Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan perilaku seksual pada remaja siwa SMA Adi Luhur Jakarta Timur

HUBUNGAN ANT ARA TING KAT RELIGIUSIT AS
DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA
SISWA SMA ADI LUHUR JAKARTA TIMUR

llitt•riina

Oleh:

NURHAYATI

N1!vl:102070025973
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana psikologi

r--··---·-·· -·-· ·-·-----·-·····-······--·······--1
I
I

FAKULTAS PSIKOLOGJ'.__ __________lセMイᄋLェ@
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH

JAIRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . ..

68-74
68-69

4.2. Presentasi Data .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... 69
4.2.1. Deskripsi Statistik ........................................... 69-72
4.2.2. Uji Persyaratan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . 72
4.2.2.1. Uji Normalitas .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. . .... 73
4.2.2.2. Uji Homogenitas .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . ... .... .. ...

73

4.2.2.3. Uji Hipotesis .... .. .... .. ...... ...... ...... ...... ... 74

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .. .... .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .

75


5.2. Diskusi ...... ...... ...... .... .. .. .. .. ...... ...... ...... .. . ... .... .. .. ...

75-79

5.3. Saran .. . ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . . . ... . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . ..

79-80

BABI
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Perilaku pergaulan siswa ibukota semakin hari semakin mengkawatirkan
saja, pola pergaulan yang semakin permisif dengan gaya 11idup bebas model
remaja masa kini. Pada dasarnya masa remaja merupakan masa transisi,
masa terjadinya perubahan baik fisik, emosional • dan sosial.


Didalam tubuh remaja sudah berkembang hormon-hormon seks yang
membuat tubuh penuh gejolak dan penuh rasa keingintahuan yang besar
termasuk keingintahuan tentang seks (Sarwono, '1986). Horman seks yang
salah satu fungsinya adalah dapat membangkitkan nafsu seksualnya sudah
mulai berfungsi, sehingga dapat menimbulkan dorongan s.eksual yang akan
berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Dorongan seksual yang kemudian
diikuti oleh aktivitas seksual seperti berkencan, bercumbu, onani, masturbasi
sampai melakukan kontak seksual akan dipengaruhi oleh faktor baik dari
dalam maupun dari luar. Adapun faktor dari dalam seperti adanya perubahan
hormon yang ditandai dengan kematangan seks serta adanya dorongan
seksual yang tinggi sehingga tidak dapat terbendung lagi.

2

Faktor dari luar seperti, merebaknya VCD-VCD, bacaan-bacaan porno,
gambar-gambar porno ditelepon seluler dengan adegan b1:irhubungan intim
yang semakin marak ditayangkan ditelevisi, yang pelakunya itu sendiri
adalah kebanyakan para remaja yang masih duduk 、ゥ「。ョセエォオ@


sekolah.

Selain itu maraknya warung-warung internet semakin memudahkan untuk
mengakses situs-situs porno, serta memudarnya norma-norma agama
dimasyarakat dan kurangnya pengawasan atau pengontrol dari orang tua
dalam pergaulan, serta kurang ditanamkan ajaran-ajaran atau pengetahuan
agama sejak dini. Hal inilah yang menjadi pemicu timbulnya berbagai
perilaku seksual yang pada akhirnya berlanjut kedalam hubungan seksual,
yang akan berakibat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya
kasus kehamilan diluar nikah, serta meningkatnya kasus aborsi diusia
remaja.

Menurut Studi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun
2000-2003 sebanyak 30 persen dari sekitar 37 ribu remaja perempuan yang
menjadi responden dalam penelitian tersebut mengalami lcehamilan tidak
diinginkan. ( Republika, 12 September 2006).

3

Hasil penelitian RSCM dan UI, dalam sehari sekitar 100 kasus aborsi

dilakukan oleh remaja diseluruh Indonesia. Artinya, dalam setahun
diperkirakan ada 36 ribu janin yang dibunuh. (Poskota, 8 September 2007).

Penulis sendiri pernah mengamati fenomena yang ada dilingkungan
masyarakat seperti berpegangan tangan didepan umum, rnengendarai motor
sambil berpelukan atau memegang kedua paha atau

ーゥョュセ。ァL@

berjalan

sambil memegang pinggang atau tanggan dan merangku1 bahu. Hal tersebut
kerap kali dilakukan oleh sebagian remaja sebagai hal yang lumrah.

Menurut penelitian dari pusat kesehatan masyarakat UI, Rita Damayanti,
(2005) berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 25 persen responden yang
diteliti menyatakan hubungan seks boleh saja dilakukan dengan pasangan
asal disertai perasaan suka sama suka, begitu lazimnya fenomena tersebut
dilingkungan masyarakat hingga seakan luput dari perhati;an baik itu orang
tua, guru dan lingkungan sekitar. Zakiah Darajat (2002) menjelaskan bahwa

suatu keyakinan yang mencemaskan belakangan ini ialah keberanian
sementara remaja melakukan pelanggaran susila, bahkan diantara mereka
ada yang berpendapat bahwa hubungan antara wanita dan pria tak perlu
dibatasi dan dikontrol oleh orang tua.

4

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang mudah melakukan
pelanggaran susila adalah remaja yang kurang akan ー・ョセQエ。ィオ@

agama,

norma-norma agama tidak dijalankan dengan balk , tidak takut akan
kehadiran Tuhan serta tidak mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari yang didasari dengan tingkat religiu1sitasnya.

Religiusitas merupakan bentuk pengamalan baik berupa sikap maupun
tindakan dari keberagaman seseorang. Religiusitas adalah keadaan dimana
individu merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi
kehidupan manusia, dan hanya kepada-Nya manusia


「・イAセ。ョエオァ@

dan

berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya kekuatan Tuhan dan
kekuasaan-Nya, maka akan semakin tinggi tingkat religiusitasnya.

Tingkat religiusitas seseorang akan sangat mempengaruhi bagaimana ia
bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang dianutnya
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam semua aspek kehidupan.

Dengan memiliki tingkat religiusitas yang tinggi dan didasari dengan
pengetahuan agama yang cukup maka secara tidak langsung manusia yang
seperti itu akan terhindar dari pelanggaran susila, perbuatan keji dan
mungkar serta rasa keagamaan akan memberi pengaruh dalam meredam
dorongan-dorongan dari perilaku seksual yang menyimpang.

5


Sebaliknya remaja yang kurang membekali dirinya dengan pengetahuan
agama, bimbingan dan arahan keagamaan dalam keluar1;1a, tidak adanya
pengawasan dalam hal pergaualan, memudarnya norma-norma agama
dimasyarakat. Maka kondisi seperti ini akan menjadi salah satu pemicu
berkembangnya perilaku remaja yang semakin meningkat dan akan
berdampak pada sikap dan perbuatannya, serta lebih memudahkan remaja
melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama yaitu salah satunya adalah
seks bebas. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui secara lebih mendalam
apakah ada • Hubungan yang Signifikan Antara Tingkat Religiusitas Dengan
Perilaku Seksual Pada Remaja Siswa SMU Adi Luhur Jakarta Timur".

1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Apakah faktor-faktor penyebab dari tingkat religiusitas clan perilaku seksual
pada remaja ?
2. Bagaimana gambaran tingkat religiusitas dan perilaku seksual
pada remaja ?
3. Apakah memudarnya norma - norma agama dapat menjadikan seseorang
melakukan perilaku seksual ?


6

4. Apakah ada hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual
pada remaja ?

1.3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Mas;alah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Mengingat kompleksnya permasalah perilaku seksual padla remaja, perlu
dilakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Pembatasan ini dilakukan
agar penelitian ini berjalan sesuai dengan apa yang ingin diungkapkan dalam
Penelitian ini. Pembatasan masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini
adalah untuk Mengetahui hubungan antara tingkat religiusitas dengan
perilaku seksual.
Adapun definisi batasan operasional dari masalah disini adalah :
1. Tingkat Religiusitas adalah: Skor yang diperoleh melalui angket yang
diberikan kepada siswa SMA mencakup dimensi-dimensi, akidah, ibadah,
amal, ihsan, ilmu.
2. Perilaku Seksual adalah : Skor yang diperoleh melalui angket yang
diberikan kepada siswa SMA mencakup macam-macam perilaku seksual,

memegang, berpelukan, mencium, petting/bercumbu, ma:;;turbasi/onani, oral
seks, hubungan seksual.

7

1.3.2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Apakah ada hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual
pada remaja siswa SMA Adi Luhur Jakarta Timur ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
tingkat religiusitas dengan perilaku seksual pada remaja siswa SMA Ai Luhur
Jakarta Timur ?

1.4.2. Manfaat penelitian
Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa khasanah pengetahuan

dibidang psikologi dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian -- penelitian selanjutnya
yang relevan.

8

Manfaat praktis
1) Data yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan awal guna mencegah terjadinya perilaku seksual yang
menyimpang pada masa remaja.
2) Sebagai bahan masukan bagi pendidik seperti guru, orang tua, dan
tokoh-tokoh lain yang bertanggung jawab terhadap pembentukan perilaku
pelajar khususnya remaja.

1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan hasil penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi
fakultas psikologi UIN Jakarta, dengan sistematika sebagai berikut :
Bab 1: Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan rnanfaat penelitian, sisternatika
penulisan
Bab 2 : landasan teori, mengernukakan kajian teori rnengenai definisi
religiusitas, dirnensi-dirnensi religiusitas, faktor-faktor yann rnernpengaruhi
religiusitas, definisi perilaku seksual, faktor- faktor perilaku seksual, rnacarnmacam perilaku seksual, faktor-faktor penyebab seksual, definisi remaja, ciriciri rernaja, tugas- tugas perkernbangan rernaja, perubahan tubuh selarna
masa remaja, dan kebutuhan - kebutuhan rernaja, definisi rnasa pubertas,

9

bahaya - bahaya kematangan seksual pada masa pubertas, berpacaran
dalam kaca mata Islam, perkembangan seksualitas pada masa pubertas.

Bab 3 : Metodologi penelitian, mengemukakan jenis penelitian,
pengambilan sampel, pengumpulan data, teknik analisa data.

Bab 4 : Presentasi dan Analisa Data
Bab 5 : Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah penulis lakukan beserta diskusi dan saran.

BAB2
KAJIAN PUSTAIKA

2. 1. Perilaku Seksual
2.1.1. Pengertian Perilaku Seksual
Sarwono (2005) menjelaskan tentang perilaku sel

Dokumen yang terkait

Hubungan Religiusitas dengan Perilaku seksual Pranikah

6 49 91

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES MEDIA PORNOGRAFI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Hubungan Antara Intensitas Mengakses Media Pornografi Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja.

0 5 13

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI.

0 0 10

Hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja.

2 22 169

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA SKRIPSI

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUEN PADA SISWA SMK ADI LUHUR 2 JAKARTA TIMUR Novi Eka Jayanti

0 0 6

HUBUNGAN TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN SIKAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA-SISWI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA 2012

0 0 9

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UNISAYO

0 0 15

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UNISAYO

0 0 15

Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di SMA Warga Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 13