Konsep Dasar Perencanaan Pembumian Grid Prosedur Perencanaan Sistem Pembumian Grid

3.2. Konsep Dasar Perencanaan Pembumian Grid

Konsep sistem pembumian grid dimulai dengan perencanaan pengecekan gambar layout gardu induk, peletakan peralatan dan struktur. Untuk membangun grid gardu induk terdapat ide dasar dan konsep yang perlu dibuat sebagai pedoman memulai perencanaan tipe pembumian grid antara lain: A. Penghantar terhubung tertutup harus mengelilingi daerah yang akan diamankan, ukuran penghantar membantu untuk menghindari konsentrasi arus tinggi sehingga gradien tinggi baik di daerah grid dan dekat kabel B. Kondisi tertutup, konduktor biasanya diletakkan di dalam garis paralel yang disebut dengan pemasangan kisi penghantar yang sejajar. C. Tipe sistem pembumian pada gardu induk menggunakan kawat tembaga pejal berukuran 40 dengan kedalaman pembumian 0,3 – 0,5m atau 12 – 18in. Jarak grid 3 – 7m atau 10 – 20ft pada sebuah grid. Pembumian grid dipasang pada peralatan utama yang terdekat dengan penangkal petir. Banyak lapisan atau besar tahanan digunakan rod dengan menambah rod dengan cara menyambung beberapa rod. D. Kawat penghantar grid disambung pada switch yard gardu induk dan pagar. Kawat pembumian yang banyak dan ukuran penghantar kawat yang besar dapat mengatasi arus yang besar. E. Perbandingan mesh grid yang digunakan adalah 1:1 atau 1:3 dengan panduan program komputer. Universitas Sumatera Utara

3.3. Prosedur Perencanaan Sistem Pembumian Grid

Dalam melakukan perencanaan pembumian grid kita dapat menjelaskan langkah – langkah yang perlu diperhatikan antara lain: Langkah 1. Tentukan letak lokasi gardu induk yang akan direncanakan pada tegangan berapa dan tahanan tanah yang baik dengan model pembumian pada dua lapisan tanah, struktur dan ruang pengendali. Langkah 2. Tentukan ukuran penghantar pembumian grid. Menyalurkan arus gangguan 3 Io mencapai maksimum pada penghantar sistem pembumian dan waktu tc untuk menghilangkan arus gangguan. Langkah 3. Tentukan nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah dari persamaan 8,9, 11 dan 12 yang berdasarkan pendapat para insiyur. Langkah 4. Spasi penghantar dan lokasi pembumian rod berdasarkan arus I G dan area dibumikan. Langkah 5. Tentukan nilai batas tahanan pembumian grid pada persamaan 3. Langkah 6. Tentukan arus grid pada persamaan 30, 31 dan 32 untuk mencegah Universitas Sumatera Utara perencanaan lebih dari sistem pembumian. Langkah 7. Jika perencanaan kenaikan tegangan tanah dibawah toleransi tegangan sentuh , tidak perlu analisa lebih lamjut . Hanya dengan menambahkan penghantar pembumian pada peralatan diatasnya. Langkah 8. Tentukan nilai tegangan mesh dan langkah pada grid sebagai perencanaan yang dilakukan untuk menganalisa dengan tanah yang seragam. Langkah 9. Jika nilai tegangan mesh dibawah toleransi tegangan langkah maka perencanaan dilanjutkan pada langkah ke 10. Langkah 10. Jika antara tegangan mesh terhadap tegangan sentuh dibawah batas toleransi tegangan. Perencanaan ini hanya menambah pembumian peralatan. Langkah 11 Jika salah satu dari tegangan sentuh atau tegangan langkah melebihi batasan toleransi, perencanaan pembumian grid perlu dikaji. Kajian tersebut termasuk memperkecil jarak spasi dari mesh dan menambahkan batang pembumian. Langkah 12. Setelah nilai tegangan sentuh dan langkah memuaskan, tambahan grid dan batang pembumian bisa saja diperlukan. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya langkah – langkah perencanaan pembumian kita bisa mengenal blok diagram perencanaan pembumian grid. Gambar 2. Blok Diagram Perencanaan Pembumian Grid. Universitas Sumatera Utara 3.4. Data Perencanaan Pembumian Grid 3.4.1. Data Lapangan