yang Mengalami KPD ... 47

Tabel 5.2 Tabulasi Silang Antara KPD Dengan Riwayat Infeksi ... 54


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Beberapa Mikro-Organisme Penyebab Keputihan ... 17

Gambar 2.2 Tempat Yang Potensial Untuk Infeksi Bakteri Di Dalam Uterus ... 19

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 33

Gambar 4.1 Kerangka Kerja ... 37

Gambar 5.1 Pekerjaan Ibu Postpartum yang Mengalami KPD ... 48

Gambar 5.2 Pendidikan Ibu Postpartum yang Mengalami KPD ... 49

Gambar 5.3 Paritas Ibu Postpartum yang Mengalami KPD ... 50

Gambar 5.4 Usia Kehamilan Ibu Postpartum yang Mengalami KPD ... 51

Gambar 5.4 Karakteristik Ibu Postpartum Berdasarkan Indikasi Terjadinya KPD ... 51

Gambar 5.6 Karakteristik Ibu Postpartum Berdasarkan Riwayat Infeksi Keputihan .... 52

Gambar 5.7 Karakteristik Ibu Postpartum Berdasarkan Kejadian KPD ... 53


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Permohonan Ijin Penelitian ... 70

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Ijin Melakukan Penelitian ... 71

Lampiran 3

Data Ibu Postpartum yang Mengalami KPD... 72

Lampiran 4

Data Ibu Postpartum yang Tidak Mengalami KPD ... 75

Lampiran 5

Hasil Analisis Data Dengan SPSS ... 83

Lampiran 6

Nilai-Nilai Chi Kuadrat ... 85

Lampiran 7

Lembar Bimbingan Skripsi ... 86


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. (2009).

Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data

. Jakarta :

Salemba Medika

Arikunto, Suharsimi (2002).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

, Jakarta :

Rineka Cipta.

Blankast,

Ariev.

(2008).

Mengatasi

Keputihan

dengan

Herbal

dalam

http://gealgeol.com/2008/08/27/agar-keputihan-tak-berulang.html

. di akses pada

tanggal 20 Desember 2010

Caprnito, Lynda Juall. 2006.

Diagnosa Keperawatan

. Jakarta : EGC

Duff. Patrick, dkk. (2005).

Obstetri And Gynaecology : Just The Facts.

International

Edition

Handayani, Tri Asih. (2008). Memberantas dan mengobati keputihan

dalam

http://sangwanita.blogspot.com

.

di akses pada tanggal 20 Desember 2010

Joseph, Nugroho. (2010).

Catatan Kuliah Ginekologi Dan Obstetri Untuk Perawat Dan

Kebidanan

. Yogyakarta. Nuha Medika

Kusumawati, (2008).

Kehamilan Dan Persalinan

. Yogyakarta : TUGU PUBLISER

Majalah Farmacia, edisi 11 februari 2008

Majalah Kesehatan Keluarga edisi desember 2007

Mansjoer, Arif. (2001).

Kapita Selekta Kedokteran Jilid I

. Jakarta : Media Aesculapius.

Manuaba, I.B.G. (2001).

Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan Obstetri

Ginekologi dan KB.

Jakarta: EGC

Manuaba, Ida bagus Gde. (2005).

Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

berencana untuk Pendidikan Bidan

. Jakarta : EGC.


(15)

Manuaba, Ida bagus Gde, dkk (2008).

Gawat-Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri

Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan

. Jakarta : EGC.

Mokhtar.R. (1994).

Ketuban Pecah Dini dalam Sinopsis Obsteri, Obstetri Fisologi Obstetri

Patologi I.

Jakarta : EGC

Mokhtar.R. (1998).

Sinopsis Obstetri dan Ginekologi: Obstetri dan Ginekologi Fisiologi,

Obstetri dan Ginekologi Patologi, Edisi 2

. Jakarta : EGC

Morgan, Geri (2002).

Kecemasan Pada Ibu Hanil.

Jakarta : EGC

Morgan, Geri (2009).

Obstetri Dan Ginekologi: Panduan Praktik. Edisi 2.

Jakarta : EGC

Norwitz. Errol, Schorge. J. (2007).

Obstetri And Gynaecology At a Glance.

Jakarta.

Erlangga

Nursalam. (2003).

Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta :

Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono. (2002).

Ilmu Kebidanan.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. (2005).

Ilmu Kandungan

, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Purwantiastuti, (2004).

Penyakit Terapi Dan Obatnya

. Intisari Mediatama.

Sinsin, Iis. (2008).

Masa Kehamilan Dan Persalinan, Seri Kesehatan Ibu Dan Anak.

Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo

Strenchever, Morton. A. (1995).

Penatalaksanaan Dalam Persalinan.

Jakarta : Hipokrates

Sugiyono. (2010).

Statistika Untuk Penelitian.

Bandung : Alfabeta

Suryana, Hadi. (2009).

Keputihan_dapat_sebabkan_keguguran dalam Http ://lifestyle.

Okezone. Come / read/2009/01/20/27/184444/27.

di akses pada tanggal 20

Desember 2010


(16)

http://eprints.undip.ac.id/10729/1/ARTIKEL.pdf

,

diakses pada tanggal 28 Februari

2011).

(

http://yuxie.wordpress.com/2008/09/08/keputihan-pada-wanita-hamil/

. Diakses

pada tanggal 06 Agustus 2010).

http://kti-skripsi.com/

, diakses pada tanggal 8 Maret 2011).

http://

Belibis_A17-Tatalaksana_KPD_Preterm

.pdf, diakses pada tanggal 8 Maret

2011)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6458/1/08E00824.pdf. diakses

pada tanggal 15 Oktober 2010)

http://jangan-sakit.blogspot.com/2009/11/ketuban-pecah-dini.html

. Diakses pada


(17)

16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea

merupakan cairan yang keluar dari vagina (Mansjoer, 2000:376). Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya. Wanita hamilpun kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya. Keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita. Di samping itu, rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal, keputihan tidak normal karena infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada ibu hamil, selain dapat mengganggu kesehatan ibu, juga dapat berpengaruh terhadap janin persalinan (William, 2001).

Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur (Dwiana, 2008). Keputihan yang muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama kehamilan. Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter. Karena dengan kondisi ini


(18)

17

kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya, (Kusumawati, 2008).

Menurut ahli kebidanan dan kandungan sekaligus konsultan seks Dr.

%R\NH 'LDQ 1XJUDKD 6S2* GDODP VHPLQDU NHVHKDWDQ EHUWDMXN ´.HSXWLKDQ SDGD ZDQLWD SHQ\DNLW \DQJ WHUDEDLNDQµ \DQJ GLVHOHQJJDUDNDQ GL +RWHO

Borobudur Jakarta, mengatakan di kenal dua jenis keputihan,yaitu keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis). Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal. Sedangkan keputihan patologis umumnya disebabkan oleh infeksi mikroorganisme

seperti Candida albicans, Trichomonas vaginalis, dan Vaginosi bakterial. Dapat pula

disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi, cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka ini dapat dikategorikan tidak normal.

Pusat Penelitian Penyakit Menular, Departemen Kesehatan RI menemukan, etiologi terbanyak dari 168 pasien fluor albus yang datang berobat ke Puskesmas Cempaka Putih Barat I, Jakarta tahun 1988/1989 adalah kandidiasis sebesar 52,8%. Sisanya adalah trikomoniasis 3,7%, infeksi campuran trikomoniasis dan kandidiasis 4,3%, gonorrhoe 1,2%, dan bakterial vaginosis 38%. Penelitian itu juga melaporkan, bahwa dari 18 ibu hamil dan 25 ibu tidak hamil dan tidak berKB yang mengalami fluor albus, sebagian besar terinfeksi kandidiasis yaitu 66,7% dan 48%. Sementara pada 77


(19)

18

akseptor KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan 30 akseptor KB hormonal yang mengalami fluor albus, sebagian besar terinfeksi kandidiasis yakni 54,6% dan 53,3%. Melihat hasil survei tersebut, tak mengherankan kasus kandidiasis sering ditemukan di poliklinik kesehatan ibu dan anak atau poliklinik kebidanan (Majalah Farmacia, edisi 11 februari 2008).

Menurut Dwiana, selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. Namun bila saat persalinan masih terdapat infeksi, maka dampak keputihan yang terjadi tergantung penyebabnya, dimana bayi akan terkontak dengan penyebab keputihan tersebut. Misalnya, pada infeksi Chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum waktunya (persalinan prematur). Umumnya penyebab

keputihan tersering pada wanita hamil adalah infeksi jamur Candida Albicans

yang dapat mengakibatkan pecahnya selaput ketuban sebelum masa persalinan. Hal ini berakibat terjadinya infeksi pada janin dan juga pada ibu yang dapat menyebabkan infeksi berat hingga kematian.

Insiden ketuban pecah dini berkisar dari 4,5% sampai 7,6% dari seluruh kehamilan. KPD preterm terjadi pada kira-kira 1% kehamilan dan jelas merupakan problema yang lebih menantang untuk para dokter spesialis obstetric (William, 2001:80). Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, kejadiannya sekitar 4%. Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai periode laten melebihi satu minggu (Manuaba, 1998:229).


(20)

19

Menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 307 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2005:16). Salah satu penyebab langsung kematian ibu adalah karena infeksi sebesar 20-25% dalam 100.000 kelahiran hidup (Manuaba, 1998:19). Di Provinsi Lampung tahun 2005 angka kematian ibu akibat infeksi sebesar 1,39% dari 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2005:60).

Kemungkinan infeksi ini dapat berasal dari dalam rahim (intrauterine), biasanya infeksi sudah terjadi tetapi ibu belum merasakan adanya infeksi misalnya kejadian ketuban pecah dini. Hal ini dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnya (Mochtar, 1998:257).

Ketuban pecah dini bila dihubungkan dengan kehamilan preterm, ada resiko peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal akibat imaturatas janin, disamping itu bila kelahiran tidak terjadi dalam 24 jam juga terjadi resiko peningkatan infeksi intrauterine (Taber, 1994:368). Adapun komplikasi yang ditimbulkan dari ketuban pecah dini bagi ibu diantaranya pendarahan

post partum, sedangkan pada janinnya diantaranya dapat terjadi intra uteri fetal

death atau IUFD (Mochtar, 1998:258). Oleh karena itu, tatalaksana ketuban

pecah dini memerlukan tindakan yang dapat menurunkan kejadian infeksi pada ibu dan janin (Manuaba, 1998:230).

Melihat banyaknya insiden kasus ketuban pecah dini yang dapat beresiko menimbulkan morbiditas dan mortalitas bagi ibu dan janin, maka seorang perawat memiliki peran penting untuk membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan tentang gejala penyakit keputihan


(21)

20

bahkan tindakan yang diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi lanjutan yang dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, selain itu juga perawat dapat melaksanakan perannya sebagai seorang konselor untuk bersama-sama dalam memecahkan masalah klien dan merencanakan suatau tindakan untuk mengubah perilaku hidup sehat seperti menjaga personal hygiene khususnya pada daerah organ intim, sering melakukan pemeriksaan kesehatan vagina yang salah satu contohnya yaitu pemeriksaan papsmear setiap tahunnya untuk mendeteksi sel-sel abnormal yang ada di mulut dan leher rahim, berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan obat-obatan yang sesuai dengan jenis keputihan yang dialami.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti di beberapa RSB yang ada di Kota Malang, menyatakan bahwa apabila ditemukan terdapat kasus-kasus ibu yang mengalami ketuban pecah dini, maka RSB tersebut akan merujuk pasiennya ke RSB. Permata Bunda, oleh karena itu insiden kejadian KPD lebih besar terjadi di RSB. Permata Bunda Kota Malang. Hal ini yang membuat peneliti termotivasi untuk memilih RSB. Permata Bunda Kota Malang sebagai tempat dilakukan penelitian. Setelah itu peneliti melakukan studi pendahuluan di RSB. Permata Bunda Kota Malang, dan hasil yang didapatkan berdasarkan data rekam medik dan wawancara dengan ibu Lilik selaku bidan setempat didapatkan sebanyak 53 orang ibu postpartum yang mengalami riwayat keputihan selama hamil, dan insiden ibu postpartum yang

mengalami KPD sebanyak 14 orang dalam periode oktober ² desember

2010. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk


(22)

21

Keputihan Selama Kehamilan Dengan Kejadian Ketuban Pada Ibu Postpartumµ.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi ibu postpartum yang mengalami riwayat infeksi

keputihan selama kehamilan dan ibu postpartum yang tidak mengalami riwayat infeksi keputihan

2. Untuk mengidentifikasi ibu postpartum yang mengalami kejadian ketuban

pecah dini dan ibu postpartum yang tidak mengalami kejadian ketuban pecah dini

3. Untuk menganalisis hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama

kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Menerapkan pengetahuan riset keperawatan yang sudah didapat untuk

memperoleh informasi dan mencari hubungan infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil.


(23)

22

2. Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang

member manfaat di masa yang akan datang.

1.4.2 Bagi Ibu Hamil

Agar ibu hamil dapat mengetahui dampak infeksi keputihan selama kehamilan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi keputihan yang dapat berdampak terjadinya ketuban pecah dini.

1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan

Setelah di lakukan penelitian di harapkan petugas kesehatan dapat memotivasi masyarakat khususnya ibu hamil agar dapat sering mememeriksakan kesehatan dan kandungannya untuk mencegah dan mengobati keputihan selama kehamilan untuk menghindari terjadinya ketuban pecah dini.

1.4.4 Bagi Bidang Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas tentang keterkaitan/hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum guna menambah referensi keilmuan dalam bidang keperawatan.

1.5 Keaslian Penelitian

Penyakit infeksi, khususnya keputihan selama kehamilan telah tersebar ke seluruh dunia, sehingga merupakan masalah besar terjadinya ketuban pecah dini yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Penelitian yang telah pernah dilakukan menunjukkan bahwa 6-19% ibu mengalami insiden terjadinya ketuban pecah dini secara spontan sebelum persalinan, (NICE,2001). Penelitian ini juga menunjukkan fakta awitan


(24)

23

persalinan 86% wanita mengalami persalinan spontan dalam 24 jam KPD dan kemudian angkanya sekitar 5% per hari.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi Puspasari (Juni, 2005) dengan judul penatalaksanaan perawatan inpartu klien ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUD Swadana Sumedang, memaparkan penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami ketuban pecah dini dalam meminimalkan risiko terjadinya infeksi dapat dilakukan dengan cara monitor atau pemantauan tanda vital ibu dan janin, evaluasi karakteristik cairan ketuban dari tanda-tanda infeksi, minimalkan pemeriksaan dalam, serta pemeriksaan spesimen vagina untuk mengetahui ada tidaknya invasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, berdasarkan pada angka kejadian ketuban pecah dini setiap bulannya dapat mencapai 20% dari seluruh persalinan dan 21% dari seluruh kejadian ketuban pecah dini mengalami infeksi keputihan semasa kehamilannya. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara infeksi keputihan dengan kejadian ketuban pecah dini. (¶ 1,

http://eprints.undip.ac.id/10729/1/ARTIKEL.pdf, diakses pada tanggal 28

Februari 2011).

Jurnal lain yang membahas tentang hubungan infeksi keputihan dengan terjadinya KPD yaitu berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (Juni, 2007) penelitian tentang gambaran faktor-faktor terjadinya ketuban pecah dini di Ruang Kebidanan RSUD A.Yani Metro dari bulan Januari sampai dengan Desember 2006 terdapat 80 pasien atau sebesar 7,27% dari 592 responden yang dirawat dengan kasus ketuban pecah dini. Dimana 66 ibu diantaranya mengalami kejadian ketuban pecah dini di Ruang Kebidanan RSUD A.Yani Metro disebabkan oleh adanya infeksi keputihan


(25)

24

selama kehamilan (Buku Register Pasien di Rekam Medik 2006). (¶ 2, http://kti-skripsi.com/, diakses pada tanggal 8 Maret 2011).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kamisah Sualman, S. Ked (2009) tentang penatalaksanaan ketuban pecah dini kehamilan preterm, menerangkan bahwa infeksi merupakan faktor yang cukup berperan pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini. Grup B streptococcus mikroorganisme yang sering menyebabkan amnionitis. Selain itu Bacteroides fragilis, Lactobacilli dan Staphylococcus epidermidis adalah bakteri-bakteri yang sering ditemukan pada cairan ketuban pada kehamilan preterm. Bakteri-bakteri tersebut dapat melepaskan mediator inflamasi yang menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini menyebabkan adanya perubahan dan pembukaan serviks, dan pecahnya selaput ketuban. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun ascenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. Penelitian menunjukkan infeksi sebagai penyebab utama terjadinya ketuban pecah dini. (¶ 3, http:// Belibis_A17-Tatalaksana_KPD_Preterm.pdf, diakses pada tanggal 8 Maret 2011)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gottlieb Sidabutar (2008), tentang pola pertumbuhan bakteri dan uji kepekaan antibiotic dari isolat usap vagina pada KPD dan non KPD, didapatkan hasil estimasi resiko KPD peserta penelitian berdasarkan adanya riwayat keputihan dari jumlah masing-masing kasus 30 orang dijumpai 26 orang pada kelompok KPD yang memiliki riwayat keputihan, sedangkan pada kelompok non KPD hanya 10 orang yang memiliki riwayat keputihan, dengan nilai P= 0,001 pada uji chi-squere, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat


(26)

25

keputihan dengan terjadinya KPD. Menurut penelitian Blok R dkk terhadap wanita hamil cukup bulan dengan riwayat infeksi vagina, ditemukan KPD terjadi pada 30,6% subjek.

Hal ini sesuai dengan penelitian Lewis JF dkk ditemukan adanya hubungan yang kuat antara infeksi pasca persalinan dengan insiden KPD. (¶ 4, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6458/1/08E00824.pdf. diakses pada tanggal 15 Oktober 2010).

1.6 Batasan Penelitian

1. Peneliti hanya meneliti tentang riwayat infeksi keputihan dengan 4

indikator yaitu jenis cairan keputihan yang keluar, warna cairan, bau, rasa gatal dan terbakar pada organ intim dalam hubungannya dengan kejadian ketuban pecah dini.

2. Ketuban pecah dini yang dimaksudkan disini adalah cairan ketuban yang

keluar sebelum masa persalinan yang telah ditentukan akibat karena adanya infeksi keputihan selama kehamilan bukan karena faktor-faktor lain yang dilihat berdasarkan hasil rekam medik.

3. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum yang

mengalami ketuban pecah dini di RSB. Permata Bunda Kota Malang.

1.7 Batasan Istilah Penelitian

1. Keputihan di definisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (vagina )

yang berlebihan selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa normal atau tidak normal (Indriatmi, 2007).


(27)

26

2. Riwayat keputihan adalah riwayat adanya sekret berlebihan yang keluar

dari vagina

3. Infeksi adalah invasi bakteri kedalam tubuh yang mengaktifkan sistem

imun dan menimbulkan reaksi peradangan

4. Infeksi keputihan selama kehamilan adalah keluarnya cairan kental dari

vagina yang bisa saja terasa gatal, rasa panas atau perih, kadang berbau

yang bersifat patologis akibat adanya infeksi jamur Candida Albicans.

5. Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum ada

tanda-tanda persalinan, yang disebakan oleh adanya infeksi genitalia, servika inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefaalopelvik yang berlangsung kurang dari 36 minggu (Mansjoer, 2000:310).

6. Ibu postpartum adalah ibu yang telah melewati tahap proses persalinan

7. RSB. Permata Bunda Kota Malang adalah tempat untuk melakukan


(1)

Keputihan Selama Kehamilan Dengan Kejadian Ketuban Pada Ibu Postpartumµ.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi ibu postpartum yang mengalami riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dan ibu postpartum yang tidak mengalami riwayat infeksi keputihan

2. Untuk mengidentifikasi ibu postpartum yang mengalami kejadian ketuban pecah dini dan ibu postpartum yang tidak mengalami kejadian ketuban pecah dini

3. Untuk menganalisis hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Menerapkan pengetahuan riset keperawatan yang sudah didapat untuk memperoleh informasi dan mencari hubungan infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu hamil.


(2)

2. Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang member manfaat di masa yang akan datang.

1.4.2 Bagi Ibu Hamil

Agar ibu hamil dapat mengetahui dampak infeksi keputihan selama kehamilan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi keputihan yang dapat berdampak terjadinya ketuban pecah dini.

1.4.3 Bagi Layanan Kesehatan

Setelah di lakukan penelitian di harapkan petugas kesehatan dapat memotivasi masyarakat khususnya ibu hamil agar dapat sering mememeriksakan kesehatan dan kandungannya untuk mencegah dan mengobati keputihan selama kehamilan untuk menghindari terjadinya ketuban pecah dini.

1.4.4 Bagi Bidang Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas tentang keterkaitan/hubungan antara riwayat infeksi keputihan selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu postpartum guna menambah referensi keilmuan dalam bidang keperawatan.

1.5 Keaslian Penelitian

Penyakit infeksi, khususnya keputihan selama kehamilan telah tersebar ke seluruh dunia, sehingga merupakan masalah besar terjadinya ketuban pecah dini yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Penelitian yang telah pernah dilakukan menunjukkan bahwa 6-19% ibu mengalami insiden terjadinya ketuban pecah dini secara spontan sebelum persalinan, (NICE,2001). Penelitian ini juga menunjukkan fakta awitan


(3)

persalinan 86% wanita mengalami persalinan spontan dalam 24 jam KPD dan kemudian angkanya sekitar 5% per hari.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi Puspasari (Juni, 2005) dengan judul penatalaksanaan perawatan inpartu klien ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUD Swadana Sumedang, memaparkan penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami ketuban pecah dini dalam meminimalkan risiko terjadinya infeksi dapat dilakukan dengan cara monitor atau pemantauan tanda vital ibu dan janin, evaluasi karakteristik cairan ketuban dari tanda-tanda infeksi, minimalkan pemeriksaan dalam, serta pemeriksaan spesimen vagina untuk mengetahui ada tidaknya invasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, berdasarkan pada angka kejadian ketuban pecah dini setiap bulannya dapat mencapai 20% dari seluruh persalinan dan 21% dari seluruh kejadian ketuban pecah dini mengalami infeksi keputihan semasa kehamilannya. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara infeksi keputihan dengan kejadian ketuban pecah dini. (¶ 1, http://eprints.undip.ac.id/10729/1/ARTIKEL.pdf, diakses pada tanggal 28 Februari 2011).

Jurnal lain yang membahas tentang hubungan infeksi keputihan dengan terjadinya KPD yaitu berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (Juni, 2007) penelitian tentang gambaran faktor-faktor terjadinya ketuban pecah dini di Ruang Kebidanan RSUD A.Yani Metro dari bulan Januari sampai dengan Desember 2006 terdapat 80 pasien atau sebesar 7,27% dari 592 responden yang dirawat dengan kasus ketuban pecah dini. Dimana 66 ibu diantaranya mengalami kejadian ketuban pecah dini di Ruang Kebidanan RSUD A.Yani Metro disebabkan oleh adanya infeksi keputihan


(4)

selama kehamilan (Buku Register Pasien di Rekam Medik 2006). (¶ 2, http://kti-skripsi.com/, diakses pada tanggal 8 Maret 2011).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kamisah Sualman, S. Ked (2009) tentang penatalaksanaan ketuban pecah dini kehamilan preterm, menerangkan bahwa infeksi merupakan faktor yang cukup berperan pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini. Grup B streptococcus mikroorganisme yang sering menyebabkan amnionitis. Selain itu Bacteroides fragilis, Lactobacilli dan Staphylococcus epidermidis adalah bakteri-bakteri yang sering ditemukan pada cairan ketuban pada kehamilan preterm. Bakteri-bakteri tersebut dapat melepaskan mediator inflamasi yang menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini menyebabkan adanya perubahan dan pembukaan serviks, dan pecahnya selaput ketuban. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun ascenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. Penelitian menunjukkan infeksi sebagai penyebab utama terjadinya ketuban pecah dini. (¶ 3, http:// Belibis_A17-Tatalaksana_KPD_Preterm.pdf, diakses pada tanggal 8 Maret 2011)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gottlieb Sidabutar (2008), tentang pola pertumbuhan bakteri dan uji kepekaan antibiotic dari isolat usap vagina pada KPD dan non KPD, didapatkan hasil estimasi resiko KPD peserta penelitian berdasarkan adanya riwayat keputihan dari jumlah masing-masing kasus 30 orang dijumpai 26 orang pada kelompok KPD yang memiliki riwayat keputihan, sedangkan pada kelompok non KPD hanya 10 orang yang memiliki riwayat keputihan, dengan nilai P= 0,001 pada uji chi-squere, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat


(5)

keputihan dengan terjadinya KPD. Menurut penelitian Blok R dkk terhadap wanita hamil cukup bulan dengan riwayat infeksi vagina, ditemukan KPD terjadi pada 30,6% subjek.

Hal ini sesuai dengan penelitian Lewis JF dkk ditemukan adanya hubungan yang kuat antara infeksi pasca persalinan dengan insiden KPD. (¶ 4, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6458/1/08E00824.pdf. diakses pada tanggal 15 Oktober 2010).

1.6 Batasan Penelitian

1. Peneliti hanya meneliti tentang riwayat infeksi keputihan dengan 4 indikator yaitu jenis cairan keputihan yang keluar, warna cairan, bau, rasa gatal dan terbakar pada organ intim dalam hubungannya dengan kejadian ketuban pecah dini.

2. Ketuban pecah dini yang dimaksudkan disini adalah cairan ketuban yang keluar sebelum masa persalinan yang telah ditentukan akibat karena adanya infeksi keputihan selama kehamilan bukan karena faktor-faktor lain yang dilihat berdasarkan hasil rekam medik.

3. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum yang

mengalami ketuban pecah dini di RSB. Permata Bunda Kota Malang.

1.7 Batasan Istilah Penelitian

1. Keputihan di definisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (vagina ) yang berlebihan selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa normal atau tidak normal (Indriatmi, 2007).


(6)

2. Riwayat keputihan adalah riwayat adanya sekret berlebihan yang keluar dari vagina

3. Infeksi adalah invasi bakteri kedalam tubuh yang mengaktifkan sistem imun dan menimbulkan reaksi peradangan

4. Infeksi keputihan selama kehamilan adalah keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa saja terasa gatal, rasa panas atau perih, kadang berbau yang bersifat patologis akibat adanya infeksi jamur Candida Albicans. 5. Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum ada

tanda-tanda persalinan, yang disebakan oleh adanya infeksi genitalia, servika inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefaalopelvik yang berlangsung kurang dari 36 minggu (Mansjoer, 2000:310).

6. Ibu postpartum adalah ibu yang telah melewati tahap proses persalinan

7. RSB. Permata Bunda Kota Malang adalah tempat untuk melakukan