Analisis pengaruh faktor fundamental ekonomi terhadap pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika setelah diterapkannya sistem Nilai Tukar mengambang bebas di Indonesia

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI
TERHADAP PERGERAKAN NILA!: TUKAR RUPIAH TERHADAP
DOLLAR AMERIKA SETELAH DITERAPKANNYA SISTEM NILAI
TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA







mlillllllllr.

Ulll_
________

..._

OLEH:
AKHYAR ISTIKHORY


10308102!>252

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA

2008

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI
TERHADAP PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPT 4.H TERHA..DAP
DOLLAR AMERIKA SETELAH DITERAPKANNY A SISTEM NILAI
TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Jimu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Di bawah Bimbingan

Pembimbing !


Pembimbing II

セ@

Prof. Dr. Ahmad Rod'o .. i, MM
NIP. 150 317 955

Indoyama Nasarudin, SE,.MAB
NIP. 150 317 593

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIB1AYATULLAH

•I

JAKARTA

2008


ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI TERHADAP
PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA
SETELAH DITERAPKANNY A SISTEM NILA! TUKAR MENGAMBANG
BEBAS DH INDONESIA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:
AKHYAR ISTIKHORY
!03081029252

Di bawah Bimbingan
Pembimbing I

Pror. nr. A11ma
NIP.150317955

NLセ@


セ。ッQZᆪエm@

Pembimbing II

Indoyama Nasarndin SE .MAB
NIP. 150 317 593

Penguji Ahli

セM

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDA YA TULLAH

•(


JAKARTA
2008

Hari ini Kamis Tanggal 07 Bulan

Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah

'Jilakukan Ujian Komprehensifatas nama Akhyar lstikhory NIM: i03081029252
dengan judul Skripsi "Al'vALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL

EKONOMI

TERHADAP

PERGERAKAN

NILA/

TUKAR


RUPIAH

TERHADAP DOLLAR AMER/KA SETELAH DITERAPKANNYA SISTEM
NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA". Memperhatikan
penampilan n.ahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gel11r Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islnm
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta.08 September 2008

pセエm@

Tim Penguji Komprehensif

Ke tu a

Titi Dewi Warninda, SE.,MSi
Sekertaris


Prof. Dr. Ahdnl Hamid,
Penguji Ahli
mセ@

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pribadi
Nama

: AKHYAR ISTIKHORY

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat tanggal Lahir: Jakarta, 15 Juni 1983
Kebangsaan

: Indonesia


Status Perkawinan

: Belum Menikah

Alamat

: JI. Malaka Rt 0 I 0/06 Ke!. Roro1an Kee. Cilincing Jakarta
Utara 14140

No. Telepon

: 0856 9268 6564

E-mail

: akhyar_l25@yahoo.co.id

Pendidikan
Formal
1991-1997


: MI Imadunnajah .Jakarta

1997-2000

: MTs Negeri 15 Jakarta

2000-2003

: SMUN 73 Jakarta

2003-2008

: U1N Syarif Hidayatullah Ciputat

ABSTRACT
The research is aimed analyze the influence rupiah exchange rate against
US Dollar. Variable used is this research are rupiah exchange rate, inflation,
interest rate, money supply, balance of payment (BOP), gross domestic product
(GDP) and import both in Indonesian and United State. Data USf!d in this

research are quarterly time series data. Namely in period some 1998. 1 to
2007.4.the analysis tools in this research are Error Correction Model (ECM).
The result ofthis research concluded that variables qf the rupiah exchange
rate against US dollar such as are iriflation, interest rate, money supply, balance
of payment (BOP), gross domestic product (GDP) and import value has been
stationer. ECM analysis result in the valid model on the rupiah exchange rate
against US dollar. it is showed by the significant ECT at a= 0.05, the regression
coefficient value is 0.984072 . the determination coefficient showed that about
95% of the nipiah exchange rate against US dollar could be explained by the
variable of the model.
Key Word

: Error Correction Model (ECM), exchange rate, inflation,
interest rate, Ml, GDP, BOP and import.

ABS'fRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika Serikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (kurs), Inflasi, Suku Bunga, Jumlah
Uang Beredar (Ml), Balance Of Payment (BOP), Gross Domestic Product (GDP)

dan lmpor antara Indonesia dengan Amerika. Data yang digunakan adalah data
kuartal time series semenjak 1998. l - 2007.4. alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Model Koreksi Kesalahan.
Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel-variabel dari
faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat seperti Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar (Ml), Balance of
Payment (BOP), Gross Domestic Product (GDP) dan lmpor adalah Stasioner.
Hasil analisis Model Koreksi Kesalahan ini merupakan model yang valid terhadap
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (kurs). Hal ini ditunjukkan
dari nilai ECT yang signifikan pada a = 0.05, koefisien regresi dengan nilai
0.984072, koefisien determinasi menuajukkan bahwa sekilar 95% dari Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (kurs)dapat dijelaskan oleh variabelvariabel dalam model.
Kata Kunci

: Error Corection Model (ECM), Kurs, Inflasi, Ml, GDP, BOP dan
impor

KATA PENGANTAR

セIゥMャイN[@

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat sehat dan iman-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia kepada
jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis baik baik dalam pengetahuan
maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan rendah hati dan
lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun
dari semua pihak. Penyelesaian ini skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi
beberapa pihak, karenanya penulis penulis dengan sepenuh hati mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak secara
langsung yang membantu, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi
ini bias selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih
kepada:
I. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda (Alm) dan lbunda

tercinta

yang

senantiasa

memberikan

doa,

bimbingan,

kesabaran,

keikhlasannya dan bantuan baik secara moril maupunm materil. Semoga Allah
SWT selalu memberikan perlindungan dan rahmatNya pada Ayahanda (Alm)
dan Ibunda tercinta.
2. Bapak Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini, dari proses
review samapi selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah
kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan
memberikan solusi kepada penulis.

3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE. MAB. selaku dosen pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini,
hingga skripsi ini selesai.
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku dekan Fakulatas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarifuidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS. Selaku penguji ahli terimakasih atas
nasehat dan curahan ilmunya.
6. Seluruh dosen, karyawan dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya,
semoga bennanfaat bagi kami.
7. Pegawai perpustakaan Bank Indonesia (BI) Jakm1a, yang telah banyak
membantu penulis dalam untuk mendapatkan data..da!a yang diperlukan oleh
penulis.
8. Terima kasih kepada kakek, nenek, ncank, ncink dan adik-adik aku atas segala
bantuannya baik moril maupun materil.
9. Terima kasih kepada teman-teman manajemen angkatan 2003, yang ada di
kelas manajemen A, B, C dan D. Khususny_a bagi teman-teman kelas
manajemen C angkatan 2003, tumbuh dan berkembang di kelas manajemen C.
Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
10. Terima kasih khususnya kepada temanku Dida Yunta Hendrasman
(pembimbing ke-3) dan Samsul Anwar AH, terima kasih atas segala
bimbingan, sharing dan bantuannya selama ini sehingga skripsi ini dapat
selesai.
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena
keterbatasan ruang dan waktu. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap
kebaiakn yang telah kalian berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiiin
Jakarta, 08 September 2008
Penulis

3. Pendekatan Moneter .......................................................... 23
a Versi Harga Luiwes ...................................................... 23
b Versi Harga Kaku ......................................................... 24
4. Pendekatan Kesimbangan Portofolio .......................................25
D. Penelitian sebelumnya ............................................................ 26
E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 29
F. Hipotesis Penelitian .............................................................. .30
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................34
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... .34
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... .34
C. Metode Analisis .................................................................. .35
I. Uj i Akar Unit ................................................................. .36

2. Uji Derajat Integrasi.. ...................................................... .37
3. Uji Kointegrasi. ...............................................................37
4. Uji Signifikasi. ................................................................ .38

a. Uji t .........................................................................38
b. Uji F ....................................................................... .40
c. UjiR2...................................................................... .41
D. Operasional Variabel ............................................................. .41
BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. .4S

A. Gambaran Sejarah Singkat Perkembangan Nilai Tukar (kurs) Dari Kurs
Tetap (Fi-v:ed Exchange Rate) Sampai Kurs Mengambang Bebas (Free

Floating Exchange Rate) di Indonesia ......................................... .45

B. Hasil dan Pembahasan ............................................................ .52
1. Uji Akar Unit. ................................................................ .52
2. Uji Derajat Integrasi. .........................................................54
3. Uji Kointegrasi.. ............................................................. .55
4. Estimasi Error Correction Model (ECM) .................................57
a. Estimasi Jangka Pendek ................................................. 57
b. Estimasi Jangka Panjang ................................................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 69
A. Kesimpulan .........................................................................69
B. Implikasi. ...........................................................................70
Daftar Pustaka .................................................................................................. 71
Lampiran ..................................................................................... 74

Daftar Tabel

1. Tabel 4.1 Uji Akar Unit
2. Tabet 4.2 Uji Kointegrasi Pada Tingkat Level
3. Tabel 4.3 Uji Kointegrasi Pada Tingkat Pembedaan Satu
4. Tabel 4.4 Uji Kointegrasi Pada Tingkat Pembedaan Dua
5. Tabel 4.5 Hasil Analisis Model ECM Jangka Pendek
6. Tabet 4.6 Estimasi Jangka Pendek
7. Tabel 4.7 Hasil Analisis Model ECM Janl;lka Panjanl;l
8. Tabel 4.8 Estimasi Jangka Panjang

Daftar Gambar

1. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar
2. Gambar 2.1 Perubahan Kurs ValutaAsing
3. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Daftar Lampiran

1. Lampiran I Uji Akar Unit

2. Lampiran 2 Uji Kointegrasi
3. Lampiran 3 Estimasi ECM Jangka Panjang
4. Lampiran 4 Estimasi ECM Jangka Pendek
5. Lampiran 5 Data
6. Lampiran 6 Hasil Data yang Diolah

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika
setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 telah membawa dampak dalam
perkembangan perekonomian nasional baik dalam sektor moneter maupun
sektor riil. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi
sangat besar pada awal penerapan sistem tersebut. Hal ini membuat
meningkatnya derajat ketidak pastian pada aktivitas bisnis dan ekonomi di
Indonesia. Banyak faktor, baik yang bersifat non ekonomi maupun ekonomi,
yang dituduh menjadi penyebab dari 「・セァZェッャ。ォョケ@

nilai tukar tersebut.

Perkembangan ekonomi intemasional yang semakin pesat, hubungan
ekonomi antar negara akan semakin terkait dan akan mengakibatkan arus
perdagangan barang atau uang mauapun modal antar negara. Terjadinya
perubahan indikator makro di negara lain, secara tidak langsung akan
berdampak pada indikator suatu negara.
Berbicara tentang valuta asing tidak terlepas dari pasar valuta asing,
yang didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar keuangan dimana mata uang
asing dipertukarkan satu sama lain. Menurut Eitmann ada tiga fungsi utama
pasar valuta asing, yaitu : (Rasmo Sairnun : 1998)

l. Transfer Purchasing Power, fungsi perpindahan daya beli dalam transaksi
valuta asing intemasional.
2. Provision Of Credit, fungsi penyediaan kredit untuk transaksi dagang
intemasional.
3. Minimizing Foreign Exchange Risk, minimasi resiko fluktuasi valuta asing
antara lain dalam bentuk hedging.
Peristiwa dibidang ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997
di kawasan Asia adalah krisis ekonomi yang temtama sekali menghantam
nilai tukar mata uang negara-negara di Asia dan mempengarnhi pasar valuta
asing. Akibatnya nilai tukar mata uang di Asia mengalami depresiasi yang
sangat tajam terhadap dollar AS. Dampak krisis nialai. tukar dirasakan sangat
buruk bagi perekonomian Indonesia, pada akhir tahun 1997 nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS turun sebesar 85,46%. Akibatnya sektor-sektor ekonomi
menjadi lumpuh, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator makro ekonomi.
Karalderistik negara Indonesia sebagai small and open economic,
menganut sistem devisa bebas dan ditambah dengan penerapan sistem nilai
tukar mengambang (free floating exchange rate system) menyebabkan
pergerakan nilai tukar rupiah di pasar uang menjadii rentan oleh pengaruh
faktor ekonomi dan non ekonomi. Untuk mengurangi gejolak nilai tukar yang
berlebihan, maka pelaksanaan intervensi oleh Bank Indonesia dalam pasar
uang menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Kestabilan
nilai tukar akan memberikan kepastian bagi pelaku-pelaku ekonomi dalam

melakukan usahanya yang pada akibatnya berdampak pada stabilitas secara
makro.
Di Indonesia , ada tiga sistem yang digunakan dalam kebijakan nilai
tukar rupiah sejak tahun 1971 hingga sekarang. Antara tahun 1971 hingga
1978 dianut sistem tukar tetap ( fzxed exchange rare) dimana nilai rupiah
secara langsung dikaitkan dengan dollar Amerika Serikat ( USD). Sejak 15
November 1978 sistem nilai tukar diubah menjadi mengambang terkendali
(managed floating exchange rate) dimana nilai rupiah tidak lagi semata-mata

dikaitkan dengan USD, namun terhadap sekeranjang valuta partner dagang
utama. Maksud dari sistem nilai tukar tersebut adalah bahwa meskipun
diarahkan ke sistem nilai tukar mengambang namun tetap menitikberatkan
unsur pengendalian. Kemudian terjadi perubahan mendasar dalam kebijakan
mengambang terkendali terjadi pada tanggal 14 Agustus 1997, dimana jika
sebelumnya Bank Indonesia menggunakan band sebagai guidance atas
pergerakan nilai tukar maka sejak saat itu tidak ada Iagi band sebagai acuan
nilai tukar. Namun demikian cukup sulit menjawab apakah nilai tukar rupiah
sepenuhnya dilepas ke pasar ( free floating) atau masih akan dilakukan
intervensi oleh Bank Indonesia. Dengan mengamati segala dampak dari sistem
free floating serta dikaitkan dengan kondisi atau struktur perekonomian

Indonesia selama ini nampaknya purely free floating sulit untuk dilakukan.
Kemungkinannya adalah Bank Indonesia akan tetap mempertahankan
managed floating dengan melakukan intervensi secara berkala, selektif, dan

pada timing yang tepat.

Dengan melemahnya nilai tukar mata uang Indonesia menandakan
lemahnya kondisi untuk melakukan transaksi luar negeri baik itu untuk
ekspor-impor maupun hutang luar negeri. Terdepresiasinya mata uang
Indonesia menyebabkan perekonomian Indonesia meqjadi goyah dan dilanda
krisis ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap mata uang domestik.
Upaya pengendalian nilai tukar rupiah tidak selalu diartikan pada
penekanan "range" fluktuasi dalam interval yang sangat sempit, tetapi
stabilitas nilai tukar rupiah lebih diartikan menjaga nilai tukar rupiah yang
bergerak teratur (uncertainly manner). Oleh karena itu, apabila nilai tukar
rupiah berfluktuasi sangat tajam karena faktor "uncertainly". Maka diperlukan
" guidance" dan otoritas moneter dengan melakukan intervensi.
Ketergantungan Indonesia terhadap bantuan dan investasi dari luar
negeri menyebabkan rentannya perekonomian didalam negeri terhadap
perubahn perekonomian internasional. Apalagi saat ini terjadi kecenderungan
. nilai rupiah melemah yang menyebabkan kecenderungan pelarian modal ke
luar negeri. Pelarian modal ini akan kembali berdarnpak terhadap beberapa
variabel makro yaitu tingkat suku bunga, tingkat harga maupun nilai tukar dan
inflasi akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Beberapa karakteristik lain yang juga perlu dipertimbangkan bagi
negara yang akan menganut salah satu sistem dalam kelompok nilai tukar
tetap yaitu adanya penegakan hukum dan fundamental ekonomi yang kuat.
Kedua syarat ini terutama diperlukan bagi yang akan menerapkan sistem
dewan mata uang (currency board). Negara yang tidak memenuhi

karakteristik tersebut tentunya lebih cocok menganut :;istem nilai tukar bebas
mengambang atau sistem intermediate. Beberapa negara besar seperti
Amerika Serikat dan sebelas negara yang tergabung dalam Uni Eropa
mendapatkan manfaat yang lebih besar jika menerapkan sistem nilai tukar
bebas mengambang. Dengan menganut sistem

ini, mereka memiliki

independensi kebijakan moneter. Perumusan kebijakan monetemya lebih
memperhatikan kepentingan ekonomi dalam negeri daripada kondisi ekonomi
negara-negara yang mengacu pada fluktuasi dolar atau menggunakan dolar
sebagai mata uang resmi (dolarisasi). Untuk meni:egah dampak gejolak
keuangan intemasional akibat perubahan kebijakan suatu negara besar
terhadap mata uangnya di masa mendatang, maka perlu didorong adanya
persaingan dolar AS, Euro, dan Yen di pasar uang intemasional. Hal ini
dimungkinkan apabila ketiganya menganut sistem bebas mengambang.
Pembicaraan mengenai penentuan kurs valuta asing sekarang rm
semakin banyak diperdebatkan. Jika dilihat dari sudut pandang pendekatan
moneter, para ekonom pada umumnya melihat kurs valuta asing dipengaruhi
oleh variabel fundamental ekonomi , antara lain jumla.h uang beredar, tingkat
output riil dan tingkat suku bunga ( Mac Donald dan Taylor, 1992,4).
Sementara itu Tucker et,al (1991) menambahkan variabel inflasi dalam model
tersebut. Selain itu ada pula ekonom yang mempertimbangkan asa pasar
(market sentiment) sebagai faktor yang menentukan tinggi rendahnya kurs

valuta asing. Pendekatan moneter merupakan pengembangan konsep paritas
daya beli dan teori kuantitas uang. Pendekatan ini menekankan bahwa

ketidakseimbangan /curs valuta asing terjadi karena ketidakseimbangan di
sektor moneter yaitu terjadinya perbedaan antara permintaan uang dengan
penawaran uang ( jumlah uang beredar) (Mussa: 1976)
Gambar I.I
Grafik Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS
125001
10000

0 +n..
n-.TI
. .T.M
. . .TMT.rrr
.
• • .n..
tョNセ[iGイQ@

Jan.01

Mar.02

Ii ii "

May.03

Jul.04

I I .. "

Sep.05

..

Nov.Of.

Sumber : Bank Indonesia
Pencatatan transaksi valuta asing dapat menyaingkut tiga tahap, yaitu
sebagai i.>erikut :
I. Penjabaran untuk mencatat transaksi pada tanggal transaksi. Pada tanggal

transaksi perlu mengukur dan mencatat dalam suatu mata uang tertentu
jumlah barang atau jasa yang dibeli atau dijual atau jumlah pinjaman yang
diterima atau diberikan dan jumlah utang atau piutang perusahaan.
2. Penyesuaian atau koreksi berikutnya atas bagian transaksi yang belum
diselesaikan (seperti jumlah utang atau piutang pernsahaan) jika ada.
Tujuannya adalah untuk mencenninkan kurs yang berlaku pada tanggal
neraca dan perubahan kurs antara tanggal transaksi sampai dengan tanggal
penyelesaian. Ini disebabkan oleh jumlah nilai dalam mata uang sendiri

Periode penelitian ini dari tahun 1998- 2007. Penulis memilih periode
tersebut dikarenakan penulis ingin mengetahui perkembangan nilai tukar
rupiah setelah diterapkannya nilai tukar mengambang bebas dan rentan waktu
I 0 tahun cukup untuk mengbasilkan suatu penelitian yang baik. Dan pada
periode tersebut juga terjadi 4 kali peralihan pemerintahan yaitu, dari
pemerintahan Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
Presiden Megawati Soekamo Putri dan Presiden Susitlo Bambang Yudoyono
sehingga diharapkan terjadi perubahan. Perubahan makro ekonomi yang
mempengaruhi valuta asing.

B. Perumusan Masalah
Berrdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah faktor perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga riil, perbedaan
jumlah uang beredar, perbedaan Gross Domestic Product (GDP),
perbedaan Balance Of Payment (BOP) dan
pセイ「・、。ョ@

Impor antara

Indonesia dengan Amerika, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pergerakan atau perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika?
2. Variabel makro ekonomi manakah yang paling berpengaruh terbadap nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat periode 1998 triwulan 1 2007 triwulan 4?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian yang penulis teliti adalah :
1. Untuk menganalisis faktor perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga riil,
perbedaan jumlah uang beredar, perbedaan Gross Domestic Product
(GDP), perbedaan Balance qf Payment (BOP) dan perbedaan Impor
antara Indonesia dengan Amerika, mempunyai pe:ngaruh yang signifikan
terhadap pergerakan atau perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika.
2. Untuk menganalisis variabel makro ekonomi yang paling berpengaruh
terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat periode 2003
triwulan I - 2007 triwulan 4?.
Dan adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran pihak-pihak yang berke!Jentingan, antara
lain :
I. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menerapkan
teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dibidang manajemen
keuangan pada umumnya dan penilaian perusahaan melalui kinerja
finansial pada khususnya.
2. Bagi investor
Hasil ini dapat dipergunakan sebagai tamhahan informasi melalui
kineija finansial sehingga dapat membantu investor dalam membuat
keputusan investasi.

3. Bagi akademisi
Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan untuk mendalami penelitian ini serta sebagai tambahan khasanah
literatur dibidang manajemen keuangan khususnya trntang aliran modal.
4. Bagi perusahaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bisa dijadikan sebagai
alat prediksi nilai tukar, serta instrumen-instrumen derivatif dapat
digunakan untuk mengurangi tingkat resiko perusahaan yang transksinya
menggunakan mata uang asing

BAJBII
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Valuta Asiug
Pasar valuta asing merupakan suatu bentuk ;pasar keuangan dimana
valuta asing dipertukarkan satu sama dengan yang lainnya, yang di kenal
dengan transaksi valuta asing (foreign exchange transaction). Dalan1 pasar
modal tersebut terdapat 3 jenis transaksi valuta asing, yaitu : (Mudrajat
Kuntjoro : 1996).
I. Spot Transaction, transaksi dalam valuta asing yang penyerahailllya
dilakukan dengan segera dengan jangka waktu maksimal 2 hari setelah
tanggal transaksi. Pada transaksi jenis ini, nilai kurs ditentukan pada saat
terjadinya kontrak.
2. Forward Transaction, Transaksi valuta asing dimana penyerahannya
dilakukan pada tanggal tertentu yang telah disetujui, dengan nilai kurs
ditentukan pada saat kontrak.
3. Future Transaction, taransaksi valuta asing yang mirip dengan forward

transaction, tetapi dalam masa maturity terjadi penyesuaian nilai kurs
yang disesuaikan dengan kurs pasar.
Pasar valuta asing tidak hanya menyangkut kurs/harga valuta asing
saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara
lain : eksportir-importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral dalam hal

11

ini adalah Bank Indonesia. Untuk lebih jelasnya bagaimana mereka saling
berhubungan sehingga membentuk pasar valuta asing. (Nopirin : 1991)
Pemahaman

mengenai

tinggi

rendahnya

nilai

tukar

akan

mempengaruhi tindakan yang akan diambil oleh pelakn-pelaku ekonomi
dalam pasar valuta asing. Apakah akan membeli, menjual atau menahan
sementara waktu untuk mendapat keuntungan dari fluktuasi nilai tukar. Dalam
berbagai literatur dijelaskan banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai
tukar.

Menurut

McDonald

dan

Taylor

(1992),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi fluktuasi nilai tukar adalah variabel-variabel ekonomi yang
mempengaruhi fundamental ekonomi suatu negara. Variabel tersebut meliputi
: jumlah uang beredar, suku bunga dan tingkat output riil. Sedangkan Jeff
Madura (2000) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi yang
mempengaruhi fluktuasi nilai tukar ada 3 macam, yaitu :
I. Faktor Fundamental, berkaitan dengan indikator ekonomi.
2. Faktor Teknis, berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran valuta
asing.
3. Faktor Sentimen Pasar, berkaitan dengan rumor yang bersifat insidentil
yang dapat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar valuta asing dalam jangka
pendek.
Tiga pokok prinsip dalam bursa valas :
I. Pengertian kurs jual dan kurs beli selalu dilihat dari kepentingan atau
keuntungan pihak bank atau money changer atau pedagang.

2. Kurs jual selalu lebih tinggi dari pada !curs beli atau sebaliknya kurs beli
selalu lebih rendah dari kurs dari kurs jual.
3. Kurs jual atau beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan kurs jual
atau beli mata uang (val as) lawannya. Dengan kata lain kurs jual atau beli
USD adalah sama dengan kurs beli ataujual rupiah.
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fimgsi pokok dalam
membantu kelancaran lalu lintas pembayaran intemasional :
I. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu
negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat
dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh
bank-bank serta para pedagang.
2. Memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak
jual beli dengan kredit.
3. memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan
hedging apabila pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta

asing di pasar valuta asing yang berbeda, untuk menghilangkan atau
mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs.

B. Kurs
Kurs adalah perbandingan jumlah dua mata uang yang dipertukarkan

(diperjualbelikan). Menurut Sadono Sukirno (2000) kurs atau nilai mata uang
asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri
yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing.

1. Sistem Nilai Tukar

Pemilihan sistem nilai tukar pada dasarnya didasarkan pada
beberapa pertimbangan, diantaranya : tingkat keterbukaan perekonomian
suatu negara terhadap perekonomian dunia : tingkat kemandirian
kebijakan ekonomi suatu negara dan aktifitas perekonomian suatu negara.
Pada dasarnya sistem penentu nilai tukar dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu: (Camarazza dan Aziz: 1997).
1. Standar Emas (Gold Standard)
Gold Standard dimulai pada tahun 1880 dan berakbir pada
awal perang dunia pertama. Gold Standard terbagi menjadi dua
sistem:
a. Gold Spice Standard
Standar ini menentukan nilai mata uang suatu negara
dikaitkan dengan nilai jumlah emas tertentu. Uang kertas pada saat
itu belum terlalu dikenal sehingga rnata uang pada saat itu
berbentuk koin logam, dll.
b. Gold Bullion Standard
Standar ini digunakan saat uang kertas mulai banyak
digunakan dan beredar dimasyarakat sehingga pada standar nilai
mata uang tersebur dikaitkan dengan sejumlah emas tertentu. Bank
sentral menjamin konvertibilitas mata uang (mata uang kertas)
dengan emas. Sehingga secara teoritis setiap unit uang yang
dikeluarkan pemerintah di backup sejumlah emas tertentu emas.

1 A

2. Sistem Kurs Tetap (Fi-red Exchange Rate)
Dalam sistem ini, nilai tukar suatu valuta terhadap valuta yang
lain ditentukan atau dipatok oleh Bank Sentral. Nilai tukar suatu
valuta di pasar valuta asing sama dengan nilai tukar yang ditentukan
oleh Bank Sentral. Sehingga untuk menjaga agar nilainya tetap, maka
Bank Sentral melakukan intervensi (membeli/menjual valuta) di pasar
valuta asing. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecukupan cadangan
devisa yang dimiliki.
3. Sistem Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate System)
Dalam prakteknya terdapat dua jenis Floating Exchange Rate
System yaitu :

a. Sistem Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange
Rate)

Nilai tukar valuta dalam sistem ini ditentukan oleh pasar
valuta dan band intervention yang dite:ttapkan Bank Sentral.
Artinya, nilai tukar ditentukan oleh pasar (supply dan demand
valuta) tetapi pergerakannya dibatasi oleh rentang intervensi yang
ditetapkan oleh Bank Sentral. Sehingga Bank Sentral harus
menjaga supaya nilai tukar berada pada rentang intervensi, apabila
nilai tukar melebihi rentang intervensi yang ditentukan, maka
Bank Sentral akan melakukan intervensi dengan menambah supply
valuta sehingga nilainya dapat bergerak kembali dalam rentang

intervensi. Sebaliknya bila nilai tukar berada di bawah rentang
intervensi, maka Bank Sentral akan menambah demand valuta.
b. Sistem Kurs Bebas (Free Exchange Rnte)
Istilah lain yang digunakan adalah floating exchange rate,
yaitu nilai tukar valuta asing ditentukan oleh pasar berdasarkan
kekuatan tarik menarik antara supply dan demand valuta asing.
Pada sistem ini Bank Sentral tidak melakukan campur tangan
dalam mempengaruhi nilai tukar. Ada dua penge1tian dalam

floating exchange rate, yaitu : pertama, clean floating : nilai tukar
sepenuhnya dibiarkan bebas tanpa campur tangan Bank Sentral.

Kedua,

dirty float : pemerintah ikut se1ta (relatif kecil) dalam

pasar valuta asing, misalnya dengan mengurangi distorsi.

Harga mata uang dollar
(Rupiah)

s

D

2500
2000

D

Qo

Ql

Gambar 2.1
Perubahan kurs valuta asing.
(Sadono Sukirno: 2001)

-Jumlah rnata uang asing
(Dollar Amerika Serikat)

2. Faktor-Faktor Yang Mempengarnbi Knrs Valnta Asing
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs dimasing-masin tempat
antara lain : (Hamdy Hady : 2006)
a. Perbedaan supplydan demand foreign currency
Valuta asing sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan
dan penawaran pada bursa valuta asing. Sumber penawaran tersebut
terdiri dari:
I. Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valuta asing.
2. Impor modal dan transfer valuta asing lainnya dari luar negeri ke
dalam negeri.
Adapun sumber-sumber permintaan valuta asing terdiri dari :
I. lmpor barang dan jasa yang menggunakan valuta asing.
2. Ekspor modal dan transfer valuta asing lai1nnya dari dalam negeri
ke luar negeri
b. Balance ofpayment (neraca pembayaran)
Neraca pembayaran (Sadono Sukimn : 2001) adalah suatu
neraca pembukuan yang menunjukkan nilai bebbagai jenis transaksi
keuangan yang dilakukan di antara satu negara dengan negara-negara
lain dalam satu tahun tertentu. Sedangkan menurut Hamdy Hady
(2006) neraca pembayaran adalah suatu catatan yang disusun secara

sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk suatu

negara dan penduduk luar negeri untuk suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun.
Pencatatan

neraca

yang

menyebabkan

meningkatnya

permintaan terhadap mata uang suatu nega.ra seperti eksport dan
penjualan aset dicatat dengan tanda positif. Pencatatan yang
menyebabkan meningkatnya penawaran mata uang suatu nega.ra
dicatat dengan tanda negatif. Oleh karena itu, kita dapat menganggap
neraca pembayaran sebagai catatan penawaran dan permintaan mata
uang negara.
c. Tingkat inflasi
Tingkat inflasi adalah persentasi

kenaikan hargaォ・」Lセー。エョ@

harga dalam satu tahun tertentu. (Sadono Suki mo : 200 I).
Tingkat

inflasi

merupakan

rekaman

statistik

terhadap

perubahan keseluruhan harga yang terjadi dalam kurun waktu tertentu
dan di tempat tertentu. Laju inflasi disebabkan oleh adanya apresiasi
dollar Amerika Serikat terhadap rupiah, pertumbuhan jumlah uang
beredar, permintaan agregat dan selisih antara suku bunga riil dengan
suku bunga deposito perbulan (Maulidah dan I1rwan Gunawan : 2004)
Akibat
perekonomian.

dari

inflasi

Akibat

yang

pertama,

akibat

ditimbuikan

buruk

seperti

kepada
inflasi

menggalakkan penanaman model spekulan, tingkat bunga meningkat
dan akan mengurangi investasi, inflasi menimbulkan ketidakpastian
mengenai keadaan ekonomi di masa depan dan menimbulkan masalah

neraca pembayaran. Kedua, akibat buruk ke atas individu dan
masyarakat. Akibat yang ditimbulkan : memperburuk distribusi
pendapatan, pendapatan riil merosot dan nilai tabungan merosot.
d. Tingkat suku bunga
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini
dan masa depan, serta variabel yang sangat penting di antara variabelvariabel makroekonomi. (Mankiw : 2005)
Suku bunga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat
harga. Ketika harga tinggi, di mana jumlah uang yang beredar di
masyarakat banyak, konsumsi masyarakat yang tinggi diantisipasi
pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi,
dengan harapan uang yang beredar di masyarakat berkurang karena
masyarakat akan menginvestasikan uangnya pada bank-bank yang
menggunakan suku bunga tersebut. (Wikipedia : 2006)
e. Tingkat nendapatan
Pendapatan Nasional adalah jumlah dali faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
tahun tertentu. Dalam sistem pendapatan nasional ini disebut
pendapatan nasional netto (PNN) yang apabila ditambahkan dengan
depresiasi maka akan menjadi pendapatan nasional bruto.
Salah satu faktor yang mempengaruhi valuta asing adalah
pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Jika kenaikan
pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan

jumlah barang yang relatif kecil, tentu import akan meningkat.
Peningkatan import berakibat peningkatan permintaan valuta asing
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
f. Jumlah uang beredar
Jika pemerintah menambah uang ber-edar akan menurunkan
tingkat bunga dan merangsang investasi untnk keluar negeri sehingga
terjadi aliran modal keluar, akhimya kurs valuta asing naik. Dengan
menaiknya penawaran uang atau jumlah uang beredar akan menaikkan
harga barang yang diukur dengan (term of money) sekaligus akan
menaikkan

harga

valuta

asing

yang

diukur

dengan

uang

domestik.(Herlambang, dkk : 2001)
g. Impor
Impor merupakan jumlah masukan hasil perdagangan dari luar
negeri ke luar negeri dalam waktu tertentu. Apabila impor suatu
negara lebih banyak daripada ekspor, maka negara tersebut mengalami
defisit transaksi berjalan yang alternatif nya harus ditutup dengan jalan
pinjaman luar negeri jika pendapatan ekspomya telah habis dipakai.
Alternatif lain adalah menggunakan kekayaan luar negelinya untuk
menutupi defisit transaksi berjalannya atau dengan cara mengeluarkan
cadangan devisa negara yang mengalami defisit. Dengan demikian
berkurangnya cadangan internasional suatu negara yang mengalami
defisit transaksi be1jalan akan menagkibatkan mata uang negara
tersebut mengalami depresiasi.

')fl

h. Kebijakan pemerintah
Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya di jalankan
dalam berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar
negeri atau tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap /curs valuta
asing. Misalnya pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade
barrier, pengetatan uang beredar, peningkatan bunga dan sebagainya.

Kebijakan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh
terhadap penawaran dan penawaran valuta asing yang pada gilirannya
akan berpengaruh pula terhadap kurs valuta asing.
i.

Ekspektasi dan spekulasi
Pada dasamya, ekspestasi dan spekulasi yang timbul di
masyarakat akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta
asing yang akhimya akan mempengaruhi kurs valuta asing.

C. Teori Pendekatan Nilai Tukar
Menurut mudrajat (1996), metode pendekatan nilai tukar dibagi
menjadi 4 pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Ncraca Pembayaran (Balance Payment Approach)

Metode ini menekankan pada konsep atiran (jlow concept),
sehingga nilai tukar valuta asing ditentukan oleh aliran permintaan dan
penawaran valuta. Pada metode ini nilai tukar d.isebabkan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi neraca pembayaran dan diformulasikan sebagai
berikut:

,., 1

BOPt = C (Pt I S1 Pt*, Y, I Y,*, Zt) + K ( JR,-Rt*) •••••••••.•• (2.1)
Persamaan di atas menunjukkan, bahwa

ォQセウ・ゥュ「。ョァ@

nilai tukar

ditentukan oleh jumlah total neraca pembayaran, yaitu : penjumlahan
rekening transaksi berjalan dengan rekening modal.
Equilibrium

nilai

tukar

mengambang

penuh,

sehingga

keseimbangan neraca pembayaran dijaga oleh penyesuaian nilai tukar
secara terns menerus. Persamaan nilai tukar dapat diformulasikan :
S1=11 ( p-p* )1 + a ( y-y*)t-A ( r- r* ), ••••••••••••••••••••••• (2,2)

2. Pendekatan Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity Approach)
Konsep dasar metode paritas daya beli merupakan teori untuk
menghitung nilai tukar valuta asing yang dinyatakan dengan rasio tingkat
harga suatu negara dengan negara lain.
Teori paritas daya beli mempunyai 2 pengertian, yaitu absolut dan
relatif. Secara absolut, teori ini menyatakan bahwa keseimbangan nilai
valuta asing merupakan harga relatif dalam negeri terhadap harga relatif
luar negeri. Formulanya dapat dituliskan sebagai bcrikut :
St= Pt I Pt* .•••.•.•..••••••••••.••...•••••••.•..•••••••..•.•.••••••....•(2.3)
Dimana : S1

=

nilai tukar valuta asing

P,

=

tingkat harga dalam negeri

Pt*

=

tingkat harga Juar negeri

Sedangkan pengertian secara relatif, nilai valuta asing dinyatakan
dalam prosentase perubahan tingkat harga domestik terhadap prosentase
perubahan tingkat harga luar negeri, formulanya di1uliskan sebagi berikut :

% A St=% A P1/ % A P,* ............................................(2.4)
Dimana : % LiS 1

=

nilai tukar valuta asing

%L1Pt

=

tingkat harga dalam negeri

%APt*

=

tingkat harga luar negeri

3. Pendekatan Moneter (Monetary Approach)
Pendekatan moneter terhadap valuta asing dapat digolongkan
menjadi 2 model, yaitu : versi harga luwes (j/exible price monetary model)
dan versi harga kaku (sticky price monetary model}.
a. Versi Harga Luwes

Terdapat 3 faktor utama yang menjadi dasar dari versi ini,
yaitu Teori Kuantitas, Keluwesan Harga dan Konsep Paritas Daya
Beli. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah kondisi
keseimbangan pasar, yaitu permintaan

UMtg

(md) sama dengan

penawaran uang (m'). Permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan

riil (Y), tingkilt narga (p) dan tingkat bUrtga (t), sedangkart peni\Waran
uang adalah given. Equilibrium pasar dapat dituliskan :
ms1 =Pt+

a Yt - A rt .......................................................(2.5)

m'1* = p,* +a y,* -A rt*

................................................. (2.6)

Sedangkan Paritas Daya Beli dalam jangka pendek dapat
dituliskan :
8 1 = P1 -P 1* .................................................................(2.7)
Penawaran uang dalarn negeri akan rnenentukan tingkat harga
dalarn negeri, sehingga nilai tukar valuta asing ditentukan oleh

penawaran uang dalam negeri. Subtitusikan persamaan (I) dan (2)
kepersamaan (3), sehingga diperoleh persamaan dasar model moneter
harga luwes sebagai berikut :
8 1 = ( m'-m'* )1 -a y 1 + a* y 1 + A, r 1 -A,* r 1* ...•.••.................(2.8)

Dari persamaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa nialai
tukar ditentukan oleh jumlah uang beredar, pendapatan riil dan tingkat
bunga.

b. Versi Barga Kaku
Dalam pendekatan moneter, terdapat perubahan 2 asumsi
dengan

memasukkan

ketegaran

harga

(Keynesian).

Pertama,

penawaran uang setiap negara adalah endlogen. Hal ini berarti
penawaran uang dipengaruhi secara positif oleh tngkat bunga pasar,
sehingga kondisi keseimbangan pasar menjadi :
m'1 +or,= P 1 + ay1 -l.r ........•........••.......•.............•.........(2.9)

m',* + or1* = P 1* + ay1* -l.r1* .........................................(2.10)
Dimana:
m', dan m', *

=

komponen eksogen dari penawaran uang

*

=

menunjukkan bahwa peuawaran uang

Ii r, dan Ii r,

sensitif terhadap tingkat bunga
Pt , a y, , Pt

* , a * y, *

= menuajukkan komponen permintaan uang

kedua, Kondisi Paritas Daya Beli hanya berlaku dalam jangka
panjang (pada harga luwes asumsinya jangka pendek), dan dapat
diformulasikan sebagai berikut :

St' =P1 -P1 *..............................................................(2.11)

Sedangkan perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan
diasumsikan mengikuti bentuk :
L'.

s• t+I = 0 (St' -

St)+ ( n•, +

* ) ............ •••••••••••••••••••••••(2.12)

'lt..

Dari persamaan tersebut dapat dinyatakan, bahwa jika nilai
tukar valuta asing pada saat transaksi dilakukan (spot exchange rate)
berada di bawah tingkat keseimbangan jangka panjang, maka nilai
valuta domestik akan mengalami penurunan. Sebaliknya, apabila nilai
tukar berada di atas keseimbangan, maka nila.i valuta domestik akan
naik.

Sedangkan

perbedaan

inflasi

yang

diharapkan

akan

menyebabkan penurunan nilai tukar valuta asing yang diharapkan.
Jadi dengan model pendekatan moneter versi harga kaku dapat
dihitung pengharapan nilai tukar valuta (expected spot exchange rate)
dengan menggabungkan informasi dan equilibrium pasar dengan
pengaruh tingkat inflasi yang diharapkan (expected inflation).
Model dasar pendekatan moneter V•ersii harga kaku mengenai
nilai tukar dapat dituliskan sebagai berikut :
St = ( m - m * )1 - a ( y - y* ), + (

o+ A.- 1 I 0 )( r -

r* )1 +

( 1/0) ( n•, + n•,* ).........................................................(2.13)
4. Pendekatan Keseimbangan Portofolio (Portofolio Balance Approaclt)

Pada metode ini, faktor yang menentukan nilai tukar adalah
permintaan dan penawaran asset finansial, misalnya : obligasi, asumsi
yang digunakan, bahwa investor atau pelaku pasar valuta akan memilih

portofolio optimal diantara berbagai asset baik domestik atau pun asing.
Pemilihan tersebut dimaksudkan untuk menghindari atau mengurangi
resiko kerugian dari transaksi valuta atau untuk mendapatkan keuntungan
yang optimal. Pendekatan ini memberi tekanan pada pranan asset dan
memandang bahwa asset mempunyai sifat subtitusi yang tidak sempurna.
Dalam

bentuk

yang

sederhana,

pendlekatan

keseimbangan

portofolio menentukan model nilai tukar yang dipengaruhi oleh faktor :
asset finansial dan tingakat bunga internasional. Faktor asset finansial (W)
dabagi dalam 3 bentuk asset, yaitu : penawaran uang domestik (M),
obligasi domestik (B) dan obligasi luar negeri (fB). Sehingga persamaan
nilai valuta asing adalah :
St1 = g ( M,, Bt, ffit, r*1 ) ••••.•••••••••••••••••••.•••••••••••.••.••••• (2.14)
Diasumsikan bahwa r*t merupakan tingkat bunga internasional yang
ditentukan oleh pasar asset internasinal, sehingga
r*1 = ( M,

*, B, *, ffi *1 ) •••••••••••••••••••••••• "'.•••••••••••••••••••.•(2.15)

Subtitusikan persamaan (4) dengan (5) sehingga dihasilkan:
St,= g ( M,' Mt*, B,, B, * 'm, 'm, * ).........................(2.16)
Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara nilai tukar valuta asing
dan penawaran asset melalui perubahan stok asset.

D. Penelitian Sebelnmnya
Frankel (1976) melakukan uji empiris mengenai hubungan antara
jumlah uang beredar, tingkat harga, expected exchange rate dan nilai tukar.

Studi dilakukan terhadap negara Jerman tentang mata uang Deutch Mark dan
Dollar AS dalam periode 1920 - 1923 pada saat terj adi hiperinflasi. Model
yng digunakan adalah :

St=( m- m* )t-( 4' Y1-4'*Yt*) A. i1 s•t········ . ·····················(2.17)
Hasil studi menunjukkan bahwa kebijakan moneter memainkan
peranan yang sangat penting dalam penentuan nilai tukar valuta asing.
Artinya, variabel-variabel moneter (jumlah uang beredar dan tingkat harga)
mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Studi tersebut kemudian dikembangkan oleh McDonald dan Taylor
(I 992) dengan memasukkan Teori Harapan Nasional (rational expectation

theory) yang dikembangkan oleh Lucas dan Sargent Asumsi yang digunakan,
bahwa pelaku-pelaku mendasari diri pada seluruh informasi yang tersedia
(diartikan variabel moneter yang mempengaruhi nilai tukar) dalam mengambil
keputusannya. Model yang digunakan :

Si=( 1 + A.)-1 ( m-m* )1 -((1 + A.)- 1 -tiyt)-((1 + A.r1 qi*y*t)
1

+ (1+1) - 1 i1 s•,+1······························· . ·····················(2.18)
Dengan menggunakn forward looking, diht\silkan suatu keslmpulan :
nilai spot exchange rate dipengaruhi oleh jumlah uang beredar dan tingkat
pendapatan riil. Selain itu, nilai tersebut juga dipe:ngaruhi oleh variabelvariabel harapan (expected spot rate, expected return exchange rate) yang
terjadi pada periode berikutnya.

Putman dan Wodbury (Richard Baille dan Patrick McMahon : 1989)
melakukan studi empiris terhadap mata uang Pound-Sterling dan US Dollar
dalam periode 1972- 1974. model yang digunakan:
St=( m -m* )1- ljJ ( y1-y* 1 ) +A ( r-r* )1.........................(2.19)
Dari hasil estimasi dengan menggunakan level signifikan 5%,
disimpulkan bahwa semua variabel yaitu jumlah uang beredar, pendapatan riil
dan tingakt bunga secara signifikan mempengaruhi nilai tukar Pound_Sterling
terhadap US Dollar.
David H Pape! (Rchard Baille dan Patrick McMahon : 1989)
melakukan penelitian mengenai variabel harga dan nilai tukar valuta asing
dengan menggunakan model Dornbusch Sticky Price. Dalam studi empirisnya
model diderivikasikan kedalam structural model, yaitu :
S1=ao+ a1 ( m-m* ),+ a2(Y1-Y*1)+a3 ( r·-r* ) 1 +
a4 ( n\ + n•t) + a; TB+ 。セ@

TB* + µ .•...•.•.•......•.•••••..••.••....(2.20)

Penelitian dilakukan pada 4 negara, yaitu : Jerman, Jepang, Amerika
Serikat dan Inggris dengan menggunakan periode data tahun 1973 : 1 - 1984 :
4. metode analisa menggunakan Vector Autoregresive Model dan Moving
Average Model dengan non tinier parameter constrain. Hasil analisanya

menuajukkan, bahwa variabel-variabel dalam model Dombush secara
signifikan mempengaruhi nilai valuta asing.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agus Budi Santoso (2003)
pernah

melakukan

mempengaruhi

nilai

penelitian
tukar

terhadap

analisis

terhadap dollar

AS

faktor-faktor
menyatakan

yang
dengan

menggunakan Error Corection Model (ECM) dapat dijelaskan analisa jangka
pendek menunjukkan hanya variabel jumlah uang beredar yang signifikan
terhadap kurs. Sedangkan untuk analisa jangka panjang hanya variabel jumlah
uang beredar dan pendapatan nasional yang signifikan terhadap kurs.
Sri Isnowati (2002) pemah melakukan p1;nelitian terhadap analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar terhadap dollar AS : pendekatan
moneter menyatakan dengan menggunakan Error Corection Model (ECM)
dapat dijelaskan analisa jangka pendek menunjukkan hanya variabel jumlah
uang beredar yang signifikan terhadap kurs. Sedangkan untuk analisa jangka
panjang hanya variabel pendapatan riil yang signifikan terhadap kurs.

E. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penu!is mengkaji pengaruh variabel bebas

(independent variable) Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar (JUB),
Gross Domestic Bruto (GDP), Balance Of Payment (BOP) clan Impor.
Terhadap variabel terikat (dependen variable) nilai kurs rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat. Dan adapaun model yang digunakan adalah Error Corection

Model (ECM).
Dalam penelituan ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh variabel
inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar (JUB), gross domestic bruto (GDP)

Balance Of Payment (BOP) dan Impor terhadap nilai kurs rupiah terhadp
dollar Amerika Serikat. Dan model yang digunakan adalah Error Corection

Model (ECM). Karena model ini mampu meliputi banyak variabel dalam

menganalisis fenomena ekonomi jangka panjang dan juga dapat memecahkan
suatu persoalan variabel time series yang tidak stasiom::r dalam ekonometri.
Data variabel dependen maupun independent y:ang di input merupakan
data time series. Time series adalah serangkaian data numerik dimana setiap
itemnya berhubungan dengan suatu saat tertentu dalam waktu.

F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan diawal,
maka hipotesis yang ingin dibuktikan pada penelitian ini adalah :
Ho : 13 = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginy