Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

(1)

94

Lampiran 1. Data Produksi Tandan Buah Segar (ton/bulan) Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Bulan

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Umur (Tahun) Umur (Tahun) Umur (Tahun)

5 10 15 5 10 15 5 10 15

Januari 46,61 204,64 132,36 35,86 157,02 55,01 72,32 81,13 153,44

Februari 104,30 141,97 92,20 119,52 114,82 46,24 87,76 106,44 106,02

Maret 209,17 116,47 79,64 90,08 147,12 43,78 184,21 142,88 123,71

April 287,91 169,23 47,36 98,20 142,52 36,55 175,26 128,82 107,38

Mei 342,86 185,41 44,95 129,65 212,34 46,36 200,38 188,89 126,96

Juni 280,31 221,82 85,88 171,02 205,84 62,81 241,76 154,95 174,52

Juli 315,21 283,53 114,29 235,03 290,89 54,75 246,72 136,48 211,73 Agustus 286,44 263,62 72,96 237,09 276,61 46,35 176,51 140,27 210,53 September 210,64 241,48 113,93 198,37 158,55 57,56 196,18 118,38 214,20 Oktober 147,35 291,16 83,65 203,07 307,51 83,20 179,03 103,15 201,44 November 102,00 184,18 68,66 146,00 203,85 58,84 144,02 85,39 212,25 Desember 70,89 279,78 122,07 116,10 211,36 40,04 96,30 79,31 185,30 Total 2403,69 2583,29 1057,95 1779,99 2428,43 631,49 2000,45 1466,09 2027,48 Rataan 200,31 215,27 88,16 148,33 202,37 52,62 166,70 122,17 168,96 Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(2)

95

Lampiran 2. Data Total dan Rataan Produksi Tandan Buah Segar (ton/tahun) pada Tahun 2008-2010

Tahun Total Rataan

2008 6044,93 2014,98

2009 4839,91 1613,30

2010 5494,02 1831,34

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 3. Data Total dan Rataan Produksi Tandan Buah Segar (ton) pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Umur Tanaman Total Rataan

5 Tahun 6184,13 2061,38

10 Tahun 6477,81 2159,27

15 Tahun 3716,92 1238,97

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(3)

96

Lampiran 4. Uji Korelasi pada Komponen Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Jumlah Janjang

Berat Janjang Rata-Rata

Jumlah Pohon

Produktif Jumlah Brondolan

Jumlah Janjang Pearson Correlation 1 -.032 .839** .888**

Sig. (2-Tailed) .935 .005 .001

N 9 9 9 9

Berat Janjang Rata-Rata Pearson Correlation -.032 1 -.142 .308

Sig. (2-Tailed) .935 .715 .420

N 9 9 9 9

Jumlah Pohon Produktif Pearson Correlation .839** -.142 1 .668*

Sig. (2-Tailed) .005 .715 .049

N 9 9 9 9

Jumlah Brondolan Pearson Correlation .888** .308 .668* 1

Sig. (2-Tailed) .001 .420 .049

N 9 9 9 9

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

97

Lampiran 5. Data Curah Hujan (mm/bulan) Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Bulan

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Umur Tanaman (Tahun) Umur Tanaman (Tahun) Umur Tanaman (Tahun)

5 10 15 5 10 15 5 10 15

Januari 4,00 4,00 134,00 174,00 100,00 167,00 107,00 149,00 201,00

Februari 8,00 2,00 29,00 54,00 26,00 74,00 84,00 26,00 67,00

Maret 136,00 155,00 193,00 313,00 349,00 319,00 103,00 109,00 65,00

April 105,00 88,00 73,00 138,00 160,00 197,00 99,00 42,00 133,00

Mei 260,00 119,00 140,00 197,00 237,00 303,00 190,00 178,00 138,00

Juni 134,00 107,00 90,00 33,00 10,00 41,00 208,00 147,00 253,00

Juli 214,00 149,00 102,00 263,00 236,00 244,00 209,00 121,00 307,00 Agustus 148,00 108,00 166,00 245,00 123,00 269,00 200,00 157,00 163,00 September 336,00 320,00 293,00 393,00 209,00 258,00 158,00 180,00 171,00 Oktober 202,00 206,00 366,00 172,00 173,00 164,00 151,00 143,00 56,00 November 151,00 91,00 175,00 196,00 124,00 129,00 449,00 235,00 442,00 Desember 100,00 49,00 219,00 170,00 122,00 96,00 232,00 160,00 181,00 Total 1798,00 1398,00 1980,00 2348,00 1869,00 2261,00 2190,00 1647,00 2177,00 Rataan 149,83 116,50 165,00 195,67 155,75 188,42 182,50 137,25 181,42

Jumlah BB 9 7 9 10 9 9 10 10 9

Jumlah BK 2 3 1 2 2 1 0 2 1

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(5)

98

Lampiran 6. Data Rataan Curah Hujan (mm/bulan) di 7 Divisi Kebun Begerpang Estate pada Tahun 2003-2012

Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

Jan 76 6 69 5 67 5 76 8 180 10 4 2 59 2 123 6 139 7 38 4

Feb 86 5 84 8 68 3 59 8 - - 2 2 14 3 58 4 33 3 51 5

Mar 82 3 99 9 28 2 63 3 46 3 155 11 235 10 83 7 101 7 72 10

Apr 45 4 53 5 54 3 206 13 45 5 88 3 105 7 86 4 77 5 249 13

May 101 7 109 7 108 8 297 14 322 20 119 7 210 15 120 7 151 10 265 14

Jun 142 6 143 10 124 6 217 9 95 7 107 4 88 3 140 11 111 6 78 6

Jul 162 7 172 10 126 8 218 5 193 10 149 7 181 6 215 8 180 7 87 11 Aug 152 8 151 9 125 5 111 5 171 11 108 7 158 16 147 9 137 9 176 7 Sep 179 11 324 15 197 12 256 14 201 13 320 15 310 13 120 9 234 13 237 13 Oct 238 21 254 14 328 22 208 12 162 11 206 12 197 13 143 10 207 13 175 11 Nov 208 17 96 7 228 18 94 9 158 11 91 9 142 13 243 10 159 12 232 13 Dec 197 16 111 8 179 22 180 8 115 7 49 9 114 6 118 8 126 10 85 8 Total 1.668 111 1.663 107 1.632 114 1.985 108 1.688 108 1.398 88 1.813 107 1.595 93 1.656 102 1.745 114 Rataan 139 9 139 9 136 10 165 9 141 9 117 7 151 9 133 8 138 8 145 9

BB 8 7 8 9 8 7 9 9 10 6

BK 1 0 2 1 2 3 2 1 1 2

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(6)

99

Lampiran 7. Klasifikasi Tipe Iklim Scmidth-Ferguson Di Kebun Begerpang Estate

BB = Bulan Basah (CH > 100 mm)

BL = Bulan Lembab dengan CH antara 60-100 mm BK = Bulan Kering (CH < 60 mm)

CH = Curah Hujan HH = Hari Hujan Q = Tipe Iklim

• Kriteria curah hujan Schmidth-Ferguson

Cara perhitungan tipe iklim di kebun Begerpang Estate: Q = Rataan BK x 100 % = 15

Rataan BB 81

x 100% = 18, 51% (Tipe B yaitu Basah)

• Klasifikasi Iklim Scmidth-Ferguson

0 > Q ≤ 14.3 = Tipe A (sangat basah) 60 > Q ≤ 100 = Tipe D (sedang) 300 > Q ≤ 700 = Tipe G ( sangat kering) 14.3 > Q ≤ 33.3 = Tipe B (basah) 100 > Q ≤ 167 = Tipe E (agak kering) Q > 700 = Tipe H (ekstrim kering) 33.3 > Q ≤ 60 = Tipe C (agak basah) 167 > Q ≤ 300 = Tipe F (kering)


(7)

100

Lampiran 8. Data Total dan Rataan Curah Hujan (mm/tahun) pada Tahun 2008-2010

Tahun Total Rataan

2008 5176,00 1725,33

2009 6478,00 2159,33

2010 6014,00 2004,67

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 9. Data Total dan Rataan Curah Hujan (mm) pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Umur Tanaman Total Rataan

5 Tahun 6336,00 2112,00

10 Tahun 4914,00 1638,00

15 Tahun 6418,00 2139,33

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(8)

101

Lampiran 10. Data Hari Hujan (hari/bulan) Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Bulan

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Umur Tanaman (Tahun) Umur Tanaman (Tahun) Umur Tanaman (Tahun)

5 10 15 5 10 15 5 10 15

Januari 1 3 8 6 6 7 10 6 12

Februari 2 2 2 2 2 3 4 2 3

Maret 10 11 15 14 14 16 6 7 4

April 3 3 4 6 11 11 5 5 4

Mei 9 7 7 12 13 16 6 9 5

Juni 3 4 7 3 1 2 10 8 10

Juli 9 7 7 8 9 8 11 7 11

Agustus 6 7 12 13 12 15 9 12 12

September 13 15 11 12 8 13 11 9 14

Oktober 9 12 18 13 13 11 11 10 12

November 12 9 7 11 12 13 15 13 16

Desember 11 8 10 8 7 5 11 9 10

Total 88 88 108 108 108 120 109 97 113

Rataan 7 7 9 9 9 10 9 8 9

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(9)

102

Lampiran 11. Data Total dan Rataan Hari Hujan (hari/tahun) pada Tahun 2008-2010

Tahun Total Rataan

2008 284 95

2009 340 113

2010 319 106

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 12. Data Total dan Rataan Hari Hujan (hari/bulan) pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Umur Tanaman Total Rataan

5 Tahun 309 103

10 Tahun 293 98

15 Tahun 341 114

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)


(10)

Lampiran 13. Uji–T Parsial Analisis Linear Berganda pada Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. Uji –T pada Tanaman Berumur 5 Tahun

a. Dependent Variable: produksi TBS umur 5 tahun

b. Uji –T pada Tanaman Berumur 10 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 128.816 33.606 3.833 .004

Curah hujan -.178 .413 -.431 .677

Hari hujan 9.050 8.192 1.105 .298

a. Dependent Variable: produksi TBS umur 10 tahun

c. Uji –T pada Tanaman Berumur 15 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 64.362 21.894 2.974 .016

Curah hujan .123 .227 .545 .599

Hari hujan 1.778 3.551 .501 .628

a. Dependent Variable: produksi TBS umur 15 tahun

Nilai T-tabel

V T0,975 (α = 5%) T0,95 (α = 1%)

10 2,23 3,17

11 2,20 3,11

12 2,18 3,06

Keterangan: V = n = Jumlah data Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 145.982 43.092 3.388 .008

Curah hujan 1.451 .457 3.174 .011

Hari hujan -27.005 10.601 -2.547 .031


(11)

104

Lampiran 14. Sidik Ragam Analisis Linear Berganda pada Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. Uji –F pada Tanaman Berumur 5 Tahun

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25203.716 2 12601.858 5.235 .031a

Residual 21664.458 9 2407.162

Total 46868.173 11

a. Predictors: (Constant), curah hujan, hari hujan b. Dependent Variable: produksi TBS umur 5 tahun

b. Uji –F pada Tanaman Berumur 10 Tahun

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3868.139 2 1934.070 1.322 .314a

Residual 13171.398 9 1463.489

Total 17039.537 11

a. Predictors: (Constant), curah hujan, hari hujan b. Dependent Variable: produksi TBS umur 10 tahun


(12)

105

Lampiran 14. (Lanjutan)

c. Uji –F pada Tanaman Berumur 15 Tahun

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1596.100 2 798.050 1.884 .207a

Residual 3813.235 9 423.693

Total 5409.335 11

a. Predictors: (Constant), curah hujan, hari hujan b. Dependent Variable: produksi TBS umur 15 tahun

Nilai F-Tabel pada α = 5%

V2 = dk penyebut

V1 = dk pembilang

1 2 3

10 4,96 4,10 3,71

11 4,84 3,98 3,59

12 4,75 3,88 3,49

Sumber: Sudjana (1992)

Keterangan: V1 = Jumlah variabel bebas V2 = n = Jumlah data


(13)

106

Lampiran 15. Nilai Koefisien Analisis Linear Berganda pada Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. Nilai Koefisien pada Umur 5 Tahun

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .733a .538 .435 49.06284

a. Predictors: (Constant), curah hujan, hari hujan b. Dependent Variable: produksi TBS umur 5 tahun

b. Nilai Koefisien pada Umur 10 Tahun

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .476a .227 .055 38.25557

a. Predictors: (Constant), curah hujan, hari hujan b. Dependent Variable: produksi TBS umur 10 tahun

c. Nilai Koefisien pada Umur 15 Tahun

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .543a .295 .138 20.58380

a. Predictors: (Constant), curah hujan, hari hujan b. Dependent Variable: produksi TBS umur 15 tahun


(14)

107

Lampiran 16. Model Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda pada Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. Uji Analisis Regresi Linear Berganda pada Tanaman Berumur 5 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 145.982 43.092 3.388 .008

Curah hujan 1.451 .457 1.593 3.174 .011 .204 4.902

Hari hujan -27.005 10.601 -1.278 -2.547 .031 .204 4.902

a. Dependent Variable: produksi TBS umur 5 tahun

b. Uji Analisis Regresi Linear Berganda pada Tanaman Berumur 10 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 128.816 33.606 3.833 .004

Curah hujan -.178 .413 -.274 -.431 .677 .212 4.708

Hari hujan 9.050 8.192 .703 1.105 .298 .212 4.708

a. Dependent Variable: produksi TBS umur 10 tahun


(15)

108

Lampiran 16. (Lanjutan)

c. Uji Analisis Regresi Linear Berganda pada Tanaman Berumur 15 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 64.362 21.641 2.974 .016

Curah hujan .123 .225 .294 .545 .599 .270 3.711

Hari hujan 1.778 3.548 .270 .501 .628 .270 3.711

a. Dependent Variable: produksi TBS umur 15 tahun


(16)

Lampiran 17. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel pada Kebun Begerpang Estate pada Umur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel pada Tanaman Berumur 5 Tahun

produksi curah hujan hari hujan Produksi Pearson Correlation 1 .452 .143

Sig. (2-tailed) .140 .658

N 12 12 12

Curah hujan Pearson Correlation .452 1 .892**

Sig. (2-tailed) .140 .000

N 12 12 12

Hari hujan Pearson Correlation .143 .892** 1

Sig. (2-tailed) .658 .000

N 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel pada Tanaman Berumur 10 Tahun

produksi curah hujan hari hujan Produksi Pearson Correlation 1 .350 .459

Sig. (2-tailed) .265 .133

N 12 12 12

Curah hujan Pearson Correlation .350 1 .887**

Sig. (2-tailed) .265 .000

N 12 12 12

Hari hujan Pearson Correlation .459 .887** 1

Sig. (2-tailed) .133 .000

N 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(17)

Lampiran 17. (Lanjutan)

c. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel pada Tanaman Berumur 15 Tahun

produksi curah hujan hari hujan Produksi Pearson Correlation 1 .525 .521

Sig. (2-tailed) .080 .082

N 12 12 12

Curah hujan Pearson Correlation .525 1 .855**

Sig. (2-tailed) .080 .000

N 12 12 12

Hari hujan Pearson Correlation .521 .855** 1

Sig. (2-tailed) .082 .000

N 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(18)

111

Lampiran 18. Uji Kolgomorov-Smirnov di Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada Tanaman Berumur 5 Tahun

produksi curah hujan hari hujan Unstandardized Residual

N 12 12 12 12

Normal Parametersa,,b Mean 171.7808 176.0008 8.5000 .0000000

Std. Deviation 65.27437 71.65402 3.08957 44.37900562

Most Extreme Differences Absolute .123 .119 .231 .159

Positive .101 .095 .124 .124

Negative -.123 -.119 -.231 -.159

Kolmogorov-Smirnov Z .425 .425 .411 .800

Asymp. Sig. (2-tailed) .994 .994 .996 .544

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(19)

112

Lampiran 18. (Lanjutan)

b. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada Tanaman Berumur 10 Tahun

produksi curah hujan hari hujan Unstandardized Residual

N 12 12 12 12

Normal Parametersa,,b Mean 179.9400 136.4992 8.3333 .0000000

Std. Deviation 39.35796 60.56665 3.05505 34.60346570

Most Extreme Differences Absolute .133 .119 .207 .130

Positive .130 .084 .115 .130

Negative -.133 -.119 -.207 -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .462 .462 .412 .718

Asymp. Sig. (2-tailed) .983 .983 .996 .681

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(20)

113

Lampiran 18. (Lanjutan)

c. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada Tanaman Berumur 15 Tahun

produksi curah hujan hari hujan Unstandardized Residual

N 12 12 12 12

Normal Parametersa,,b Mean 103.2475 178.2775 9.5833 .0000000

Std. Deviation 22.17561 53.17482 3.36988 18.61874565

Most Extreme Differences Absolute .247 .188 .181 .196

Positive .160 .096 .152 .176

Negative -.247 -.188 -.181 -.196

Kolmogorov-Smirnov Z .848 .855 .855 .628

Asymp. Sig. (2-tailed) .845 .457 .457 .825

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(21)

114

Lampiran 19. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas pada Absolute Residual di Kebun Begerpang Estate pada Tanaman Berumur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

a. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas Pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 5 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 24.513 18.576 1.320 .220

Curah hujan -.228 .197 -.775 -1.155 .278 .204 4.902

Hari hujan 6.229 4.570 .915 1.363 .206 .204 4.902

a. Dependent Variable: abs_res5

b. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas Pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 10 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16.095 17.507 .919 .382

Curah hujan .086 .215 .277 .399 .699 .212 4.708

Hari hujan .001 4.267 .000 .000 1.000 .212 4.708

a. Dependent Variable: abs_res10


(22)

115

Lampiran 19. (Lanjutan)

c. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas Pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 15 Tahun

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16.278 10.707 1.520 .163

Curah hujan .099 .111 .533 .887 .398 .270 3.711

Hari hujan -1.953 1.755 -.670 -1.113 .295 .270 3.711

a. Dependent Variable: abs_res15


(23)

116

Lampiran 20. Uji Autokorelasi di Kebun Begerpang Estate pada Umur 5, 10 dan 15 Tahun Selama 3 Tahun (2008-2010)

Umur Tanaman Nilai hitung Durbin Watson (d)

5 Tahun 2,058

10 Tahun 1,365

15 Tahun 1,201

Tabel Durbin Watson, α = 5%

n

k = 1 k = 2

dL dU dL dU

10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413

11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044

12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794

Sumber : Junaidi (2013)

Keterangan: n = jummlah observasi data k = jumlah variabel bebas


(24)

117

Lampiran 21. Peta Kebun Begerpang Estate


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunte, B.B.S. 2003. Pengelolaan Air pada Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan Deli serdang Sumatra Utara. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Produksi dan Volume Ekspor-Impor Perkebunan Besar Indonesia. Diakses dari http://dirjenbun.deptan.go.id pada Maret 2013.

Fauzi, Y., E. Widyastuti, I. Sastyawibawa, dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.

Ginting, R,M.D. 2011. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas Kopi Robusta (Coffea canephora). Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Semarang.

Hadi, M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta. 175 hal.

http://www.londonsumatra.com. 2013. Manajemen Strategi Kebun PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Diakses pada Mei 2013.

Husain, U dan Setiadi, A.P. 1995. Pengantar Statistika. Bumi Aksara. Yogyakarta Junaidi, 2013. Tabel Durbin Watson alpha 5% Diakses dari

http://junaidichaniago.wordpress.com dari http://www.standford.edu pada November 2013.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. 435 hal.

Manalu, A.F. 2008. Pengaruh Hujan Terhadap Produktivitas dan Pengelolaan Air di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Mustika Estate, PT. Sajang Heulang, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 408 hal.

Margono, T.T. 2011. Pengaruh Iklim dan Kejadian La Nina Terhadap Produksi dan Mutu Tanaman Kelapa sawit. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Nugraheni, C. 2007. Pengelolaan Air untuk Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) di PT Agrowiyana Sei Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.


(26)

Pangaribuan, Y., Asmono, D., Latif, S. 2001. Pengaruh Cekaman Air Terhadap

Karakter Morfologi Beberapa Varietas Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.). Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Vol. 9

(1):1-19.

Purba, S.B. 2006. Pengelolaan Air pada Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) di PT Sarntosa Mulia Bahagia, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 157 hal.

Prawiro, H. 2009. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas dan Pengelolaan Air pada Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Perkebunan PT. Pagilaran, Batang, Jawa Tengah. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prihutami, N.D. 2011. Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rajagukguk, J.A. 2010. Pengelolaan Air untuk Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Sari Aditya Loka 1, Merangin, Jambi. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Risza, S. 2009. Kelapa Sawit: Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius. Yogyakarta. 189 hal.

Setyatmidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.

Sevitha, I.P. 2013. Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo Lestari (WNL), Bumitama Guna Jaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Skripsi. Program Studi Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siregar, H. H., N. H. Darian, T. C. Hidayat, W. Darmosarkoro, dan I. Y. Harahap. 2006. Seri Buku saku Hujan sebagai Faktor Penting untuk Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Soehardjo, H. 1999. Vadamecum: Kelapa Sawit. PTPN 4 Bah Jambi. Pematang Siantar

Sudjana. 1992. Metoda Statistika: Nilai T-Tabel. Tarsito. Bandung.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 70 hal.


(27)

Yunita, S.A. 2010. Analisis Faktor Penyebab Penurunan Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) di Kebun Sei Lala, PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Widyawati, W. 2009. Pengelolaan Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack. ) Di Perkebunan Ujan Mas PT Cipta Futura,

Muara Enim, Sumatera Selatan. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(28)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk kebun Begerpang Estate, Desa Begerpang, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 80-130 meter diatas permukaan laut (dpl) yang dimulai pada bulan Juni 2013 sampai September 2013.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metoda dasar yakni metoda deskriptif (descriptive analysis) kuantitatif maupun kualitatif. Data dikumpulkan, disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis dengan analisis regresi berganda dan korelasi yang diuraikan secara deskriptif. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah SPSS.v.17 (Statistical Package of Social Science) for windows. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi berganda dan korelasi regresi.

Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh fungsional antar variabel terikat dan variabel bebas dan analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat serta hubungan antar variabel komponen produksi. Variabel tidak bebas adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas dan dinotasikan dengan Y. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah produksi TBS kelapa sawit, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel tidak bebas dan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(29)

dinotasikan dengan X. Variabel bebas pada penelitian ini adalah curah hujan dan hari hujan bulanan. Pengaruh fungsional variabel curah hujan dan hari hujan bulanan terhadap produksi TBS yang dianalisis dengan fungsi matematis sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + E Y : produksi TBS

a : intersep dari garis pada sumbu Y b : koefisien regresi linier

X1 : curah hujan bulanan X2 : hari hujan bulanan E : eror

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati adalah data sekunder berupa data-data dari kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk yang terdiri atas:

Produksi Tandan Buah Segar (ton)

Data produksi tandan buah segar (ton) yang digunakan berdasarkan data produksi kelapa sawit bulanan selama 3 tahun yakni 2008, 2009 dan 2010. Data ini dikumpulkan dari 6 divisi kebun Begerpang Estate yaitu Batu Lokong, Naga Timbul, Namurambei, Batu Gingging, Kongsi Two, dan Kongsi Four di PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk. Data produksi tandan buah segar yang digunakan yakni 2008, 2009 dan 2010 berdasarkan umur tanaman 5, 10 dan 15 tahun di lapangan yaitu pada tahun tanam 2003, 2004 dan 2005 (umur 5 tahun); tahun tanam 1998, 1999 dan 2000 (umur 10 tahun); tahun tanam 1993, 1994 dan 1995 (umur 15 tahun). Data produksi TBS dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(30)

Produksi kelapa sawit banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut tidak berdiri sendiri untuk memberikan pengaruh terhadap produksi yang dihasilkan kebun. Berdasarkan ketersediaan data di kebun, maka data komponen produksi yang digunakan yaitu data komponen jumlah janjang, berat janjang rata-rata (BJR), jumlah pokok produktif, berat brondolan. Komponen produksi ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi.

Curah Hujan (mm)

Data curah hujan yang digunakan berdasarkan data pengukuran curah hujan bulanan selama tiga tahun yakni 2008, 2009 dan 2010. Data ini dikumpulkan dari 6 divisi kebun Begerpang Estate yaitu Batu Lokong, Naga

Timbul, Namurambei, Batu Gingging, Kongsi Two, dan Kongsi Four di PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk. Kerapatan jaringan stasiun penakar curah

hujan yang berada di kebun Begerpang Estate yaitu 1:700, yang berarti satu stasiun curah hujan mewakili 700 ha. Pengukuran curah hujan dilakukan setiap pagi hari pada pukul 07.00 WIB dengan menggunakan alat Ombrometer. Spesifikasi penakar hujan meliputi mulut penakar yang telah dikalibrasi, mempunyai luas 100 cm², diameter 11,5 cm, serta memiliki ketinggian ± 85 cm dari atas permukaan tanah dan corong menyempit untuk menyalurkan air hujan ke dalam tabung kolektor yang diukur menggunakan gelas ukur pengukur curah hujan. Data curah hujan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Hari Hujan (hari)

Data hari hujan yang digunakan diperoleh dengan cara menjumlahkan hari dimana turunnya hujan setiap bulannya selama tiga tahun yakni 2008, 2009 dan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(31)

2010. Data ini dikumpulkan dari 6 divisi kebun Begerpang Estate yaitu Batu Lokong, Naga Timbul, Namurambei, Batu Gingging, Kongsi Two dan Kongsi Four di PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk. Pengukuran hari hujan bersamaan dengan pengukuran curah hujan. Satu hari hujan adalah periode 24 jam terkumpulnya curah hujan setinggi 0,5 mm atau lebih dan curah hujan dengan tinggi kurang dari ketentuan tersebut, hari hujan dianggap nol tetapi curah hujan tetap diperhitungkan. Data hari hujan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(32)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan menelusuri dan menelaah studi pustaka yang berkaitan dengan curah hujan dan hari hujan, umur tanaman serta produksi tandan buah segar (TBS).

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari data sekunder. Pengumpulan data sekunder meliputi data sekunder untuk laporan umum dan data sekunder untuk keperluan analisis. Metode pengambilan data sekunder ini diperoleh dari studi literatur tentang kebun Begerpang di kantor divisi. Data sekunder untuk analisis disesuaikan dengan kelengkapan data pada administrasi kebun. Data sekunder untuk laporan umum meliputi keadaan umum perusahaan, letak geografis, keadaan tanah dan iklim,luas tata guna kebun, keadaan produksi dan produktivitas tanaman dan peta kebun. Data sekunder untuk keperluan analisis ini diambil data bulanan selama 3 tahun yakni pada tahun 2008, 2009 dan 2010 meliputi data curah hujan dan data hari hujan; data produksi; data umur tanaman berumur 5, 10 dan 15 tahun setelah tanam berdasarkan umur tahun tanam di lapangan.

Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Regresi linear berganda berguna untuk menghitung besarnya pengaruh hubungan dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Analisi korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(33)

antara variabel bebas dan terikat. Pengolahan data dibantu dengan software SPSS.v.17 for windows.

Analisis data bersifat deskriptif dengan menggunakan bantuan statistik untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan data. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bulanan yang mempengaruhi produksi kelapa sawit dan hubungan kedua variabel bebas dan terikat pada tanaman berumur 5, 10 dan 15 tahun berdasarkan data yang diperoleh dari administrasi kebun.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan Uji-T (parsial), Uji-F (serempak) dan R2. Uji hipotesis menggunakan uji dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan model persamaan berikut ini:

Y = a + b1X1 + b2X2 + E

Model yang digunakan dalam membuat suatu persamaan regresi linier berganda ini, dapat terjadi beberapa keadaan yang dapat menyebabkan estimasi koefisien regresi tidak lagi menjadi penduga koefisien tak bias terbaik, sehingga diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan dengan melakukan uji asumsi klasik.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik berguna untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Kelayakan model regresi dapat terlihat dari data yang dihasilkan terdistribusi normal, dan tidak terdapat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(34)

multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dalam model yang digunakan. Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model analisis telah layak digunakan.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil data penelitian. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi dan nilai One Sample Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 5% atau 0,05.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai ß signifikan maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(35)

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0.1.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai Tabel Durbin Watson. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan Uji-T (parsial), Uji-F (serempak) dan R2. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(36)

uji dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5% apakah diterima atau ditolak. Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Nilai R2 semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat sedangkan nilai R2 semakin mendekati satu memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai T-hitung dengan nilai T-tabel. Uji hipotesis secara serempak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Hipotesis yang diajukan dalam analisis ini ialah:

H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0,

bi = koefisien regresi variabel ke-i

Pengambilan keputusan untuk melihat apakah hipotesis H0 diterima atau ditolak. Hipotesis H0 ditolak membukt ikan bahwa variabel bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap produksi TBS.

Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan untuk meringkas hasil pengolahan data yang telah di analisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Kesimpulan dapat menjelaskan kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat apakah diterima atau ditolak.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data rataan produksi tandan buah segar (ton/bulan) pada Tabel 12, 24 dan 35 (Lampiran 1), curah hujan (mm/bulan) pada Tabel 13, 25 dan 36 (Lampiran 5), dan hari hujan (hari/bulan) pada Tabel 14, 26 dan 37 (Lampiran 10) selama 3 tahun (2008-2010) dari kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk pada tanaman kelapa sawit berumur 5, 10 dan 15 tahun.

Hasil uji korelasi antar komponen produksi tandan buah segar (TBS) pada beberapa tahun tanam pada tanaman kelapa sawit berumur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) dapat dilihat pada Tabel 11 (Lampiran 4). Hasil uji korelasi ini menunjukkan hubungan nyata, searah, dan sangat erat antara komponen jumlah janjang dengan berat brondolan dan jumlah pohon produktif.

Hasil uji analisis regresi linear berganda hubungan antara produksi TBS, curah hujan dan hari hujan dapat dilihat pada Tabel 15, 27 dan 38 (Lampiran 16) selama 3 tahun (2008-2010) pada tanaman kelapa sawit berumur 5, 10 dan 15 tahun. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa jumlah curah hujan dan banyaknya hari hujan berpengaruh nyata meningkatkan produksi TBS pada tanaman berumur 5 tahun. Hubungan antara curah hujan dan hari hujan terhadap produksi kelapa sawit pada tanaman berumur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) dapat dilihat pada Tabel 21, 32 dan 43.

Komponen Produksi Tandan Buah Segar

Produksi tandan buah segar (TBS) tidak terlepas dari komponen-komponen produksi yang mempengaruhinya yang berkaitan dengan pencapaian produksi yang diharapkan. Berdasarkan ketersediaan data pada kebun Begerpang Estate, adapun komponen-komponen produksi tanaman kelapa sawit yang dapat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(38)

mempengaruhi produksi TBS ialah jumlah janjang, berat janjang rata-rata (BJR), jumlah pohon produktif dan berat brondolan.

Berikut disajikan data komponen produksi Begerpang Estate pada beberapa tahun tanam pada tanaman kelapa sawit berumur 5, 10 dan 15 tahun pada Tabel 10.

Tabel 10. Komponen produksi TBS Begerpang Estate pada beberapa tahun tanam Tahun Tanam Jumlah Janjang (X1) Berat Janjang Rata-Rata (X2) Jumlah Pohon Produktif (X3) Berat Brondolan (X4)

1993 5.903 20,68 5.860 15,27

1994 2.506 15,98 3.531 4,32

1995 8.868 20,78 11.247 13,99

1998 15.755 17,78 16.692 33,82

1999 13.843 15,27 12.996 21,98

2000 5.490 14,45 9.611 7,73

2003 8.881 7,98 13.975 9,71

2004 10.279 11,29 7.960 17,10

2005 8.460 11,38 9.139 8,65

Hasil uji korelasi pada komponen-komponen produksi TBS di Kebun Begerpang Estate di PT.PP London Sumatra Indonesia,Tbk dapat dilihat pada Tabel 11 (Lampiran 4).

Tabel 11. Uji korelasi pada komponen-komponen produksi TBS

Variabel Statistik Uji

Variabel Jumlah Janjang Berat Janjang Rata-Rata Jumlah Pohon Produktif Berat Janjang Rata-Rata r (koefisien) Sig. -0,032tn 0,935 Jumlah Pohon Produktif r (koefisien) Sig. 0,839** 0,005 -0,142tn 0,715 Berat Brondolan r (koefisien) Sig. 0,888** 0,001 0,308tn 0,420 0,668* 0,079 Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf uji 5%

** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 1% tn = tidak berbeda nyata

Dari Tabel 11 diatas hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan berbeda sangat nyata antara komponen jumlah janjang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(39)

dengan berat brondolan dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,001 pada taraf uji 1% dan komponen jumlah janjang dengan jumlah pohon produktif sebesar 0,005 pada taraf uji 1%. Pada komponen jumlah pohon produktif dengan berat brondolan terdapat hubungan yang signifikan berbeda nyata nilai signifikansi sebesar 0,079 pada taraf uji α = 0,05 sedangkan perbandingan komponen produksi lainnya menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.

Dari Tabel 11 diketahui bahwa nilai r (koefisien korelasi) yang menunjukkan hubungan keeratan yang sangat erat antara variabel jumlah janjang dengan berat brondolan dan jumlah janjang dengan jumlah pohon produktif yaitu sebesar 88% dan 83%. Hubungan yang erat memperlihatkan berpengaruhnya komponen produksi terhadap pencapaian produksi TBS. Korelasi terlemah terdapat pada komponen jumlah janjang dengan berat janjang rata-rata yaitu 3,2%.

Analisis korelasi juga memperlihatkan arah korelasi yang searah atau berlawanan arah yang dapat dilihat dari nilai koefisien yang bernilai positif atau negatif. Hubungan searah ditunjukkan oleh komponen jumlah janjang dengan berat brondolan dan jumlah pohon produktif, komponen berat janjang rata-rata dengan berat brondolan serta jumlah pohon produkt if dengan berat brondolan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai jumlah janjang yang dihasilkan maka semakin besar pula berat brondolan dan jumlah pohon produktifnya. Sedangkan komponen produksi jumlah janjang dengan berat janjang rata-rata dan komponen berat janjang rata-rata dengan jumlah pohon produktif bernilai negatif yang berarti bahwa hubungan antar komponen pembanding berlawanan arah. Jumlah populasi pohon produktif per hektar diduga berpengaruh terhadap tiga

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(40)

komponen produksi yaitu produksi total kebun, bobot janjang rata-rata dan produktivitas.

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa hasil korelasi pada keempat komponen produksi yang memiliki hubungan nyata, searah, dan sangat erat adalah antara komponen jumlah janjang dengan berat brondolan dan jumlah pohon produktif. Hasil korelasi ini dapat diartikan bahwa semakin besar jumlah janjang semakin besar pula pengaruh berat brondolan dan jumlah pohon produktif terhadap pencapaian produksi TBS yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh jumlah janjang yang diamati dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit yang berumur muda dan optimal yakni 5-15 tahun. Pada komposisi umur tanaman muda dan optimal akan menghasilkan jumlah janjang yang lebih banyak dibandingkan tanaman dewasa. Selain itu, jumlah janjang juga dipengaruhi oleh berat brondolan yang dihasilkan tanaman kelapa sawit dan jumlah pohon produktif. Komposisi umur tanaman berubah setiap tahunnya sehingga juga berpengaruh terhadap pencapaian produksi per hektar per tahunnya. Buah brondolan yang dihasilkan tanaman kelapa sawit berumur muda akan lebih banyak tetapi beratnya lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit berumur dewasa karena bunga betina yang terbentuk lebih banyak sehingga potensi produksi TBS semakin besar pula. Untuk tanaman kelapa sawit berumur muda akan memiliki jumlah pohon produktif yang lebih banyak dibandingkan tanaman kelapa sawit berumur dewasa karena tanaman kelapa sawit berumur muda dan sehat (bebas hama dan penyakit, tidak mandul) berpotensi menghasilkan buah yang optimal. Jumlah pohon produktif yang tinggi menyebabkan pencapaian produksi TBS yang besar pula.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(41)

Produksi Tandan Buah Segar (ton), Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 5 Tahun

Data rataan produksi tandan buah segar (ton/bulan), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2008-2010) dari kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun.

Tabel 12. Rataan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahunselama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 46,61 35,86 72,32 51,60

Februari 104,30 119,52 87,76 103,86

Maret 209,17 90,08 184,21 161,15

April 287,91 98,20 175,26 187,12

Mei 342,86 129,65 200,38 224,30

Juni 280,31 171,02 241,76 231,03

Juli 315,21 235,03 246,72 265,65

Agustus 286,44 237,09 176,51 233,35

September 210,64 198,37 196,18 201,73

Oktober 147,35 203,07 179,03 176,48

November 102,00 146,00 144,02 130,67

Desember 70,89 116,10 96,30 94,43

Total 2403,69 1779,99 2000,45

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa rataan produksi TBS tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun terdapat pada bulan Juli sebesar 265,65 ton/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 51,60 ton/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan produksi TBS (ton) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 1.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(42)

0 50 100 150 200 250 300 350 400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

P

roduk

si

T

B

S

(

ton/

ha

)

Bulan

2008 2009 2010

Gambar 1. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun (2008-2010)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 342,86 ton/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 46,61 ton/bulan. Pada tahun 2009, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 237,09 ton/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 35,86 ton/bulan. Pada tahun 2010, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 246,72 ton/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 72,32 ton/bulan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(43)

0 100 200 300 400 500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

C ur ah H uj an ( mm) Bulan 2008 2009 2010 Berikut ini data rataan curah hujan (mm) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia,Tbk. Tabel 13. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5

tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 4,00 174,00 107,00 95,00

Februari 8,00 54,00 84,00 48,67

Maret 136,00 313,00 103,00 184,00

April 105,00 138,00 99,00 114,00

Mei 260,00 197,00 190,00 215,67

Juni 134,00 33,00 208,00 125,00

Juli 214,00 263,00 209,00 228,67

Agustus 148,00 245,00 200,00 197,53

September 336,00 393,00 158,00 295,67

Oktober 202,00 172,00 151,00 175,00

November 151,00 196,00 449,00 265,33

Desember 100,00 170,00 232,00 167,33

Total 1798,00 2348,00 2190,00

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun terdapat pada bulan September sebesar 295,67 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 48,67 mm/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan curah hujan (mm) pada

tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(44)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 336,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 4,00 mm/bulan. Pada tahun 2009, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 393,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Juni sebesar 33,00 mm/bulan. Pada tahun 2010, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 449,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 84,00 mm/bulan.

Berikut ini data rataan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia,Tbk. Tabel 14. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5

tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 1,00 6,00 10,00 6,00

Februari 2,00 3,00 4,00 3,00

Maret 10,00 15,00 6,00 10,00

April 3,00 6,00 5,00 5,00

Mei 9,00 12,00 6,00 9,00

Juni 3,00 3,00 10,00 5,00

Juli 9,00 8,00 11,00 9,00

Agustus 6,00 13,00 9,00 9,00

September 13,00 13,00 11,00 12,00

Oktober 9,00 14,00 11,00 11,00

November 12,00 11,00 15,00 13,00

Desember 11,00 8,00 11,00 10,00

Total 88,00 112,00 109,00

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa rataan hari hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun terdapat pada bulan November sebesar 13 hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 3 hari/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 3.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(45)

0 5 10 15 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

H

ar

i h

uj

an

(

h

ar

i)

Bulan

2008 2009 2010

Gambar 3. Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 13 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 1 hari/bulan. Pada tahun 2009, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan Maret sebesar 15 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 3 hari/bulan. Pada tahun 2010, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 15 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 4 hari/bulan.

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi TBS pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 5 Tahun

Produksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh besarnya curah hujan yang terjadi. Besarnya curah hujan yang terjadi pada saat ini akan mempengaruhi besarnya produksi tanaman kelapa sawit pada beberapa waktu ke depan karena berhubungan dengan proses pembungaan dan pematangan buah pada tanaman kelapa sawit. Untuk melihat hubungan curah hujan dan hari hujan terhadap produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) dilihat pada Tabel 15.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(46)

0 50 100 150 200 250 300 350

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

R at aan Bulan curah hujan produksi Tabel 15. Rataan produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman

berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) Bulan Rataan Produksi TBS (ton) Curah hujan (mm) Hari hujan (hari)

Januari 51,60 95,00 6,00

Februari 103,86 48,67 3,00

Maret 161,15 184,00 10,00

April 187,12 114,00 5,00

Mei 224,30 215,67 9,00

Juni 231,03 125,00 5,00

Juli 265,65 228,67 9,00

Agustus 233,35 197,53 9,00

September 201,73 295,67 12,00

Oktober 176,48 175,00 11,00

November 130,67 265,33 13,00

Desember 94,43 167,33 10,00

Total 2061,38 2112,00 103,00

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa total rataan produksi TBS pada tanaman berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) sebesar 2061,37 ton sedangkan total rataan curah hujan sebesar 2112,00 mm dan total rataan hari hujan sebesar 103 hari. Berikut disajikan grafik hubungan antara curah hujan dan produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik hubungan curah hujan (mm/bulan) dan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa rataan produksi tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) terdapat pada

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(47)

bulan Juli sebesar 265,65 ton/bulan dan rataan produksi terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 51,60 ton/bulan. Rataan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 295,67 mm/bulan dan rataan curah hujan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 48,67 mm/bulan sedangkan rataan hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 13 hari/bulan dan rataan hari hujan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 3 hari/bulan.

Analisis Data

Analisis produksi tandan buah segar pada tahun 2008, 2009 dan 2010 di kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Analisis linear berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan dan hari hujan akan memberikan pengaruh terhadap produksi kelapa sawit. Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Alat bantu untuk mengolah data menggunakan SPSS.v.17 for windows.

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam uji regresi berganda dikenal nilai koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R2), dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2). Koefisien korelasi (R) digunakan untuk melihat besarnya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut disajikan nilai koefisien pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) di Kebun Begerpang Estate pada Tabel 16 (Lampiran 15).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(48)

Tabel 16. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Umur Nilai Koefisien

R R2 Adjusted R2

5 Tahun 0,733 0,538 0,435

Pada Tabel 16 dapat diperoleh bahwa pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun nilai koefisien (R) sebesar 73,3%, koefisien determinasi (R2) sebesar 53,8%, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar 43,5%. Nilai koefisien (R) sebesar 73,3% menunjukkan besarnya hubungan variabel curah hujan dan hari hujan terhadap variabel produksi TBS pada umur 5 tahun ialah cukup (dilihat pada Tabel 27). Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 53,8% variasi produksi kelapa sawit dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan sisanya sebesar 46,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

Uji t-parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Berikut disajikan uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Tabel 17 (Lampiran 13).

Tabel 17. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Peubah 5 Tahun

t-hitung Sig.

Curah hujan 3,174 0,011*

Hari hujan -2,547 0,031*

Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf uji 5%

Hasil uji t-parsial diatas, terlihat bahwa nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun lebih kecil dari alpha 5% (Sig < α 0,05), maka dapat dikatakan t-hitung berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai t-tabel sebesar 2,18. Variabel yang berpengaruh secara nyata adalah curah hujan dengan nilai t-hitung 3,174 dan nilai signifikansi 0,011 serta hari hujan dengan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(49)

nilai t-hitung 2,547 dan nilai signifikansi 0,031. Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda variabel curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Tabel 18 (Lampiran 14).

Tabel 18. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Umur Sumber keragaman Derajat Kebebasan Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah

F-hitung Sig. 5

Tahun

Regresi 2 25203,716 12601,858 5,235 0,031* Residual 9 21664,458 2407,162

Total 11 46868,173 Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf uji 5%

Berdasarkan pendugaan model produksi diatas, pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun di tahun 2008-2010, diperoleh nilai F-hitung sebesar 5,235 dengan nilai F-tabel sebesar 3,88 dan nilai signifikansi pada uji ini adalah 0,031. Nilai signifikansi pada uji F lebih kecil dari alpha 5% (Sig < α 0,05), maka dapat dikatakan F-hitung berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut mengartikan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit. Berikut disajikan hasil model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun (2008-2010) pada Tabel 19 (Lampiran 16).

Tabel 19. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun (2008-2010)

Umur Variabel Koefisien regresi Sig. 5 Tahun

Konstanta 145,982 0,008

Curah hujan 1,451 0,011*

Hari hujan -27,005 0,031*

Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf uji 5%

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produksi TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun berikut ini:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(50)

Y = 145,982 + 1,451 curah hujan – 27,005 hari hujan +E

Model persamaan untuk umur 5 tahun dapat diartikan bahwa setiap penambahan satu satuan nilai curah hujan akan menaikkan nilai produksi TBS sebesar 1,451 satuan dan setiap pengurangan satu satuan nilai hari hujan akan menurunkan nilai produksi TBS sebesar 27,005 satuan.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Berikut disajikan interpretasi nilai R pada analisis korelasi pada Tabel 20.

Tabel 20. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi

0,00 Tidak ada korelasi

0,01-0,20 Sangat lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,60 Agak lemah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Kuat

1,00 Sangat Kuat

Sumber: Husain dan Setiadi, 1995

Berikut disajikan hasil analisis korelasi antara variabel produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Tabel 21 (Lampiran 17).

Tabel 21. Uji analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Umur Variabel Statistik Uji

Variabel Produksi TBS Curah hujan Hari hujan 5 Tahun

Produksi TBS R (koefisien) 1 0,452tn 0,143tn

Sig - 0,140 0,658

Curah hujan R (koefisien) 0,452tn 1 0,892**

Sig 0,140 - 0,000

Hari hujan R (koefisien) 0,143tn 0,892** 1

Sig 0,658 0,000 -

Keterangan: ** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 1% tn = tidak berbeda nyata

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(51)

Hasil uji analisis korelasi diatas, tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun menunjukkan hubungan keeratan yang sangat erat antara variabel curah hujan dan hari hujan yaitu 0,892. Hubungan yang kuat memperlihatkan berpengaruhnya antara variabel curah hujan dan hari hujan terhadap pencapaian produksi TBS. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 1% (Sig < α 0,01) dan korelasi lainnya memperlihatkan hubungan berpengaruh tidak nyata terhadap pencapaian produksi TBS yang disebabkan nilai signifikansi lebih besar dari 1% (Sig > α 0,01). Korelasi terlemah terjadi pada variabel produksi TBS dengan hari hujan terdapat pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun yaitu sebesar 0,143.

Uji Asumsi Klasik

Dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi berganda layak atau tidak untuk digunakan. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data berdistribusi normal. Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov pada taraf uji 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,551 dan nilai signifikansi α = 0,922 (Lampiran 18) yang berarti data telah terdistribusi dengan normal.

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(52)

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai ß signifikan maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model. Berikut disajikan uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Tabel 22 (Lampiran 19).

Tabel 22. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Umur Variabel Sig.

5 Tahun

Konstanta 0,220

Curah hujan 0,278

Hari hujan 0,206

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diatas menunjukkan bahwa variabel curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun yaitu sebesar 0,278 sedangkan variabel hari hujan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,206. Variabel curah hujan dan hari hujan memiliki nilai signifikansi diatas 0,01 dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini.

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibukt ikan dengan nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0,1.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(53)

Berikut disajikan nilai VIF dan Tolerance model regresi linear berganda pada produksi TBS tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) di kebun Begerpang Estate pada Tabel 23 (Lampiran 16).

Tabel 23. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Umur Variabel Tolerance VIF

5 Tahun Curah hujan 0,204 4,902

Hari hujan 0,204 4,902

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari lima dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 untuk kedua variabel yang diuji dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi tersebut.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) yang dibandingkan dengan nilai dari tabel Durbin Watson (Lampiran 20). Untuk model persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (d) ialah 2,058 dengan nilai dL = 0,8122 dan nilai dU = 1,5794 dari tabel Durbin Watson.

Berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak ada autokorelasi. Oleh karena itu, pada persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun tidak ada autokorelasi. Dari keempat uji asumsi tersebut menyatakan bahwa persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun telah memenuhi syarat.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(54)

Pengaruh Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) Terhadap Produksi TBS pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 5 Tahun

Menurut Siregar et. al, (2006) mengatakan bahwa hujan berpengaruh besar terhadap produksi kelapa sawit. Pertumbuhan kelapa sawit memerlukan curah hujan > 1250 mm/tahun dengan penyebaran hujan sepanjang tahun merata.

Berdasarkan data curah hujan di kebun Begerpang Estate klasifikasi iklim menurut Schimidth-Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim B yaitu daerah basah (Lampiran 7). Berdasarkan data total curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) kebun Begerpang Estate sebesar 6.336 mm dan data total produksi TBS sebesar 6.1847,13 ton. Total curah hujan tertinggi terdapat pada tahun 2009 sebesar 2.348 mm/tahun dan total curah hujan terendah terdapat pada tahun 2008 sebesar 1.798 mm/tahun dengan rataan bulan basah sebanyak 9 bulan dan rataan bulan kering sebanyak 2 bulan (Lampiran 6). Data rataan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun di Begerpang Estate ialah 2112 mm (Lampiran 9) sedangkan data rataan hari hujan tahunan ialah 103 hari (Lampiran 12). Oleh karna itu, jumlah curah hujan sudah sesuai dengan kebutuhan dan syarat tumbuh kelapa sawit pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun.

Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh nilai koefien regresi curah hujan selama 3 tahun (2008-2010) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun memiliki tanda positif sebesar 1,451 (Tabel 19). Hal tersebut mengartikan bahwa setiap penambahan satu milimeter curah hujan maka akan menaikkan produksi TBS sebesar 1,451 ton dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Sedangkan nilai koefisien regresi hari hujan memiliki tanda negatif sebesar 27,005 (Tabel 19) (Lampiran 16). Hal tersebut mengartikan bahwa setiap pengurangan satu hari

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(55)

hujan maka akan menurunkan produksi TBS sebesar 27,005 ton dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Hasil analisis secara serempak (uji-F) memperlihatkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan yang berpengaruh secara signifikan pada taraf uji 5% terhadap produksi TBS pada umur 5 tahun. Nilai F-hitung pada analisis ini lebih besar daripada nilai F-tabelnya yakni sebesar 5,235 (5,235>3,885) dengan signifikansi 0,031 (Sig < α 0,05). Ini membuktikan bahwa curah hujan dan hari hujan secara bersama-sama (serempak) berpengaruh secara nyata terhadap produksi TBS di kebun Begerpang Estate.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa curah hujan dan hari hujan secara statistik berpengaruh signifikan terhadap produksi TBS di kebun Begerpang Estate pada tanaman berumur 5 tahun. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh besarnya curah hujan yang terjadi. Besarnya curah hujan yang terjadi pada saat ini akan mempengaruhi besarnya produksi tanaman kelapa sawit pada beberapa waktu ke depan karena berhubungan dengan proses pembungaan dan pematangan buah pada tanaman kelapa sawit. Peningkatan curah hujan yang merata setiap tahun dapat menaikkan produksi karena buah merah semakin cepat memberondol dan mendorong pembentukan bunga selanjutnya. Selain itu, curah hujan yang cukup membantu dalam hal penyerapan unsur hara oleh akar dan berpengaruh terhadap berat janjang. Hal ini sesuai dengan literatur Manalu (2008) yang menyatakan bahwa Tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit dan curah hujan sangat erat hubungannya. Hujan berpengaruh terhadap pembungaan kelapa sawit. Faktor curah hujan terhadap produksi TBS berpengaruh dalam hal penyerapan unsur hara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(56)

oleh akar, membantu perkembangan bunga betina, membantu kemasakan buah menjadi lebih sempurna dan berpengaruh terhadap berat janjang.

Produksi Tandan Buah Segar (ton), Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 10 Tahun

Data rataan produksi tandan buah segar (ton/bulan), curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2008-2010) dari kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun.

Tabel 24. Rataan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahunselama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 204,64 157,02 81,13 147,60

Februari 141,97 114,82 106,44 121,08

Maret 116,47 147,12 142,88 135,49

April 169,23 142,52 128,82 146,86

Mei 185,41 212,34 188,89 195,55

Juni 221,82 205,84 154,95 194,20

Juli 283,53 290,89 136,48 236,97

Agustus 263,62 276,61 140,27 226,83

September 241,48 158,55 118,38 172,80

Oktober 291,16 307,51 103,15 233,94

November 184,18 203,85 85,39 157,81

Desember 279,78 211,36 79,31 190,15

Total 2583,29 2428,43 1466,09

Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa rataan produksi TBS tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun terdapat pada bulan Juli sebesar 236,97 ton/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 121,08 ton/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan produksi TBS (ton) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 5.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(57)

0 50 100 150 200 250 300 350

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

R

at

aan

P

ro

duks

i

(t

o

n

/h

a)

Bulan

2008 2009 2010

Gambar 5. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun (2008-2010)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 291,16 ton/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 116,47 ton/bulan. Pada tahun 2009, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 307,51 ton/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 114,82 ton/bulan. Pada tahun 2010, total produksi TBS tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 188,89 ton/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 79,31 t ton/bulan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(58)

0 100 200 300 400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

C ur ah H uj an ( mm) Bulan 2008 2009 2010 Berikut ini data rataan curah hujan (mm) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia,Tbk. Tabel 25. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10

tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 4,00 100,00 149,00 84,33

Februari 2,00 26,00 26,00 18,00

Maret 155,00 349,00 109,00 204,33

April 88,00 160,00 42,00 96,67

Mei 119,00 237,00 178,00 178,00

Juni 107,00 10,00 147,00 88,00

Juli 149,00 236,00 121,00 168,67

Agustus 108,00 123,00 157,00 129,33

September 320,00 209,00 180,00 236,33

Oktober 206,00 173,00 143,00 174,00

November 91,00 124,00 235,00 150,00

Desember 49,00 122,00 160,00 110,33

Total 1398,00 1869,00 1647,00

Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun terdapat pada bulan September sebesar 236,33 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 18,00 mm/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan curah hujan (mm) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(59)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tahun 2008 pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 320,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 2,00 mm/bulan. Pada tahun 2009, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Maret sebesar 349,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Juni sebesar 10,00 mm/bulan. Pada tahun 2010, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 235,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 26,00 mm/bulan.

Berikut ini data rataan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia,Tbk. Tabel 26. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10

tahun selama 3 tahun (2008-2010)

Bulan Tahun Rataan

2008 2009 2010

Januari 3,00 6,00 6,00 5,00

Februari 2,00 2,00 2,00 2,00

Maret 11,00 14,00 7,00 11,00

April 3,00 10,00 5,00 6,00

Mei 7,00 13,00 9,00 10,00

Juni 4,00 5,00 8,00 6,00

Juli 7,00 9,00 7,00 8,00

Agustus 7,00 9,00 12,00 9,00

September 15,00 8,00 9,00 11,00

Oktober 12,00 13,00 10,00 12,00

November 9,00 12,00 13,00 11,00

Desember 8,00 7,00 9,00 8,00

Total 88,00 108,00 97,00

Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa rataan hari hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun terdapat pada bulan Oktober sebesar 12 hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 2 hari/bulan. Berikut disajikan grafik perkembangan hari hujan (hari) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) pada Gambar 7.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(1)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Pengaruh umur tanaman dan Berat Janjang Rata-Rata (BJR) ... 18

2. Kriteria faktor pembatas hujan pada tanaman kelapa sawit... 20

3. Topografi kemiringan tanah Kebun Begerpang Estate ... 25

4. Rataan curah hujan dan hari hujan di Kebun Begerpang Estate ... 26

5. Luas areal perkebunan tiap divisi ... 27

6. Luas lahan tanaman belum menghasilkan (Ha) berdasarkan tahun tanam 27 7. Luas lahan tanaman menghasilkan (Ha) berdasarkan tahun tanam ... 28

8. Luas areal kebun per divisi berdasarkan tahun tanam ... 28

9. Keadaan produksi TBS (ton) dan produktivitas pada tahun 2008-2012 . 29 10. Komponen Produksi TBS Begerpang Estate pada beberapa tahun tanam pada tanaman kelapa sawit berumur 5, 10 dan 15 tahun (2008-2010) .... 40

11. Uji korelasi pada komponen-komponen produksi TBS... 40

12. Rataan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 43

13. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 45

14. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 46

15. Rataan produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 48

16. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 50

17. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 50

18. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 51

19. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun (2008-2010) ... 51

20. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 52

21. Uji analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 52

22. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 54

23. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 5 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 55


(2)

24. Rataan produksi TBS (ton/ha/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 58 25. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur

10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 60 26. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur

10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 61 27. Rataan produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman

berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 63 28. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 65 29. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit

berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 65 30. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 66 31. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 10 tahun (2008-2010) ... 66 32. Uji analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun

selama 3 tahun (2008-2010) ... 67 33. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman kelapa sawit

berumur 10 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 69 34. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 10 tahun

selama 3 tahun (2008-2010) ... 70 35. Rataan produksi TBS (ton/ha/bulan) pada tanaman kelapa sawit

berumur 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 74 36. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur

15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 76 37. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur

15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 77 38. Rataan produksi TBS, curah hujan dan hari hujan pada tanaman

berumur 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 79 39. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 81 40. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit

berumur 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 81 41. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 82 42. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa

sawit berumur 15 tahun (2008-2010) ... 82 43. Uji analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun


(3)

44. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 85 45. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 15 tahun


(4)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun (2008-2010) ... 44 2. Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 5 tahun ... 45 3. Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 5 tahun ... 47 4. Grafik hubungan curah hujan (mm/bulan) dan produksi TBS

(ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 5 tahun ... 48 5. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 10 tahun (2008-2010) ... 59 6. Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 10 tahun ... 60 7. Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 10 tahun ... 62 8. Grafik hubungan curah hujan (mm/bulan) dan produksi TBS

(ton/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun ... 64 9. Grafik perkembangan produksi TBS (ton/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 15 tahun (2008-2010) ... 75 10. Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 15 tahun ... 76 11. Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa

sawit berumur 15 tahun ... 78 12. Grafik hubungan curah hujan (mm/bulan) dan produksi TBS


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Data produksi tandan buah segar (ton/bulan) kebun Begerpang Estate pada umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 94 2. Data total dan rataan produksi tandan buah segar (ton/tahun) pada tahun

2008-2010 ... 95 3. Data total dan rataan produksi tandan buah segar (ton) pada tanaman

berumur 5, 10 dan 15 tahun ... 95 4. Uji korelasi pada komponen produksi tandan buah segar (TBS) kebun

Begerpang Estate pada umur 5, 10, dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 96 5. Data curah hujan (mm/bulan) kebun Begerpang Estate pada umur 5, 10

dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 97 6. Data rataan curah hujan (mm/bulan) di 7 divisi kebun Begerpang Estate

pada tahun 2003-2012 ... 98 7. Klasifikasi tipe iklim Scmidth-Ferguson di kebun Begerpang Estate ... 99 8. Data total dan rataan curah hujan (mm/bulan) pada tahun 2008-2010 ... 100 9. Data total dan rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur

5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 100 10. Data hari hujan (hari/bulan) kebun Begerpang Estate pada umur 5, 10

dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 101 11. Data total dan rataan hari hujan (hari/bulan) pada tahun 2008-2010... 102 12. Data total dan rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur

5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 102 13. Uji –t analisis linear berganda pada kebun Begerpang Estate pada umur

5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 103 14. Sidik ragam analisis linear berganda pada kebun Begerpang Estate pada

umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010)... 104 15. Nilai koefisien analisis linear berganda pada kebun Begerpang Estate

pada umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 106 16. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada kebun Begerpang

Estate pada umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 107 17. Uji analisis korelasi antar variabel pada kebun Begerpang Estate pada

umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 109 18. Uji Kolgomorov-Smirnov di kebun Begerpang Estate pada umur 5, 10

dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 111 19. Nilai signifikansi uji heteroskedastisitas pada absolute residual di

kebun Begerpang Estate pada umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 114


(6)

20. Uji autokorelasi di kebun Begerpang Estate pada umur 5, 10 dan 15 tahun selama 3 tahun (2008-2010) ... 116 21. Peta kebun Begerpang Estate ... 117


Dokumen yang terkait

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Karet Berumur 7, 10 dan 13 Tahun di Kebun Sei Baleh Estate PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk

1 3 120

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

0 0 16

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

0 0 2

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

0 0 5

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

0 0 18

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

0 0 3

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack.) Berumur 5, 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk

0 0 24

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Karet Berumur 7, 10 dan 13 Tahun di Kebun Sei Baleh Estate PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk

0 0 3

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 7, 10, dan 13 Tahun di PTPN III Kebun Huta Padang Kabupaten Asahan

0 0 14

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 7, 10, dan 13 Tahun di PTPN III Kebun Huta Padang Kabupaten Asahan

0 0 18