Tujuan perkawinan T1 802009045 Full text

2. Tujuan perkawinan

Tujuan perkawinan implisit di dalam rumusan tentang pengertian perkawinan sebagaimana diuraikan di muka. Lebih jelasnya, dalam pasal 1 Undang-Undang Perkawinan tersebut dikemukakan bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumusan tujuan perkawinan tersebut mengisyaratkan bahwa tujuan kedua individu yang melakukan perkawinan itu haruslah sama. Kalau sampai terdapat tujuan yang berbeda, tentu saja perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena tujuan yang tidak sama antara suami dan isteri akan merupakan sumber permasalahan dalam keluarga. Di samping tujuan yang akan dicapai harus sama antara suami dan isteri, kebahagiaan dalam keluarga perlu dijadikan arah dan bila perlu dijadikan target yang harus dicapai. Menurut Erich Fromm hidup bahagia itu adalah kriteria bagi kehidupan yang utama, bagi kehidupan yang etis. Itulah seni hidup yang paling sukar. Jika kondisi itu tercapai, dapat dikatakan bahwa hidup kita telah berhasil sebagai hidup yang produktif, yang sangat besar manfaatnya, hidup yang banyak amalnya, yang tidak konsumtif sebagai parasit yang hidup dari usaha orang lain. 3. Faktor yang memengaruhi perkawinan beda usia Lawton Calister 2010 menjelaskan ada faktor yang memengaruhi perkawinan beda usia. Ada faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi seseorang untuk memilih pasangan dengan perbedaan usia. Pria memilih wanita yang usianya lebih tua karena wanita memiliki status sosial yang baik dan ekonomi yang mapan.Begitu pula sebaliknya ketika wanita memilih pria yang usianya jauh lebih muda. 4. Permasalahan pada perkawinan beda usia Walgito 2010 menyebutkan bahwa ketika usia istri lebih tua dari suami, maka perkembangan psikologis dari istri jauh akan mencapai kematangan lebih dahulu. Sehingga dengan demikian besar kemungkinannya pandangan, sikap, maupun pendapat mengenai sesuatu akan jauh berbeda. Adanya perbedaan pandangan, sikap, pendapat akan membawa kesulitan, karena memang alam perkembangannya berbeda. Di samping itu juga dapat dilihat dari kemampuan dibidang fisiologis. Istri akan lebih dahulu menurun bila dibandingkan dengan suami khususnya dalam hubungan seksual. Bila suami tidak dapat mengerti tentang keadaan tersebut, hal itu akan merupakan sumber persoalan dalam kehidupan keluarga yang bersangkutan. PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENIKAH DENGAN PERBEDAAN USIA USIA ISTRI LEBIH TUA DARI SUAMI Kondisi dimana pria memilih wanita yang usianya lebih tua sebagai pasangan hidup atau sebaliknya wanita memilih pria yang usianya lebih muda sebagai pasangan hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selisih usia antara suami dan istri yang sangat banyak akan membuat banyak perbedaan dan dapat menyebabkan masalah mulai dari hubungan, rasa, dan cara memandang suatu peristiwa atau hal tertentu. Wim Groot Henriette 2002 mengatakan bahwa perbedaan usia antara suami dan istri turut memengaruhi kepuasan terhadap kehidupan perkawinan. Sedangkan kepuasan perkawinan dapat dicapai bila ada penyesuaian perkawinan yang baik. Hüseyin Ebru 2013 mengungkapkan bahwa kelompok yang memiliki penyesuaian perkawinan yang baik, mereka memiliki relasi yang lebih baik dengan pasangan mereka. Mereka juga memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan keluarga pasangan Dalam penelitian ini juga diungkapkan bahwa kelompok yang memiliki penyesuaian perkawinan yang baik memiliki kemampuan menyelesaikan permasalahan perkawinan yang baik. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode kualitatif dengan partisipan dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah, usia istri lebih tua dari suami dengan selisih lebih dari 6 tahun, dan usia perkawinan antara 1 sampai 10 tahun

2. Fokus Penelitian