Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap

c. Pengetapan Pengetapan menunjukkan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan dan getaran. Makin kecil indek pengetapan maka semakin kecil sifat alir. Pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul, serbuk akibat hentakan tap dan getaran vibrating. Bertambahnya konsentrasi bahan pengikat maka indeks pengetapan yang dihasilkan semakin baik, karena bertambahnya kadar bahan pengikat dapat memperbesar kerapatannya sehingga indek pengetapan juga semakin baik. Hal ini disebabkan oleh karena proses pengikatan granul yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi dari bahan pengikat, sehingga dimungkinkan bentuk granul yang semakin sferis dan jumlah fines yang semakin kecil. Hal ini mengakibatkan campuran granul dalam mengisi ruang antar partikel dapat memampatkan lebih besar saat terjadinya getaran volumenometer sehingga indek pengetapan yang dihasilkan semakin baik.

4. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap

Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui kualitas tablet sebelum dipasarkan. Uji kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, kerapuhan tablet, kekerasan tablet, waktu melarut, dan uji tanggapan rasa. a. Keseragaman Bobot Ditentukan berdasarkan pada besar kecilnya penyimpangan bobot tablet yang dihasilkan dibandingkan terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia edisi IV Anonim, 1995. Keseragaman bobot dipengaruhi oleh sifat alir campuran granul pada proses pengisian ruang kompresi. Granul yang mempunyai sifat alir yang baik akan mempunyai kemampuan yang seragam dalam mengisi ruang kompresi, sehingga variasi bobot tablet semakin kecil. Keseragaman bobot tablet juga bisa dipengaruhi oleh kondisi mesin tablet yang kurang baik antara lain tidak konstannya tekanan dan bagian pencetak tablet yang kurang lancar. b. Kerapuhan Kerapuhan tablet menunjukkan jumlah zat yang terserpih akibat proses gesekan. Kerapuhan tablet berpengaruh terhadap kekuatan tablet dalam menahan adanya guncangan mekanik. Kerapuhan tablet dihubungkan dengan kekuatan fisik dari permukaan tablet. Batas kewajaran kerapuhan tablet yaitu tidak lebih dari 1 Voigt, 1984. Uji kerapuhan tablet dapat dijadikan indikator bahwa tablet memiliki kekuatan mekanis yang cukup sehingga dapat sampai pada konsumen dalam keadaan baik. c. Kekerasan Tablet Kekerasan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan pengangkutan. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh besarnya tekanan saat pengempaan, sifat alir granul, serta konsentrasi bahan pengikat harus sesuai agar dapat dihasilkan tablet dengan kekerasan yang memenuhi persyaratan. Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat maka kekerasan tablet akan semakin meningkat pula. Tablet harus cukup keras untuk tahan pecah pada waktu proses penanganan atau pembuatan, pengemasan dan transportasi Ansel, 1989. Tablet yang baik mempunyai kekuatan antara 4 – 8 kg. Sedang untuk tablet hisap mempunyai kekerasan minimal 10 kg dan maksimal 20 kg Parrott, 1971. d. Uji Tanggapan Rasa Uji tanggapan rasa dilakukan dengan teknik sampling acak random sampling dengan populasi heterogen sejumlah 50 responden. Tanggapan rasa dikelompokkan dari tingkat manis, sedang, tidak berasa dan pahit. Kemudian data disajikan dalam bentuk tablet menurut persentase responden dengan tanggapan yang diberikan Nugroho, 1995. e. Waktu melarut Waktu melarut tablet merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melarutnya tablet menjadi partikel-partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu melarut tablet juga menggambarkan cepat atau lambatnya tablet melarut dalam mulut. Tapi karena dalam penelitian ini bentuk sediaan yang dibuat adalah tablet hisap, maka waktu melarut tablet menggambarkan cepat atau lambatnya tablet melarut dalam mulut. Tablet hisap melarut 30 menit atau kurang Banker and Anderson, 1986. Harga waktu melarut sebanding dengan kekerasan tablet. Semakin tinggi tingkat kekerasan tablet maka waktu melarut semakin lama.

5. Monografi Bahan Tambahan Tablet Hisap

Dokumen yang terkait

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SAGA (Abrus precatorius): PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

3 28 17

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.) MENGGUNAKAN GUMMI ARABICUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SECARA GRANULASI BASAH.

0 7 20

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI PVP SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 6 22

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) DENGAN NATRIUM KARBOKSIMETILSELULOSA SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH.

3 13 20

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.) DENGAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH.

1 7 21

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) DENGAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH.

0 0 22

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 3 24