5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Konstruksi
Industri konstruksi adalah usaha yang berkaitan dengan jasa konstruksi yang mencakup semua pihak dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi,
pelaksana konstruksi dan juga pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku konstruksi. Jasa konstruksi adalah jasa yang menghasilkan prasarana dan
sarana fisik yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Industri konstruksi memerlukan suatu manajemen yang baik dalam pelaksanaan
pada proyek konstruksi. Oleh karena itu sering terjadi risiko yang muncul pada kegiatan di sector usahabisnis ini yang sering dialami clientowner, kontraktor,
konsultan, badan instansi pemerintah dan masyarakat sekitar.
2.2 Manajemen Konstruksi
Manajemen proyekkonstruksi adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal gagasan hingga
berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Untuk itu disusun suatu struktur organisasi yang
menunjukan jalur instruksi pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya organisasi pada
suatu proyek maka akan memudahkan manajemen pengelolanya sehingga pada
waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana. Deminkian pula biaya dan kualitas pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan.
Terdapat 3 hal utama yamg menjadi perhatian utama dalam setiap aspek perencanaan suatu proyek konstruksi, yaitu:
1. Waktu time
2. Biaya cost
3. Mutu quality
Ketiganya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses konstruksi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
hingga pemeliharaan. Tim proyek yang menangani proyek mempunyai tujuan untuk
merealisasikan bangunan ini dengan bekal sumber daya yang telah disediakan oleh pemillik proyek. Secara garis besar, tim proyek yang menangani proyek ini
terdiri dari dua proses, yaitu Proses Manajemen dan Tahap Proyek. Proses Manajemen mempunyai komponen-komponen yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain, yaitu perencanaan, pengendalian dan pelaksanaan. Setelah gambar rencana beserta hitungan yang sudah direncanakan sebelumnya selesai, kemudian
yang dikerjakan adalah pelaksanaan di lapangan. Pengendalian atau pengawasan proyek selalu dilakukan sebagai prosedur untuk memeriksa apakah yang
dikerjakan pelaksana di lapangan sudah benar sesuai dengan gambar rencana atau belum. Bila terjadi kesalahan, maka pelaksana wajib memperbaikinya. Namun
bila ada kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan proyek berjalan sesuai
dengan gambar kerja. Maka pengawas harus segera melaporkan situasi ini ke bagian perencana agar perencana mendesain ulang gambar kerja dan hitungannya.
Sementara itu Tahapan Proyek terdiri dari Penjelasan, Desain, Pengadaan dan Pelaksanaan. Penjelasan yang dimaksud di sini adalah kemauan owner untuk
mewujudkan bagian yang ingin direalisasikan. Kemudian tim perencana membuatkan desain yang diinginkan oleh owner. Setelah desain disetujui owner
maka tiap tahap berikutnya adalah pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan. Setelah alat dan bahan tersedia, maka tahapan berikutnya adalah melaksanakan
proyek tersebut. Ruang lingkup organisasi manajemen proyek meliputi beberapa tahap,
yaitu: 1.
Tahap Perencanaan Planning 2.
Tahap Pengorganisasian Organizing 3.
Tahap Pelaksanaan Contruction 4.
Tahap Pengawasan Controlling.
2.2.1. Perencanaan Planning
Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari pembangunan yang akan dibangun, termasuk pembuatan gambar-gambar perencanaan lengkap
dengan persyaratan teknis yang diperlukan. Perencanaan berarti juga menetapkan tujuan berdasarkan perkiraan yang akan terjadi dalam waktu yang akan datang.
2.2.2. Pengorganisasian Organizing
Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan yang mengatur dan menyusun organisasi yang akan melaksanakan pembangunan termasuk mengatur hubungan
kerja, tugas, dan wewenang antara unsur-unsur pelaksana pembangunan.
2.2.3. Pelaksanaan Construction
Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pekerjaan di lapangan dalam rangka mewujudkan bangunan yang akan dibangun. Dalam pelaksanaan ini
hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan perlu diatur, sehingga masing-masing unsur kerja dapat sesuai dengan bidangnya dan patuh
pada peraturan yang telah disepakati bersama.
2.2.4. Pengawasan Controlling
Kegiatan pengawasan dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pembangunan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Hasil akhir dari
pelaksanaan pembangunan pada umumnya ditentukan oleh hasil pelaksanaan pembangunan.
2.3 Unsur-unsur Pembangunan Proyek