Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
Sehingga : km
Cos XiCos
Feff 4
, 330
5108 ,
13 991
, 4463
= =
=
∑ ∑
α α
4.1.2.2 Menentukan Tinggi Gelombang berdasarkan Peramalan Gelombang
di Laut Dalam
Untuk memperoleh data gelombang diperlukan data angin . Data angin tersebut didapatkan dari badan meteorologi maritim Kabupaten Cilacap, Data angin yang
tersedia dari tahun 2001 – 2005. Dalam perencanaan tinggi gelombang ada beberapa metode untuk menghitung tinggi gelombang antara lain :
1. Fetch Limited
a. Tinggi gelombang
2 1
2
. .
10 616
, 1
F U
x H
A −
= b. Periode gelombang
3 1
1
. .
10 238
, 6
F U
x T
A −
= c. Lama angin berhembus
3 1
2
893 ,
⎟⎟⎠ ⎞
⎜⎜⎝ ⎛
=
A
U F
t 2.
Fully Developed a. Tinggi gelombang
2 2
10 482
, 2
A
U x
H
−
= b. Periode gelombang
A
U x
T
1
10 30
, 8
−
= c, Lama angin berhembus
A
U t
027 ,
2 =
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
dimana : H
mo
: tinggi gelombang hasil peramalan m T
mo
: periode gelombang puncak dtk F
eff
: panjang fetch efektif km U
A
: kecepatan angin terkoreksi mdtk g : percepatan gravitasi 9,81 mdtk
t : waktu jam Adapun langkah – langkah untuk mencari tinggi dan arah gelombang dominan
dengan menggunakan metode fetch limited adalah sebagai berikut : 1. Penggolongan berdasarkan jumlah tinggi dan arah gelombang tiap tahun,
Dalam perhitungan disini diambil data angin tertinggi tiap bulan selama 5 lima tahun seperti dilihat dalam Tabel 4.5 dan 4.6
Adapun perhitungan tinggi gelombang menggunakan rumus : H
= 1,616,10
-2
x UA x F
eff
UA = 0,71 x UW
1,23
UW = RL x UL UL = kec, tertinggi knot x 0,514 = ,,,mdt
2. RL diperoleh dari Grafik Hubungan Antar Kecepatan Angin Didarat dan Dilaut pada Gambar 4.4
3. Dari Tabel 4.6 dapat dicari prosentase masing – masing arah dan tinggi gelombang seperti dilihat dalam Tabel 4.7
4. Gambar Wave Rose mawar gelombang untuk masing – masing arah dan tinggi sesuai dengan prosentase yang telah dicari, dapat dilihat pada
Gambar 4.8 5. Untuk perencanaan, diambil arah gelombang yang dominan dengan
prosentase terbesar.
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
Data tinggi m dan arah gelombang dominan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.5 Perhitungan tinggi gelombang tahun 2005 berdasarkan fetch
NO BULAN ARAH
KEC. ANGIN KEC. UL
RL UW
UA FETCH EFF.
TINGGI ANGIIN
Knot md
mdt mdt
km GEL. m
1 Januari B
22,00 11,3080
1,1100 12,5519 15,9467 330,40
4,6842 2 Februari
BL 27,00
13,8780 1,0900 15,1270 20,0611
330,40 5,8927
3 Maret B
19,00 9,7660
1,2100 11,8169 14,8059 330,40
4,3491 4 April
T 21,00
10,7940 1,1900 12,8449 16,4057
330,40 4,8190
5 Mei TG
15,00 7,7100
1,2400 9,5604 11,4089 330,40
3,3512 6 Juni
T 17,00
8,7380 1,2300 10,7477 13,1758
330,40 3,8703
7 Juli TG
17,00 8,7380
1,2300 10,7477 13,1758 330,40
3,8703 8 Agustus
TG 18,00
9,2520 1,2000 11,1024 13,7126
330,40 4,0279
9 September T
22,00 11,3080
1,1100 12,5519 15,9467 330,40
4,6842 10 Oktober
TG 18,00
9,2520 1,2000 11,1024 13,7126
330,40 4,0279
11 November TG
16,00 8,2240
1,2200 10,0333 12,1069 330,40
3,5563 12 Desember
B 27,00
13,8780 1,0500 14,5719 19,1595
330,40 5,6279
Sumber : Analisa Perhitungan
Demikian seterusnya untuk tahun 2001 – 2004 lihat lampiran II-3 Hal 23, dari data dan tinggi gelombang diatas dapat dicari komulatif jumlah arah gelombang
berdasarkan penggolongan tingi gelombang dan dihitung jumlah data untuk masing – masing range, disajikan dalam Tabel berikut :
Tabel 4.6 Jumlah Kejadian gelombang berdasarkan arah angin
Tinggi Gel. Arah Angin
Jumlah meter U TL T TG S BD B BL Kejadian
0,00 - 2,00 2,00 - 4,00
1 8
13 22
4,00 - 6,00 1
9 10
1 9
6 2
38 6,00 - 8,00
8,00 - 10,00 Jumlah :
1 1
17 23
1 9
6 2
60
Sumber : Analisa Perhitungan
Dari Tabel jumlah data diatas dapat kita cari prosentase gelombang dominan dengan cara sebagai berikut :
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
- Pada data gelombang tinggi 2,00 – 4,00 meter dan mempunyai arah angin Tenggara terdapat 13 buah data, sehingga jika dihitung berdasarkan
jumlah data prosentasenya sebesar : 21,667 Demikian seterusnya untuk masing – masing arah,sehigga dapat dibuat table
prosentase arah angin dan tinggi gelombang sebagai berikut :
Tabel 4.7 Prosentase Kejadian Gelombang
Tinggi Gel. Arah Angin
Jumlah meter U
TL T TG
S BD
B BL
0,00 - 2,00 0,000
2,00 - 4,00 1,667
13,333 21,667
36,667 4,00
- 6,00
1,667 15,000 16,667 1,667 15,000 10,000 3,333 63,333
6,00 - 8,00 0,000
8,00 - 10,00 0,000
Jumlah : 1,667 1,667 28,333 38,333 1,667 15,000 10,000 3,333
100,000
Sumber : Analisa Perhitungan
Dari Tabel diatas dapat dibuat gambaran Wave Rose untuk menggambarkan prosentase data arah gelombang dominan, dengan cara yang sama seperti pada
penggambaran Wind Rose, Wave Rose dapat digambarkan sebagai berikut :
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
10 20
30 40
50
U TL
T
TG
S BD
BL
B
0 - 2 2 - 4
4 - 6 6 - 8 8 - 10
Jenis tinggi gelombang dalam meter panjang tongkat menunjukkan prosentase kejadian
Gambar 4.3 Wave Rose Daerah pantai Cilacap Tahun 2001 - 2005
Dari analisa gelombang dengan Wave Rose diatas dapat disimpulkan bahwa prevailing wind terjadi pada arah tenggara dengan prosentase 38,333 sedangkan
tinggi gelombang yang paling dominan terjadi pada interval 2,0 – 4,0 meter dengan prosentase 21,667 , untuk perencanaan ini arah gelombang yang dipakai
untuk perhitungan adalah :
meter
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
- Arah tenggara tinggi gelombang 4 m yang terjadi pada interval 2,0 – 4,0 meter, dengan prosentase sebesar 21,667
Adapun perhitungan tinggi H dan periode gelombang T berdasarkan fetch dapat dicari dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan dalam 1 tahunnya dalam perhitungan kali ini, digunakan data angin tahun 2005
pada Tabel 4.5 dicari dari nilai RL dengan mengggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin laut dan di darat, Misal pada bulan
Agustus 2005 untuk arah Tenggara, kecepatan angin = 18,00 knot, maka UL = 18,00 knott x 0,514 = 9,252 mdet, Berdasarkan grafik hubungan
antara kecepatan angin laut UW dan di darat UL sebagai berikut :
Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara kecepatan angin Laut UW dan di Darat UL
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
Dari Grafik diatas didapat nilai RL = 1,200 2. Hitung UW dengan rumus
UW = UL x RL = 9,252 x 1,200
= 11,1024 mdet 3. Hitung UA dengan rumus :
UA = 0,71 x 11,1024
1,23
= 0,71 x 11,1024
1,23
= 13,7126 mdet 4. Berdasarkan nilai UA dan besarnya fetch, tinggi dan periode gelombang
dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang sebagai berikut :
BAB IV ANALISIS
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
70
Gambar 4.5 Grafik Peramalan Gelombang
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
Dari Grafik Peramalan Gelombang berdasarkan nilai UA terbesar didapatkan hasil Durasi jam, Tinggi m, dan periode det yang diharapkan memenuhi
karena keterbatasan grafik peramalan gelombang, oleh karena itu berdasarkan nilai UA yaitu 13,7126 mdet, didapat :
Tinggi H : 4,03 m
Periode : 10,5 det
Durasi : 18,2 jam
¾ Mencari tinggi gelombang pada kedalaman tertentu refraksi Gelombang Direncanakan terjadinya gelombang pecah pada elevasi dasar kedalaman
adalah – 3 m dibawah muka air laut rerata MWL, Arah gelombang yang diperhitungkan dari arah Tenggara
α= 135
o
, H
o
= 4,03 m dan T = 10,5 detik
Panjang gelombang di laut dalam dihitung : L
= 1,56 x T
2
= 1,56 x 10,5
2
= 171,99 m Co = L0 T
= 171,99 10,5 = 16,38
dL0 = 3 171,99 = 0,0170 Untuk nilai dL0 diatas, dengan Tabel A-1 fungsi dL untuk pertambahan
nilai dL0 didapat :
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
Tabel 4.8 Fungsi dL untuk pertambahan nilai dL0
Bambang Triadmodjo, 1996
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
d L = 0,05296 L
= 3 0,05296 = 56,6465 c
1
= L T = 56,6465 10,2 = 5,55 mdet Arah datang gelombang pada kedalaman 3 m dihitung :
Sin α
1
= c
1
c Sin
α = 5,55 16,38 sin 135
= 0,239 α
1
= 13,8275
Koefisien refraksi dihitung dengan rumus :
1
α α
Cos Cos
Kr =
7275 ,
13 135
Cos Cos
Kr =
= 0,8532 Untuk menghitung koefisien pendangkalan dicari nilai n dengan menggunakan
Tabel A – 1 fungsi dL untuk pertambahan nilai dL0 berdasar nilai dL0 diatas 0,0170, maka didapat :
n
1
= 0,9649 dan n = 0,5 untuk laut dalam
nxL xL
n Ks
=
25 ,
1 6465
, 56
9649 ,
99 ,
171 5
, =
= x
x Ks
Maka tinggi gelombang pada kedalaman 3,0 m didapat : H
1
= Ks , Kr , H = 1,25 x 0,8532 x 4.03
= 4,298 m Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan :
H
1
= 4,298 m H
= 4,027 m
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
¾ Menghitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah Berdasarkan peta topografi, kemiringan dasar laut diketahui 1 : 20 = 0,05
Gelombang pada laut dalam ditentukan H = 4,03 m, T = 10,5 detik, Kr =
0,8532 H’
= Kr . H = 0,8532 x 4,03
= 3,4383
m H
’
gT
2
= 3,4383 9,81 x 10,5
2
= 0,0032
Dari grafik tinggi gelombang pecah dibawah ini untuk nilai tersebut diatas dengan nilai m = 1 : 20 atau m = 0,05 diperoleh :
Gambar 4.6 Grafik tinggi gelombang pecah
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
Dari grafik diatas diperoleh nilai Hb adalah sebagai berikut : Hb H’
= 1,40 Hb = 1,4 x 3,4383 = 4,8136 m
¾ Menghitung kedalaman gelombang pecah :
Hb g T
2
= 4,8136 9,81 x 10,5
2
= 0,00445 Dengan menggunakan grafik kedalaman gelombang pecah di bawah ini,
untuk nilai Hb g T
2
dengan nilai m = 1 : 20 atau m = 0,05 diperoleh :
mbar 4.7 Kedalaman Gelomba Pecah
Gambar 4.7 Grafik Kedalaman Gelombang Pecah
db Hb = 0,9 db = 0,90 x 4,8136 = 4,3322 m
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap Kabupaten Cilacap
Arga Wiryawan L2A305008
Luki Andarmawan L2A304032
dari perhitungan diatas didapat : - Tinggi gelombang pecah Hb
= 4,8136 m - Kedalaman gelombang pecah db
= 4,3322 m ¾ Elevasi Muka Air Rencana
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapat data – data sebagai berikut : - Kedalaman d
: 3 m - Tinggi gelombang H
: 4,03
m - Periode gelombang T
: 10,5 detik - Kemiringan dasar laut
: 0,05 - Tinggi gel. pecah Hb
: 4,8136 m - Kedalaman gel. pecah db
: 4,3322 m
4.1.3 Data Pasang Surut