Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Kotamadya Bitung (Kasus di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya Bitung Propinsi Sulawesi Utara)

T I N G K A T KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN
Dl K O T A M A D Y A BITUNG
EKasus di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya Bitung
Propinsi Sulawesi Utara)

Oleh
RECKY H.E. SENDOUW
A 28.0261

- - - --

-- - - - - - - - - - -

- --

----

- --

-- -


JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANlAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

RINGKASAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KOTAMADYA BITUNG
(Kasus di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya Bitung Propinsi
Sulawesi Utara) . Recky H.E. Sendouw (A.28 0261) Di bawah
bimbingan Bapak. Ir. Bambang S. Utomo, MDS.
Kotamadya Bitung adalah merupakan suatu wilayah yang
mempunyai keunggulan komparatif dalam usaha pengembangan
industri perikanan karena mempunyai potensi perikanan yang
cukup besar. Disamping itu,

Kotamadya Bitung adalah daerah

yang dipersiapkan sebagai pusat Agroindustri perikanan di
Kawasan Timur Indonesia karena disamping sumberdaya


per-

ikanan di Kotamadya Bitung cukup besar dengan pemanfaatannya
yang masih jauh dari optimal, sarana prasarana penunjang
seperti: Dermaga perikanan tempat pelelangan ikan, industri
pengolahan hasil perikanan serta dermaga untuk ekspor cukup
memadai dan bila perlu

dapat ditingkatkan.

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada
di Kotamadya Bitung dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Penelitian ini adalah sebuah penelitian survey yang
mengambil lokasi di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya
Bitung, mengambil 60 keluarga nelayan sebagai responden
dengan metode pengambilan sampel acak terstratifikasi yang
- -- - -


--

--

didasarkan pada status nelayan yang bekerja pada perahu tradisional yang ada di Kotamadya Bitung yang dikenal dengan
nama soma pajeko. Data yang di dapat kemudian diolah secara

manual kemudian hasilnya dikategorikan berdasarkan kategori
keluarga sejahtera yang di keluarkan oleh Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional.
Dari keseluruhan nelayan yang berada di Kotamadya
Bitung, lebih dari 95 persen berdomisili di Kecamatan Bitung
Tengah.

Dalam perahu tradisional yang disebut pajeko, ter-

dapat beberapa jabatan yang dipegang oleh nelayan-nelayan
tersebut. Jabatan-jabatan tersebut adalah:

Tonaas yang


merupakan pemimpin perahu dan operasi penangkapan; Pembantu
Tonaas yang bertugas membantu Tonaas dalam memberi aba-aba
kepada jurumudi yang bertujuan untuk mengarahkan perahu
sesuai keinginan Tonaas dan Masanae (Buruh nelayan) yang
bertugas untuk melempar jaring/pukat dan mengangkatnya
sesuai dengan petunjuk tonaas.
Dalam pembagian hasil, setelah hasil tangkapan dibagi
dua dengan pemilik perahu

kemudian satu bagian yang

tersisa dibagi dengan komposisi

1,5

:

1


: 0,s

antara

Tonaas, Pembantu Tonaas dan Masanae.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan
bahwa walaupun sumberdaya perikanan di Kotamadya Bitung
cukup melimpah tetapi masih banyalc nelayan yang berada pada
kondisi prasejahtera disamping sejahtera tahap I.

Kondisi

ini dialami oleh buruh nelayan yang di sana dikenal dengan
istilah masanae.

Di samping itu, Pembantu Tonaas seluruhnya

masuk dalam kategori keluarga sejahtera Tahap I1 sementara
III bah:
Tonaas ada yang- masuk pada kategori sejaht-eza_t_a_hap_


- - - - -- - -- - -

--

--

kan ada yang mampu masuk dalam kategori tahap 111 plus yang
merupakan kategori tertinggi menurut kategori BKKBN.
Adapun faktor-faktor yang menghambat keluarga nelayan

untuk meningkatkan kesejahteraan mereka adalah

:

Terbatas-

nya modal untuk meningkatkan usaha, mental puas dengan apa
yang ada, mahalnya perahu dan biaya operasi penangkapan,
Cuaca yang tidak bersahabat


(Buruk), musim paceklik ikan,

filosofi rejeki hari ini untuk hari ini, besok ada rejekinya
sendiri dan keengganan untuk berkelompok.

Saya y a n g b e r t a n d a t a n g a n d i bawah i n i :

NAMA MAHASISWA :

RECKY

NOMOR POKOK

:

A 28. 0 2 6 1

JURUSAN


:

ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS

:

PERTANIAN

H.

E.

SENDOUW

M e n y a t a k a n bahwa s k r i p s i i n i b e n a r - b e n a r

merupakan


h a s i l k a r y a s a y a , dan belum p e r n a h d i a j u k a n pada U n i v e r s i t a s
a t a u p u n Lembaga P e n d i d i k a n manapun.

Bogor, 3 0 Mei 1 9 9 5
Pemberi P e r n y a t a a n ,

-RECK-Y--H-.-Er SENDOUW
A. 28 0 2 6 1

FAKULTAS PERTAMAN
INSTITUT PERTAMAN BO GOR

Dengan

i n i menyatakan bahwa s k r i p s i

yang disusun

oleh :


N a m a Mahasiswa : RECKY

H.

E.

SENDOUW

Nomor Pokok

:

A 28.

Judul

:

TINGKAT KESEJAHTERAAN


0261

BITUNG

KOTAMADYA

Bitung

MASYARAKAT

DI

(Kasus d i Kecamatan

Tengah Kotamadya

Bitung

Pro-

p i n s i Sulawesi Utara)
Dapat diterima sebagai s a l a h s a t u s y a r a t kelulusan
untuk

mendapatkan g e l a r

s a r j a n a pada

Jurusan

Sosial

Ekonomi P e r t a n i a n , F a k u l t a s P e r t a n i a n I n s t i t u t P e r t a n i a n
Bogor.

Bogor,

JURUSAN I L M U - I L M U

M e i 1995

30

SOSIAL EXONOMI PERTANIAli

Dosen Pembimbing

- - - -

MEC
-

~

----

~

-----

--

--

-~
-

I r . Bambang S. Utomo, MDS
NIP.

130 516 354

T I N G K A T KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN
Dl K O T A M A D Y A BITUNG
EKasus di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya Bitung
Propinsi Sulawesi Utara)

Oleh
RECKY H.E. SENDOUW
A 28.0261

- - - --

-- - - - - - - - - - -

- --

----

- --

-- -

JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANlAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

RINGKASAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KOTAMADYA BITUNG
(Kasus di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya Bitung Propinsi
Sulawesi Utara) . Recky H.E. Sendouw (A.28 0261) Di bawah
bimbingan Bapak. Ir. Bambang S. Utomo, MDS.
Kotamadya Bitung adalah merupakan suatu wilayah yang
mempunyai keunggulan komparatif dalam usaha pengembangan
industri perikanan karena mempunyai potensi perikanan yang
cukup besar. Disamping itu,

Kotamadya Bitung adalah daerah

yang dipersiapkan sebagai pusat Agroindustri perikanan di
Kawasan Timur Indonesia karena disamping sumberdaya

per-

ikanan di Kotamadya Bitung cukup besar dengan pemanfaatannya
yang masih jauh dari optimal, sarana prasarana penunjang
seperti: Dermaga perikanan tempat pelelangan ikan, industri
pengolahan hasil perikanan serta dermaga untuk ekspor cukup
memadai dan bila perlu

dapat ditingkatkan.

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada
di Kotamadya Bitung dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Penelitian ini adalah sebuah penelitian survey yang
mengambil lokasi di Kecamatan Bitung Tengah Kotamadya
Bitung, mengambil 60 keluarga nelayan sebagai responden
dengan metode pengambilan sampel acak terstratifikasi yang
- -- - -

--

--

didasarkan pada status nelayan yang bekerja pada perahu tradisional yang ada di Kotamadya Bitung yang dikenal dengan
nama soma pajeko. Data yang di dapat kemudian diolah secara

manual kemudian hasilnya dikategorikan berdasarkan kategori
keluarga sejahtera yang di keluarkan oleh Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional.
Dari keseluruhan nelayan yang berada di Kotamadya
Bitung, lebih dari 95 persen berdomisili di Kecamatan Bitung
Tengah.

Dalam perahu tradisional yang disebut pajeko, ter-

dapat beberapa jabatan yang dipegang oleh nelayan-nelayan
tersebut. Jabatan-jabatan tersebut adalah:

Tonaas yang

merupakan pemimpin perahu dan operasi penangkapan; Pembantu
Tonaas yang bertugas membantu Tonaas dalam memberi aba-aba
kepada jurumudi yang bertujuan untuk mengarahkan perahu
sesuai keinginan Tonaas dan Masanae (Buruh nelayan) yang
bertugas untuk melempar jaring/pukat dan mengangkatnya
sesuai dengan petunjuk tonaas.
Dalam pembagian hasil, setelah hasil tangkapan dibagi
dua dengan pemilik perahu

kemudian satu bagian yang

tersisa dibagi dengan komposisi

1,5

:

1

: 0,s

antara

Tonaas, Pembantu Tonaas dan Masanae.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan
bahwa walaupun sumberdaya perikanan di Kotamadya Bitung
cukup melimpah tetapi masih banyalc nelayan yang berada pada
kondisi prasejahtera disamping sejahtera tahap I.

Kondisi

ini dialami oleh buruh nelayan yang di sana dikenal dengan
istilah masanae.

Di samping itu, Pembantu Tonaas seluruhnya

masuk dalam kategori keluarga sejahtera Tahap I1 sementara
III bah:
Tonaas ada yang- masuk pada kategori sejaht-eza_t_a_hap_

- - - - -- - -- - -

--

--

kan ada yang mampu masuk dalam kategori tahap 111 plus yang
merupakan kategori tertinggi menurut kategori BKKBN.
Adapun faktor-faktor yang menghambat keluarga nelayan

untuk meningkatkan kesejahteraan mereka adalah

:

Terbatas-

nya modal untuk meningkatkan usaha, mental puas dengan apa
yang ada, mahalnya perahu dan biaya operasi penangkapan,
Cuaca yang tidak bersahabat

(Buruk), musim paceklik ikan,

filosofi rejeki hari ini untuk hari ini, besok ada rejekinya
sendiri dan keengganan untuk berkelompok.