semua public method, method argument, dan return values.
Sebuah web service harus dapat ditemukan
Web service yang dibuat harus disertai dengan mekanisme
sederhana untuk
mempublikasikannya. Mekanisme tersebut memungkinkan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk
menemukan service
dan mendapatkan lokasi antarmuka publiknya. Mekanisme
tersebut dapat berupa sistem terdesentralisasi atau sistem registry yang terpusat.
Intinya, web service yang lengkap adalah semua
service yang:
Tersedia melalui Internet atau jaringan privat intranet
Menggunakan sistem pesan XML yang terstandarisasi
Tidak terikat pada sistem operasi dan bahasa
pemrograman
Mendefinisikan diri sendiri melalui tata bahasa standar XML
Dapat dicari dengan mekanisme pencarian sederhana
Cerami E., 2002.
2.3 Teori Sistem Informasi Geografis
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis
Penggunaan sistem
Informasi geografis
SIG meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan
pemakaian sistem ini terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis terutama di negara-
negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat
besar peranannya dalam perkembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan teknologi
SIG banyak mendasarkan pada teknologi digital ini
sebagai alat analisis Kartika Tim PKM UNS, 2008. Sistem
Informasi Geografis SIG adalah sebuah alat bantu manajemen berupa
Informasi menggunakan
teknologi komputer yang berkaitan erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta
peristiwa – peristiwa yang terjadi di muka bumi.
Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis
database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta
analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan
melalui analisis
geografis melalui
gambar-gambar petanya.
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini telihat dari banyaknya definisi SIG
yang telah beredar. Selain itu, SIG juga merupakan suatu kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru,
digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Dari definisi yang ada,
diambil satu buah definisi yang dapat mewakili SIG secara umum yaitu sistem Informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa dan menghasilkan data bereferensi geografi
atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengolahan seperti
penggunaan lahan,
sumber daya
alam, lingkungan
transportasi, perencanaan fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya Kartika Tim PKM UNS, 2008.
Komponen SIG
adalah sistem
komputer, data
geospatial dan pengguna, seperti pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Komponen Kunci SIG
Kartika Tim PKM UN, 2008
Data yang diolah pada SIG ada 2 macam yaitu data geospasial atau yang biasanya disebut data spasial dan
data non-spasial. Jika pada gambar diatas data non- spasial tidak digambarkan karena memang dalam SIG yang
dipentingkan adalah tampilan data secara spasial. Data spasial adalah data yang berhubungan dengan
kondisi geografi misalnya sungai, wilayah administrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya. Seperti yang telah
diterangkan pada gambar diatas, data spasial didapatkan dari peta, foto udara, citra satelit, data statistik
dan lain-lain. Hingga saat ini secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi
entity spasial adalah konsep
raster dan vector. Sedangkan
data non- spasial
adalah selain data spasial yaitu data yang berupa
text atau angka. Biasanya disebut dengan atribut.
Data non-spasial ini akan menerangkan data spasial atau sebagai dasar untuk menggambarkan data spasial.
Dari data non-spasial ini nantinya dapat dibentuk data
spasial. Misalnya
jika ingin
menggambarkan peta
penyebaran penduduk
maka diperlukan
data jumlah
penduduk dari masing-masing daerah data non-spasial, dari data tersebut nantinya kita dapat menggambarkan
pola penyebaran penduduk untuk masing – masing daerah Kartika Tim PKM UNS, 2008.
2.3.2 Konsep Model Data spasial Pada SIG