Tinjauan Pustaka T1 682008030 Full text

1. Pendahuluan

Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat didunia tidak terlepas dari semakin membaiknya kinerja dari sektor swasta dalam melakukan kegiatan ekonominya. Hubungan antara masyarakat sebagai pelanggan telah membentuk sebuah standar pelayanan yang semakin membaik dari waktu ke waktu. Percepatan di dunia swasta ini tidak diikuti dengan percepatan yang sama di sektor pelayanan publik pemerintah, sehingga masyarakat dalam melihat adanya kepincangan dalam standar kualitas pemberian pelayanan. Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengharuskan instansi mengikuti perkembangan teknologi, untuk itu suatu instansi membutuhkan suatu sistem informasi yang mendukung kebutuhan instansi pemerintah dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan suatu sistem informasi administrasi kependudukan maka pengolahan data akan lebih mudah dan efisien. Pemerintah dapat mengolah data- data yang bersangkutan dengan pengurusan kependudukan di suatu daerah . Pencatatan biodata penduduk diarahkan pada pemenuhan data dari setiap penduduk dan keluarga yang merupakan tanggung jawab pemerintah kabupatenkota. Data tersebut merupakan sumber basis data kependudukan secara nasional yang menjadi tanggung jawab pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan. Namun hingga saat ini di Indonesia hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang berupa datalaporan belum dapat secara maksimal digunakan untuk kepentingan pelayanan publik. Banyak sekali peristiwa, seperti kelahiran, perkawinan dan sebagainya yang belum ditata secara benar. Begitu juga masalah kependudukan, seperti pindah datang belum ditata secara baik, bahkan penduduk masih banyak yang belum memiliki dokumen penduduk. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang terjadi, yaitu kurangnya sarana pelayanan publik untuk menyebarkan informasi tentang pelayanan pembuatan dokumen kependudukan seperti KTP Kartu Tanda Penduduk, KK Kartu Keluarga ,akta kelahiran, akta kematian dan lainnya mengakibatkan lambatnya pembuatan surat-surat pengurusan biodata penduduk. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem informasi administrasi kependudukan berbasis komputer yang memanfaatkan teknologi komputer yang dapat menyajikan informasi secara cepat , murah , mudah dan akurat.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu ya ng berjudul “ Implementasi E-Goverment Pada Sistem Pencatata n Sipil “ yaitu membahas sistem pencatatan sipil tentang Kartu Tanda Penduduk KTP , Kartu Keluarga KK dan akta lainnya. Meskipun telah menerapkan electronic-government dalam pelayanan KTP, KK dan akta namun belum banyak memberikan perbaikan. Pelayanan KTP on-line misalnya. Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan real time, namun praktiknya justru memakan waktu yang lebih lama, ada yang sampai 3 tiga bulan. Sementara itu waktu yang dijanjikan paling lama 3 tiga hari. Selain itu, juga permasalahan persyaratan pelayanan yang menjadi lebih rumit, biaya yang tidak pasti serta prosedur yang tidak jelas [1]. Dalam Penelitian ini, dirancang sistem informasi data kependudukan pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Salatiga dengan sistem yang terkoneksi dengan jaringan dikarenakan melihat keadaan lingkup yang ada yaitu koneksi data antara kelurahan dan kecamatan serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil dalam pendaftaran pencatatan kelahiran, pencatatan kematian, pernikahan, perceraian serta pendaftaran kartu keluarga yang dilakukan oleh masyarakat. Sehingga proses akta - akta yang dijanjikan dapat selesai dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Empat operasi dasar dari sistem informasi yaitu: mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi. informasi mungkin dikumpulkan dari lingkungan dalam atau luar dan memungkinkan didistribusikan ke dalam atau ke luar organisasi. Hasil dari proses tersebut digunakan pihak manajemen sebagai suatu dasar dalam pembuatan keputusan organisasi. Selain itu, sistem informasi yang baik juga dapat membantu dalam hal penganalisaan dan visualisasi masalah dalam penciptaan produk baru. Sistem informasi yang baik harus bisa dimengerti oleh penerima, sesuai dengan kebutuhan, mempunyai nilai surprise, dan dapat menuntun pengguna dalam membuat keputusan[2]. SIAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan suatu sistim informasi yang disusun berdasarkan prosedur – prosedur, dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib dokumen dan administrasi dibidang kependudukan. Administrasi kependudukan meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dalam rangka mewujudkan database kependudukan nasional. Pada dasarnya SIAK merupakan sub sistem dari sistem administrasi negara yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan. Dalam Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan disebutkan bahwa administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban, dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga KK, Kartu Tanda Penduduk KTP dan surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Pencatatan peristiwa penting yang berkaitan dengan kehidupan seseorang sering disebut dengan catatan sipil, yaitu kegiatan pelayanan pencatatan oleh pemerintah yang merupakan catatan kependudukan kewarganegaraan serta menyangkut kedudukan hukum seseorang dengan tujuan untuk menyediakan bukti hukum peristiwa penting peristiwa vital dalam kehidupan seseorang meliputi kelahiran, kematian, pembatalan perkawinan, pembatalan perceraian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. 3. Metodologi Penelitian Tahapan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar.1. Tahapan penelitian yang digunakan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Tahap studi pustaka, yaitu dimulai dengan cara mengumpulkan data-data untuk memenuhi landasan teori yang didapat dari hasil studi literatur atau kepustakaan. b. Tahap pengumpulan data, yaitu melalui teknik wawancara atau tanya jawab langsung dengan pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. c. Tahap analisis masalah, yaitu menemukan sebuah masalah berdasarkan hasil wawancara. Masalah yang ditemukan yaitu proses pembuatan KTP Kartu Tanda Penduduk, KK Kartu Keluarga serta akta kelahiran , akta kematian,akta pernikahan dan akta perceraian yang dijanjikan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan sistem ini diharapkan masyarakat juga dapat mengetahui proses pembuatan KTP , KK , akta data kelahiran, akta data kematian, akta data perkawinan dan akta data perceraian baru yang sudah didaftarkan. d. Tahap perancangan sistem, yaitu merancang sebuah aplikasi sistem infomasi data kependudukan sesuai dengan kebutuhan. e. Tahap pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian sistem kepada staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Tahap implementasi sistem, yaitu tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini. Setelah melakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun, maka sistem dapat langsung diimplementasikan. Mulai Pengembangan Sistem Pengujian Sistem Wawancara Analisis Masalah Pengumpulan Data Studi Pustaka Implementasi Sistem Selesai Gambar 1 Tahapan Penelitian Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah prototype model. Prototype model melibatkan user secara langsung dengan analisis dan perancangan yang efektif untuk pengoreksian sistem. Melalui prototype model, pengembang dan pengguna dapat berinteraksi selama proses pembuatan sistem [3] Bagan prototype model dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Prototype Model Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam prototype model adalah mengumpulkan informasi tentang kebutuhan aplikasi. Selanjutnya, dari kebutuhan tersebut akan dibuat prototype. Pada pembuatan prototype, yang diutamakan adalah proses masukan dan keluaran dari aplikasi, sedangkan kualitas aplikasi yang dibangun belum diperhatikan. Setelah pembuatan prototype, tahapan selanjutnya adalah memperlihatkan prototype yang telah dibuat kepada pengguna. Pada tahap inilah evaluasi prototype dilakukan. Tiga tahapan tersebut terus diulang selama prototype yang dibangun belum sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada penelitian ini, tahap listen to customer dimulai dengan melakukan wawancara tahap pertama untuk mengumpulkan informasi kebutuhan system yang akan dibangun. Kebutuhan sistemdari hasil waawancara tahappertama adalah membangun sistem informasi data kependudukan.Setelah melakukan wawancara pertama, tahap selanjutnya adalah buildrevise mock-up. Tahapan ini memfokuskan pada input dan output aplikasi sesuai dengan kebutuhan yang dijelaskan pada wawancara pertama. Tahap ini menghasilkan sistem informasi data kependudukan prototype pertama. Setelah prototype pertama selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah customer test-drives mock-up. Pada tahap ini, prototype pertama sistem informasi data kependudukan diserahkan kepada pengguna dan didiskusikan bersama untuk membahas kendala-kendala yang ada serta solusi pada pembuatan prototype pertama. Tahapan-tahapan dalam metode prototype pun mulai berulang. Pada tahap penyerahan prototype pertama didapatkan informasi baru tentang kebutuhan aplikasi yang akan dibangun. Kebutuhan aplikasi dari hasil wawancara kedua adalah memberikan hak akses kepada tiga orang user yaitu admin dan petugas operator kelurahan serta operator kecamatan. Admin mempunyai hak akses penuh dalam menggunakan sistem dari maintenance data sampai mencetak akta-akta, sedangkan petugas kelurahan memasukkan data pendaftar kartu keluarga, kelahiran, kematian, perkawinan serta data perceraian. Untuk operator kecamatan bertugas untuk memproses data kartu keluarga untuk dicetak. Prototype kedua dibangun setelah mendapat informasi baru tentang kebutuhan aplikasi yang akan dikembangkan. Selanjutnya, prototype kedua diserahkan kepada pengguna untuk dievaluasi. Pada saat evaluasi prototype kedua, perlu ditambahkan user baru yaitu masyarakat. Diharapkan masyarakat sebagai user bisa memantau sampai dimana pendaftaran data akta atau kartu penduduk telah di proses Berdasarkan informasi tersebut, maka dibuatlah prototype ketiga. Saat evaluasi prototype ketiga, tahapan dalam metode prototype telah selesai karena pengguna menyatakan bahwa prototype ketiga sudah memenuhi kebutuhan instansi Setelah mengetahui kebutuhan aplikasi sesuai dengan prototype kedua yang telah dibuat, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah pengembangan sistem informasi data kependudukan tersebut. Sistem informasi data kependudukan ini dirancang menggunakan Unified Modelling Language UML. UML terdiri dari berbagai jenis diagram yang dapat digunakan untuk memodelkan sebuah sistem. Aplikasi yang akan dibangun dimodelkan dengan dua diagram, yaitu use case diagram, dan activity diagram. Use case diagram menggambarkan hubungan antara masing-masing aktor dengan setiap proses yang digambarkan melalui sebuah use case. Use case diagram sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3. tambah data user edit data user hapus data user tambah data instansi edit data instansi hapus data instansi melihat data user extend extend extend melihat data instansi extend extend extend restore database backup database admin capil melihat data kelahiran cetak akta kelahiran melihat data perkawinan cetak akta perkawinan melihat data kematian cetak akta kematian melihat data perceraian cetak akta perceraian extend extend extend extend Gambar 3 Use Case Diagram Sistem untuk Admin tambah data KK edit data KK hapus data KK proses data KK operator kecamatan tambah data penduduk edit data penduduk hapus data penduduk tambah data kematian hapus data kematian edit data kematian tambah data perceraian hapus data perceraian main tenance data perceraian edit data kelahiran hapus data kelahiran simpan data klahiran hapus data perkawinan edit data perkawinan tambah data perkawinan maintenance data perkawinan extend extend extend maintenance data kematian extend extend extend maintenance data perceraian extend extend extend maintenance kartu keluarga extend extend extend maintenance data penduduk extend extend extend operator kelurahan maintenance data kelahiran masyarakat cari data pendaftaran Gambar 4 Use Case Diagram Sistem untuk Operator Gambar 3 menjelaskan tentang use case diagram sistem. Dalam use case diagram tersebut, terdapat 1 aktor yaitu admin. Admin mempunyai wewenang untuk mengelola data user, mengelola data instansi, mengelola data penduduk, mengelola database, memproses data kelahiran yang ada serta mencetak akta, memproses data pernikahan dan mencetak akta, memproses data perceraian serta mencetak akta perceraian dan memproses data kematian. Berbeda dengan admin, pada Gambar 4, operator kelurahan diberi wewenang untuk mencatat data penduduk, mencatat data pernikahan, mencatat data kematian, mencatat data perceraian dan mencatat data kartu keluarga. Kemudian operator kecamatan mempunyai wewenang untuk memproses pendaftaran kartu keluarga. Sedangkan untuk masyarakat dapat melihat status pendaftaran akta atau kartu keluarga sudah selesai diproses atau belum. Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing aktivitas berawal, decision yang mungkin terjadi serta bagaimana mereka berakhir [4]. Activity diagram yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah sebagai berikut. Activity diagram untuk melakukan maintenance kartu keluarga dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat admin dan operator kelurahan akan melakukan maintenance kartu keluarga. Admin dan operator kelurahan harus melakukan login terlebih dahulu, dan sistem akan melakukan validasi terhadap proses login yang dilakukan oleh admin dan operator kelurahan. Jika proses login berhasil, admin akan memilih menu kartu keluarga dan sistem akan menampilkandata kartu keluarga. Selanjutnya, admin dan operator kelurahan akan memilih untuk melakukan tambah, ubah, atau hapus kartu keluarga. Setelah itu, sistem akan menyimpan perubahan data kartu keluarga yang telah dilakukan. mulai login mem ilih menu kartu keluarga sim pan data keluarga edita data keluarga hapus data keluarga selesai validasi valid? tidak menampilkan halaman utama ya menampilkan data kartu kelluarga sim pan data perubahan keluarga sistem operator kelurahan Gambar 5 Activity Diagram Maintenance Kartu Keluarga Activity diagram untuk melakukan maintenance data pernikahan dapat dilihat pada Gambar 6 yang menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat admin dan operator kelurahan akan melakukan maintenance data pernikahan. Admin dan operator kelurahan harus melakukan login terlebih dahulu, dan sistem akan melakukan validasi terhadap proses login yang dilakukan oleh admin dan operator kelurahan. Jika proses login berhasil, admin akan memilih menu data pernikahan dan sistem akan menampilkan data pernikahan. Selanjutnya, admin dan operator kelurahan akan memilih untuk melakukan tambah, ubah, atau hapus data pernikahan. Setelah itu, sistem akan menyimpan perubahan data pernikahan yang telah dilakukan. mulai login mem ilih m enu pernikahan hapus data pernikahan sim pan data pernikahan edit data pernikahan selesai validasi valid? tidak menam pilkan halam an utama ya menam pilkan data pernikahan sim pan data perubahan pernikahan sistem admin Gambar 6 Activity Diagram Maintenance Data Pernikahan Activity diagram untuk melakukan maintenance data perceraian dapat dilihat pada Gambar 7 yang menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat operator kelurahan akan melakukan maintenance data perceraian. operator kelurahan harus melakukan login terlebih dahulu, dan sistem akan melakukan validasi terhadap proses login yang dilakukan oleh operator kelurahan. Jika proses login berhasil, operator kelurahan akan memilih menu data perceraian dan sistem akan menampilkan data perceraian. Selanjutnya, operator kelurahan akan memilih untuk melakukan tambah, ubah, atau hapus data perceraian. Setelah itu, sistem akan menyimpan perubahan data perceraian yang telah dilakukan. mulai login mem ilih m enu perceraian hapus data perceraian s im pan data perceraian edit data perceraian s eles ai validas i menampilkan halaman utama valid? ya tidak menampilkan menu perceraian s im pan data perubahan sistem admin Gambar 7 Activity Diagram Maintenance Data Perceraian Activity diagram untuk proses data kelahiran dapat dilihat pada Gambar 8 yang menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat operator kelurahan akan melakukan maintenance data kelahiran. Operator kelurahan harus melakukan login terlebih dahulu, dan sistem akan melakukan validasi terhadap proses login yang dilakukan oleh operator kelurahan. Jika proses login berhasil, operator kelurahan akan memilih menu data kelahiran dan sistem akan menampilkan data kelahiran. Selanjutnya, operator kelurahan akan memilih untuk melakukan tambah, ubah, atau hapus data kelahiran. Setelah itu, sistem akan menyimpan perubahan data kelahiran yang telah dilakukan. mulai login memilih menu kelahiran selesai tambah data kelahiran hapus data kelahiran edit data kelahiran validasi valid? tidak menampilkan halaman utama ya simpan data perubahan kelahiran menampilkan menu kelahiran sistem admin Gambar 8 Activity Diagram Data Kelahiran Activity diagram untuk melakukan maintenance data kematian dapat dilihat pada Gambar 9 yang menjelaskan tentang aktivitas-aktivas yang terjadi pada saat operator kelurahan akan melakukan maintenance data kematian. operator kelurahan harus melakukan login terlebih dahulu, dan sistem akan melakukan validasi terhadap proses login yang dilakukan oleh operator kelurahan. Jika proses login berhasil, operator kelurahan akan memilih menu data kematian dan sistem akan menampilkan data kematian. Selanjutnya, operator kelurahan akan memilih untuk melakukan tambah, ubah, atau hapus data kematian. Setelah itu, sistem akan menyimpan perubahan data kematian yang telah dilakukan. mulai login mem ilih m enu kematian tam bah data kematian edit data kematian hapus data kematian selesai validasi valid? tidak menam pilkan halam an utama ya menam pilkan data kem atian sim pan perubahan data kem atian sistem admin Gambar 9 Activity Diagram Maintenance Data kematian

4. Hasil dan Pembahasan