Kondisi geometrik Kondisi lingkungan simpang

12

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Kondisi Simpang

3.1.1. Kondisi geometrik

Kondisi geometrik digambarkan dalam bentuk gambar sketsa yang memberikan informasi tanda kereb, lebar jalur pendekat, bahu dan median. Ukur lebar lajur pendekat pada bagian pendekat yang tersempit atau paling tidak 10m dari garis pertemuan batas lajur yang bersimpangan contoh pada gambar 3.1.. Gambar 3.1. Contoh Sketsa Geometrik dan Masukan Datanya Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia Jika median cukup lebar sehingga memungkinkan kendaraan melintas s impang dalam dua tahap dengan berhenti di tengan ≥3m, maka kotak di bagian bawah sketsa diisi “Lebar”, jika tidak ditulis “Sempit”, atau jika tidak ada dicatat “Tidak ada” PKJI 2014.

3.1.2 Kondisi lingkungan simpang

Kondisi lingkungan simpang dinyatakan dan terdiri dari dua parameter, yaitu: 1. Ukuran kota Pengkategorian ukuran kota ditetapkan menjadi lima berdasarkan kriteria populasi penduduk, ditetapkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Klasifikasi Ukuran Kota dan Faktor Koreksi Ukuran Kota F UK Ukuran Kota Populasi penduduk F UK Juta jiwa Sangat kecil 0.1 0.82 Kecil 0.1-0.5 0.88 Sedang 0.5-1.0 0.94 Besar 1.0-3.0 1 Sangat besar 3.0 1.05 Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 2. Gabungan dari tipe lingkungan, hambatan samping, dan kendaraan tak bermotor. Pengkategorian Tipe Lingkungan Jalan ditetapkan menjadi tiga, yaitu komersil, permukiman, dan akses terbatasa. Pengkategorian tersebut berdasarkan fungsi tata guna lahan dan aksesibilitas jalan dari aktivitas yang ada di sekitar simpang. Kategori tersebut ditetapkan berdasarkan penilaian teknis dengan kriteria subagaimana diuraikan dalam Table 3.2. Tabel 3.2. Tipe Lingkungan Jalan Tipe Lingkungan Kriteria Jalan Komersial Lahan yang digunakan untuk kepentingan komersial, misalnya langsung baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan. pertokoan, rumah makan, perkantoran, dengan jalan masuk angsung baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan. Pemukiman Lahan digunakan untuk tempat tinggal dengan jalan masuk langsung baik bagi pejalan kaki maupun kendaraan. Akses terbatas Lahan tanpa jalan masuk langsung atau sangat terbatas, misalnya karena adanya penghalang fisik; akses harus melalui jalan samping. Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia Pengkategorian hambatan samping ditetapkan menjadi tiga yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah. Masing-masing menunjukkan pengaruh aktivitas samping jalan di daerah simpang terhadap arus lalu lintas yang berangkat dari pendekat, misalnya pejalan kaki berjalan atau menyeberangi jalur, angkutan kota dan Bus berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, kendaraan masuk dan keluar halaman dan tempat parkir di luar jalur. Ketiga kategori tersebut ditetapkan sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Kriteria Hambatan Samping Hambatan Samping Kriteria Tinggi Arus berangkat pada tempat masuk dan keluar Simpang Terganggu dan berkurang akibat aktivitas samping jalan di sepanjang pendekat. Contoh adanya aktivitas naikturun penumpang atau ngetem angkutan umum, pejalan kaki, dan atau pedagang kaki lima di sepanjang atau melintas pendekat, kendaraan keluar- masuk sampang pendekat Sedang Arus berangkat pada tempat masuk dan keluar Simpang terganggu dan sedikit berkurang akibat aktivitas samping jalan di sepanjang pendekat. Rendah Arus berangkat pada tempat masuk dan keluar Simpang Tidak terganggu dan tidak berkurang oleh hambatan samping. Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia Ketiga kondisi lingkungan tersebut yaitu kondisi lingkungan simpang, kondisi HS simpang, dan besarnya R KTB digabungkan menjadi satu faktor koreksi lingkungan terhadap kapasitas dasar sebagaimana ditunjukan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. F HS Sebagai Fungsi dari Tipe Lingkungan Jalan, HS, dan R KTB Tipe Lingkungan HS F HS Jalan R KTB : 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 ш0,25 Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70 Komersial Sedang 0,94 0,89 0,85 0,80 0,75 0,70 Rendah 0,95 0,90 0,86 0,81 0,76 0,71 Tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72 Permukiman Sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73 Rendah 0,98 0,93 0,88 0,83 0,78 0,74 Akses terbatas TinggiSedang 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75 Rendah Catatan: Nilai koreksi hambatan samping pada Tabel 3.4. disusun dengan anggapan bahwa pengaruh KTB terhadap kapasitas dasar adalah sama dengan pengaruh kendaraan ringan, sehingga ekr KTB =1,0. Persamaan 3-1 di bawah ini dapat digunakan untuk menghitung F HS jika diyakini dengan cukup bukti bahwa nilai ekr KTB ≠1,0 misal untuk KTB berupa sepeda. F HS R KTB sesungguhnya = F HS R KTB =0 x 1-R KTB x ekr KTB . . . . . . . 3-1 Sumber: Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014

3.1.3 Data lalu lintas simpang

Dokumen yang terkait

EVALUASI KINERJA SIMPANG(Studi Kasus: Simpang Empat Antara Jl. Inspeksi Selokan Mataram dan Jl. EVALUASI KINERJA SIMPANG (Studi Kasus: Simpang Empat Antara Jl. Inspeksi Selokan Mataram dan Jl. Perumnas, Yogyakarta).

0 4 15

PENDAHULUAN EVALUASI KINERJA SIMPANG (Studi Kasus: Simpang Empat Antara Jl. Inspeksi Selokan Mataram dan Jl. Perumnas, Yogyakarta).

0 3 4

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI KINERJA SIMPANG (Studi Kasus: Simpang Empat Antara Jl. Inspeksi Selokan Mataram dan Jl. Perumnas, Yogyakarta).

0 9 7

KESIMPULAN DAN SARAN EVALUASI KINERJA SIMPANG (Studi Kasus: Simpang Empat Antara Jl. Inspeksi Selokan Mataram dan Jl. Perumnas, Yogyakarta).

0 2 33

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYALJL. MENTERI SUPENO – JL. BATIKAN – JL. VETERAN EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL JL. MENTERI SUPENO – JL. BATIKAN – JL. VETERAN DI KOTA YOGYAKARTA.

0 4 17

PENDAHULUAN EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL JL. MENTERI SUPENO – JL. BATIKAN – JL. VETERAN DI KOTA YOGYAKARTA.

1 3 6

KESIMPULAN DAN SARAN EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL JL. MENTERI SUPENO – JL. BATIKAN – JL. VETERAN DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 5

Evaluasi Kinerja Pada Simpang Empat Jl. Slamet Riyadi – Jl. Wimboharsono Kartasura Kabupaten Sukoharjo Doc1

0 0 1

Evaluasi Kinerja Simpang Tak Bersinyal Jl. Lawu – Jl. Kapten Mulyadi – Jl. Karanganyar-Matesih (Simpang Empat Siwaluh) IMG 20150807 0001

0 0 1

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jl. K. H. Dewantara - Jl. Kartika - Jl. Mojo bab 1

0 1 5