Proses Pembelajaran Kajian Teori 1. Belajar

22 Dalam masyarakat banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa diantaranya teman bergaul, kondisi lingkungan masyarakat, kegiatan organisasi di masyarakat, situasi lingkungan di masyarakat, dan norma dan peraturan di masyarakat. Masyarakat dapat menunjang belajar siswa apabila masyarakat berhasil menciptakan suasana yang kondusif. Kondisi kondusif tersebut mendorong siswa untuk belajar dengan baik, dan keadaan ini diharapkan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebab- sebab kesulitan belajar itu karena: 1 Sebab-sebab individual, artinya tidak ada dua orang yang mengalami kesulitan belajar itu sama persis penyebabnya, walaupun jenis kesulitannya sama. 2 Sebab-sebab yang kompleks, artinya seorang mengalami kesulitan belajar karena sebabnya bermacam-macam Ahmadi dan Supriyono, 2003: 93.

7. Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal-balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar Rustaman, 2007: 461. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebutharus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Menurut pendapat Bafadal 2005: 11, pembelajaran dapat diartikan sebagai“segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya 23 proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto 2007: 12 juga berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara. Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers 2003:114: “Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Menurut Sugihartono 2007: 157, keterkaitan antara faktor kesulitan belajar siswa dengan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 24 Gambar 1. keterkaitan antara Faktor Kesulitan Belajar Siswa dengan Proses Pembelajaran Keterangan: Raw Input : Peserta didik Learning Teaching Process : Proses pembelajaran Environment input : Faktor lingkungan Instrumental Input : Sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran Output : Peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran Peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran, tidak selalu menunjukkan hasil yang optimum seperti yang diharapkan. Hal ini sangat bergantung kepada peserta didik, lingkungan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan interaksi ketiganya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran dapat menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik Sugihartono, 2007: 158. Menurut Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses mengatur tentang standar proses pembelajaran sekolah dasar dan menengah yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran. Raw Input Output Instrumental Input Environment input Learning Teaching Process 25 Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembela- jaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran adalah jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar untuk SMKMAK adalah 32 peserta didik. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan; beban kerja guru sebagaimana dimaksud adalah se kurang-kurang nya 24 dua puluh empat jam. Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolahmadrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolahmadrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri dengan rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolahmadrasah. Pada pengelolaan kelas guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik, memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan 26 kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, me- motivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran, melakukan penilaian danatau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling danatau memberikan tugas balk tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan iencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan ter- 27 program dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek danatau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses dan mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan. Tindak lanjut meliputi penguatan dan 28 penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar, dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihanpenataran Iebih lanjut.

8. Kompetensi Mata Pelajaran Statika

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA

0 5 73

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN (MIST) PADA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN (TGB) SMK NEGERI 1 LUBUK PAKA

0 1 40

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 14

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR AUTOCAD KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015.

0 0 119

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TERCETAK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

1 24 251

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 PAJANGAN.

0 3 1

TINGKAT KESESUAIAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN GAMBAR BANGUNAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 DEPOK DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA DI YOGYAKARTA.

1 2 365

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 158

TINGKAT KESESUAIAN MATA PELAJARAN GAMBAR BANGUNAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 DEPOK DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA DI YOGYAKARTA.

0 2 365