12
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan April sampai bulan Juni 2008 di Laboratorium Sifat Dasar Bagian Peningkatan Mutu Kayu
Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Laboratorium Peningkatan Sifat Kayu UPT Biomaterial Balitbang LIPI Cibinong. Pengambilan gambar
dengan Scanning Electron Microscope SEM dilakukan di Laboratorium Geologi Quarter Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah sejumlah papan tangensial kayu Agathis yang diperoleh dari Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi dan kayu
Gmelina yang diperoleh dari Kampus Fakultas Kehutanan UNWIM Jatinangor, Sumedang.
Alat utama yang digunakan adalah mesin kempa dingin dan panas rakitan Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan LIPI dengan ukuran
plat 30 cm x 30 cm, kemampuan hidrolis maksimum 70 kgcm
2
dan suhu maksimum 250
o
C. Peralatan lain yang digunakan antara lain gergaji, oven, jangka sorong, desikator vakum, timbangan elektrik, Universal Testing Machine UTM,
slide microtome, dan SEM JEOL JSM-6360LA, Jepang.
Metode Penelitian 1. Pembuatan Contoh Uji
Log kayu Agathis dan Gmelina di gergaji menjadi sortimen-sortimen berbentuk papan tangensial yang bebas cacat. Ukuran akhir contoh uji yang
digunakan adalah 2 cm L x 2 cm T x 4 cm R sebanyak 45 buah per jenis seperti Gambar 2.
2. Pemilahan Contoh Uji
Contoh uji yang diambil dari bagian kayu teras selanjutnya dipilah berdasarnya keseragaman berat jenis BJ-nya. Penentuan BJ kayu dilakukan dengan
menggunakan metode gravimetri dan dihitung berdasarkan berat kering tanur
13 dan volume basah. Contoh uji terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada
suhu 60
o
C selama 3 hari, kemudian diukur beratnya. Nilai berat yang diperoleh merupakan berat kering tanur.
T L
R
Gambar 2. Bentuk Contoh Uji
3. Pelunakan
Contoh uji sebelum dipadatkan terlebih dahulu diberi perlakuan awal yakni direndam dalam air pada suhu kamar, dan selanjutnya di vakum sampai jenuh
air.
4. Pengukuran Stress-Strain
Hubungan antara stress-strain untuk menentukan tingkat pemadatannya dilakukan pada contoh uji dalam kondisi jenuh air. Pengujian ini dilakukan
dengan cara menekan contoh uji arah radial dengan menggunakan UTM.
5. Pemadatan atau Pengempaan
Contoh uji yang telah mengalami perlakuan awal kemudian dipadatkan dengan menggunakan kempa panas pada arah radial dengan suhu kempa 100
o
C hingga mencapai ketebalan sasaran compression set. Tebal sasaran ditentukan
berdasarkan hasil uji stress dan strain yang telah lebih dahulu dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian, tingkat pemadatan yang dilakukan terdiri 3 taraf
yaitu 12,5, 25 dan 37,5. Lamanya pengempaan tergantung drying set contoh ujinya.
6. Pengukuran BJ Kayu
Nilai BJ yang diukur adalah BJ kayu sebelum dipadatkan, BJ kayu terpadatkan dan BJ kayu terpadatkan yang telah dioven kembali pada suhu 180
o
C. BJ ditentukan pada kondisi kering tanur dengan persamaan sebagai berikut :
14 Tanur
Kering Volume
Tanur Kering
Berat Jenis
Berat =
: Kerapatan Air 1gcm
3
7. Pengujian Tingkat Pemulihan Tebal Recovery of Set
Besarnya recovery of set RS contoh uji yang telah dipadatkan dapat diketahui dengan terlebih dahulu mengukur dimensi tebalnya. Tebal yang diukur adalah
tebal kondisi kering tanur sebelum dipadatkan To, tebal setelah dipadatkan dan dioven pada suhu 180
o
C selama 0, 5, 10, 15, dan 20 jam Ts, dan tebal Ts setelah dilanjutkan dengan perendaman 24 jam dan pengovenan kembali pada
suhu 60
o
C selama 3 hari sampai kering tanur T
i
. Nilai RS dihitung dengan persamaan Inoue, 1993:
100 x
Ts -
To Ts
- Ti
= Set
of Recovery
8. Pengamatan Struktur Kayu dengan SEM