Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

28 2. Jaelani 2014, Pengembangan wisata islami merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak hotel dan restoran, dan sekaligus meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Pengembangan wisata islami memerlukan fungsi pengelolaan yang kreatif dan inovatif berdasarkan atas perencanaan yang matang, pelaksanaan yang konsisten, dan evaluasi yang terukur dan konstruktif. Pembangunan wisata islami dilakukan secara terintegrasi dan holistik yang akan mewujudkan kepuasan semua pihak. Perlunya integrasi aspek-aspek terkait yang terdiri dari aspek daya tarik destinasi, aspek transportasi atau aksesibilitas, aspek fasilitas utama dan pendukung, dan aspek kelembagaan. Dalam pengelolaan daerah sebagai pusat wisata maka diperlukan penataan sentra bisnis masyarakat lokal yang mestinya dapat digalakkan, penataan penginapan, hotel, dan sejenisnya yang diarahkan pada pada area sub urban atau pinggiran kota untuk mengurangi kekroditan kota, dan penataan daerah atraksi wisata baik yang givenalamiah maupun man-madebuatan yang dapat diarahkan pada kawasan rural atau countryside. 3. Dini Andrani, dkk 2015, Kondisi pariwisata syariah di Indonesia masih belum maksimal. Padahal jika digarap lebih serius, potensi pengembangan wisata syariah di Indonesia sangat besar. Belum banyak biro perjalanan yang mengemas perjalanan inbound dengan paket halal travel, tetapi lebih banyak pengemasan perjalanan outbound seperti umrah dan haji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan potensi destinasi 29 wisata syariah di Indonesia, menganalisis kesiapan masing-masing destinasi wisata melalui persepsi pelaku usaha wisata dan wisatawan dalam mengembangkan wisata syariah di Indonesia, dan menghasilkan strategi yang tepat untuk mengembangkan wisata syariah sesuai karakteristik destinasi wisata di Indonesia. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui FGD, wawancara mendalam dan penyebaran kuesioner terhadap 100 orang wisatawan di Aceh dan Manado. Berdasarkan hasil kajian ini, Aceh sudah cukup optimal mencanangkan wisata syariah dalam produk wisatanya namun masih memerlukan beberapa perbaikan atau strategi dalam menggaet wisman Malaysia sebagai market utamanya. Sementara, Manado ditemukan belum optimal atau belum siap dalam pengembangan wisata syariah dan masih cukup banyak yang harus disiapkan jika akan mengembangkan wisata syariah.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkanmelukiskan fenomena atau hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat Natsir, 1998 dalam Wahid, 2015. Penelitian deskriptif digunakan bertujuan agar peneliti dapat menggambarkan dengan lebih baik sifat-sifat yang diketahui keberadaannya serta relevan dengan variabel-variabel yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kawasan wisata Keraton Yogyakarta. Lokasi tersebut dijadikan sebagai objek penelitian didasarkan atas berbagai hal, salah satunya karena Keraton Yogyakarta merupakan kerajaan Islam yang masih berdiri kokoh dan masih dilakukannya tradisi-tradisi kerajaan dalam memperingati hari besar Islam.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data perimer merupakan data yang diperoleh melalui interaksi secara langsung kepada responden dengan melakukan wawancara dan dibantu dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada warga dan wisatawan yang berada di sekitar kawasan wisata Keraton Yogyakarta. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari suatu instansi, serta sumber pustaka yang ada. 30 31

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling , yaitu metode pengambilan sampel dengan prosedur pengambilan sampel yang sangat mudah, unit pemilihan sampel hanya satu macam, kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan, cukup dengan gambaran garis besar dari populasi dan merupakan disain sampel yang paling sederhana dan mudah. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih atau teknik pengambilan sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan bersedia untuk dijadikan responden. Penentuan sampel yang dicari dengan memakai rumus Slovin, yaitu : � = � 1 + � � 2 Keterangan : n : Jumlah sampel yang akan diteliti N :Jumlah populasi warga disekitar kawasan wisata Keraton Yogyakarta tahun 2015 e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir ditetapkan 10

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara , merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan.