4. Dasar Hukum Sertifikasi Guru
Secara  umum  ,  sertifikasi  guru  dapat  dianggap  sebagai amanah  dari
UU  No.  20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan Nasional
.  Secara  khusus,  sertifikasi  guru  dilakukan  dengan mangacu  ke  UU  No.  14  Tahun  2005
tentang  Guru  dan Dosen
UUGD yang disahkan tanggal 30 Desember 2005, terutama pasal 8 dan 11.
Pasal 8 UUGD menyatakan: ….  Guru  wajib  memiliki  kualifikasi  akademik,  kompetensi,
sertifikat  pendidik,  sehat  jasmani  dan  rohani,  serta  memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 11 ayat 1 UUGD menyatakan: …. Sertifikasi pendidik sebagaimana dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pedoman operasional  sertifikasi  guru mengacu ke
Peraturan Menteri
Pendidikan  Nasional  Permendiknas  No.  18  Tahun  2007 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan
yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.
Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang replublik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 11:
a. Sertifikasi  pendidikan sebagaimana dikmaksud  dalam pasal  8
diberikan kepada guru yang telah memenuhi syarat.
b. Sertifikasi  pendidik  diselenggarakan  oleh  perguruan  tinggi
yang  memiliki  program  pengadaan  tenaga  kependidikan  yang terakreditasi.
C. TINJAUAN TENTANG PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni  “prestasi”  dan  “belajar”.  Antara  kata  “prestasi  dan  belajar”
mempunyai  arti  yang  berbeda.  Oleh  karena  itu  sebelum  pengertian “prestasi  belajar”  dibicarakan  dan  baiknya  pembahasan  ini  diarahkan
pada masalah yang pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai  makna  “prestasi”  dan  “belajar”.  Hal  ini  juga  untuk
memudahkan  memahami  lebih  mendalam  tentang  pengrtian  “prestasi belajar” itu sendiri.
“prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan ,  diciptakan,  baik  secara  individual  ataupun  kelompok  prestasi  tidak
akan  pernah  dihasilkan  selama  seseorang  tidak  melakukan  suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah
yang  dibayangkan,  tetapi  penuh  perjuagan  dengan  berbagai  tantangan yang  harus  dihadapi  untuk  mencapainya.  Oleh  karena  itu  wajarlah
pencapaian prestasi ituharus dengan jalan keuletan kerja. Meski  pencapaian  pencapaian  itu  penuh  dengan  rintangan  dan
tantangan yang harus dihadapi oleh seseorang, namun seseorang tidak akan  pernah  menyerah  untuk  mencapainya.  Disinilah  nampaknya