Daya Saing .1 Pengertian Daya saing

Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah Santoso, 2015:65-66. 2.1.2 Daya Saing 2.1.2.1 Pengertian Daya saing Porter 1994: ix-xvii dalam Tumar Sumihardjo 2008:8 menyebutkan bahwa: istilah daya saing sama dengan competitiveness atau competitive , sedangkan istilah keunggulan bersaing sama dengan competitive advantage . Secara bebas, Tumar Sumihardjo 2008:8, memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini. Daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu. Hal senada diungkapkan oleh Rangkuti 2003 dalam Kuncoro 2008:73, bahwa: “Keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya”. Kata unggul, berdasarkan pendapat Tumar Sumihardjo 2008 dan Rangkuti 2003 di atas, merupakan posisi relatif organisasi terhadap organisasi lainnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Agus Rahayu 2008:66 bahwa keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap organisasi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri. Dalam perspektif pasar, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan customer value . Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa suatu organisasi, termasuk sekolah, akan memiliki keunggulan bersaing atau memiliki potensi untuk bersaing apabila dapat menciptakan siswa lulusan yang unggul dan menawarkan nilai pelanggan yang lebih atau kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnya. Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sementara dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, dalam dinyatakan bahwa:” daya saing adalah kemampuan untuk menunjuk kan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna”. Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tersebut, diperjelas oleh Tumar Sumihardjo 2008:11, meliputi: 1. kemampuan memperkokoh posisi pasarnya. 2. kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya. 3. kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti 4. kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan. Merujuk pada paparan berbagai ahli di atas maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan daya saing dalam penelitian adalah kekuatan, kemampuan dari lulusan dalam menguasai dan melaksanakan pekerjaan ditempat kerja. Jadi, dengan demikian daya saing lulusan ukuranya dapat dilihat dari proses pelaksanaan perkejaan atau kinerja pegawai dalam melakukan pekerjaan.

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing

Menurut Kuncoro, 2008:95, tinggi rendahnya daya saing seseorang organisasi instansi tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam konteks daya saing pendidikan, secara eksplisit mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi daya saing pendidikan, yaitu: 1 kualitas sumber daya, 2 dukungan pemerintah, serta 3 partisipasi masyarakat dan dunia usahadunia industri. Lebih jauh, Kuncoro 2008:102 menyebutkan bahwa berangkat dari konsep persaingan industri dari Porter 1993, terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam dunia pendidikan: 1 munculnya satuan pendidikan baru, termasuk lembaga asing yang membuka cabangnya di Indonesia, 2 dibukanya jurusan atau program studi baru oleh sekolah lain yang lebih menarik, 3 terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan sekolah; 4 terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon peserta didikorang tua peserta didik atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, serta 5 ancaman persaingan dari satuan Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pendidikan yang sudah ada. Kelima kekuatan daya dalam persaingan tersebut diragakan dalam Gambar 2.1. Selanjutnya pendapat lainnya, dikemukan oleh Agus Rahayu 2008:65 yang menyebutkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi daya tarik suatu organisasi hingga organisasi tersebut akan memiliki daya saing, antara lain: “1 aspek pertumbuhan pasar, yang mencakup: ukuran pasar, tingkat pertumbuhan dan potensi pasar; 2 aspek intensitas persaingan, mencakup: jumlah organisasi, kemudahan untuk masuk dan produk substitusi; serta 3 aspek akses pasar.” Crevans 1996 mengutip pendapat Day Wensley menyebutkan bahwa keunggulan bersaing dipandang sebagai suatu proses dinamis. Prosesnya meliputi sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi akhir suatu investasi laba untuk mempertahankan keunggulan bersaing Gambar 2.2. Berdasarkan pendapat Tumar Sumihardjo 2008, Porter 1993, Kuncoro 2008 dan Agus Rahayu 2008 dalam Uep Tatang Sontani 2015, maka dapat dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing sekolah antara lain: 1 pimpinan sekolah, 2 sistem keuangan, 3 infrastruktur dan sumber daya, 4 tata kelola sekolah, 5 tanggung jawab sosial sekolah, 6 kualitas sumber daya manusia, 7 kebijakan pemerintah; 6 partisipasi masyarakat dan dunia usahadunia industri, serta 8 kualitas kinerja pelayanan sekolah. Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Diadaptasi dari Porter 1993:7; Kuncoro 2008:102 Gambar 2.1. Kekuatan yang mendorong antar sekolah Sumber: Crevans 1996 Gambar 2.2 Proses keunggulan bersaing

2.1.2.3 Strategi meraih keunggulan bersaing

Menurut agus Rahayu 2008: 66-67 Setiap organisasi mengharapkan memiliki keunggulan bersaing terhadap organisasi lainnya. Dalam hal ini dua strategi dasar yang bisa dilakukan oleh organisasi, yaitu: “strategi bersaing competitive strategy dan strategi kerja sama cooperative strategy ”. Strategi Sekolah Baru ProdukLayanan Baru Calon Customers Pengguna Lulusan Pesaing Sekolah Persaingan di antara Sekolah yang ada Ancaman masuknya sekolah baru Ancaman produk layanan pengganti Kekuatan tawar menawar calon pengguna lulusan Kekuatan tawar menawar calon customers Sumber Keunggulan:  Keterampilan superior  Sumber daya  Pengendalian superior Keunggulan Posisi:  Nilai konsumen superior  Biaya yang relatif rendah Prestasi Hasil:  Kepuasan  Kesetiaan  Pangsa pasar  Kemampuan menghasilkan laba Investasi laba untuk mempertahankan keunggulan Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bersaing akan efektif apabila suatu organisasi memiliki sumber daya yang lebih baik superior resources . Sebaliknya apabila sumberdaya yang dimiliki imperior imperior resources , maka cooperative strategy. tepat untuk dipilih. Sumber: Agus Rahayu 2008:67 Gambar 2.3 Strategi meraih bersaing Berkaitan dengan strategi bersaing competitive strategy , Agus Rahayu 2008:67 menerangkan lebih lanjut, bahwa: Dalam skenario perancangan dan implementasinya strategi bersaing terdapat dua skenario yang dapat dipilih, yaitu skenario biaya cost strategy dan skenario manfaat unik differentiation strategy . Substansi cost strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran produk, untuk satu satuan manfaat yang relatif sama, dengan harga yang lebih rendah. Dalam hal ini, suatu satuan pendidikan menawarkan program dan atau manfaat tertentu relatif sama dengan yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan substansi differentiation strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran produk, untuk satu satuan manfaat yang lebih unik, dengan harga yang relatif sama. Untuk meraih keunggulan, suatu satuan pendidikan dapat menawarkan program dan atau manfaat yang lebih unik daripada yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis dengan harga yang relatif sama. Sementara cooperative strategy , dijelaskan oleh Agus Rahayu 2008:69 bahwa: “ Cooperative strategy digunakan untuk meraih keunggulan melalui kerja sama dengan yang lain. Pada umumnya bentuk kerja sama yang dipilih adalah aliansi strategi strategic alliance ”. Senada dengan Agus Rahayu 2008:69, strategi aliansi diungkapkan oleh Pietras Stormer 2001 dalam Kuncoro 2008:111 bahwa: Superior Resources Imperior Resources Resources Competitive Strategy Cooperative Strategy Superior Customer Value Advantage Advantage Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Strategic alliances are a way for companies with complementary strengths to enter a given market more effectively an efficiently than either alliance partner could manage alone. Strategic alliances allow companies to minimize risks relating to their technological, market, or competitive environment. Berdasarkan definisi strategi aliansi dari Pietras Stormer 2001 tersebut dapat diketahui bahwa startegi aliansi dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh kekuatan dalam memasuki sebuah pasar, karena dengan strategi aliansi perusahaan dapat meminimalkan resiko yang berkaitan dengan teknologi, kekuatan pasar dan persaingan lingkungan sekitarnya. Definisi lain disampaikan oleh Michael A. Hitt 1997 dalam Kuncoro 2008:112, yang menyebutkan aliansi strategi sebagai: “kemitraan perusahaan- perusahaan sehingga sumber daya, kemampuan dan kompetensi inti digabungkan untuk meraih kepentingan dan tujuan bersama”. Dari pendapat Agus Rahayu 2008, Pietras Stormer 2001, Kuncoro 2008, dan Michael A. Hitt 1997 dalam Kuncoro 2008:112 di atas terungkap tentang pentingnya sinergi antara kelembagaan sekolah dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing sekolah. Hal ini didukung oleh pendapat Kuncoro 2008:97 yang menyebutkan bahwa: Faktor yang cukup penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan daya saingnya adalah dengan melakukan aliansi strategis. Aliansi strategis kepada dunia usaha sebagai link and match pendidikan dengan dunia usahaindustri merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan daya saing lembaga pendidikan. Berkaitan dengan strategi aliansi ini, Kuncoro 2008:112 menyebutkan beberapa alasan organisasi melakukan sinergi atau kemitraan antara lain: a memperoleh akses ke dalam pasar baru, b memasuki bisnis baru, c memperkenalkan produk baru, d mengatasi halangan perdagangan, e menghindari persaingan tidak sehat, f memperoleh akses ke dalam sumberdaya komplementer, g menggabungkan sumber daya, keahlian, dam modal resiko, h berbagi resiko, dan i berbagi biaya penelitian dan pengembangan. Almajid, 2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.4

Penelitian terdahulu No Nama Penulis Jurusan Judul Kesimpulan 1. Erah Endrawati 0803001 Pendidikan Manajemen Perkantoran Pengaruh Penguasaan Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif terhadap Keberhasilan Praktek Kerja Industri Prakerin Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung Adanya pengaruh positif Penguasaan Kompetensi Siswa terhadap keberhasilan Praktek Kerja Industri Prakerin di SMK Pasundan 1 Bandung 2. Eviyanti Permatasari 060738 Pendidikan Manajemen Perkantoran Hubungan Motivasi Belajar dengan Tingkat Penguasaan Kompetensi Siswa dalam Merespon Peluang Kerja Penelitian terhadap Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 11 Bandung Adanya pengaruh positif Motovasi belajar terhadap penguasaan kompetensi siswa di SMKN 11 Bandung. 3. Romanda Malau 056247 Pendidikan Manajemen Perkantoran Pengaruh Pembelajaran Praktikum terhadap Penguasaan Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Sangkuriang Cimahi Adanya pengaruh positif pembelajaran praktikum terhadap penguasaan kompetensi siswa di SMK Sangkuriang cimahi . 4. Toyib Arianto 012515 Pendidikan Ekonomi Efektivitas Pembelajaran Program Produktif Administrasi Perkantoran Dalam Meningkatkan Efektivitas pembelajaran program produktif secara tidak langsung memiliki pengaruh dalam meningkatkan kompetensi siswa di