3 ayam. Dan istri beliau yaitu Ibu Jero Wayan Kardi yang hanya bekerja membantu pedagang di
Museum Purbakala di Pejeng. Dimana Ibu Jero Wayan Kardi bekerja dari jam 08.00 - 17.00 Wita dengan upah 15rb perhari. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Jero Wayan Kardi, terkadang
upah yang di terima dari hasil bekerja sebagai buruh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan untuk makan.
Selain sebagai buruh di Warung Ibu Jero Wayan Kardi juga terkadang membuat jejaitan seperti canang sari untuk sembahyang setiap hari sembari mengisi waktu jika sedang berada
dirumah. Biasanya untuk keperluan upakara seperti canang biasa dibuat sendiri dirumah selain menghemat pengeluaran. Tidak sampai disitu Ibu Jero Wayan Kardi dan Bapak Gusti Nyoman
Reta juga mengambil kerjaan lain seperti buruh, dalam artian buruh disini yaitu beliau mengambil segala perkerjaan serabutan seperti menjadi buruh untuk mengangkut material bangunan itupun
tergantung jika ada tetangga yang sedang membangun. Jika dilihat dari segi kesejahteraan, keluarga ini masih jauh dari kata sejahtera karena hanya dapat memenuhi kebutuhan untuk makan
saja.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
1. Kebutuhan sehari-hari Untuk keperluan sehari-hari, keluarga Bapak Gusti Nyoman Reta mengeluakan biaya kurang
lebih Rp 25.000 per hari untuk keperluan makan saja. Pasangan suami istri ini sangat bersyukur bisa makan saja dan tidak terlalu mengeluh dengan penghasilan yang didapat hanya untuk
memenuhi kebutuhan makan saja. 2. Pendidikan
Untuk masalah pendidikan semua anak-anak Bapak Gusti Nyoman Reta disekolahkan. Dari hasil wawancara dengan Ibu Jero Wayan Kardi, istri Bapak Gusti Nyoman Reta beliau mengatakan
bahwa beliau ingin menyekolahkan anak-anak beliau sampai jenjang yang tinggi minimal tamat SMA, walaupun beliau sendiri hanya tamatan SLTP tapi beliau ingin anak-anaknya mengenyam
pendidikan yang setinggi-tingginya bahkan sampai kuliah, tetapi beliau mengatakan biaya untuk kuliah tidak ada. Bapak Gusti Nyoman Reta tidak berpenghasilan tetap, tetapi beliau dan istrinya
sama – sama menanggung biaya pendidikan anaknya hingga tamat sampai sekarang ini. Untuk
SPP tingkat SMKSMA Bapak Gusti Nyoman Reta mengeluarkan biaya Rp25.000 per bulan. Tetapi dari kedua anak Bapak Gusti Nyoman Reta dan Jro Wayan Kardi hanya anak pertama beliau
yang baru tamat langsung bekerja meskipun hanya bekerja di swalayan kecil, berbeda dengan
4 Gusti Ngurah Dwi sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan tetapi lebih memilih berdiam
dirumah membantu pekerjaan dirumah. Tetapi dibalik itu semua Gusti Ngurah Dwi sangat memanfaatkan peluang usaha seperti yang kita ketahui sekarang ini di Gianyar musim layangan
beliau memanfaatkan peluang tersebut dengan membuat kerajinan layangan walaupun hasil dari menjual layangan tersebut tidak begitu banyak.
3. Kesehatan Dari segi kesehatan keluarga Bapak Gusti Nyoman Reta sebagian besar memiliki kesehatan
yang baik. Pengeluaran terkait kesehatan tidak ada, walaupun keluarga bapak Gusti Nyoman Reta dan ibu Jero Wayan memiliki kartu JKBM dan Jamkesmas tetapi tidak membayar uang iuran
bulannya. Pengeluaran terkait kesehatan hanya digunakan pada saat salah satu anggota keluarga Bapak Gusti Nyoman Reta mengalami sakit.
4. Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak Gusti Nyoman Reta beragama Hindu. Untuk keperluan
sembayang sehari-harinya maupun untuk rahinan kajeng kliwon, tilem, purnama, serta hari raya besar seperti galungan, kuningan pagerwesi, nyepi dan lain-lain Istri dan anaknya membuat canang
sendiri dan banten sendiri. Bapak Gusti Nyoman Reta masuk menjadi krama Banjar, jadi terdapat beberapa pengeluaran untuk
upacara keagamaan seperti ngayah di pura apabila ada piodalan di pura maupun di sanggah upacara dewa yadnya. Biaya untuk keperluan rohani biasanya keluar untuk upacarra adat seperti
iuran wajib piodalan di banjar, yang setiap bulannya dikenakan iuran sebesar Rp 25.000. 5. Sosial
Untuk biaya sosial, keluarga Bapak Gusti Nyoman Reta mengatakan jarang keluar biaya untuk kepentingan sosial dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saja bisa dikatakan
sangat kecukupan maka dari pada itu dalam urusan pengeluaran di bidang sosial hampir tidak ada. Tetapi dalam lingkungan banjar pasti tidak terlepas dengan adanya sumbangan sukarela baik untuk
STT ataupun untuk kegiatan di lingkungan banjar. Tetapi keluarga bapak Gusti Nyoman Reta berusaha memberikan bantuan walaupun tidak terbilang banyak.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH