prestasi peseta didik dapat dibuktkan dengan persentase ketuntasan belajar pada setiap siklusnya.
Penerapan pembelajaran kontekstual berbasis lingkungan sekolah dapat meningkatkan perasaan, semangat, aktivitas dan kreativitas dalam pembelajaran menulis
teks berita. Hal tersebut tampak pada hasil akhir penelitian siklus 3, sebanyak 25 peserta didik menyatakan sangat senang mengikuti pembelajaran menulis berita, dan
50 siswa menyatakan senang. Sebesar 23 siswa menyatakan sangat bersemangat mengikuti pembelajaran menulis teks berita dan 55 menyatakan semangat.
2. Landasan Teori 1 Keterampilan Menulis
a. Pengertian Menulis
Keterampilan menulis teks berita tidak lepas dari menulis sebagai keterampilan berbahasa. Sebagai keterampilan berbahasa, menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis mempunyai aturan-aturan yang senantiasa berpedoman pada persyaratan- persyaratan khusus antara lain :
keterampilan memilih kata yang tepat, keterampilan menggabungkan kalimat dalam paragraph, juga menentukan idea tau gagasa sehingga idea tau gagasan
dalam satu paragraph benar, padu mendukung satu gagasan pokok. Hubungan yang padu dalam satu paragraf dan anatar paragraf akan membentuk tulisan yang baik
dan mudah dicerna oleh pembaca. Sebagai keterampilan berbahasa, menulis adalah mengungkapkan gagasan
secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan menulis dinama kan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Tulisan dibuat untuk dibaca orang lain agar
gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca Wiyanto, 2006: 2. Senada dengan Wiyanto, Suparno dan Yunus 2006: 1 mendefinisikan bahwa
menulis itu suatu penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis adalah suatu bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara dan membaca.
Kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Aktif mengandung arti dalam kegiatan menulis diperlukan aktivitas
yang intensif, mulai dari latihan atau belajar menulis sampai mencoba untuk
mengungkapkan sesuatu dalam tulisan. Produktif dapat diartikan bahwa hasil kegiatan menulis berupa tulisan yang bermanfaat atau yang dapat dinikamti oleh
pembaca atau dapat dimengerti pembaca ide atau pesan yang disampaikan dalam tulisan Wassid, 2008: 248.
Melengkapi pemikiran Wassid, Bratawidjaja 1991: 15 mengemukakan bahwa keterampilan menulis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain 1
keterampilan bernalar, 2 pengalaman atau latihan, 3 kebiasaan dan 4 lingkungan. Meskipun demikian, penggunaan dan pelaksanaan latihan dengan
sungguh-sungguh akan dapat meningkatkan keterampilan menulis. Secara garis besar konsep pembelajaran menulis ada empat.
1. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya merupakan hasil dari sebuah proses.
2. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya kemampuan untuk mengorganisasikan
pikiran. 3.
Kemampuan menulis secara hakiki merupakan kemampuan menggunakan diksi dan struktur.
4. Kemampuan menulis itu merupakan respon dari sebuah stimulus.
Adidarmojo, 2002. Parera 1997: 26 memaparkan prinsip-prinsip pembelajaran menulis sebagai
berikut: 1.
Menulis tidak dapat dilepaskan dari membaca. Pada jenjang pendidik an dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi serentak.
2. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir berbahasa.
3. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda
bahasa. 4.
Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang, bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
b. Tahap-tahap Menulis
Pengertian menulis yang terpapar di atas, menggambarkan bahwa sebagai keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan
yang kompleks. Komplektisitas menulis terdapat pada kemampuan penulis dalam menyusun dan
mengorganisasikan isi tulisannya serta menuang kannya dalam formulasi ragam bahasa tulis. Ketika penulis melakukan aktivitas menulis, harus memiliki tujuan
yang ingin disampaikan kepada para pembaca. Hal ini akan menentukan corak atau bentuk tulisan yang akan digunakan sehingga pemilihan ragam tulisan itupun akan
mempe ngaruhi isi, pengorganisasian ide-ide, dan penyajian tulisan. Menulis adalah suatu proses, sebagai proses menulis merupakan se rangkaian
aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase atau taha pan yang harus dilalui. Tahapan tahapan tersebut menurut Suparno dan Muh. Yunus 2006: 15 –
24 meliputi: 1
Tahap pra penulisan Tahap ini merupakan tahap persiapan menulis. Pada fase prapenulisan ini
terdapat aktivitas yang meliputi: memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi serta mengorganisasikan ide dalam bentuk
kerangka karangan. 2
Tahap Penulisan Setelah melalui tahap prapenulisan, maka dilanjutkan tahap penulisan
dengan bertumpu pada tahap prapenulisan. Dalam tahap ini gagasan dikembangkan secara utuh butir demi butir dengan pengembangan kerangka
karangan, yang terdiri atas awal pengenalan pembaca pada ide, isi pokok bahasan atau ide, dan akhir mengembalikan pembaca pada ide-ide inti
karangan. Awal karangan berfungsi memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca
terhadap pokok tulisan. Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan dan hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide seperti contoh,
ilustrasi, informasi, bukti atau alasan. Akhir tulisan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pad aide-ide inti karangan melalui perangkuman atau
penekanan ide-ide penting. 3
Tahap pascapenulisan Untuk menyempurnakan hasil tulisan perlu dilakuan tahap pasca penulisan.
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram penulis. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyuntingan editing dan
perbaikan revision. Penyuntingan yaitu kegiatan membaca ulang tulisan dengan maksud untuk memeriksa, menilai dan merasakan, baik unsur mekanik
maupun isi tulisan. Berdasarkan hasil penyuntingan itulah dilakukan kegiatan revisi, yang dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan,
pengubahan atau penyusunan kembali unsur-unsur tulisan.
2 Hakikat Tulisan Berita
a. Pengertian Berita
Istilah berita tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Kata berita berasal dari bahasa Sansekerta Vrit yang berarti ada atau terjadi, vritta berarti kejadian
yang terjadi . Dalam bahasa Indonesia istilah berita diartikan sebagai kabar atau
warta . Berita secara umum diartikan sebagai informasi baru bagi masyarakat,
berita mengandung sesuatu yang baru bagi penerimanya. Semi Atar 1995: 11 mengemukakan bahwa berita ialah cerita atau laporan
mengenai kejadian atau peristiwa yang factual yang baru dan luar biasa sifatnya. Di dalam rumusan ini dipersyaratkan berita itu adalah peristiwa yang benar-benar
terjadi dalam waktu yang baru sehingga mempunyai nilai kejutan dan dapat memenuhi hasrat keinginan orang banyak, serta peristiwa itu bukan kejadian secara
rutin dan natural, tetapi terjadi di luar kebiasaan dan di luar dugaan. Dengan demikian, sesuatu yang berlangsung atau terjadi secara lumrah dan
rutin tidak dapat dinilai sebagai berita. Kalau para petani menuai padi merupakan fakta yang selalu terjadi dan lumrah terjadi. Tetapi kalau seorang bupati menuai
padi bersama masyarakat, ini baru berita. Konsep pengertian berita yang senada disampaikan oleh Assegaf dalam
Ermanto 2005: 80 bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa baru, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang
dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, atau karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena mencakup segi- segi human interes seperti
humor, emosi dan ketegangan. Berdasarkan konsep dan pemikiran tentang pengertian berita di atas dapat
disimpulkan bahwa berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang menarik atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau
dipublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa.
b. Ciri-ciri dan Syarat-syarat Berita
Agar pemahaman mengenai berita lebih jelas dan lebih lengkap masih perlu dielaborasikan lebih lanjut mengenai ciri-ciri dan syarat-syarat berita yang baik.
Ciri dan syarat dapat dibedakan dalam istilah, tetapi tidak dapat dipisahkan dalam
substansinya. Ciri yang dimaksud adalah tolok ukur atau acuan penilaian dalam menetapkan sesuatu yang pantas ditulis sebagai berita.
Oleh karena itu, untuk melengkapi pengertian tentang berita, maka perlu dikemukakan ciri-ciri berita yang baik. M. Atar Semi 1995: 13 mengemukakan
ciri-ciri berita yang baik ada tujuh. 1
Kejadian itu merupakan suatu fakta. 2
Kejadian itu baru. 3
Luar biasa. 4
Penting dan ternama. 5
Skandal dan persengketaan. 6
Dalam lingkungan sendiri. 7
Sesuai dengan selera dan minat konsumen berita.
3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi PAIKEM diduga keterampilan menulis teks berita siswa kelas
VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupaten Pati dapameningkat.
2. Strategi PAIKEM diduga dapat menumbuhkan motivasi dalam proses
pembelajaran untuk materi keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII
B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupaten Pati.
METODE PENELITIAN 1.
Tempat dan Subjek Penelitian a.
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang mengkaji peningkatan keterampilan menulis teks berita melalui strategi PAIKEM
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupaten Pati Jawa Tengah
b. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas yang
mengkaji Peningkatan Keterampilan menulis Teks Berita melalui Strategi
PAIKEM adalah kelas VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupaten Pati tahun
pelajaran 20112012, yang berjumlah 26 orang yang secara administrative tercatat dalam buku induk siswa.
2. Waktu Penelitian