BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan pada penggunaan pendekatan Open-ended terhadap kemampuan berpikir kritis
pada pembelajaran IPS siswa kelas VII SMP Negeri 11 Makassar. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Open-ended, sedangkan variabel
terikatnya adalah kemampuan berpikir kritis siswa.
B. Desain Penelitian
Bentuk desain penelitian ini adalah non equivalent groups pre-test-post- test design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Desain ini dapat digambarkan pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan: A : Kelompok Eksperimen.
B : Kelompok Kontrol. X : Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Open-ended.
O : Tes Berpikir Kritis Schumacher, 2001: 342.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 11 Makassar. Sedangkan siswa yang menjadi sampel adalah kelas VII IPS
A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII B sebagai kelompok kontrol,
Kelompok Pretes
Perlakuan Postes
A O
X O
B O
O
61
sampel diambil dengan teknik purposive sampling, sebanyak dua kelas dari 10 kelas yang ada di SMPN 11 Makassar tersebut. Kedua kelas tersebut dipilih
berdasarkan kriteria kelas-kelas unggulan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Untuk lebih jelasnya perhitungan untuk pengambilan sampel setiap kelas
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Perhitungan Pengambilan Sampel
Kelas Jumlah Sampel
VII A 42
VII B 42
Jumlah 84
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan sebagai berikut.
1. Open-ended adalah problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang
benar atau disebut problem tak lengkap. Dalam Pendekatan Open-ended guru memberikan permasalahan kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak
perlu ditentukan hanya satu jalan jawaban yang betul. Guru harus memanfaatkan keberagaman cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah
untuk memberi pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan cara berpikir kritis
yang telah diperoleh sebelumnya. Indikator yang diperhatikan antara lain adanya inisiatif dalam hal: mencari referensi, mengerjakan soal-soal,
mengemukakan ide, berdiskusi, dan menanyakan masalah yang dihadapinya.
62
2. Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kemampuan berpikir kompleks yang dimiliki siswa. Dari 12 indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis 1996, yang dapat dilatih melalui
pembelajaran IPS adalah: 1 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; 2 Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; 3
Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi. Kemampuan berpikir kritis diukur dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis yang standar
Dennis K. Filsaime: Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif 2007. Berpikir Kritis dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir
kritis siswa dalam menelaah, menganalisis, dan mengorganisasikan terhadap informasi yang diterimanya, diperiksa dan dibandingkan dulu kebenarannya
dengan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki sebelumnya sehingga seseorang tersebut mampu memberikan kesimpulan terhadap informasi
tersebut dengan alasan yang tepat, indikator meliputi kemampuan mengidentifikasi relevansi, merumuskan masalah ke dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran Konvensional adalah metode ceramah yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional didefinisikan sebagai model yang biasa digunakan oleh guru IPS di SMP 11 Makassar. Pembelajaran
konvensional ini didominasi metode ceramah, menggunakan ilustrasi gambar statis. Pada pembelajaran ini guru lebih aktif sebagai sumber informasi,
sementara siswa cendrung pasif dalam menerima materi pelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran konvensional dalam pembelajaran ini diawali
infomasi dari guru, menampilkan ilustrasi gambar, siswa mencatat materi yang dijelaskan guru, guru memeriksa pemahaman siswa, selanjutnya guru
63
memberikan soal untuk dikerjakan siswa, dan diakhiri dengan pemberian tugas dalam bentuk pekerjaan rumah.
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pengumpulan Data