Carbon Monoksida CO Nitrogen Oksida NO Karbon Dioksida CO Oksigen O Hidrokarbon HC

nyala tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam persyaratan pemakaian bahan bakar minyak untuk mesin diesel atau ketel uap. Wikipedia, 2010

2.10 Emisi Gas Buang

Emisi gas buang didefinisikan sebagai zat atau unsur dari pembakaran di dalam ruang bakar yang dilepas ke udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Pembakaran di ruang bakar yang tidak sempurna menyebabkan emisi yang bersifat polutan, seperti HC, CO, NO x , Pb SO x , dan lainnya. Akbar, 2011

2.10.1 Carbon Monoksida CO

Gas karbon monoksida adalah gas yang relative tidak stabil dan cenderung bereaksi dengan unsur lain. Karbon monoksida, dapat diubah dengan mudah menjadi CO 2 dengan bantuan sedikit oksigen dan panas. Gas CO bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Akbar, 2011

2.10.2 Nitrogen Oksida NO

x Senyawa NOx adalah ikatan kimia antara unsur nitrogen dan oksigen. Dalam kondisi normal atmosphere, nitrogen adalah gas inert yang amat stabil yang tidak akan berikatan dengan unsur lain. Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk NO 2 . Inilah yang amat berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan membentuk asam nitrat. Akbar, 2011

2.10.3 Karbon Dioksida CO

2 Konsentrasi CO 2 menunjukkan secara langsung status proses pembakaran di ruang bakar. Semakin tinggi maka semakin baik. Akbar, 2011

2.10.4 Oksigen O

2 Konsentrasi dari oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi CO 2 . Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon. Akbar, 2011

2.10.5 Hidrokarbon HC

Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna bereaksi dengan oksigen maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida CO 2 dan air H 2 O. Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bensin AFR Air to Fuel Ratio sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada ujung knalpot cukup tinggi. Akbar, 2011

2.11 Rasio Bensin Ethanol

Dokumen yang terkait

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4- LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

0 4 14

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH KOMPONEN DAN SETTING PENGAPAIAN TERHADAP KINERJA MOTOR 4-LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM ETANOL DENGAN KANDUNGAN ETANOL 5%

0 4 72

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH KOMPONEN DAN SETTING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR 4-LANGKAH 113 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM-ETANOL DENGAN KANDUNGAN ETANOL 10%

0 3 77

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH KOMPONEN DAN SETTING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR 4-LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM ETANOL DENGAN KANDUNGAN ETANOL 10% VOLUME

0 3 76

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH KOMPONEN DAN SETTING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR 4-LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM ETANOL DENGAN KANDUNGAN ETANOL 15% VOLUME

0 5 73

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI CDI DAN KNALPOT TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH 150 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS

0 15 84

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI TIMING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH 100 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM-ETANOL DENGAN KANDUNGAN ETANOL 35%

0 4 56

KAJIAN TENTANG PENGGUNAAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM - PERTAMAX DAN PREMIUM - ETANOL PADA MOTOR EMPAT LANGKAH 110 CC

0 2 83

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM – ETANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 cc

2 20 94

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4- LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

10 27 67