Penerapan Norma Agama Jujur jadi Mujur

Pendidikan Kewarganegaraan 3 52

C. Melaksanakan Norma-norma

1. Penerapan Norma Agama Jujur jadi Mujur

Tari punya kakak bernama Dodo. Dodo adalah anak desa yang terkenal lugu, jujur, dan tidak pernah takut pada orang-orang yang berbuat jahat. Selama dia berada pada posisi yang benar dia akan berani menghadapi apa pun. Suatu ketika Dodo punya keinginan yang tidak bisa terbendung untuk menuntut ilmu di kota. Keinginan Dodo sangat kuat, hingga ibunya tak mampu menahan keinginan Dodo. Akhirnya ibunya merestui Dodo. Oleh karena Dodo dianggap masih kecil, maka segala bekal dipersiapkan oleh ibunya. Satu ransel tas sudah dikemas oleh ibu. Di dalamnya ada baju, perlengkapan makan, perlengkapan mandi dan obat-obatan. Tak lupa ibu juga memberi bekal uang. Uang yang diberikan tidak ditaruh dalam saku Dodo. “Lho kenapa Ibu simpan seperti ini?” Uang disimpan di dalam topi yang kebetulan ada tempat yang dapat dipakai untuk menyimpan benda-benda kecil. “Tidak apa-apa, Nak. Ini sudah Ibu lipat kecil. Uang sakunya cuma 100 ribu. Hati-hati, ya, gunakan sampai 7 hari, jangan sampai kehabisan bekal dan kelaparan. Gunakan untuk seperlunya,” kata ibu Dodo. “Iya Bu tapi kenapa Ibu simpan seperti ini?” tanya Dodo. “Biar lebih aman saja, jika ada perampok, mereka tidak akan mengira kalau uang pemberian Ibu disimpan di topi,” jelas ibu Dodo. Norma 53 “Iya Ibu,” jawab Dodo menuruti kemauan Ibu. Membuat hati ibu senang mendapat pahala dan kebaikan. “Dodo pamit, ya Bu. Dodo menuntut ilmu dulu,” pamit Dodo. “Iya, hati-hati, nak. Jaga diri baik-baik ya, semoga banyak dapat ilmu dan bisa lebih mandiri,” jawab ibu Dodo. Tanpa disadari, Dodo sudah jauh meninggalkan kampung halamannya. Hari makin sore sebentar lagi gelap. Dalam suasana yang sepi ter- nyata yang dikhawatirkan Ibunya terjadi juga. Dodo dihadang oleh segerombolan perampok. “Bapak mau cari apa?” Apakah bapak butuh uang?” kata Dodo. “Ah, jangan banyak tanya, dasar anak miskin,” kata perampok kesal karena tidak menemukan barang yang berharga dari tas Dodo. “Jika bapak butuh uang, nih ambil saja Pak, dalam topiku ada uang,” kata Dodo. Kepala perampok meraihnya dan mengecek apakah benar apa yang dikatakan Dodo. Topi tersebut dibukanya pelan-pelan, ternyata benar ada sejumlah uang yang disimpan dalam topi. Mendadak tubuh perampok tadi gemetar. Dia menatap Dodo dalam-dalam. Kepala perampok tadi teringat anaknya yang tinggal di desa. Dia heran, kenapa ada anak kecil yang begitu jujur. “Kenapa kamu begitu jujur?” tanya kepala perampok. “Agama dan orang tuaku selalu menanamkan untuk selalu jujur dalam segala hal,” jawab Dodo. Gambar 2.8 Anak laki-laki dihadang perampok. Pendidikan Kewarganegaraan 3 54 “Terima kasih, Nak, kamu telah menyadarkan kami. Ini tasmu sudah kami rapikan kembali. Ini uangmu juga kami kembalikan. Kamu mau kemana?” tanya kepala perampok. “Saya mau ke kota Pak, untuk mencari ilmu,” jawab Dodo. “Iya, semoga apa yang kamu inginkan tercapai. Hati-hati di jalan,” kata kepala perampok. Kepala perampok sadar bahwa merampok itu tidak baik. Dia mengajak teman-temannya untuk tidak merampok lagi. Karena seorang anak kecil yang jujur, segerombolan perampok jadi sadar. Dodo benar-benar hebat. Dia mampu menyadarkan orang lain dengan berbekal kejujuran.

2. Penerapan Norma Kesusilaan