Samsidi 2. Bambang Ismanto M01816

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN KOTA SALATIGA Disusun oleh :

1. Samsidi 2. Bambang Ismanto

1 ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan implementasi manajemen sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren ditinjau dari rencana kerja, implementasi dan pengawasan pelaksanaannya. Kemudian mencari faktor-faktor pendukung dalam mewujudkan manajemen pendidikan di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga. Penelitian dilakukan di SMK Al Falah Salatiga, SMK Pancasila Salatiga, dan SMK-SPP Dharma Lestari Salatiga. Ketiganya bertempat satu lokasi dengan pondok pesantren. Salah satu hal yang menarik di dalam penelitian ini adalah keberadaan sekolah menengah kejuruan di bawah pengawasan pengasuh pondok pesantren. Data-data yang diperoleh adalah hasil observasi, studi dokumen dan wawancara dengan para kepala sekolah, pengasuh pondok pesantren, dan wakil kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui, bahwa pihak sekolah mampu menyusun rencana kerja dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan penguatan akidah agama. Selanjutnya mampu mensosialisasikannya kepada semua warga sekolah melalui rapat dewan guru, upacara bendera dan pertemuan dengan wali peserta didiknya. Di dalam implementasinya kepala sekolah mampu mengkoordinasi, mengarahkan semua wakil kepala sekolah, dan mampu memberi suritauladan, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang agamis dan kondusif untuk belajar. Pengawasan implementasi rencana kerja secara langsung dilakukan oleh kepala sekolah, dan secara tidak langsung oleh pengasuh pondok pesantren. Kata Kunci : Pondok Pesantren, Manajemen Sekolah, Rencana Kerja, Implementasi, Pengawasan. 2 PENDAHULUAN Pendidikan menengah kejuruan mempersiapkan peserta didik yang siap terjun dalam masyarakat. Mereka diharapkan dapat bekerja di dunia usaha dan industry maupun berwirausaha. Pendidikan pondok pesantren ikut berperan mempersiapkan peserta didik yang tidak hanya tamat pendidikan pondok pesantren tetapi juga lulus pada pendidikan umum. SMK Al Falah Salatiga, SMK Pancasila dan SMKā€“SPP Dharma Lestari kota Salatiga didirikan sebagai hasil pengembangan pendidikan pondok pesantren, hal tersebut diperlukan penyusunan rencana kerja, implementasi dan pengawasannya. Upaya meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan namun masih terdapat kekurangan antara lain perangkat manajemen yang belum memenuhi standar, keterlibatan orang tua yang belum optimal karena para orang tua hanya menyerahkan kepada pengasuh pondok pensantren. Peneliti tertarik untuk memaparkan keadaan yang sebenarnya dan memberikan saran upaya perbaikan manajemen. Berdasarkan uraian di atas ditemukan masalah implementasi manajemen pendidikan sekolah menengah kejuruan di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga sebagai berikut : 1 Bagaimana pihak sekolah menyusun rencana kerja SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga? 2 Bagaimana pihak sekolah mengim-plementasikan rencana kerja SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga? 3 Bagaimana pihak sekolah mengawasi implementasi rencana kerja SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga? TELAAH PUSTAKA Manajemen sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen di dalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk melayani yang dibutuhkan oleh pelanggan. Menurut Mulyasa 2002:20, fungsi manajemen sekolah merupakan kegiatan sekelompok orang yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan. Dalam implementasinya merupakan suatu proses yang saling berkesinambungan Lebih lanjut Mulyasa 2002:39, menjelaskan bahwa manajemen sekolah terbatas hanya pada satu sekolah saja. Sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan dapat menjangkau seluruh komponen sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional, dan internasional. Danim 2010:46 mendeskripsikan 3 bahwa manajemen sekolah merupakan kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan mengembangkan sumber daya sekolah melalui reformasi kemandirian, tata kelola keuangan sekolah, pemberdayaan masyarakat, penyediaan sarana prasarana pembelajaran, penentuan substansi kurikulum sekolah, dan muatan lokal. Berdasarkan uraian di atas, manajemen sekolah merupakan proses kerja sama di setiap unit kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruang lingkupnya meliputi penyusunan rencana kerja kurikulum, sumber daya peserta didik, guru karyawan, sarana dan prasarana, keuangan, serta layanan khusus pengguna jasa pendidikan. Implementasi manajemen sekolah kegiatannya, mencakup penyusunan rencana kerja, implementasi rencana kerja, dan pengawasan dalam mewujudkan implementasi rencana kerja. Manajemen sekolah merupakan optimalisasi sumber daya yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah dalam rangka tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efesien. Keberhasilan akan terlihat jika tujuan yang telah ditetapkan lebih banyak tercapai secara efektif dan efesien. Usman 2011:45 mengungkapkan peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari bagusnya hasil belajar atau bagus nilai ujian nasional namun dimulai dari input, proses, ouput dan outcomenya. Syukur 2011:51 menegaskan secara lebih spesifik, bahwa sekolah secara keseluruhan akan mencapai tujuan yang optimal bukan hanya prestasi siswa melainkan juga peningkatan mutu lembaga sekolah. Tanshzil 2003:3 menjelaskan bahwa lembaga pendidikan yang berada dalam lingkungan pondok pesantren model pembinaannya sarat dengan pendidikan nilai- nilai luhur agama. Suharto 2011:15 mengungkapkan pendidikan di lingkungan pesantren menciptakan dan mengembangkan kepribadian peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat. Lebih lanjut Suharto 2011:73 mengemukakan pesantren harus menjadi pusat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga penanaman, pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Frieda 2013:9 menjelaskan, bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki seseorang, mampu mengendalikan kesadaran emosi dirinya sendiri dan orang lain. Merujuk beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan di lingkungan pondok pesantren dapat membentuk peserta didik yang 4 belajar, menjadi embrio peserta didik yang unggul mempunyai penguatan nilai luhur agama, berpengetahuan, terampil dan mampu bersaing di era globalisasi. Hasil pendidikan dapat ditentukan oleh upaya memberikan wahana dalam mengembangkan potensi peserta didik. Kemampuan para pendidik dan tenaga kependidikan, dengan menggunakan sarana prasarana yang optimal dan dapat mewujudkan situasi kondisi sekolah yang kondusif dan proses pembelajaran yang nyaman. Syukur 2011:92 menjelaskan bahwa peserta didik dapat belajar dengan nyaman, dengan membuat wahana terbaik sebagai tempat pembelajaran. Upaya manajemen sekolah membuat peserta didik dapat belajar dengan nyaman menghasilkan pendidikan yang lebih berprestasi dan berkarakter. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan SMK di lingkungan pondok pesantren Kota Salatiga, yaitu SMK Al Falah Salatiga, SMK Pancasila Salatiga, SMK-SPP Dharma Lestari Salatiga, pendekatan yang digunakan dengan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh dengan metode wawancara kepada para kepala sekolah, sesepuh pondok pesantren, guru, siswa, dan didukung dengan hasil observasi peneliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SMK Al Falah Salatiga, terletak di Jalan Bima No 2, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SMK Pancasila terletak di Jalan Fatmawati No 11, Blotongan Sidorejo, Salatiga. SMK-SPP Dharma Lestari terletak di Jalan Dipomanggolo Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Kewenangan dalam pembelajaran guru mata pelajaran memperhatikan pedoman dalam standar proses pendidikan. Sehingga setiap guru mata pelajaran mempunyai kewenangan dan tanggung jawab terhadap perkembangan potensi peserta didik. Proses pembelajaran di pondok pesantren menjadi tanggung jawab para guru agama dengan bimbingan dari pengasuh pondok pesantren. Setiap periode tertentu atau sesuai dengan kalender pendidikan, SMK maupun pengasuh pondok pesantren melaporkan perkembangan proses pendidikan kepada orang tuawali. Manajemen sekolah menetapkan pedoman tata tertib bagi semua warga sekolah, peringatan dan sanksi dalam berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai positif hidup bermasyarakat di lingkungan sekolah. Pengasuh pondok turut mengawasi kegiatan pembelajaran di SMK, hasilnya disampaikan kepada kepala sekolah untuk 5 dijadikan rujukan dalam pembinaan proses pendidikan di SMK. Tujuan dari para pengasuh adalah untuk menjaga kondisi pembelajaran yang kondusif. Hal demikian dapat menimbulkan kepercayaan bagi pendidik maupun peserta didik dapat meraih prestasi akademik maupun non akademiknya yang lebih baik. Keberhasilan manajemen SMK dapat lihat dari peningkatan kualitas pembelajaran, nilai rata-rata hasil ujian nasional, kualitas kedisiplinan, budi pekerti, prestasi non akademik, dan dapat berkompetisi dalam meraih prestasi. Kegiatan pengawasan dilakukan dengan membuat rencana pemantauan, supervisi kelas dan memberikan masukan, kemudian tindak lanjutnya digunakan dalam peningkatan mutu sekolah dan mengantisipasi apabila terjadi penyimpangan. Pembahasan 1. Penyusunan Rencana Kerja Visi misi dan tujuan SMK di lingkungan pondok pesantren telah disosialisasikan, secara berkala, agar semua komponen sekolah dapat diarahkan kepada visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kondisi demikian manajemen SMK memiliki keyakinan, potensi, tantangan dan mempunyai orientasi yang jelas dalam mewujudkan kepuasan stakeholder. Dalam opersionalnya lembaga SMK lebih fokus, termotivasi dalam menentukan prioritas pengembangan baik dalam rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum penelitian ini mengungkapkan berbagai tujuan yang hendak dicapai oleh manajemen SMK di lingkungan pondok pesantren. Untuk mencapai tujuan tersebut lembaga diharapkan SMK memperhatikan langkah-langkah: 1 Menyusun visi, misi, dan tujuan, 2 Mengidentifikan tugas pokok dan fungsi unit- unit organisasi lembaga SMK, 3 Menentukan teknik dalam pencapaian visi, misi, tujuan yang ditetapkan, 4 Menyusun program kerja sekolah jangka pendek dan jangka panjang yang disertai penyusunan anggaran biaya yang diperlukan.

2. Implementasi Rencana Kerja