PEMANFAATAN perda pengelolaan barang milik daerah

Pasal 28 Untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan barang milik daerah secara akurat dan cepat mempergunakan aplikasi Sistem Informasi Managemen Barang Daerah SIMBADA.

BAB VIII PEMANFAATAN

Pasal 29 1 Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 1 dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan Bupati. 2 Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barangkuasa pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang. 3 Pemanfaatan barang milik daerah selain tanah danatau bangunan dilaksanakan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang. 4 Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan daerah dan kepentingan umum. 5 Bentuk – bentuk pemanfaatan barang milik daerah meliputi : a. sewa; b. pinjam pakai; c. kerjasama pemanfaatan; dan d. bangun guna serah dan bangun serah guna. Bagian Kesatu Sewa Pasal 30 1 Barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang belum dimanfaatkan dapat disewakan kepada pihak ketiga sepanjang menguntungkan daerah, dengan ketentuan sebagai berikut: a. tidak merubah status hukum; b. barang yang yang telah dikembalikan oleh penggunakuasa pengguna kepada Bupati melalui Pengelola Barang; dan c. jangka waktu sewa paling lama 5 lima tahun. 2 Penyewaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a,b dan c, dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan Bupati. 3 Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang sekurang-kurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu; c. tanggungjawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; d. persyaratan lain yang dianggap perlu. 4 Penetapan besarnya tarif sewa barang milik daerah diatur dalam Peraturan Bupati. Bagian Kedua Pinjam Pakai Pasal 31 1 Barang milik daerah baik berupa tanah danatau bangunan maupun selain tanah danatau, dapat dipinjampakaikan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2 Barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak dapat dipinjam pakaikan, dengan ketentuan : a. tidak merubah status hukum; b. jangka waktu pinjam pakai paling lama 2 dua tahun c. jangka waktu pinjam pakai minimal dapat disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bupati; dan d. pengembalian barang milik daerah yang dipinjam pakaikan harus dalam keadaan baik dan utuh sebagaimana kondisi barang pada waktu dilakukan peminjaman. 3 Pinjam pakai barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, b, c dan d, dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Bupati. 4 Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian pinjam pakai, yang sekurang-kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. jenis, luas atau jumlah barang, dan jangka waktu pinjam pakai; c. tanggungjawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu pinjam pakai; dan d. persyaratan lain yang dianggap perlu. Bagian Ketiga Kerjasama Pemanfaatan Pasal 32 1 Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka : a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; dan b. meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. 2 Kerjasama pemanfaatan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terkait dalam perjajian; b. jenis dan jangka waktu kerjasama pemanfaatan c. tanggungjawab kedua belah pihak; d. bagi hasil keuntungan dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan barang milik daerah; dan e. persyaratan lain yang dianggap perlu. 3 Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Bupati dan dilaporkan ke DPRD melalui pengelola barang. Pasal 33 Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. tidak tersedianya atau tidak cukupnya dana dalam APBD untuk memenuhi biaya operasionalpemeliharaanperbaikan yang diperlukan terhadap barang milik daerah dimaksud; b. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikut sertakan sekurang-kurangnya 3 tiga peserta, kecuali untuk barang milik daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung; c. mitra kerjasama pemanfaatan membayar kontribusi ke kas umum daerah setiap tahun selama jangka waktu sesuai perjanjian, dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan; d. besaran pembayaran kontribusi akan disesuaikan setiap tahunnya, dan pembagian keuntungan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk dan disetujui oleh Bupati; e. jangka waktu kerjasama paling lama sepuluh 10 tahun sejak perjajian ditandatangani dan dapat diperpanjang; f. selama jangka waktu kerjasama pemanfaatan, mitra kerjasama dilarang menjaminkanmenggadaikan, ataupun memindahtangankan barang milik daerah yang menjadi objek kerjasama pemanfaatan tersebut; dan g. semua biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan tidak dapat dibebankan pada anggaran dan belanja daerah. Pasal 34 Setelah berakhirnya jangka waktu kerjasama pemanfaatan, Bupati menetapkan status penggunaanpemanfaatan atas barang milik daerah sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku. Bagian Keempat Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna Pasal 35 Penetapan status pengguna barang milik daerah hasil dari pelaksanaan bangun guna serah, dan bangun serah guna dilaksanakan oleh Bupati untuk barang milik daerah, dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD terkait. Pasal 36 1 Bangun guna serah dan bangun serah guna barang milik daerah dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. tanah yang status penggunaannya ada pada penggunakuasa pengguna dan telah direncanakan untuk penyelenggaraan tugas pokok fungsinya, dapat dilakukan bangun guna serah dan bangun serah guna setelah sebelumnya diserahkan terlebih dahulu kepada Bupati melalui Pengelola; b. PenggunaKuasa Pengguna memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya; atau c. tidak tersedianya dana dalam Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk penyediaan bangunan dan fasilitas dimaksud. 2 Bangun guna serah dan bangun serah guna barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan dari Bupati. 3 Bangun guna serah dan bangun serah guna sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, dilaksanakan oleh Pengelola Barang dengan mengikutsertakan PenggunaKuasa Pengguna barang sesuai tugas pokok dan fungsinya. Pasal 37 1 Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna paling lama tiga puluh 30 tahun sejak Perjanjian ditandatangani. 2 Penetapan mitra bangun guna serah dan bangun serah guna dilaksanakan melalui tender dengan mengikutsertakan paling sedikit tiga 3 peserta dan paling banyak lima 5 peserta dan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang- kurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. objek bangun guna serah dan bangun serah guna; c. jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna; d. hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; dan e. persyaratan lain yang dianggap perlu. 3 Kewajiban mitra selama jangka waktu pelaksanaannya adalah : a. membayar kontribusi ke kas umum daerah setiap tahunnya, dan besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Bupati; b. tidak menjaminkan, menggadaikan, atau memindahtangankan objek dari perjanjian dimaksud; c. memelihara, dan merawat objek perjanjian dimaksud. 4 Izin Mendirikan Bangunan IMB dari bangunan harus atas nama Pemerintah Daerah. 5 semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaannya tidak dapat dibebankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 38 1 Mitra bangun guna serah barang milik daerah harus menyerahkan objek bangunan kepada Bupati melalui Pengelola pada akhir jangka waktu perjanjian,setelah terlebih dahulu dilakukan audit oleh aparat pengawas fungsional pemerintah daerah. 2 Bangun serah guna barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan : a. mitra bangun serah guna harus menyerahkan objek bangunan kepada Bupati melalui Pengelola segera setelah selesainya pembangunan; b. mitra bangun serah guna dapat mendayagunakan barang milik daerah tersebut sesui jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian; c. setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek bangun serah guna terlebih dahulu di audit oleh aparat pengawas fungsional pemerintah daerah sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Bupati.

BAB IX PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN