Analisis finansial dan ekonomi usahatani markisa (Studi kasus : Desa Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat)

ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI USAHATANI MARICISA
(Studi kasus : Desa Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah Gumanti,
Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat).

Oieh:

NILA SARI
A 31.0514

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999

Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah karnu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu
rnengangkat karnu ketempat yang terpuji. Dan katakanlah : Ya Tuhanku masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah aku
secara keliar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau
kekuasaan yang menolong. ( Al lsraa' :79-80)

Karya kecil ini penulis persembahkan kepada yang tercinta Papa,

Mama, lyak, Uni Neni, Uda Eri, Meli dan Fira yang senantiasa
memberikan dorongan dan doa untuk keberhasilan penulis.

RINGKASAN
NlLA SARI. Analisis Finansial dan Ekonomi Usahatani Markisa. (Studi Kasus: Desa
Sungai Nanam Barat, Kec. Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera
Barat). Dibawah bimbingan Bapak SUTARA HENDRAKUSUMAATMADJA.
Tanaman markisa (Pnssrj7orn edrilis) merupakan salah satu di antara banyak
buah-buahan yang ada di Indonesia.
Tanaman ini memiliki prospek untuk
dikembangkan, ha1 ini dapat dilihat dari meningkatnya permintaan masyarakat dalam
dan luar negeri akan buah markisa.
Adanya peningkatan jumlah penduduk,
peningkatan kesadaran gizi masyarakat di Indonesia menunjukkan permintaan akan
buah-buahan termasuk di dalamnya buah markisa akan meningkat pada masa
mendatang, sedangkan dari luar negeri permintaan ekspor sari buah markisa datang dari
Brunei, Eropa, Singapura dan Amerika (Untung, et. al. 1992). Meningkatnya minat
dari konsumen akan buah markisa baik dari dalam negeri maupun luar negeri
merupakan suatu peluang yang hams dimanfaatkan. Di Indonesia sentra produksi
markisa terbesar adalah di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, sedangkan daerah lain

yang juga menghasilkan tanaman markisa adalah Sumatera Barat dan Jawa Barat tetapi
jumlah dan skala usahanya masih kecil.
Jenis markisa yang banyak ditemui di Indonesia ada tiga macam yaitu markisa
ungu, markisa kunina dan kultivar lain yang jumlahnya lebih sedikit yaitu markisa
sayur (Erbis). Produksl markisa ungu maupun markisa kuning masih rendah, maka agar
dapat memenuhi permintaan pasar akan buah markisa, produksi markisa hams
ditingkatkan. Rendahnya produksi markisa salah satunya disebabkan oleh terbatasnya
daerah yang cocok untuk pengembangan tanaman markisa dan masih sedikitnya petani
yang melakukan budidaya,"padahal sebenarnya dalam penanaman markisa ini tidak
terlalu sulit.
Di Sumatera Barat, Kabupaten Solok merupakan satu-satunya daerah yang
cocok untuk pengembangan usahatani markisa, ha1 ini disebabkan daerah ini memenuhi
syarat-syarat untuk pertumbuhan markisa. Karena potensi yang dimiliki oleh
Icabupaten Solok untuk pengembangan markisa maka perlu adanya usaha untuk t e n s
mengembangkan markisa di daerah ini. Untuk mengetahui kegiatan usahatani markisa
ini layak atau tidak maka diperlukan analisis kelayakan finansial dan ekonomi
usahatani markisa.
Tujuan penelitian ini adalah 1. Ivlemperoleh gambaran mengenai keragaan
kelayakan secara finansial dan
usahatani markisa di daerah penelitian, 2. Menganalisis

ekonomi usahatani markisa di daerah penelitian, 3 . Mengetahui jangka waktu
pengembalian investasi usahatani markisa.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah
Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah ini termasuk daerah penghasil
markisa dan memiliki potensi untuk pengembangan usahatani rnarkisa.
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer yang berasal dari
wawancara langsung dengan petani, dimana pengambilan contoh petani dilakukan
secara sengaja dan data skunder yang berasal dari instansi-instansi yang terkait.

Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan usahatani markisa dengan
menggunakan kriteria NPV, NBCR, dan IRR. Selain itu juga digunakan untuk
mengetahui sensitivitas dan jangka waktu usaha pengembalian usahatani markisa.
Analisis kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai keragaan
usahatani markisa.
Usahatani markisa dibudidayakan di Lembah Gumanti sejak tahun 1970 -an
dan mulai dikomersilkan tahun 1980-an. Jenis markisa yang dibudidayakan adalah
markisa kuning. Markisa ini ditanam oleh petani di daerah perbukitan karena
tanahnya lebih subur sehingga memerlukan pupuk yang lebih sedikit. Pembibitan

markisa dilakukan dengan biji dan stek. Pupuk yang digunakan dalam usahatani
markisa adalah pupuk NPK, Urea, KC1, TSP, dan pupuk Kandang. Tenaga kerja
yang digunakan dalan usahatani ini paling banyak dibutuhkan untuk pemeliharaan
dan panen. Waktu pelaksanaan panen adalah pagi hari dan dilakukan setiap l x
seminggu.
Dari hasil perhitungan kelayakan dengan tingkat diskonto 16% diperoleh nilai
NPV. NBCR. dan IRR s e b a ~ a iberikut. Pada analisis finansial untuk lahan satu
h e k t 4 nilai I&v yang diperileh adalah Rp 17.240.682,37, ha1 ini berarti bahwa
penanaman investasi pada usahatani markisa yang dilakukan akan memberikan
keuntungan sebesar Rp 17.240.682,37menurut nilai sekarang. NBCR yang diperoleh
adalah 2,78 yang berarti bahwa manfaat yang diperoleh 2,78 kali lipat dari biaya yang
dikeluarkan. Untuk nilai IRR yang diperoleh adalah 46,14%, nilai IRR yang
diperoleh itu lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan ini berarti bahwa
usahatani markisa layak untuk dilakukan. Sedangkan pada analisis ekonomi dengan
tingkat diskonto dan luas lahan yang sama nilai NPVnya sebesar Rp 21.871.161,64
yang berarti bahwa penanaman investasi pada usahatani markisa akan memberikan
keuntungan Rp 21.871.161,64 menurut nilai sekarang. NBCR yang didapat adalah
3,42 berarti manfaat yang diperoleh 3,42 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan
sehingga usahatani markisa layak diusahakan. Untuk nilai IRR didapat 56,56%.
Icarena nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto maka usahatani layak untuk

dilakukan. Dengan demikian secara finansial maupun ekonomi, usahatani markisa
layak untuk dilaksanakan karena NPV yang diperoleh bernilai positif, NBCR lebih
besar dari satu dan IRR berada pada tingkat yang lebih besar dari tingkat diskonto
yang digunakan. (Tabel. 6).
Dari hasil analisis sensitivitas yang dilakukan didapat hasil sebagai yang terlihat pada
Tabel 7,8,9,10,11dan 12. Secara finansial dan ekonomi dengan tingkat diskonto
sebesar 16% usahatani markisa layak untuk dilaksanakan, sedangkan apabila tingkat
diskonto dinaikkan maka tingkat kelayakan usahatani akan mengalami perubahanperubahan.
Hasil dari analisis tingkat pengembalian investasi secara finansial dan
ekonomi dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14. Secara finansial pada tingkat diskonto
16%, tingltat pengembalian investasi terjadi pada tahun ke-3 bulan ke-6 dan secara
ekonomi tingkat pengembalian investasi terjadi pada tahun ke-3 bulan ke-2.
Sedangkan pada beberapa perubahan tingkat diskonto tingkat pengembalian
investasinya terjadi pada tahun yang berbeda (Lihat Tabel. 13 dan 14).

,

Melihat dampak positif yang ditimbulkan dan memperhatikan hasil kelayakan
investasi usahatani markisa yang menguntungkan maka disarankan perlu adanya
usaha untuk terus mengembangkan usahatani markisa di daerah penelitian. Dan

hendaknya hasil kelayakan ini dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk
menanamkan modalnya dalam mengelola usahatani markisa pada skala usaha yang
lebih besar. Dan untuk mendukung usahatani dapat berjalan lancar perlu dibentuknya
suatu wadah yang menyediakan sarana dan prasarana untuk berusahatani markisa,
seperti ICoperasi. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
memberikan dukungan modal berupa kredit bersuku bunga rendah yang
diperuntukkan bagi petani yang kekurangan modal. Selain itu untuk pengembangan
usahatani markisa dapat diterapkan pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dengan
dibentuknya suatu lokasi yang dihimpun petani dalam suatu tempat tertentu, dimana
perusahaan bertindak sebagai Inti yang bertugas memberikan bimbingan dalam
berusahatani dan memasarkan hasil, sedangkan petani (Plasma) sebagai pemilik lahan
yang melakukan usahatani markisa.

ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI USAHATANI MARICISA
(Studi kasus : Desa Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah Gumanti,
Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat).

Oieh:

NILA SARI

A 31.0514

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999

Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah karnu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu
rnengangkat karnu ketempat yang terpuji. Dan katakanlah : Ya Tuhanku masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah aku
secara keliar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau
kekuasaan yang menolong. ( Al lsraa' :79-80)

Karya kecil ini penulis persembahkan kepada yang tercinta Papa,
Mama, lyak, Uni Neni, Uda Eri, Meli dan Fira yang senantiasa
memberikan dorongan dan doa untuk keberhasilan penulis.

RINGKASAN
NlLA SARI. Analisis Finansial dan Ekonomi Usahatani Markisa. (Studi Kasus: Desa
Sungai Nanam Barat, Kec. Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera

Barat). Dibawah bimbingan Bapak SUTARA HENDRAKUSUMAATMADJA.
Tanaman markisa (Pnssrj7orn edrilis) merupakan salah satu di antara banyak
buah-buahan yang ada di Indonesia.
Tanaman ini memiliki prospek untuk
dikembangkan, ha1 ini dapat dilihat dari meningkatnya permintaan masyarakat dalam
dan luar negeri akan buah markisa.
Adanya peningkatan jumlah penduduk,
peningkatan kesadaran gizi masyarakat di Indonesia menunjukkan permintaan akan
buah-buahan termasuk di dalamnya buah markisa akan meningkat pada masa
mendatang, sedangkan dari luar negeri permintaan ekspor sari buah markisa datang dari
Brunei, Eropa, Singapura dan Amerika (Untung, et. al. 1992). Meningkatnya minat
dari konsumen akan buah markisa baik dari dalam negeri maupun luar negeri
merupakan suatu peluang yang hams dimanfaatkan. Di Indonesia sentra produksi
markisa terbesar adalah di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, sedangkan daerah lain
yang juga menghasilkan tanaman markisa adalah Sumatera Barat dan Jawa Barat tetapi
jumlah dan skala usahanya masih kecil.
Jenis markisa yang banyak ditemui di Indonesia ada tiga macam yaitu markisa
ungu, markisa kunina dan kultivar lain yang jumlahnya lebih sedikit yaitu markisa
sayur (Erbis). Produksl markisa ungu maupun markisa kuning masih rendah, maka agar
dapat memenuhi permintaan pasar akan buah markisa, produksi markisa hams

ditingkatkan. Rendahnya produksi markisa salah satunya disebabkan oleh terbatasnya
daerah yang cocok untuk pengembangan tanaman markisa dan masih sedikitnya petani
yang melakukan budidaya,"padahal sebenarnya dalam penanaman markisa ini tidak
terlalu sulit.
Di Sumatera Barat, Kabupaten Solok merupakan satu-satunya daerah yang
cocok untuk pengembangan usahatani markisa, ha1 ini disebabkan daerah ini memenuhi
syarat-syarat untuk pertumbuhan markisa. Karena potensi yang dimiliki oleh
Icabupaten Solok untuk pengembangan markisa maka perlu adanya usaha untuk t e n s
mengembangkan markisa di daerah ini. Untuk mengetahui kegiatan usahatani markisa
ini layak atau tidak maka diperlukan analisis kelayakan finansial dan ekonomi
usahatani markisa.
Tujuan penelitian ini adalah 1. Ivlemperoleh gambaran mengenai keragaan
kelayakan secara finansial dan
usahatani markisa di daerah penelitian, 2. Menganalisis
ekonomi usahatani markisa di daerah penelitian, 3 . Mengetahui jangka waktu
pengembalian investasi usahatani markisa.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Nanam Barat, Kecamatan Lembah
Gumanti, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah ini termasuk daerah penghasil
markisa dan memiliki potensi untuk pengembangan usahatani rnarkisa.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer yang berasal dari
wawancara langsung dengan petani, dimana pengambilan contoh petani dilakukan
secara sengaja dan data skunder yang berasal dari instansi-instansi yang terkait.

Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan usahatani markisa dengan
menggunakan kriteria NPV, NBCR, dan IRR. Selain itu juga digunakan untuk
mengetahui sensitivitas dan jangka waktu usaha pengembalian usahatani markisa.
Analisis kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai keragaan
usahatani markisa.
Usahatani markisa dibudidayakan di Lembah Gumanti sejak tahun 1970 -an
dan mulai dikomersilkan tahun 1980-an. Jenis markisa yang dibudidayakan adalah
markisa kuning. Markisa ini ditanam oleh petani di daerah perbukitan karena
tanahnya lebih subur sehingga memerlukan pupuk yang lebih sedikit. Pembibitan
markisa dilakukan dengan biji dan stek. Pupuk yang digunakan dalam usahatani
markisa adalah pupuk NPK, Urea, KC1, TSP, dan pupuk Kandang. Tenaga kerja
yang digunakan dalan usahatani ini paling banyak dibutuhkan untuk pemeliharaan
dan panen. Waktu pelaksanaan panen adalah pagi hari dan dilakukan setiap l x
seminggu.
Dari hasil perhitungan kelayakan dengan tingkat diskonto 16% diperoleh nilai

NPV. NBCR. dan IRR s e b a ~ a iberikut. Pada analisis finansial untuk lahan satu
h e k t 4 nilai I&v yang diperileh adalah Rp 17.240.682,37, ha1 ini berarti bahwa
penanaman investasi pada usahatani markisa yang dilakukan akan memberikan
keuntungan sebesar Rp 17.240.682,37menurut nilai sekarang. NBCR yang diperoleh
adalah 2,78 yang berarti bahwa manfaat yang diperoleh 2,78 kali lipat dari biaya yang
dikeluarkan. Untuk nilai IRR yang diperoleh adalah 46,14%, nilai IRR yang
diperoleh itu lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan ini berarti bahwa
usahatani markisa layak untuk dilakukan. Sedangkan pada analisis ekonomi dengan
tingkat diskonto dan luas lahan yang sama nilai NPVnya sebesar Rp 21.871.161,64
yang berarti bahwa penanaman investasi pada usahatani markisa akan memberikan
keuntungan Rp 21.871.161,64 menurut nilai sekarang. NBCR yang didapat adalah
3,42 berarti manfaat yang diperoleh 3,42 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan
sehingga usahatani markisa layak diusahakan. Untuk nilai IRR didapat 56,56%.
Icarena nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto maka usahatani layak untuk
dilakukan. Dengan demikian secara finansial maupun ekonomi, usahatani markisa
layak untuk dilaksanakan karena NPV yang diperoleh bernilai positif, NBCR lebih
besar dari satu dan IRR berada pada tingkat yang lebih besar dari tingkat diskonto
yang digunakan. (Tabel. 6).
Dari hasil analisis sensitivitas yang dilakukan didapat hasil sebagai yang terlihat pada
Tabel 7,8,9,10,11dan 12. Secara finansial dan ekonomi dengan tingkat diskonto
sebesar 16% usahatani markisa layak untuk dilaksanakan, sedangkan apabila tingkat
diskonto dinaikkan maka tingkat kelayakan usahatani akan mengalami perubahanperubahan.
Hasil dari analisis tingkat pengembalian investasi secara finansial dan
ekonomi dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14. Secara finansial pada tingkat diskonto
16%, tingltat pengembalian investasi terjadi pada tahun ke-3 bulan ke-6 dan secara
ekonomi tingkat pengembalian investasi terjadi pada tahun ke-3 bulan ke-2.
Sedangkan pada beberapa perubahan tingkat diskonto tingkat pengembalian
investasinya terjadi pada tahun yang berbeda (Lihat Tabel. 13 dan 14).

,

Melihat dampak positif yang ditimbulkan dan memperhatikan hasil kelayakan
investasi usahatani markisa yang menguntungkan maka disarankan perlu adanya
usaha untuk terus mengembangkan usahatani markisa di daerah penelitian. Dan
hendaknya hasil kelayakan ini dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk
menanamkan modalnya dalam mengelola usahatani markisa pada skala usaha yang
lebih besar. Dan untuk mendukung usahatani dapat berjalan lancar perlu dibentuknya
suatu wadah yang menyediakan sarana dan prasarana untuk berusahatani markisa,
seperti ICoperasi. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
memberikan dukungan modal berupa kredit bersuku bunga rendah yang
diperuntukkan bagi petani yang kekurangan modal. Selain itu untuk pengembangan
usahatani markisa dapat diterapkan pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dengan
dibentuknya suatu lokasi yang dihimpun petani dalam suatu tempat tertentu, dimana
perusahaan bertindak sebagai Inti yang bertugas memberikan bimbingan dalam
berusahatani dan memasarkan hasil, sedangkan petani (Plasma) sebagai pemilik lahan
yang melakukan usahatani markisa.