96
daerah akan lebih optimal apabila dilakukan melalui penyertaan modal. 3   Penyertaan  modal  Pemerintah  Daerah  dilaksanakan  terhadap  tanah  danatau
bangunan  yang  telah  diserahkan  oleh  pengguna  kepada  Kepala  Daerah  atau terhadap tanah danatau bangunan yang sejak awal direncanakan untuk penyertaan
modal.
4  Penyertaan  modal  pemerintah  daerah  dapat  juga  dilakukan  terhadap  barang  milik daerah selain tanah danatau bangunan.
5   Kepala  Daerah  menetapkan  barang  milik  daerah  berupa  tanah  danatau  bangunan yang akan dijadikan untuk penyertaan modal daerah sesuai batas kewenangannya.
b.  Tata Cara Pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah atas Tanah danatau Bangunan:
1  Pengelola  mengajukan  usul  penyertaan  modal  Pemerintah  Daerah  atas  tanah danatau  bangunan  kepada  Kepala  Daerah  disertai  alasan  pertimbangan  serta
kelengkapan data; 2  Kepala Daerah membentuk Tim untuk meneliti dan mengkaji usul yang disampaikan
oleh pengelola; 3  Apabila  Kepala  Daerah  menyetujui  atas  rencana  penyertaan  modal  tersebut,
selanjutnya  Kepala  Daerah  mengajukan  permohonan  persetujuan  kepada  DPRD untuk  menghapusmemindahtangankan  aset  tersebut  yang  akan  dijadikan  sebagai
penyertaan modal;
4  Setelah  mendapat  persetujuan  DPRD,  Kepala  Daerah  menetapkan  penghapusan terhadap  aset  tersebut,  selanjutnya  pengelola  menyiapkan  rancangan  Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal Daerah; 5  Setelah  Peraturan  Daerah  ditetapkan,  selanjutnya  dilakukan  penyerahan  barang
dengan  Berita  Acara  Serah  Terima  kepada  pihak  ketiga  selaku  mitra  penyertaan modal daerah;
6  Pelaksanaan penyertaan modal sesuai peraturan perundang undangan.
c.  Tata Cara Penyertaan selain tanah danatau bangunan:
1  Pengguna barang mengajukan usul kepada Kepala Daerah melalui pengelola disertai alasan  pertimbangan  dan  kelengkapan  data  dan  hasil  kajian  Tim  intern  Instansi
pengguna. 2  Pengelola  melakukan  penelitian  dan  pengkajian  dan  apabila  memenuhi  syarat,
pengelola  dapat  mempertimbangkan  untuk  menyetujui  usul  dimaksud  sesuai  batas kewenangannya.
3  Hasil penelitian dan kajian tersebut di atas, pengelola menyampaikan kepada Kepala Daerah  dan  apabila  Kepala  Daerah  menyetujui,  selanjutnya  pengelola  menyiapkan
rancangan Peraturan Daerah dan disampaikan kepada DPRD. 4  Setelah  Perda  ditetapkan,  pengguna  melakukan  penyerahan  barang  kepada  pihak
ketiga dan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.
6.   Laporan pemindahtangan
Pemindahtanganan  yang  meliputi  penjualan,  tukar-menukar,  hibah  dan  penyertaan  modal, Kepala  Daerah  melaporkan  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  selambat-lambatnya  15  lima
belas hari setelah ditetapkan Keputusan Penghapusan.
XIII.  PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1.  Umum
Untuk  menjamin  kelancaran  penyelenggaraan  pengelolaan  barang  milik  daerah  secara berdayaguna  dan  berhasilguna,  maka  fungsi  pembinaan,  pengawasan  dan  pengendalian
sangat penting untuk menjamin tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.
2.  Pembinaan
Pembinaan  merupakan  usaha  atau  kegiatan  melalui  pemberian  pedoman,  bimbingan, pelatihan, dan supervisi.
97
3.  Pengendalian
Pengendalian  merupakan  usaha  atau  kegiatan  untuk  menjamin  dan  mengarahkan  agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4.  Pengawasan
Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya  mengenai  pelaksanaan  tugas  danatau  kegiatan,  apakah  dilakukan  sesuai
peraturan per
undangundangan.
XIV.  PEMBIAYAAN
Dalam  rangka  tertib  administrasi  pengelolaan  barang  milik  daerah  diperlukan  pembiayaan untuk  kegiatan  seperti;  penyediaan  blankobuku  inventaris,  tanda  kodefikasikepemilikan,
pemeliharaan,  penerapan  aplikasi  sistim  informasi  barang  daerah  simbada  dengan komputerisasi, tunjanganinsentif penyimpan danatau pengurus barang dan lain sebagainya.
Pembiayaan  untuk  keperluan  pengelolaan  barang  daerah  agar  direncanakan  dan  diajukan setiap tahun melalui APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
XV.   TUNTUTAN GANTI RUGI 1.   Umum
Dalam  rangka  pengamanan  dan  penyelamatan  terhadap  barang  milik  daerah,  perlu dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sanksi terhadap pengelola,
pembantu  pengelola,  penggunakuasa  pengguna,  dan  penyimpan  danatau  pengurus barang berupa Tuntutan Ganti Rugi  TGR yang karena perbuatannya merugikan daerah
2.   Majelis Pertimbangan Tuntutan Ganti Rugi TGR
Dalam  melaksanakan  Tuntutan  Ganti  Rugi,  Kepala  Daerah  dibantu  oleh  Majelis Pertimbangan TGR.
Tugas  Majelis  Pertimbangan  TGR  adalah  memberikan  pendapat  dan  pertimbangan  apabila ada permasalahan yang menyangkut kerugian daerah.
Keanggotaan Majelis Pertimbangan TGR terdiri dari: a.  Sekda, selaku Ketua merangkap anggota;
b.   Kepala Bawasda, selaku Wakil Ketua Satu merangkap anggota; c.   Asisten Sekda yang membidangi selaku Wakil Ketua Dua merangkap anggota;
d.   Kepala BiroBagian KeuanganBadan Pengelola Keuangan, selaku Sekretaris; e.  Kepala BiroBagian PerlengkapanUmumUnit Pengelola Barang, selaku Anggota;
f.   Kepala BiroBagian Hukum, selaku anggota; dan g.   Kepala BiroBagian Kepegawaian, selaku anggota.
Keanggotaan  Majelis  Pertimbangan  TGR  tersebut  di  atas  tidak  boleh  diwakiIkan,  dan jumlah  keanggotaan  Majelis  dapat  disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan  jumlah  anggota
harus ganjil dan maksimum 9 sembilan orang.
Tugas Majelis Pertimbangan TGR sebagai berikut: a.  Mengumpulkan, menatausahakan, menganalisis serta mengevaluasi kasus TGR yang
diterima; b.  Memproses dan melaksanakan penyelesaian TGR;
c.  Memberikan  saranpertimbangan  TGR  kepada  Kepala  Daerah  atas  setiap  kasus  yang menyangkut TGR; dan
d.  Menyiapkan  laporan  Kepala  Daerah  mengenai  perkembangan  penyelesaian  kasus kerugian  Daerah  secara  periodik  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  cq.  Direktur  Jenderal
Bina Administrasi keuangan Daerah. Anggota  Majelis  Pertimbangan  TGR  sebelum  menjalankan  tugasnya  mengucapkan
98
sumpahjanji dihadapan Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan dan tata cara yang berlaku. Sekretariat  Majelis  Pertimbangan  Tuntutan  Ganti  rugi,  berada  pada  Biro  Bagian
KeuanganBadan Pengelola
Keuangan ProvinsiKabupaten
Kota, sedangkan
penetapanpenunjukan  Majelis  Pertimbangan  serta  Tata  kerjanya  ditetapkan  dengan  Surat Keputusan Kepala Daerah.
3.   Tata cara Tuntutan Ganti Rugi Barang