4
kalimat: „jika masukan maka keluaran‟. Metode ini mempunyai bentuk aturan seperti
persamaan 7
IF x is A and y is B then z = k 7
Mekanisme Pengambilan Keputusan Fuzzy
Reasoning
Logika pengambilan keputusan disusun dengan
cara menuliskan
aturan yang
menghubungkan antara masukan dan keluaran sistem Fuzzy. Aturan ini diekspresikan dalam
kalimat: „jika masukan maka keluaran‟. Pengambilan keputusan dari beberapa variabel
sistem dilakukan sesuai dengan proses berpikir seorang operator ketika sedang mengendalikan
suatu sistem. Proses eksekusi aturan ini adalah saat nilai masukan berupa himpunan Fuzzy dibaca
oleh aturan „jika–maka‟, maka tiap kaidah atur yang mempunyai nilai kebenaran akan dieksekusi
sehingga menghasilkan keluaran Fuzzy. Proses pengambilan keputusan menggunakan metode
Sugeno, maka akan didapatkan nilai tegas dengan perhitungan rerata terbobot. Metode Sugeno
dengan rerata terbobot dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Proses pengambilan keputusan metode Sugeno.
2.3 Model Kontrol Proses Level Fluida
[3]
Model kontrol diperoleh dari suatu proses level fluida dapat dilakukan dengan menerapkan
hukum kesetimbangan massa yaitu: “Laju akumulasi massa = Laju massa yang masuk -
Laju massa yang keluar”. Gambar 6 merupakan model kontrol proses fluida.
out in
q q
t Ah
dt d
9 Dimana :
q
in
= Perubahan laju aliran fluida input sekitar nilai nominalnya m
3
det. q
out
= Perubahan laju aliran fluida output sekitar nilai nominalnya m
3
det. = densitas kgm
3
. A
= Luas penampang tanki m
2
. H
= Perubahan ketinggian fkuida dalam tanki m.
co Qin
Qout h
Gambar 6 Model kontrol proses level fluida.
Penurunan rumus : . t
h K
q
out out
10 K
out
= konstanta proporsionalitas yang harganya tergantung pada bukaan valve beban.
Diasumsikan aliran input linear, maka perubahan debit fluida input akan proporsional terhadap
besar perubahan sinyal kontrol co penggerak .
co K
q
in in
. 11
Subtitusikan persamaan 10 dan persamaan 11 pada persamaan 9 dengan melakukan sedikit
penyederhanaan, maka diperoleh persamaan diferensial linear.
t co
K K
t h
dt K
t Adh
out in
out
12 Atau dapat ditulis dalam bentuk umum .
. t
co K
t h
dt t
dh T
1 Ts
K s
co s
h
2.4
Sistem Plant Pengaturan Level Cairan
Blok perangkat keras sistem pengaturan level cairan pada Tugas Akhir ini dapat dilihat
pada Gambar 7.
PO RT
A Sensor
PING™ P-in
Pelampung Tank-1
Tank-2 Tank-3
PC
SERIAL RS232
COM1
Keypad
P O
R T
C Mikro
kon tro
le r
A T
me ga
8 53
5 PD.3
PB.2 PB.3
PB.5 LCD
PD.2 Pengontrol
Tegangan AC T
eg an
ga n
220 VAC
Catu Daya 5 VDC
Zero Crossing Detector
Led Indikator
Gambar 7 Perangkat keras plant pengendali muka cairan.
Penjelasan dari masing-masing blok sistem pengendali muka cairan pada Gambar 7 adalah
sebagai berikut :
5
1. Sensor PING™ merupakan sensor yang akan
mendeteksi ketinggian sensor terhadap pelampung yang direpresentasikan sebagai
level cairan. Keluaran sensor ini berupa tegangan digital, yaitu memiliki logika 1 saat
trasmitter
memancarkan gelombang
ultrasonik dan memiliki logika 0 saat receiver menerima gelombang ultrasonik yang telah
dipancarkan. 2. Keypad berfungsi sebagai media masukan
untuk mengatur set point level cairan dan sebagai tombol untuk menjalankan proses
pengendalian. 3. LCD Liquid Crystal Display dan driver
LCD berfungsi sebagai media tampilan selama proses pengendalian berlangsung.
4. Zero crossing detector adalah rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi gelombang sinus
tegangan jala-jala AC 220 V ketika melalui persimpangan titik nol.
5. Rangkaian pengendali tegangan AC adalah rangkaian
yang berfungsi
untuk mengendalikan
tegangan beban
dengan memberi waktu tunda pemicuan triac.
Komponen utama pengatur tegangan AC berupa triac dan optoisolator MOC3021.
6. Pompa berfungsi sebagai aktuator. 7. Catu daya berfungsi sebagai suplai sistem
keseluruhan. 8. Mikrokontroller AVR ATmega 8535 yang
berfungsi sebagai pusat pengendalian pada sistem pengatur level cairan ini dapat
diprogram dengan menggunakan bahasa C embedded.
9. Personal komputer sebagai unit monitoring yang akan menampilkan data ketinggian
aktual air berupa grafik respon sistem. Grafik ini selanjutnya dapat digunakan untuk
keperluan analisis.
Sistem mikrokontroler digunakan sebagai unit kendali utama yang didalamnya berisi
program untuk mengendalikan proses pengaturan pompa pump, termasuk pengesetan parameter,
pengaturan tampilan LCD, pengaturan data serial dan input clock sensor PING, kendali PI dan
penalaan dengan logika Fuzzy serta mengatur aliran data komunikasi serial melalui RS232
dengan komputer untuk proses monitoring. Secara umum, alokasi penggunaan port pada rangkaian
ATmega 8535 dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 8.
Tabel 2 Penggunaan port pada Atmega8535.
PORT ATMEGA8535 Fungsi
Port A PORTA.0
– PORTA.7 Keypad
Port B
PORTB.2 PORTB.5
Sensor PING
TM
Led Hijau Indikator Auto
Port C PORTC.0
– PORTC.7 LCD
Port D
PORTD.2 PORTD.3
Intrupsi Zero Crossing Detector Output ke Pompa MOC3021
GND AVCC
PC7 TOSC2 PC6 TOSC1
PC5 PC4
PC3 PC2
PC1 SDA PC0 SCL
PA0 ADC0 PA1 ADC1
PA2 ADC2 PA3 ADC3
PA4 ADC4 PA5 ADC5
PA6 ADC6 PA7 ADC7
31 30
29 28
27 26
25 24
23 22
40 39
38 37
36 35
34 33
VCC GND
XTAL2 XTAL1
RXD PD0 TXD PD1
INT0 PD2 INT1 PD3
OC1B PD4 OC1A PD5
PD6 ICP1 XCKT0 PB0
T1 PB1 INT2AIN0 PB2
OC0AIN1 PB3 MOSI PB5
SCK PB7 RESET
1 2
3 4
5 6
8 10
9 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20
33pF 33pF
4 MHz Reset
4k7 VCC
LCD
Liquid Crystal Display
KEYPAD
Led hijau Led merah
ATMEGA 8535
32 AREF
PD7 OC2 21
7 MISOPB6
PB4 SS +5 V
4N35 10 K
39K5W AC
220 V INTERUPT
IN4002 IN4002
IN4002 IN4002
Gambar 8 Alokasi port pada sistem minimum mikrokontroler ATmega 8535.
PortA.0 -
PortA.7 mikrokontroler
digunakan sebagai masukan keypad 4x4. PortB.2 dihubungkan dengan data serial sensor PING, data
ini yang
nantinya digunakan
sebagai pentransferan
data level
dari sensor
ke mikrokontroler.
PortC dihubungkan
untuk tampilan LCD, mode antarmuka LCD yang
digunakan adalah mode 4 bit. PortD.2 adalah input dari rangkaian Zero Crossing Detector yang
akan mengaktifkan interupsi eksternal0. PortD.3 pada mikrokontroler berfungsi sebagai PWM
untuk mengatur besarnya pulsa yang masuk ke driver MOC3021, yang kemudian digunakan
sebagai
sinyal pemicuan
yang akan
mengendalikan tegangan input pompa pump.
III. PERANCANGAN