Definisi diabetes mellitus Diabetes mellitus

D. Tinjauan Pustaka

1. Diabetes mellitus

a. Definisi diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah suatu sindrom dengan gangguan metabolisme dan tingginya kadar gula dalam darah sebagai akibat dari penurunan sekresi insulin atau akibat terjadinya resistensi insulin sehingga insulin yang dibutuhkan tidak terpenuhi Anonim, 2005. Definisi lain menjelaskan bahwa diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik kronik yang ditandai dengan gejala intoleransi glukosa. Apabila glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel maka akan terjadi peningkatan kadar gula dalam darah sehingga sel harus mengambil asupan dari lemak yang tersimpan Wells, et al., 2000. Diabetes tipe 2 non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM merupakan tipe diabetes yang tidak tergantung insulin atau biasa disebut diabetes adult dan lebih umum, lebih banyak penderitanya dibanding dengan DM tipe 1. Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95 dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya berusia diatas 45 tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita DM tipe 2 dikalangan remaja dan anak-anak populasinya meningkat. Awal patofisiologis DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal Anonim, 2005. Diagnosis diabetes dipastikan bila terdapat keluhan khas diabetes poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya disertai dengan satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal glukosa darah sewaktu ≥200 mgdl atau glukosa darah puasa ≥126 mgdl. Terkadang juga terdapat keluhan keluhan tidak khas lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulvae Soegondo, et al., 2005. Diagnosis diabetes dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥200 mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Kedua dengan TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral. Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa darah puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. Tes Toleransi Glukosa Oral sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan. Ketiga, dengan pemeriksaan glukosa darah puasa yang lebih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien serta murah sehingga pemeriksaan ini dianjurkan untuk diagnosis DM Perkeni, 2006. Cara pelaksanaan TTGO yaitu : 1. 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari dengan karbohidrat yang cukup dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa. 2. berpuasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan. 3. diperiksa kadar gula darah puasa. 4. diberikan glukosa 75 gram orang dewasa, atau 1,75 gramkgBB anak- anak, dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit. 5. berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai. 6. diperiksa kadar gula darah 2 jam sesudah beban glukosa 7. selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok Perkeni, 2006.

b. Terapi pengobatan diabetes mellitus

Dokumen yang terkait

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Ketepatan Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD DR. Moewardi Surakarta Periode Januari – Juni 2013.

0 2 12

PENDAHULUAN Ketepatan Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD DR. Moewardi Surakarta Periode Januari – Juni 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat Dan Keberhasilan Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus Instalasi Rawat Jalan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 11

PENDAHULUAN Hubungan Kepatuhan Diet Dan Tingkat Stres Terhadap Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rawat Jalan RSUD Dr Moewardi Surakarta.

0 2 6

ANHIPOGL ANALISIS KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 INSTALASI RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 1 15

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT HERBAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT JALAN ANALISIS PENGGUNAAN OBAT HERBAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN ANALISIS PENGGUNAAN OBAT HERBAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 14

POLA PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO) PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI – JULI 2008.

0 2 31

EVALUASI KEPATUHAN PASIEN PENGOBATAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL BAGI PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 2 19

PENDAHULUAN Evaluasi Kepatuhan Dan Rasionalitas Penggunaan Terapi Kombinasi Oral Insulin (Tkoi) Serta Pengaruhnya Terhadap Kontrol Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Tahun 2012.

4 30 18