HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL VALUE DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL PADA REMAJA BERBASIS PERSPEKTIF GENDER

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perilaku seks bebas dikalangan remaja semakin merajalela . Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam berbagai tingkah laku, mulai dari perasaan tertarik pada lawan jenis, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada diatas baju, memegang buah dada dibalik baju, memegang alat kelamin diatas baju, memegang alat kelamin dibawa baju, dan melakukan senggama. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena perilaku tersebut dapat menyebabkan kasus unwanted pregnancy yang selanjutnya memicu praktik aborsi yang tidak aman, penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), dan HIV/AIDS, bahkan kematian (DeLamater dalam Azinar, 2013 : 154).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar yaitu sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa (Winarti, 2010: 33 ). Melihat jumlah yang sangat besar, maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual. Tetapi faktanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Penelitian yang di lakukan di Universitas Malaya didapatkan 39,8% remaja terlibat perilaku seks bebas (Sharif, 2011 : 117). Berdasarkan hasil survei kesehatan reproduksi remaja yang diselenggarakan BKKBN tahun 2010 perilaku pacaran permisif yang dilakukan oleh remaja akhir antara lain


(2)

berpegangan tangan saat pacaran (92%), berciuman (82%), rabaan petting (63%) (Ningtyas dalam Anesia, 2013 : 141).

Dr. Boyke Dian Nugraha, memperkirakan angka aborsi di Indonesia berkisar antara 2,3 juta hingga 3 juta per tahunnya. Dari jumlah tersebut 50% dilakukan oleh remaja. Meningkatnya kasus aborsi juga terlihat dari data BKKBN dan Perhimpunan Obsteri dan Ginekologi (POGI) tahun 2008. Kedua institusi tersebut memaparkan bahwa saat ini setidaknya 2 juta aborsi setiap tahunnya, dimana 700 ribu diantaranya pengguguran disengaja. Sisanya adalah aborsi spontan. WHO memperkirakan di Asia Tenggara terjadi sekitar 4,2 juta aborsi setiap tahun, termasuk 750.000 hingga 1,5 juta di Indonesia (Inung, 21 April 2008 : 14).

Survei yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan (LSCK) yang melibatkan responden sebanyak 1.660 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa 97,5% dari responden mengaku telah melakukan perilaku seks bebas (Anesia, 2013: 140). Survei dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010, mengungkap fakta bahwa di Surabaya, remaja perempuan yang sudah tidak gadis mencapai 54%, Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 37%. Data penelitian BKKBN tahun 2010 di kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan Makassar berada pada kisaran 47,54% dan meningkat menjadi 63% remaja melakukan free sexs, dan pada usia 15-22 tahun pada bulan januari ditemukan 33 remaja hamil diluar nikah (Winarti, 2010: 33). Kehamilan remaja adalah faktor utama dalam putus sekolah banyak remaja perempuan putus sekolah dan pada remaja laki-laki lebih cenderung putus sekolah , menganggur , dan memiliki pendapatan lebih rendah (Markham et. al, 2011: 1)


(3)

3

Penelitian Hutri Agustino, Serli Megi, dan Setyo Rini tahun 2007 tentang perilaku seks bebas dan aborsi pada 19 mahasiswa yang tersebar pada 10 kampus terbesar di Malang tercatat 79% melakukan seks dengan alasan saling mencintai atau sebagai bukti kesetiaan terhadap pasangan, 5% just for fun, 16% bersifat materil. Berdasarkan data Pengadilan Agama (PA) kota Malang pada tahun ini dari bulan Januari-Agustus 2014 Dispensasi kawin meningkat 40% dari tahun lalu, banyak siswa yang hamil di luar nikah diantaranya siswa SMP, SMK, SMA, lalu mereka mengajukan dispensasi kawin mencapai 70 orang, hanya 64 orang pengajuannya di kabulkan, 35 pengajuan karena hamil di luar nikah, fakta- fakta serta data diatas menunjukkan bahwa kehidupan remaja saat ini sangat memprihatinkan (Jawa Pos- Radar Malang, 2014 : 35).

Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Usia 18-21 tahun seperti mahasiswa. pada rentang usia ini remaja khususnya mahasiswa beresiko mempunyai sikap dan perilaku seks bebas yang tidak sehat (Kusmiran, 2014 : 4). Remaja yang didefinisikan di sini sebagai orang muda berusia 10-19 tahun . Akhir masa remaja 15-19 tahun (Doyle et.al, 2012 : 797).

Masalah seks bebas disebabkan adanya peningkatan jumlah informasi yang mengandung seksualitas dan pornografi (Claretta dalam Zuhri 2008 : 28). Mengkonsumsi pornografi secara terus menerus membuat remaja terdorong untuk melakukan hubungan seks pada usia dini dan diluar ikatan pernikahan. Pornografi pada umumnya tidak mengajarkan corak hubungan seks yang bertanggungjawab,


(4)

sehingga berpotensi mendorong perilaku seks yang dapat menyebabkan kehamilan diluar nikah dan penyebaran penyakit yang menular melalui hubungan seks, seperti HIV/AIDS (Bello et.al, 2008 : 94). Remaja adalah kelompok usia yang berisiko besar untuk Penyakit Menular Seksual( PMS ). Hampir semua remaja sering pada risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan Penyakit Menular Seksual (PMS ) karena mereka tidak mampu untuk mengendalikan dirinya. Penyakit Menular Seksual (PMS) lebih umum di kalangan wanita remaja dibandingkan laki-laki, sehingga dua pertiga dari remaja yang baru terinfeksi berusia 15-19 tahun adalah perempuan (Chinsembu, 2009 : 107)

Faktor yang menyebabkan remaja melakukan seks bebas adalah karena kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, remaja juga mempunyai kesempatan untuk melakukan hubungan seks bebas karena kurangnya perhatian dan pantauan dari orang tua, adanya pergeseran moral dan etika dimasyarakat sehingga melakukan hubungan seksual tidak dianggap tabu lagi, adanya dorongan seksual dari dalam diri remaja untuk melakukan hubungan seksual karena telah berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja hormon, serta remaja tidak mampu mengendalikan dorongan seksualnya (Feriyani, 2010 : 120).

Dorongan seksual merupakan kebutuhan biologis yang harus tersalurkan dengan baik dan benar sesuai dengan norma sehingga tidak merugikan orang lain. pada masa remaja, dorongan seksual yang dihasilkan oleh hormon dapat meningkatkan sensitivitas daerah erogen. Kematangan seksual dan dorongan seksual pada remaja ternyata belum diimbangi oleh kemampuan dalam memahami resiko perilaku seksualnya, dan kemampuan mengendalikan dorongan seksual sehingga akibatnya dapat memunculkan keinginan bereksplorasi dan memenuhi dorongan


(5)

5

seksualnya (Hakim, 2014 : 234). Kemampuan mengendalikan dorongan seksual dipengaruhi oleh nilai-nilai moral dan keimanan seseorang (Depkes, 2010 : 58).

Norma-norma masyarakat dan agama seharusnya mampu mempengaruhi perilaku seseorang sehingga menjadi filter terhadap terjadinya perilaku-perilaku negatif, termasuk perilaku seks bebas, namun dalam realitasnya teknologi komunikasi dan globalisasi telah menyebabkan masuknya bermacam-macam norma dan nilai- nilai baru yang berasal dari budaya luar. Pergeseran antara norma masyarakat dan agama dengan norma dan nilai-nilai baru dari budaya luar dapat memicu adanya seks bebas (Hakim, 2014: 231).

Banyaknya remaja yang melakukan seks bebas mengindikasikan bahwa upaya untuk mencegah hal tersebut adalah dengan mengurangi dorongan seksual remaja seperti tidak membaca buku atau melihat filem atau majalah porno yang dapat meningkatkan dorongan seksual, meningkatkan nilai spiritual remaja dengan meyakini bahwa perilaku seksual adalah perbuatan zina, remaja harus selalu aktif mencari informasi tentang kesehatan reproduksi remaja, dan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah ( Setyorogo, 2013 : 12).

Kaum remaja berupaya menggalih berbagai potensi yang ada pada dirinya dan mencoba mencapai suatu integrasi baru dengan mengolah seluruh keberadaannya hingga kini, termasuk juga keyakinan spiritualnya (Waruwu F.E dalam Hakim, 2014: 235). Remaja sebagai makhluk spiritual juga menganut agama atau spiritualitas lainnya. Agama bisa diartikan sebagai aturan-aturan hidup manusia yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan sesamanya. Nilai spiritual dijadikan sebagai panutan yang dapat membawa manusia kejalan yang benar dan berprilaku mulia. Adam dan Gullota mengatakan bahwa agama memberikan perlindungan dan rasa aman bagi remaja yang mencari eksistensi dirinya. Menurut Subandi, agama dapat dijadikan


(6)

alternatif untuk menghadapi goncangan emosional. Nilai spiritual menjadi penting bagi remaja karena nilai spiritual merupakan keyakinan atau iman yang dimiliki oleh remaja tersebut (Hakim, 2014 : 235).

Berdasarkan penelitian oleh Maura O’ kete dalam Sharif (2011 : 119) salah satu hal yang menyebabkan masalah perilaku seksual adalah runtuhnya akhlak, sehingga dapat menimbulkan dorongan seksual dan naluri yang kuat, kedua hal ini dapat mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang dapat memicu timbulnya kepuasan tanpa memikirkan akibatnya (Sharif, 2011 : 118). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dalam Hakim (2014: 236) diperoleh hasil bahwa individu yang tingkat spiritualitas tinggi cenderung menggunakan tingkah laku koping yang matang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Waruwu mengungkapkan bahwa remaja dengan spiritualitas yang baik mampu menyelaraskan hubungan interpersonalnya dengan baik, memiliki tanggung jawab atas dirinya, serta memiliki kejelasan tujuan hidup (Hakim, 2014: 236). Adanya deviasi tugas perkembangan remaja menunjukkan seseorang mengalami konflik pada masa perkembangannya, sehingga terbentuk perilaku yang tidak sesuai dengan tahap usianya atau mengalami hambatan dalam mencapai tugas perkembangan remaja. Akibatnya terjadi kesulitan belajar, bingung peran, kenakalan remaja dan perilaku seksual yang menyimpang (Depkes, 2010 : 79).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 10 mahasiswa Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Malang didapatkan data, 80% Mahasiswa telah berpacaran dan 20% tidak berpacaran. Dari 80% mahasiswa yang berpacaran telah terjadi kontak fisik 70% berpegangan tangan, 30% mahasiswa mengaku telah berciuman, 40% berpelukan dan hanya 10% tidak melakukan Kontak fisik. Kemudian tentang nilai


(7)

7

spiritual pada 10 mahasiswa menyatakan, 70% mengakui bahwa tingkat spiritualnya rendah, karena dalam hal beribadah masih belum tertib, dan jarang mengikuti kajian tentang agama, sedangkan 10% mahasiswa memiliki tingkat spiritual yang tinggi, karena tekun dalam hal beribadah, dan selalu mengikuti kajian tentang agama.

Melihat kenyataan tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk diamati, maka peneliti akan melakukan suatu penelitian untuk mengetahui Hubungan antara spritual value dengan pengendalian dorongan seksual pada remaja Berbasis prespektif gender.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara spritual value dengan pengendalian dorongan seksual pada remaja berbasis prespektif gender?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Mengetahui hubungan antara spritual value dengan pengendalian dorongan seksual pada remaja berbasis prespektif gender.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

1. Mendeskripsikan spiritualvalue pada remaja laki-laki dan perempuan 2. Mendeskripsikan pengendalian dorongan seksual pada remaja

3. Menganalisis hubungan spiritual value dengan pengendalian dorongan seksual pada laki-laki dan perempuan.


(8)

1.4 Manfaat 1.4.1 Teoritis

Mendukung konsep dan teori bahwa nilai-nilai moral dan keimanan atau spiritual value dapat mengendalikan dorongan seksual pada remaja. Sehingga dapat diaplikasikan dalam keperawatan anak.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Peneliti

Mengembangkan konsep dan teori keperawatan anak khususnya dalam menjaga kesehatan reproduksi remaja dari perilaku seks bebas yang disertai dengan adanya dorongan seksual tinggi.

2. Bagi Pembaca

Memberikan informasi kepada pembaca cara mengendalikan dorongan seksual dengan hal yang positif.

3. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dimanfaatkan oleh remaja untuk memperkuat nilai spiritual dalam mengendalikan dorongan seksual sehingga mampu berkembang dengan baik sesuai dengan tahapan perkembangannya .

4. Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi keperawatan dalam memberikan edukasi pada remaja untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi remaja


(9)

9

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu :

1. (Lutfiah Nur Aini, 2011) meneliti tentang “Hubungan Pemahaman Tingkat Agama (Religiusitas) dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMAN 1 Bangsal Mojokerto”. Penelitian tersebut menggunakan 173 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisa tersebut menggunakan uji Korelasi Spearman’s Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden (38,2%) yang mempunyai pemahaman kurang, terdapat 66 responden (38,2%) berpemahaman kurang dan perilaku negatif, serta tidak ada satupun yang berpemahaman kurang dan perilaku positif. Sedangkan dari 40 responden (23,1%) yang mempunyai pemahaman agama cukup diantaranya yaitu, 30 responden (17,3%) berpemahaman cukup dan perilaku negatif, 10 responden (5,8%) berpemahaman cukup dan perilaku positif. Sedangkan dari 67 responden (38,7%) yang mempunyai pemahaman baik diantaranya yaitu, 13 responden (7,5%) berpemahaman baik dan perilaku seks negatif, 54 responden (31,2%) berpemahaman baik dan perilaku positif. Dengan nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,000 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya “ada hubungan pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap perilaku seks bebas pada remaja di SMAN 1 Bangsal Mojokerto”. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, responden yang dipilih, dan tempat penelitian. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian dorongan seksual, responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa, tempat penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan penelitian Lutfiah Nur Aini variabel dependennya adalah


(10)

perilaku seks bebas, responden dalam penelitiannya adalah remaja sekolah SMA dan tempat penelitiannya di SMAN 1 Bangsal Mojokerto.

2. Menurut hasil penelitian Trubus Raharjo yang berjudul “ Dorongan Seksual Dan Kecenderungan Perilaku Homoseksual Pada Santri Remaja Di Pesantren”. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 280 santri dari beberapa pesantren yang ada di Kabupaten Kudus dan tinggal di pesantren (berasrama) dengan seluruh penghuni berjenis kelamin sama (laki-laki semua). Data yang terkumpul di uji analisis Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan Butir-butir angket dorongan seksual yang berjumlah 30 butir, 21 butir kategori favorabel dan 9 butir kategori tidak favorabel. Butir-butir angket kecenderungan perilaku homoseksual yang berjumlah 36 butir, 23butir kategori favorabel dan 13 butir kategori tidak favorabel. Dengan significant p<0,05. Simpulan hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara dorongan seksual dan kecenderungan perilaku homoseksual (rxy sebesar -0,386 dan p sebesar 0,000). Tidak adanya hubungan yang positif antara dorongan seksual dan kecenderungan perilaku homoseksual dimungkinkan karena di pesantren santri mengetahui larangan adanya perilaku homoseksual, atau larangan berdasarkan hukum agama. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, responden yang dipilih, dan tempat penelitian. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat spiritualvalue, responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa, tempat penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan penelitian Trubus Raharjo variabel independennya adalah dorongan seksual, responden dalam penelitiannya adalah santri dari beberapa pesantren yang ada di Kabupaten


(11)

11

Kudus dan tinggal di pesantren (berasrama) dengan seluruh penghuni berjenis kelamin sama (laki-laki semua). dan tempat penelitiannya di pesantren yang ada di Kabupaten Kudus.

3. (Siswi Yuni Pratiwi, 2009) meneliti tentang, “Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dan Pengetahuan Seksualitas Dengan Intensitas Masturbasi Pada Mahasiswa Yang Tinggal di Kos”. Penelitian tersebut menggunakan 60 responden yang diambil dengan menggunakan teknik purposive non random sampling. Analisa tersebut menggunakan analisis regresi dua prediktor. Hasil analisis menggunakan analisis regresi dua prediktor diperoleh nilai koefisien korelasi (R)=0,522; Fregresi=10,669; p <0,01 yang berarti ada hubungan antara tingkat religiusitas dan pengetahuan seksualitas dengan intensitas masturbasi pada mahasiswa yang tinggal di kos. Hasil analisis anava 2-jalur diperoleh F= 12,778 ; p=0,01 (p<0,01) dengan RE perempuan= 56,567 dan RE laki-laki=69,367. Hal ini menunjukkan ada perbedaan intensitas masturbasi antara subjek laki-laki dan subjek perempuan. Subjek laki-laki memiliki intensitas masturbasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek perempuan. Selain itu juga diperoleh F= 0,580; p= 0,554 (p>0,05) dengan RE ada induk semang= 61,892 dan RE tidak ada induk semang= 64,696. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan intensitas masturbasi antara subjek yang tinggal di kos ada induk semang dengan subjek yang tidak ada induk semang. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, responden yang dipilih, dan tempat penelitian. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian dorongan seksual, responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa, tempat penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan penelitian Siswi Yuni Pratiwi


(12)

variabel dependennya adalah perilaku seks bebas, responden dalam penelitiannya adalah Mahasiswa Yang berstatus mahasiswa kos, dan tempat penelitiannya adalah di kampung Panggung Rejo, Kelurahan Jebres, Surakarta.

1.6 Batasan Penelitian

1. Spiritual value seseorang dapat dilihat dari sikap, perilaku, perkataan dan seluruh jalan hidupnya mengikuti aturan-aturan yang di ajarkan oleh agama (Hakim, 2014 : 232).

2. Pengendalian Dorongan Seksual adalah cara untuk mengendalikan diri dari perasaan ketertarikan secara seksual kepada orang lain, karena perasaan seksual ini dapat menjuruskan seseorang untuk melakukan penyaluran dorongan seksual (BKKBN, 2012: 8).

3. Remaja akhir adalah seseorang yang berusia mulai dari 18 – 21 tahun (Kusmiran, 2014 : 4).


(13)

i

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL VALUE DENGAN

PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL PADA

REMAJA BERBASIS PERSPEKTIF GENDER

(Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

INDAH AYU RAHMAWATI

NIM. 201110420311037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(14)

(15)

(16)

iv

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Indah Ayu Rahmawati

Nim : 201110420311037

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi :HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL VALUE DENGAN

PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL BERBASIS PERSPEKTIF GENDER (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universiatas Muhammadiyah Malang)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Malang, Januari 2015 Yang membuat pernyataan,

Indah Ayu Rahmawati


(17)

v

Motto

Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya

serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya,

Mereka itulah orang-orang yang mendapat

kemenangan

.

(Q.S AN-NUR : 52)

Orang berilmu tanpa diamalkan, bagaikan pohon yang

tak berbuah


(18)

vi

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Ucapan terima kasih kepada Allah SWT yang telah meberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyusun skripsi ini.

Terimakasih kepada Ayahku Sumantri dan Ibuku Juwariyah, S.pd atas kasih sayang dan dukungannya selama hidup ini baik bersifat moril maupun materil yang teramat besar yang tak mungkin bisa saya balas dengan apapun.

Terima kasih kepada Keluarga besar saya yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Terima kasih juga saya persembahkan buat dosen-dosen yang telah membimbing tugas akhir saya dan memberikan pembelajaran dari semester 1 hingga semester 7, ilmu yang kalian berikan tidak akan pernah terlupakan sepanjang masa.

Terima Kasih kepada sahabat-sahabat saya Destry Arlina Putri, Noviatul Muazzaroh dan Baroro Rizkika yang banyak membantu dan menyemangati saya dalam penyelesain skripsi ini semoga sukses menyertai kita semua.

Terima Kasih kepada keluarga besar PSIK A 2011 sudah menjadi teman seperjuangan dalam perkulihan selama ini, semoga kita semua selalu diberi kesuksesan dan cita-cita yang kita idam-idamkan akan tercapai. Untuk kalian semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu terimakasih banyak.


(19)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Spiritual Value dengan Pengendalian Dorongan Seksual Pada Remaja Bersbasis Perspektif Gender”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ledy Martha Aridiana, S.Kep, Ns,M.Kes sebagai dosen pembimbing II, yang dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini.

4. Aulia Dwi Zhukmana.,S.Kep, Ns sebagai Wali Dosen PSIK kelas A angkatan 2011 5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.


(20)

viii

skripsi ini.

7. Teman-teman PSIK 2011 A dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman kos yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, 16 Januari 2015

Penulis


(21)

ix

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL VALUE DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL PADA REMAJA

BERBASIS PERSPEKTIF GENDER

(Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang)

Indah Ayu Rahmawati1, Nurul Aini, S.Kep, Ns, M.Kep2, Ledy Martha Aridiana, S.Kep, Ns, M.Kes3

Latar Belakang : Perilaku seks bebas dikalangan remaja semakin merajalela. Masalah seks bebas disebabkan adanya peningkatan jumlah informasi yang mengandung seksualitas, pornografi dan adanya dorongan seksual dari dalam diri remaja untuk melakukan hubungan seksual karena telah berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja hormon, serta remaja tidak mampu mengendalikan dorongan seksualnya. Kemampuan mengendalikan dorongan seksual dipengaruhi oleh nilai-nilai moral dan spiritual seseorang. Berdasarkan latar belakang, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengetahui Hubungan antara tingkat spritual value dengan pengendalian dorongan seksual pada remaja dilihat dari prespektif gender.

Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah retrospective study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-19 Desember 2014 di program studi ilmu keperawatan fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa program studi ilmu keperawatan fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah dengan jumlah 249 responden dan menggunakan metode proporsionate stratified random sampling dan penelitian ini menggunakan analisa Spearman Rank corelation Hasil : Didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah antara spiritual value dengan pengendalian dorongan seksual dan memiliki arah hubungan yang positif yaitu semakin tinggi spiritual value maka pengendalian dorongan seksualnya baik, begitu juga sebaliknya semakin rendah spiritual value maka pengendalian dorongan seksualnya kurang baik.

Saran : Bagi profesi keperawatan diharapkan dapat memberikan edukasi pada remaja untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi remaja dan bagi institusi diharapkan dapat dijadikan masukan untuk mendayagunakan agama melalui suatu pembinaan keagamaan kepada mahasiswa.

Kata Kunci : Spiritual value, Pengendalian dorongan seksual, perspektif gender. 1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang 2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang 3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang


(22)

x

OF SEXUAL PROPULSION ON TEENAGER BASED ON GENDER PERSPECTIVE

(Study on the students of Nursing Study Program Faculty of Health Sciences Muhammadiyah University of Malang)

Indah Ayu Rahmawati1, Nurul Aini, S.Kep, Ns, M.Kep2, Ledy Martha Aridiana, S.Kep, Ns, M.Kes3

Background of the study: Free sex attitude of teenager is more rampant. The problem of free sex is caused by the increasing of information which is contained about sexuality, pornography and sexual propulsion on teenager to do sexual intercourse because organ of reproduction system have been used and hormone working, besides teenager cannot restrain their sexual propulsion. The achievement of sexual propulsion retaining is affected by moral value and spiritual value of person. Based on the background of the study, the purpose of this study is to know the relationship between spiritual value and control of sexual propulsion on teenager based on gender perspective.

Method: the research design which is used in this study is retrospective study. This research is done on December 18-19, 2014 in Nursing Study Program Faculty of Medical Science Muhammadiyah University of Malang. The subjects of this study are the students of Nursing Study Program, Faculty of Medical Science, Muhammadiyah University of Malang with 249 respondents and it uses proportionate stratified random sampling method and this research uses Spearman Rank correlation analysis.

Results: the results of this study showed that there was very low relationship between spiritual value and control of sexual propulsion. Besides, it also has positive direction relationship. It means that if the moral value is highest, control of sexual propulsion is good. Otherwise, if the moral value is less, control of sexual propulsion is less good.

Recommendation: For nursing profession is hoped that they can give education for teenager to increase status of reproduction health on teenager and for institution is hoped that this study can be as suggestion to use a religion through a religion founding to the students.

Keywords: Spiritual value, control of sexual proportion, gender perspective. 1. The students of Nursing Study Program Muhammadiyah University of Malang 2. The lecturers of Nursing Study Program Muhammadiyah University of Malang 3. The lecturers of Nursing Study Program Muhammadiyah University of Malang


(23)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan... 7

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ... 7

1.4 Manfaat ... 8

1.4.1 Teoritis ... 8

1.4.2 Praktis ... 8

1.5 Keaslian Penelitian ... 9

1.6 Batasan Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Konsep Spirtual ... 13

2.1.1 Definisi Spiritual ... 13

2.1.2 Aspek-Aspek Spiritual ... 13

2.1.3 Dimensi Spiritual ... 13

2.1.4 Kebutuhan Spiritual ... 14

2.1.5 Karakteristik Spiritual ... 14

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritual ... 15

2.2 Konsep Valu... 17

2.2.1 Definisi Value ... 17

2.2.2 Macam-macam Value ... 18

2.3 Konsep Spiritual Value ... 19

2.3.1 Definisi Spiritual Value ... 19


(24)

xii

2.3.6 Fungsi Spiritual Value ... 23

2.3.7 Dimensi Spiritual Value ... 23

2.3.8 Aspek Spiritual Value ... 24

2.4 Konsep Dorongan seksual ... 25

2.4.1 Definisi Dorongan Seksual ... 25

2.4.2 Dorongan Seksual Remaja ... 25

2.4.3 Dorongan Seksual Usia 18-21 tahun ... 26

2.4.4 Penyaluran Dorongan Seksual ... 27

2.4.5 Bentuk Penyaluran Dorongan Seksual... 27

2.4.6 Faktor Munculnya Dorongan Seksual ... 29

2.4.7 Pengendalian Dorongan Seksual ... 31

2.5 Konsep Tumbuh Kembang Remaja... 32

2.5.1 Definisi Remaja ... 32

2.5.2 Karakteristik Remaja ... 32

2.5.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja ... 34

2.5.4 Tugas Perkembangan Remaja ... 42

2.6 Konsep Perspektif Gender ... 43

2.6.1 Definisi Perspektif ... 43

2.6.2 Definisi Gender ... 44

2.6.3 Definisi Perspektif Gender ... 44

2.7 Dorongan Seksual Dilihat Dari Perspektif Gender ... 44

2.8 Konsep Spiritual Value Dengan Dorongan Seksual Remaja Usia 18-21 Tahun ... 45

2.9 Hubungan Antara tingkat Spiritual Value Dengan Pengendalian Dorongan Seksual Pada Remaja Dilihat Dari Perspektif Gender ... 47

BAB III KERANGKA KONSEP ... 50

3.1 Kerangka Konsep ... 50

3.2 Hipotesa Penelitian ... 51

BAB IV METODE PENELITIAN ... 52

4.1 Desain Penelitian ... 52

4.2 Kerangka Penelitian ... 53

4.3 Popolasi, Sampel, dan Sampling ... 54

4.3.1 Populasi ... 54

4.3.2 Teknik Sampling... 54

4.3.3 Sampel ... 54

4.4 Variabel Penelitian ... 56

4.4.1 Variabel independen ... 56

4.4.2 Variabel dependen ... 56

4.5 Definisi Operasional ... 57

4.6 Tempat dan waktu Penelitian ... 58


(25)

xiii

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 59

4.9 Analisa Data ... 62

4.10 Etika DalamPenelitian ... 67

BAB V HASIL PENELITIAN ... 69

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 69

5.2 Data Umum ... 69

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 69

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ... 70

5.2.3 Karakteristik Responden yang Memiliki Pasangan dan Tidak Memiliki Pasangan ... 70

5.3 Data Khusus ... 71

5.3.1 Spiritual Value Remaja Berbasis Perspektif Gender ... 71

5.3.2 Pengendalian Dorongan Seksual Remaja Berbasis Perspektif Gender ... 73

5.4 Hubungan antara SpritualValue dengan Pengendalian Dorongan Seksual pada Remaja Berbasis Prespektif Gender ... 75

BAB VI PEMBAHASAN ... 78

6.1 Gambaran Spiritual Value Pada Mahasiswa PSIK FIKES UMM Berbasis Perspektif Gender ... 78

6.2 Gambaran Pengendalian Dorongan Seksual Pada Mahasiswa PSIK FIKES UMM Berbasis Perspektif Gender ... 80

6.3 Analisis Hubungan Antara Spiritual Value Dengan Pengendalian Dorongan Seksual Pada Mahasiswa PSIK FIKES UMM Berbasis Perspektif Gender ... 83

6.5 Keterbatasan Penelitian ... 86

6.6 Implikasi Penelitian ... 87

6.6.1 Implikasi Untuk Keperawatan ... 87

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

7.1 Kesimpulan ... 88

7.2 Saran ... 88

7.2.1 Bagi Mahasiswa ... 88

7.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ... 89

7.2.3 Bagi Profesi Keperawatan ... 89

7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 89

Daftar Pustaka ... 90


(26)

xiv

Tabel 4.2 Pengembangan Variabel berdasarkan definisi oprasional,

instrument, metode, skala dan skoring ... 57 Tabel 4.3 Kisi-kisi kuesioner tentang spiritual value ... 58 Tabel 4.4 Kisi-kisi kuesioner tentang Pengendalian Dorongan seksual 58 Tabel. 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di PSIK FIKES UMM ... 69 Tabel 5.2 Hasil crostabulation Hubungan antara Spritualvalue dengan Pengendalian Dorongan Seksual pada Mahasiswa Laki-laki di PSIK FIKES UMM ... 75 Tabel 5.3 Hasil crostabulation Hubungan antara Spritualvalue dengan Pengendalian Dorongan Seksual pada Mahasiswa Perempuan di PSIK FIKES UMM ... 75 Tabel 5.4 Hasil analisa Spearman rank antara Spritualvalue dengan

Pengendalian Dorongan Seksual Pada Mahasiswa Laki-laki di PSIK FIKES UMM ... 76 Tabel 5.5 Hasil analisa Spearman rank antara Spritualvalue dengan

Pengendalian Dorongan Seksual Pada Mahasiswa Perempuan di PSIK FIKES UMM ... 76


(27)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 50 Gambar 4.1 Skema Krangka Penelitian ... 53 Diagram 5.1 Gambaran karakteristik responden berdasarkan gender di PSIK FIKES UMM ... 70 Diagram 5.2 Menunjukkan karakteristik responden yang memiliki pasangan dan tidak memiliki pasangan mahasiawa laki-laki dan perempuan di PSIK FIKES UMM ... 70 Diagram 5.3 Spiritual Value pada mahasiswa laki-laki di PSIK FIKES UMM .... 71 Diagram 5.4 Spiritual Value dilihat dari berbagai aspek pada mahasiswa laki-laki di PSIK FIKES UMM ... 71 Diagram 5.5 Spiritual Value pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM 72 Diagram 5.6 Spiritual Value dilihat dari berbagai aspek pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM ... 72 Diagram 5.7 Pengendalian dorongan seksual pada mahasiswa laki-laki di

PSIK FIKES UMM ... 73 Diagram 5.8 Pengendalian dorongan seksual dilihat dari berbagai aspek pada

mahasiswa laki-laki di PSIK FIKES UMM ... 73 Diagram 5.9 Pengendalian dorongan seksual pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM ... 74 Diagram 6.0 Pengendalian dorongan seksual dilihat dari berbagai aspek pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM ... 74


(28)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden ... 94

Lampiran 2 Lembar kisi-kisi kuesioner ... 96

Lampiran 3 Lembar kuesioner Spiritual Value dan Pengendalian Dorongan Seksual ... 99

Lampiran 4 Hasil uji validitas dan reliabilitas Spiritual Value ... 103

Lampiran 5 Hasil uji validitas dan reabilitas Pengendalian Dorongan Seksual ... 105

Lampiran 6 Data hasil penelitian ... 107

Lampiran 7 Foto dokumentasi... 114

Lampiran 8 Surat keterangan bahwa telah melakukan penelitian ... 115

Lampiran 9 Log book mahasiswa ... 116

Lampiran 10 Lembar konsultasi bimbingan ... 118


(29)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadian, Maryam. (2014). Risky Sexual Behavior among Rural Female Adolescents in Malaysia: A Limited Role of Protective Factors. Global Journal of Health Science, 6 (3), 165-174

Aini, Lutfiah Nur. (2011). Hubungan pemahaman tingkat agama (religiusutas) dengan perilaku seks bebas pada remaja SMAN 1 Bangsal Mojokerto. jurnal Keperawatan, 1 (1), 1-10

Andisti. (2008). Religiusitas dan perilaku sesk bebas pada dewasa awal. Jurnal Psikologi, 1 (2), 170-176

Anesia, Finda C. P. & Hari Basuki Notobroto. (2013). Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja yang bertunangan. Jurnal biometrika dan kependudukan, 2 (2), 140-147

Antoinette et.al. (2011). The Role of Religiosity in The Relationship Between Parents, Peers and Adolescent Risky Sexual Behaviour. Journal of Youth and Adolescence Vol 40 Issue 3

Azinar, Muhammad. (2013). Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan. Jurnal kesehatan masyarakat, 8 (2), 153-160

Baihaqi, MIF. (2010). Status identitas dan spiritualitas remaja. Jurnal psikologi, 1 (1), 150-155

Barbara, Allan. (2004). Good love good sex. Yogyakarta : Diva press

Bello et.al. (2008). Sexual Brhaviour of in school adolescents in Ibadan South West Nigeria. African Journl of Reproductive Health, 12 (2), 94-102

BKKBN. (2012). Buku suplemen bimbingan teknis kesehatan reproduksi : Dorongan seksual. Jakarta : UNESCO

Chinsembu, Kazhila C. (2009). Sexually Transmitted Infections in Adolescents. The Open Infectious Diseases Journal, 3 (1), 107-117

Depkes, poltekes. (2010). Kesehatan remaja : problem & solusinya. Jakarta : Salemba medika Dewiki, Santi & Dewi Mutiara. (2008). Perspektif gender dalam bahan ajar cetak pada

pendidikan jarak jauh. Jurnal terbuka dan pendikan jarak jauh, 9 (1), 41-50

Doyle, Aoife M. et. al. (2012). The sexual behaviour of adolescents in sub-Saharan Africa: patterns and trends from national surveys. Tropical Medicine and International Health, 17(7), 796-807

Feriyani, Betha & Ahyani Radhiani Fitri. (2010). Perilaku seksual pranikah ditinjau dari intensitas cinta dan sikap terhadap pornografi pada dewasa awal. Jurnal Psikologi, 11(1), 119-152

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta : Ar-Ruzz media


(30)

xviii

Gusmian, Islah. (2005). Cinta tak segampang pesan pizza. Yogyakarta : Pustaka anggrek Hakim, Luqman el. (2014). Fenomena pacaran dunia remaja. Pekan baru Riau : Zanafa

publishing

Hamid, Achir Yani S. (2008). Aspek spiritual dalam keperawatan. Jakarta : ECG Handbook. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta : Imperial bhakti utama

Hardjana, Agus M. (2009). Religiositas, Agama & Spiritualitas. Yogyakarta : Kanisius media Hasan. (2004). Analisis data penlitian dengan statistik. Jakarta : Bumi aksara

Hawari, H. Dadang. (2013). Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa perspektif Al-qur’an dan As-Sunnah. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode penelitian Kebidanan & teknik analisi data. Jakarta : Salemba Medika

. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Impett, Emily A. et. al. (2008). Maintaining Sexual Desire in Intimate Relationships: The Importance of Approach Goals. Journal of Personality and Social Psychology, 94 (5), 808-823

Indriyani, Diyan & Asmuji. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas. Yogyakarta : Ar-ruzz media

Inung. (2008). Remaja seks bebas aborsi meningkat. Jakarta : Salemba medika

Joko, Untoro & Tim guru Indonesia. (2010). Buku pelajaran SMA/MA 6 in 1. Jakarta : Wahyu media

Junaidi, AF. (2004). Konsep Al-Qur’an dalam pendidikan spiritual anak melalui kisah -kisah. Fenomena, 2 (2), 138-151

Logan, Casandra et. al. (2008). Pathways from Family Religiosity to Adolescent Sexual Activity and Contraceptive Use. Perspectives on Sexual and Reproductive Health, 40 (2), 105-117

Khairunisa, Ayu. (2013). Hubungan religiusitas dengan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di MAN 1 Samarinda. Jurnal Psikologi, 1 (2), 220-229 Kusmiran, Eny. (2014). Kesehatan reproduksi Remaja & wanita. Jakarta : Salemba medika Marak Remaja Hamil Pranikah, Dulu seks bebas dianggap tabu kini sudah biasa. (5

Oktober 2014). Jawa pos, hlm 25 & 35

Markham, Christine et. al. (2011). Adolescent Sexual Behavior: Examining Data from Texas and the US. Journal of Applied Research on Children: Informing Policy for Children at Risk, 2(1), 1-26


(31)

xix

Marliyah, Lina., Fransisca I. R. Dewi., & P. Tommy Y. S. Suyasa. (2004). Persepsi terhadap dukungan orang tua dan pembuatan keputusan karir remaja. Jurnal Provitae, 1(1), 59-69

Mturi and Gaearwe, (2014). Gender Differences in Sexual Behaviour Amongst

University Student ini Mahikeng South Afrika. African Population Studies Vol 28 No 1

Nor Y, Siti. (2010). Factors related to sexual knowledge among Malaysian adolescents. Journal of Humanity. 1 (1), 21-32

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Nursalam. (2008). Metodelogi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : salemba medika

Pawestri. (2012). Perbedaan perilaku terhadap hubungan seksual pranikah ditinjau dari religiusitas. Jurnal psikologi, 2 (1), 170-177

Pearson, Jennifer. (2006). Personal Control, Self-Efficacy in Sexual Negotiation, and

Contraceptive Risk among Adolescents: The Role of Gender. Journal of

Reproductive Health, 54 (2), 615-625

Pratiwi, Siswi Yuni. (2009). Hubungan antara tingkat religiusitas dan pengetahuan seksualitas dengan intensitas masturbasi pada mahasiswa yang tinggal dikos. Indigenous, Jurnal Ilmiah berkala psikologi, 1 (2), 88-104

Prijosaksono, aribowo & Marlan Medianto. (2005). The power of information. Jakarta : Elex media komputindo

Raharjo, Trubus. (2010). Dorongan seksual dan kecendrungan prilaku homoseksual pada santri remaja di pesantren. Jurnal psikologi, 6 (2), 1-9

Rahman, A & Hirmaningsih. 2004. Pacaran Sehat. Panduan Ceramah. Yogyakarta : Sahabat Remaja.

Rahmawati, Viska Diah. (2004). Hubungan antara kecenderungan perilaku mengakses situs porno dan religiusitas pada remaja. Jurnal psikologi, 2 (1), 51-58

Reis, Marta et. al. ( 2011). The effects of sex education in promoting sexual and reproductive health in Portuguese university students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 29 (2), 477 – 485

Ritandiyono. (2008). Hubungan religiusitas intrinsik dan ekstrinsik terhadap perilaku seksual pra nikah. Jurnal psikologi, 1 (2), 175-180

Rohmah, Noer. (2013). Pengantar psikologi agama. Yogyakarta : Teras

Rosman & Mokhtar. (2007). Membentuk Jati Diri Remaja. Selanggor : Proffesional Publishing

Rostosky, Sharon Scales et. al. (2004). The Impact of Religiosity on Adolescent Sexual Behavior: A Review of the Evidence. Journal of Adolescent Research, 19 (6), 677-696


(32)

xx

Sharif, Zainudin & Norazmah Mohamad Roslan. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Terlibat Dalam Masalah Sosial Di Sekolah Tunas Bakti, Sungai Lereh, Melaka.Journal of Education Psychology & Counseling, 1, 117-118 Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodelogi penelitian keperawatan. Yogyakarta : Gava Media Suhaemi, Mimin Emi. (2004). Etika keperawatan : Aplikasi pada praktik. Jakarta : EGC Suyanto, M. (2006). Revolusi organisasi dengan memberdayakan kecerdasan spiritual. Yogyakarta

: Andi offset

Sugiyono. (2012). Metotde Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfa Beta

Syarbini, Amirullah & Heri Gunawan. (2014). Mencetak anak hebat. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Okto

Verona, Ana Paula de Andrade. (2011). Explanations for religious influence on adolescent sexual behavior in Brazil: direct and indirect effects. Journal of Education Psychology. 28, (1), 187-201

Winarti, Puji & Syamsul Huda B. Musthofa. (2010). Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah mahasiswa di Pekalongan tahun 2009-2010. Jurnal kesehatan reproduksi, 1 (1), 33-41

Zuhri, Syaifuddin & Herlina. (2008). Model pendidikan seks (Sex Education) orang tua bagi remaja guna mencegah seks prsnikah serta model tayangan alternatif seksualitas. Jurnal ilmu sosial, 8 (1), 27-30


(1)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 50 Gambar 4.1 Skema Krangka Penelitian ... 53 Diagram 5.1 Gambaran karakteristik responden berdasarkan gender di PSIK FIKES UMM ... 70 Diagram 5.2 Menunjukkan karakteristik responden yang memiliki pasangan dan tidak memiliki pasangan mahasiawa laki-laki dan perempuan di PSIK FIKES UMM ... 70 Diagram 5.3 Spiritual Value pada mahasiswa laki-laki di PSIK FIKES UMM .... 71 Diagram 5.4 Spiritual Value dilihat dari berbagai aspek pada mahasiswa laki-laki di PSIK FIKES UMM ... 71 Diagram 5.5 Spiritual Value pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM 72 Diagram 5.6 Spiritual Value dilihat dari berbagai aspek pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM ... 72 Diagram 5.7 Pengendalian dorongan seksual pada mahasiswa laki-laki di

PSIK FIKES UMM ... 73 Diagram 5.8 Pengendalian dorongan seksual dilihat dari berbagai aspek pada

mahasiswa laki-laki di PSIK FIKES UMM ... 73 Diagram 5.9 Pengendalian dorongan seksual pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM ... 74 Diagram 6.0 Pengendalian dorongan seksual dilihat dari berbagai aspek pada mahasiswa perempuan di PSIK FIKES UMM ... 74


(2)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden ... 94

Lampiran 2 Lembar kisi-kisi kuesioner ... 96

Lampiran 3 Lembar kuesioner Spiritual Value dan Pengendalian Dorongan Seksual ... 99

Lampiran 4 Hasil uji validitas dan reliabilitas Spiritual Value ... 103

Lampiran 5 Hasil uji validitas dan reabilitas Pengendalian Dorongan Seksual ... 105

Lampiran 6 Data hasil penelitian ... 107

Lampiran 7 Foto dokumentasi... 114

Lampiran 8 Surat keterangan bahwa telah melakukan penelitian ... 115

Lampiran 9 Log book mahasiswa ... 116

Lampiran 10 Lembar konsultasi bimbingan ... 118


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadian, Maryam. (2014). Risky Sexual Behavior among Rural Female Adolescents in Malaysia: A Limited Role of Protective Factors. Global Journal of Health Science, 6 (3), 165-174

Aini, Lutfiah Nur. (2011). Hubungan pemahaman tingkat agama (religiusutas) dengan perilaku seks bebas pada remaja SMAN 1 Bangsal Mojokerto. jurnal Keperawatan, 1 (1), 1-10

Andisti. (2008). Religiusitas dan perilaku sesk bebas pada dewasa awal. Jurnal Psikologi, 1 (2), 170-176

Anesia, Finda C. P. & Hari Basuki Notobroto. (2013). Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja yang bertunangan. Jurnal biometrika dan kependudukan, 2 (2), 140-147

Antoinette et.al. (2011). The Role of Religiosity in The Relationship Between Parents, Peers and Adolescent Risky Sexual Behaviour. Journal of Youth and Adolescence Vol 40 Issue 3

Azinar, Muhammad. (2013). Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan. Jurnal kesehatan masyarakat, 8 (2), 153-160

Baihaqi, MIF. (2010). Status identitas dan spiritualitas remaja. Jurnal psikologi, 1 (1), 150-155

Barbara, Allan. (2004). Good love good sex. Yogyakarta : Diva press

Bello et.al. (2008). Sexual Brhaviour of in school adolescents in Ibadan South West Nigeria. African Journl of Reproductive Health, 12 (2), 94-102

BKKBN. (2012). Buku suplemen bimbingan teknis kesehatan reproduksi : Dorongan seksual. Jakarta : UNESCO

Chinsembu, Kazhila C. (2009). Sexually Transmitted Infections in Adolescents. The Open Infectious Diseases Journal, 3 (1), 107-117

Depkes, poltekes. (2010). Kesehatan remaja : problem & solusinya. Jakarta : Salemba medika Dewiki, Santi & Dewi Mutiara. (2008). Perspektif gender dalam bahan ajar cetak pada

pendidikan jarak jauh. Jurnal terbuka dan pendikan jarak jauh, 9 (1), 41-50

Doyle, Aoife M. et. al. (2012). The sexual behaviour of adolescents in sub-Saharan Africa: patterns and trends from national surveys. Tropical Medicine and International Health, 17(7), 796-807

Feriyani, Betha & Ahyani Radhiani Fitri. (2010). Perilaku seksual pranikah ditinjau dari intensitas cinta dan sikap terhadap pornografi pada dewasa awal. Jurnal Psikologi, 11(1), 119-152

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta : Ar-Ruzz media


(4)

xviii

The International Journal for the Psychology of Religion, 6(1), 140-148

Gunarsa, Singgih D. (2004). Dari anak sampai usia lanjut : Bunga rampai psikologi anak. Jakarta : BPK Gunung mulia

Gusmian, Islah. (2005). Cinta tak segampang pesan pizza. Yogyakarta : Pustaka anggrek Hakim, Luqman el. (2014). Fenomena pacaran dunia remaja. Pekan baru Riau : Zanafa

publishing

Hamid, Achir Yani S. (2008). Aspek spiritual dalam keperawatan. Jakarta : ECG Handbook. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta : Imperial bhakti utama

Hardjana, Agus M. (2009). Religiositas, Agama & Spiritualitas. Yogyakarta : Kanisius media Hasan. (2004). Analisis data penlitian dengan statistik. Jakarta : Bumi aksara

Hawari, H. Dadang. (2013). Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa perspektif Al-qur’an dan As-Sunnah. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode penelitian Kebidanan & teknik analisi data. Jakarta : Salemba Medika

. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Impett, Emily A. et. al. (2008). Maintaining Sexual Desire in Intimate Relationships: The Importance of Approach Goals. Journal of Personality and Social Psychology, 94 (5), 808-823

Indriyani, Diyan & Asmuji. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas. Yogyakarta : Ar-ruzz media

Inung. (2008). Remaja seks bebas aborsi meningkat. Jakarta : Salemba medika

Joko, Untoro & Tim guru Indonesia. (2010). Buku pelajaran SMA/MA 6 in 1. Jakarta : Wahyu media

Junaidi, AF. (2004). Konsep Al-Qur’an dalam pendidikan spiritual anak melalui kisah -kisah. Fenomena, 2 (2), 138-151

Logan, Casandra et. al. (2008). Pathways from Family Religiosity to Adolescent Sexual Activity and Contraceptive Use. Perspectives on Sexual and Reproductive Health, 40 (2), 105-117

Khairunisa, Ayu. (2013). Hubungan religiusitas dengan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja di MAN 1 Samarinda. Jurnal Psikologi, 1 (2), 220-229 Kusmiran, Eny. (2014). Kesehatan reproduksi Remaja & wanita. Jakarta : Salemba medika Marak Remaja Hamil Pranikah, Dulu seks bebas dianggap tabu kini sudah biasa. (5

Oktober 2014). Jawa pos, hlm 25 & 35

Markham, Christine et. al. (2011). Adolescent Sexual Behavior: Examining Data from Texas and the US. Journal of Applied Research on Children: Informing Policy for Children at Risk, 2(1), 1-26


(5)

Marliyah, Lina., Fransisca I. R. Dewi., & P. Tommy Y. S. Suyasa. (2004). Persepsi terhadap dukungan orang tua dan pembuatan keputusan karir remaja. Jurnal Provitae, 1(1), 59-69

Mturi and Gaearwe, (2014). Gender Differences in Sexual Behaviour Amongst

University Student ini Mahikeng South Afrika. African Population Studies Vol 28 No 1

Nor Y, Siti. (2010). Factors related to sexual knowledge among Malaysian adolescents. Journal of Humanity. 1 (1), 21-32

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Nursalam. (2008). Metodelogi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : salemba medika

Pawestri. (2012). Perbedaan perilaku terhadap hubungan seksual pranikah ditinjau dari religiusitas. Jurnal psikologi, 2 (1), 170-177

Pearson, Jennifer. (2006). Personal Control, Self-Efficacy in Sexual Negotiation, and Contraceptive Risk among Adolescents: The Role of Gender. Journal of Reproductive Health, 54 (2), 615-625

Pratiwi, Siswi Yuni. (2009). Hubungan antara tingkat religiusitas dan pengetahuan seksualitas dengan intensitas masturbasi pada mahasiswa yang tinggal dikos. Indigenous, Jurnal Ilmiah berkala psikologi, 1 (2), 88-104

Prijosaksono, aribowo & Marlan Medianto. (2005). The power of information. Jakarta : Elex media komputindo

Raharjo, Trubus. (2010). Dorongan seksual dan kecendrungan prilaku homoseksual pada santri remaja di pesantren. Jurnal psikologi, 6 (2), 1-9

Rahman, A & Hirmaningsih. 2004. Pacaran Sehat. Panduan Ceramah. Yogyakarta : Sahabat Remaja.

Rahmawati, Viska Diah. (2004). Hubungan antara kecenderungan perilaku mengakses situs porno dan religiusitas pada remaja. Jurnal psikologi, 2 (1), 51-58

Reis, Marta et. al. ( 2011). The effects of sex education in promoting sexual and reproductive health in Portuguese university students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 29 (2), 477 – 485

Ritandiyono. (2008). Hubungan religiusitas intrinsik dan ekstrinsik terhadap perilaku seksual pra nikah. Jurnal psikologi, 1 (2), 175-180

Rohmah, Noer. (2013). Pengantar psikologi agama. Yogyakarta : Teras

Rosman & Mokhtar. (2007). Membentuk Jati Diri Remaja. Selanggor : Proffesional Publishing

Rostosky, Sharon Scales et. al. (2004). The Impact of Religiosity on Adolescent Sexual Behavior: A Review of the Evidence. Journal of Adolescent Research, 19 (6), 677-696


(6)

xx

Setyorogo, Soedijono & Fadila Oktavia Sari Banun. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa semester V Stikes X Jakarta Timur. Jurnal ilmiah kesehatan, 5 (1), 12-19

Sharif, Zainudin & Norazmah Mohamad Roslan. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Terlibat Dalam Masalah Sosial Di Sekolah Tunas Bakti, Sungai Lereh, Melaka. Journal of Education Psychology & Counseling, 1, 117-118 Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodelogi penelitian keperawatan. Yogyakarta : Gava Media Suhaemi, Mimin Emi. (2004). Etika keperawatan : Aplikasi pada praktik. Jakarta : EGC Suyanto, M. (2006). Revolusi organisasi dengan memberdayakan kecerdasan spiritual. Yogyakarta

: Andi offset

Sugiyono. (2012). Metotde Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfa Beta

Syarbini, Amirullah & Heri Gunawan. (2014). Mencetak anak hebat. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Okto

Verona, Ana Paula de Andrade. (2011). Explanations for religious influence on adolescent sexual behavior in Brazil: direct and indirect effects. Journal of Education Psychology. 28, (1), 187-201

Winarti, Puji & Syamsul Huda B. Musthofa. (2010). Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah mahasiswa di Pekalongan tahun 2009-2010. Jurnal kesehatan reproduksi, 1 (1), 33-41

Zuhri, Syaifuddin & Herlina. (2008). Model pendidikan seks (Sex Education) orang tua bagi remaja guna mencegah seks prsnikah serta model tayangan alternatif seksualitas. Jurnal ilmu sosial, 8 (1), 27-30