PEMETAAN ZONA MINERALISASI DAN PERHITUNGAN SUMBER DAYA EMAS DI DAERAH WATES PROVINSI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE IP
ABSTRAK
MAPPING ZONE OF MINERALIZATION AND GOLD RESOURCES
CALCULATION IN AREAS WATES YOGYAKARTA PROVINCE USING
IP METHOD
OLEH
POPY SANDY
The aim of the research is to know mineralization zone of gold in Wates area of
Yogyakarta Privince and to calculate the gold resources in the research area using
Induction Polarization (IP) method. Induction polarization method is one of
geophysics method which uses polarization efect to get illustration of subsurface
which contains sulphyde mineral. The data was taken by dipole
dipole
configuration with space distance of electrode 50 metre and line space 200 metre.
The measurement was done at seven different lines, namely IP 1 line, IP 2 line, IP
3 line, IP 4 line, IP 5 line, IP 6 line and IP 7 line. From each lines it was gotten
parametres resistivity, PFE and MF for each line. Contouring data was done by
using Surfer program, Res2dinv program and rocworks program. Based on the
result of surfer model and difference of Res2dinv, it cloud be seen the most
prospect area placed at IP 1 line, IP 6 line and IP 7 line, line which saw a vein
system. Mineral zone of gold cloud be seen clearly from the result of 3D
reconstruction by using Rockworks, where mineralization area was characterized
with low resistivity < 100
sufficient PFE between 2% until 4% and MF
parameter which has high value, that was >150 m.hos/m, , and that was argilik
alteration zone generally. Enough prospect research area with a volume of rock
containing gold of 410 m3. Assuming density of gold of 2.2 gr 3 and gold
cm
content of 902x103 gr.
ABSTRAK
PEMETAAN ZONA MINERALISASI DAN PERHITUNGAN SUMBER
DAYA EMAS DI DAERAH WATES PROVINSI YOGYAKARTA
MENGGUNAKAN METODE IP
OLEH
POPY SANDY
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona mineralisasi emas di daerah Wates
Provinsi Yogyakarta dan untuk menghitung sumber daya emas pada daerah
penelitian dengan menggunakan metode Induksi Polarisasi (IP). Metode Induksi
Polarisasi adalah salah satu metode geofisika yang menerapkan efek polarisasi
untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi yang mengandung mineral
sulfida. Pengambilan data dilakukan dengan konfigurasi dipole-dipole, dengan
jarak spasi 50 m dan jarak perlintasan 200 m. Pengukuran dilakukan pada tujuh
lintasan yang berbeda yaitu Lintasan IP 1, Lintasan IP 2, Lintasan IP 3, Lintasan
IP 4, Lintasan IP 5, Lintasan IP 6 dan Lintasan IP 7. Dari tiap-tiap lintasan ini
diperoleh parameter-parameter berupa resisitivitas, PFE dan MF. Pengolaha data
dilakukan dengan menggunakan program surfer, Res2Dinv dan Rockworks.
Berdasarkan hasil pemodelan surfer dan perbandingan Res2Dinv, didapatkan
bahwa daerah yang paling prospek yaitu berada pada Lintasan IP 1, Lintasan IP 6
dan Lintasan IP 7 yang memperlihatkan Vein System. Zona mineralisasi emas
dapat terlihat jelas dari hasil rekonstruksi 3D dengan menggunakan Rockworks,
dimana daerah mineralisasi dicirikan dengan parameter resistivitas rendah
>100 m, PFE sedang antara 2% hingga 4% dan MF tinggi >150 m.hos/m yang
umumnya merupakan zona alterasi argilik. Daerah penelitian cukup prospek
dengan volume batuan yang mengandung emas sebesar 410m3. Dengan asumsi
densitas emas 2.2 gr 3 , maka kandungan emas sebesar 902x103 gr.
cm
68
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan hasil pengukuran IP dan pengolahan data IP menggunakan
Surfer dan Res2Dinv, terlihat bahwa daerah yang paling prospek adalah
berada pada Lintasan IP 1, Lintasan IP 2, Lintasan IP 3, Lintasan IP 6 dan
Lintasan IP 7.
2. Pada umumnya zona yang diperkirakan sebagai tempat mineralisasi emas
berada pada alterasi argilik dengan nilai resistivitas rendah < 100
sedang antara 2 % hingga 4 % dan MF tinggi >150 m.hos/m.
3. Zona mineralisasi emas dapat terlihat jelas dari hasil rekonstruksi 3D
dengan menggunakan Rockworks, dimana zona mineralisasi ditunjukkan
pada parameter Metal Factor dengan nilai tinggi, yaitu >150 m.hos/m. Di
daerah utara penelitian memanjang dari Barat hingga timur.
4. Hasil Rekonstruksi 3D memperlihatkan penyebaran vein system yang
menunjukkan bahwa daerah penelitian cukup prospek, dengan volume
emas sebesar 410m3 dan berat emas sebesar 902x103kg.
69
68
B. Saran
Untuk mendpatkan hasil yang lebih akurat pada tujuh lintasan khususnya pada
daerah prospek perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
metode geofisika yang lain agar keberadaan mineralisasi emas dapat terlihat jelas,
misalnya dengan dilakukan pengeboran (logging) dan pengambilan sampel batuan
pada lintasan-lintasan yang diduga sebagai tempat mineralisasi emas berada untuk
membuktikan batuan berprospek anomali mineralisasi emas tersebut.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sebagai daerah yang mengandung cadangan mineral
emas dan sulfida yang besar. Dimana potensi ini dibuktikan para peneliti dari
DEM (Devision Of Exploration and Mining) yang melakukan penelitian pada
daerah mineralisasi berkaitan dengan unsur vulkanik. Selain itu Indonesia adalah
daerah yang berada pada jalur pegunungan aktif. Oleh karena itu Negara kita
banyak terdapat sumber daya mineral, semua mineral
mineral yang ada dapat di
eksplorasi menggunakan metode geofisika yang tujuannya adalah mendapatkan
mineral ekonomis, mineral tersebut dapat berupa mineral logam, misalnya emas,
perak, tembaga, timah dan sebagainya.
Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Kondisi ini menyebabkan emas menjadi salah satu bahan tambang logam
mulia yang banyak dieksplorasi (Handini, 2006).
Mineral adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Meningkatnya tuntutan akan pengadaan bahan mineral maka menyebabkan orang
harus memperbaiki tekhnik eksplorasi mineral untuk menjangkau endapan
andapan yang terdapat dan tersembunyi di bawah permukaan bumi. Oleh karena
itu diperlukan informasi mengenai sifat
sifat fisik batuan di daerah eksplorasi,
2
untuk menafsirkan keadaan geologi di bawah permukaan. Salah satu metode yang
tepat untuk mendeteksi keberadaan endapan emas di bawah permukaan adalah
dengan menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik sendiri didefinisikan
sebagai suatu metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi
dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Salah satu metode geolistrik
yang baik digunakan untuk eksplorasi mineral logam adalah metode Induksi
Polarisasi atau metode polarisasi terimbas, prinsip kerja dari metode Induksi
Polarisasi ini adalah untuk mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada
permukaan mineral-mineral logam di bawah permukaan bumi (Hendrajaya dan
Arif, 1988).
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan zona mineralisasi emas bawah
permukaan di daerah Wates Provinsi Yogyakarta dan untuk menghitung sumber
daya emas pada daerah penelitian dengan menggunakan metode Induksi Polarisasi
(IP).
C. Batasan Masalah
Penelitian ini di batasi pada pendeteksian keberadaan mineral emas di daerah
Wates Provinsi Yogakarta dengan hasil pemodelan 2D menggunakan program
surfer dan Res2Dinv, dan prospek sumber daya (volume) dengan pemodelan 3D.
D. Manfaat penelitian
3
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daerah yang berpotensi
mengandung mineral emas dan sulfida di daerah Wates Provinsi Yogyakarta
sehingga dapat dijadikan sebagai masukan keekonomian sumber daya alam
daerah.
MAPPING ZONE OF MINERALIZATION AND GOLD RESOURCES
CALCULATION IN AREAS WATES YOGYAKARTA PROVINCE USING
IP METHOD
OLEH
POPY SANDY
The aim of the research is to know mineralization zone of gold in Wates area of
Yogyakarta Privince and to calculate the gold resources in the research area using
Induction Polarization (IP) method. Induction polarization method is one of
geophysics method which uses polarization efect to get illustration of subsurface
which contains sulphyde mineral. The data was taken by dipole
dipole
configuration with space distance of electrode 50 metre and line space 200 metre.
The measurement was done at seven different lines, namely IP 1 line, IP 2 line, IP
3 line, IP 4 line, IP 5 line, IP 6 line and IP 7 line. From each lines it was gotten
parametres resistivity, PFE and MF for each line. Contouring data was done by
using Surfer program, Res2dinv program and rocworks program. Based on the
result of surfer model and difference of Res2dinv, it cloud be seen the most
prospect area placed at IP 1 line, IP 6 line and IP 7 line, line which saw a vein
system. Mineral zone of gold cloud be seen clearly from the result of 3D
reconstruction by using Rockworks, where mineralization area was characterized
with low resistivity < 100
sufficient PFE between 2% until 4% and MF
parameter which has high value, that was >150 m.hos/m, , and that was argilik
alteration zone generally. Enough prospect research area with a volume of rock
containing gold of 410 m3. Assuming density of gold of 2.2 gr 3 and gold
cm
content of 902x103 gr.
ABSTRAK
PEMETAAN ZONA MINERALISASI DAN PERHITUNGAN SUMBER
DAYA EMAS DI DAERAH WATES PROVINSI YOGYAKARTA
MENGGUNAKAN METODE IP
OLEH
POPY SANDY
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona mineralisasi emas di daerah Wates
Provinsi Yogyakarta dan untuk menghitung sumber daya emas pada daerah
penelitian dengan menggunakan metode Induksi Polarisasi (IP). Metode Induksi
Polarisasi adalah salah satu metode geofisika yang menerapkan efek polarisasi
untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi yang mengandung mineral
sulfida. Pengambilan data dilakukan dengan konfigurasi dipole-dipole, dengan
jarak spasi 50 m dan jarak perlintasan 200 m. Pengukuran dilakukan pada tujuh
lintasan yang berbeda yaitu Lintasan IP 1, Lintasan IP 2, Lintasan IP 3, Lintasan
IP 4, Lintasan IP 5, Lintasan IP 6 dan Lintasan IP 7. Dari tiap-tiap lintasan ini
diperoleh parameter-parameter berupa resisitivitas, PFE dan MF. Pengolaha data
dilakukan dengan menggunakan program surfer, Res2Dinv dan Rockworks.
Berdasarkan hasil pemodelan surfer dan perbandingan Res2Dinv, didapatkan
bahwa daerah yang paling prospek yaitu berada pada Lintasan IP 1, Lintasan IP 6
dan Lintasan IP 7 yang memperlihatkan Vein System. Zona mineralisasi emas
dapat terlihat jelas dari hasil rekonstruksi 3D dengan menggunakan Rockworks,
dimana daerah mineralisasi dicirikan dengan parameter resistivitas rendah
>100 m, PFE sedang antara 2% hingga 4% dan MF tinggi >150 m.hos/m yang
umumnya merupakan zona alterasi argilik. Daerah penelitian cukup prospek
dengan volume batuan yang mengandung emas sebesar 410m3. Dengan asumsi
densitas emas 2.2 gr 3 , maka kandungan emas sebesar 902x103 gr.
cm
68
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan hasil pengukuran IP dan pengolahan data IP menggunakan
Surfer dan Res2Dinv, terlihat bahwa daerah yang paling prospek adalah
berada pada Lintasan IP 1, Lintasan IP 2, Lintasan IP 3, Lintasan IP 6 dan
Lintasan IP 7.
2. Pada umumnya zona yang diperkirakan sebagai tempat mineralisasi emas
berada pada alterasi argilik dengan nilai resistivitas rendah < 100
sedang antara 2 % hingga 4 % dan MF tinggi >150 m.hos/m.
3. Zona mineralisasi emas dapat terlihat jelas dari hasil rekonstruksi 3D
dengan menggunakan Rockworks, dimana zona mineralisasi ditunjukkan
pada parameter Metal Factor dengan nilai tinggi, yaitu >150 m.hos/m. Di
daerah utara penelitian memanjang dari Barat hingga timur.
4. Hasil Rekonstruksi 3D memperlihatkan penyebaran vein system yang
menunjukkan bahwa daerah penelitian cukup prospek, dengan volume
emas sebesar 410m3 dan berat emas sebesar 902x103kg.
69
68
B. Saran
Untuk mendpatkan hasil yang lebih akurat pada tujuh lintasan khususnya pada
daerah prospek perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
metode geofisika yang lain agar keberadaan mineralisasi emas dapat terlihat jelas,
misalnya dengan dilakukan pengeboran (logging) dan pengambilan sampel batuan
pada lintasan-lintasan yang diduga sebagai tempat mineralisasi emas berada untuk
membuktikan batuan berprospek anomali mineralisasi emas tersebut.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sebagai daerah yang mengandung cadangan mineral
emas dan sulfida yang besar. Dimana potensi ini dibuktikan para peneliti dari
DEM (Devision Of Exploration and Mining) yang melakukan penelitian pada
daerah mineralisasi berkaitan dengan unsur vulkanik. Selain itu Indonesia adalah
daerah yang berada pada jalur pegunungan aktif. Oleh karena itu Negara kita
banyak terdapat sumber daya mineral, semua mineral
mineral yang ada dapat di
eksplorasi menggunakan metode geofisika yang tujuannya adalah mendapatkan
mineral ekonomis, mineral tersebut dapat berupa mineral logam, misalnya emas,
perak, tembaga, timah dan sebagainya.
Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Kondisi ini menyebabkan emas menjadi salah satu bahan tambang logam
mulia yang banyak dieksplorasi (Handini, 2006).
Mineral adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Meningkatnya tuntutan akan pengadaan bahan mineral maka menyebabkan orang
harus memperbaiki tekhnik eksplorasi mineral untuk menjangkau endapan
andapan yang terdapat dan tersembunyi di bawah permukaan bumi. Oleh karena
itu diperlukan informasi mengenai sifat
sifat fisik batuan di daerah eksplorasi,
2
untuk menafsirkan keadaan geologi di bawah permukaan. Salah satu metode yang
tepat untuk mendeteksi keberadaan endapan emas di bawah permukaan adalah
dengan menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik sendiri didefinisikan
sebagai suatu metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi
dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Salah satu metode geolistrik
yang baik digunakan untuk eksplorasi mineral logam adalah metode Induksi
Polarisasi atau metode polarisasi terimbas, prinsip kerja dari metode Induksi
Polarisasi ini adalah untuk mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada
permukaan mineral-mineral logam di bawah permukaan bumi (Hendrajaya dan
Arif, 1988).
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan zona mineralisasi emas bawah
permukaan di daerah Wates Provinsi Yogyakarta dan untuk menghitung sumber
daya emas pada daerah penelitian dengan menggunakan metode Induksi Polarisasi
(IP).
C. Batasan Masalah
Penelitian ini di batasi pada pendeteksian keberadaan mineral emas di daerah
Wates Provinsi Yogakarta dengan hasil pemodelan 2D menggunakan program
surfer dan Res2Dinv, dan prospek sumber daya (volume) dengan pemodelan 3D.
D. Manfaat penelitian
3
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daerah yang berpotensi
mengandung mineral emas dan sulfida di daerah Wates Provinsi Yogyakarta
sehingga dapat dijadikan sebagai masukan keekonomian sumber daya alam
daerah.