19
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Beton
Beton adalah sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentukannya seperti semen hidrolik Portland Cement, agregat halus, agregat
kasar, air dan bahan tambah Mulyono 2004. Sedangkan menurut Tjokrodimuljo 2007, beton adalah campuran antara semen portland, agregat, air, dan terkadang
ditambahi dengan menggunakan bahan tambah yang bervariasi mulai dari bahan tambah kimia, serta sampai dengan bahan bangunan non-kimia pada perbandingan
tertentu. Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana hanya sekedar
mencampurkan bahan – bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang plastis
sebagaimana yang sering kita lihat pada pembuatan bangunan sederhana, tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang lebih ketat
karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan seksama cara – cara memperoleh adukan beton. Beton segar fresh concrete yang baik dan beton
keras hardened concrete yang dihasilkannya juga baik. Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang, dapat
dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi segregasi pemisahan kerikil dari adukan maupun bleeding pemisahan air dan semen dari adukan. Hal ini
karena segregasi maupun bleeding mengakibatkan beton yang diperoleh akan jelek. Beton beton keras yang baik ialah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan
aus, dan sedikit mengalami perubahan volume Tjokrodimuljo,2007.
3.2 Beton Serat
Beton serat fiber concrete ialah bagian komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Bahan serat dapat berupa : serat asbestos,
serat tumbuh-tumbuhan rami, bambu, ijuk, serat plastik polypropylene, atau potongan kawat baja. Jika serat yang dipakai mempunyai modulus elastisitas yang
lebih tinggi daripada beton, maka beton serat akan mempunyai kuat tekan, kuat tarik, maupun modulus elastisitas yang sedikit lebih tinggi daripada beton biasa
Tjokrodimuljo 1996.
3.3 Beton Ringan