Pengendalian Lampu Lalu Lintas Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Dan IC LM 567 Dengan Tampilan Visual Basic

(1)

i

ABSTRAK

Tugas Akhir ini menjelaskan proses pengendalian sebuah sistem lalu lintas secara otomatis dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 dan IC LM 567 sebagai sensor suara. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi pengendalian lampu lalu lintas secara otomatis pada perempatan jalan berserta sensor suara dengan menggunakan IC LM 567. Penulis ingin mengetahui bagaimana mikrokontroler AT89S52 dapat mengendalikan lampu lalu lintas pada perempatan agar dapat bergerak secara otomatis jika sensor mendeteksi adanya sirine, terutama sirine ambulance dengan melakukan pengujian yang dilakukan penulis menggunakan prototype pengendalian lampu lalu lintas. Dari hasil pengujian yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa mikrokontroler AT89S52 dan IC LM 567 memiliki kemampuan dalam melakukan pengendalian sistem ini.

Perancangan prototype yang dilakukan pada pengendalian lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler AT89S52 dan IC LM 567 ini dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, perancangan softwaremulai dari pendeskripsian kerja dari sistem mikrokontroler AT89S52, visual basic sebagai tampilan lampu lalu lintas, pembuatan flowchart dan tabel kebenarannya, selanjutnya masuk ke tahap pembuatan program pada komputer. Kedua, perancangan hardware yang dilakukan dengan pembuatan prototype perempatan lampu lalu lintas dan sensor suara. Dan tahap ketiga adalah membandingkan antara softwaredan hardware.


(2)

ABSTRACT

The final describes the process of controlling a traffic system automatically by using a microcontroller AT89S52 and IC LM 567 as a sound sensor. The purpose of this thesis is to create an application control traffic lights automatically at the intersection along with a sound sensor using IC LM 567. The author would like to know how the AT89S52 microcontroller can control the traffic lights at intersections in order to move automatically when sensors detect the presence of sirens, ambulance sirens primarily by conducting tests made the author uses the prototype control traffic lights. From the results of tests made the author can be seen that the microcontroller AT89S52 and IC LM 567 has the capability of controlling this system.

The design prototype made in controlling the traffic lights and AT89S52 microcontroller-based LM 567 IC is done in three stages. First, designing the software from working pendeskripsian AT89S52 microcontroller from the system, visual basic as a traffic light display, flowcharts and truth tables, then enter the stage of making a program on the computer. Second, the hardware design is done by building prototypes traffic light and sound sensors. And the third stage is to compare between the software and hardware.


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini berjalan sangat cepat dan mengalami

kemajuan, begitu pula dengan teknologi dengan sistem otomatisasi yang telah

banyak digunakan dalam segala bidang.

Seiring meningkatnya mobilitas kehidupan sehari-hari yang semakin cepat,

maka kita membutuhkan peralatan yang dapat mengikuti gaya hidup agar dapat

menghemat segala sesuatunya, seperti waktu, biaya, tempat dan lain sebagainya.

Otomatisasi di bidang pelayanan dan kenyamanan yang merupakan kemajuan dalam

bidang teknologi juga salah satu penunjang dalam kegiatan mobilitas kita sehari-hari.

Peran serta teknologi yaitu sebagai alat bantu sehingga dapat memudahkan

didalam suatu proses kerja. Hal-hal tersebut dapat diwujudkan dengan suatu

penerapan teknologi kontrol otomatisasi yang memadai.

Berdasarkan keadaan di atas, dan memanfaatkan perkembangan teknologi

yang ada, kita dapat membuat

prototype

lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler

AT89S52 dan IC LM 567 kemudian mensimulasikan dengan menggunakan

visual


(4)

2

Untuk menghadirkan otomasisasi lampu lalu lintas demi mempermudah dan

memberi jalan kepada kendaraan aparatur–aparatur negara yang sedang menjalankan

tugas, seperti

ambulance

, pemadam kebakaran, dan polisi. Dengan demikian

kendaraan tersebut dapat cepat sampai ke tempat tujuan tanpa terkena kemacetan lalu

lintas.

Dengan melihat keadaan tersebut, maka dicoba untuk melakukan perancangan

lampu lalu lintas, yang mana oleh penulis akan dituangkan dalam penulisan tugas

akhir dengan judul

“Pengendalian Lampu Lalu Lintas Berbasis Mikrokontroller

AT89S52 Dan IC LM 567 Dengan Tampilan Visual Basic”.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang

akan dibahas antara lain :

a. Bagaimana rancang bangun mikrokontroler, sensor suara dan lampu lalu

lintas.

b. Bagaimana langkah - langkah pemrograman mikrokontroler dan

visual basic

.

c. Bagaimana rancang bangun simulasi pengaturan lampu lalu lintas secara

otomatis yang nantinya akan dipantau oleh program

visual basic

.

d. Bagaimana proses monitoring menggunakan program

visual basic

.

e. Bagaimana menguji alat yang akan dirancang.


(5)

3

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah :

a. Merancang dan membuat

prototype

perempatan jalan beserta lampu lalu

lintas.

b. Memanfaatkan program pada

visual basic

sebagai pembanding antara

prototype

dan tampilan simulasi dari perempatan lampu lalu luntas.

c. Mengaplikasikan mikrokontroler AT89S52 sebagai komponen pengendalian

lampu lalu lintas.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam tugas akhir ini agar bahasan tidak menyimpang dari

permasalahan yang ada, maka penulis membatasinya pada pembuatan

prototype

lampu lalu lintas, pemrograman mikrokontroler AT89S52, rangkaian IC LM 567

sebagai sebagai sensor suara, pemrograman simulasi

visual basic

, dan penerima

inputan dari sensor suara hanya berupa suara sirine dari

ambulance

saja.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1: Pendahuluan

Pada bab ini diberikan penjelasan mengenai pentingnya topik yang dikerjakan dan

latar belakang mengapa penulis memilih topik Pengendalian Lampu Lalu Lintas

Berbasis Mikrokontroller AT89S52 dan IC LM 567 dengan tampilan Visual Basic.

Selain itu disertakan ketentuan dan batasan-batasannya.


(6)

4

BAB 2: Dasar Teori

Pada bagian ini dijelaskan tentang pengetahuan singkat mengenai

komponen-komponen yang digunakan untuk membuat Pengendalian Lampu Lalu Lintas

Berbasis Mikrokontroller AT89S52 dan IC LM 567 dengan tampilan Visual Basic.

BAB 3: Perancangan dan Realisasi

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pembuatan dan perancangan yang digunakan

dalam pembuatan dan simulasi Lampu Lalu Lintas ini.

BAB 4: Pengujian

Pada bab ini dilakukan pengujian dan analisis pada alat dan simulasi lampu lalu

lintas. Proses yang akan dilakukan adalah pengetesan hubungan respon pada

ketepatan

hardware dan software

yang akan digunakan apakah berjalan sesuai

dengan semestinya. Selanjutnya dilakukan penilaian sejauh mana sistem dapat

berfungsi. Sehingga dapat ditentukan keberhasilan dari sistem yang telah dibuat.

BAB 5: Kesimpulan

Pada bab ini akan disimpulkan hasil-hasil yang didapat dari bagian Pengujian dan

Analisa, kemudian dibandingkan dengan tujuan yang hendak dicapai.


(7)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengenalan Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang berupa keping IC dan merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer terbaru yang hadir memenuhi kebutuhan pasar ( market needed). Mikrokontroler mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

Sebagai teknologi terbaru dengan teknologi semikonduktor yang mengandung transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil sebagai wadah penempatannya dan dapat diproduksi secara massal sehingga harganya lebih murah dan dapat terjangkau oleh hampir seluruh kalangan masyarakat. Oleh karena itu mikrokontroler sangat cocok diterapkan untuk mengontrol berbagai peralatan-peralatan yang lebih canggih dibandingkan dengan komputer PC, karena effektivitas dan kefleksibelannya yang tinggi.

Kelebihan utama dari mikrokontroler ialah telah tersedianya RAM dan peralatan I/O pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi sangat ringkas. Terdapat berbagai jenis mikrokontroler dari berbagai vendor yang digunakan secara luas di dunia.


(8)

Diantaranya yang terkenal ialah dari Intel, Maxim, Motorolla , dan ATMEL. Beberapa seri mikrokontroler yang digunakan secara luas ialah 8031, 68HC11, 6502 , 2051, 89S51 dan 89S52.

2.1.1 Keuntungan Mikrokontroler

Beberapa keuntungan mikrokontroler dalam sistem kendali, antara lain :

 Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

 Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

 Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

2.1.2 Arsitektur Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang telah dilengkapi komponen-komponen pendukung secara internal yaitu seperti: CPU, ROM, RAM, dan I/O yang membentuk mikrokomputer tunggal yang dapat disebut juga sebagai versi mini dan untuk aplikasi khusus dari mikrokomputer atau komputer dikemas dalam bentuk IC.


(9)

Gambar 2.1Arsitektur Mikrokontroler

ALU, Instruction Decoder, Accumulator dan Control merupakan Otak-nya mikrokontroler yang bersangkutan. Jantungnya berasal dari detak OSC. Sedangkan di sekeliling ‘Otak’ terdapat berbagai macam periferal seperti SFR (Special Function Registeryang bertugas menyimpan data-data sementara selama proses berlangsung), Memori RAM (tugas hampir sama seperti SFR hanya saja tidak berhubungan langsung selama proses operasional mikrokontroler), ADC (untuk mengubah data-data analog menjadi digital untuk diolah atau diproses lebih lanjut), EEPROM (sama seperti RAM hanya saja tetap akan menyimpan data walaupun tidak mendapatkan sumber listrik/daya) dan port-port I/O untuk masukan/luaran, untuk melakukan komunikasi dengan pihak-pihak eksternal mikrokontroler (sensor dan aktuator).

Ciri khas mikrokontroler lainnya, antara lain:

 ‘Tertanam’ (atau embedded) dalam beberapa piranti (umumnya merupakan produk konsumen) atau yang dikenal dengan istilah embedded system atau embedded controller.


(10)

 Hanya membutuhkan daya yang rendah (low power) sekitar 50 mWatt sedangkan komputer membutuhkan daya yang bisa mencapai 50 Watt lebih.

 Memiliki beberapa keluaran maupun masukan yang terdedikasi, untuk tujuan atau fungsi-fungsi khusus.

 Kecil dan relatif lebih murah.

 Seringkali tahan-banting, terutama untuk aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan mesin atau otomotif atau militer.

2.1.3 Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

Setiap mikrokontroler memiliki bahasa-bahasa pemrograman yang berbeda. Terdapat beberapa bahasa pemrograman mikrokontroller yang digunakan untuk membuat perangkat lunak program mikrokontroller, tetapi pada umumnya bahasa yang sering digunakan tergantung dari kemampuan orang – orang yang ingin menggunakannya. Adapun beberapa jenis bahasa pemrograman mikrokontroller yang banyak digunakan dalam pembuatan program kendali adalah bahasa Assembler, BASIC, Pascal, dan bahasa C.

2.1.4 Mikrokontroller AT89S52

Sebuah mikroprosesor yang digabungkan dengan input-output (I/O) dan memori (Random Access Memory/Read Only Memory) akan membentuk sebuah sistem mikrokomputer.


(11)

Dari pemikiran CPU yang dapat dikonstruksi dalam sebuah IC tunggal, maka sebuah mikroprosesor, I/O dan memori dapat pula dibangun dalam tingkatan IC. Konstruksi ini menghasilkan Single Chip Microcomputer (SCM). SCM inilah yang disebut mikrokontroler.

AT89S52 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali.

2.1.4.1 Arsitektur Mikrokontroller AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 memiliki :

1. Memiliki CPU(Central Processing Unit) 8 bit.

2. Oscilator internal dengan rangkaian tambahan untuk pewaktu.

3. RAM internal 256 byte.

4. Flash Memory untuk menyimpan program sebesar 8 Kbyte.

5. In-System Programable(ISP) Flash Memory.

6. Memiliki 32 buah jalur I/O yang programable.

7. Memiliki 3 buah Timer 16 bit.

8. Mendukung 6 buah sumber interrupt.


(12)

2.1.4.2 CPU (Central Processing Unit)

Bagian ini berfungsi mengendalikan seluruh operasi pada mikrokontroler. Unit ini terbagi atas dua bagian, yaitu unit pengendali atau CU (Control Unit) dan unit aritmatika dan logika atau ALU (Aritmetic logic Unit).

Fungsi utama unit pengendali adalah mengambil instruksi dari memori (fetch) kemudian menterjemahkan susunan instruksi tersebut menjadi kumpulan proses kerja sederhana (decode), dan melaksanakan urutan instruksi sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan program (execute).

Unit aritmatika dan logika merupakan bagian yang berurusan dengan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, serta manipulasi data secara logika seperti operasi AND, OR, dan perbandingan.

2.1.4.3 Bagian Masukan/Keluaran (I/O)

Bagian ini berfungsi sebagai alat komunikasi serpih tunggal dengan piranti di luar sistem. Sesuai dengan namanya, perangkat I/O dapat menerima maupun memberi data dari/ke serpih tunggal.

Ada dua macam piranti I/O yang digunakan, yaitu piranti untuk hubungan serial UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) dan piranti untuk hubungan pararel yang disebut dengan PIO (Pararel Input Output). Kedua jenis I/O tersebut telah tersedia di dalam serpih tunggal AT89S52.


(13)

2.1.4.4 Perangkat Lunak

Serpih tunggal keluarga MCS-51 memiliki bahasa pemrograman khusus yang tidak dipahami oleh jenis serpih tunggal yang lain. Bahasa pemrograman ini dikenal dengan nama bahasa assembler yang memiliki 256 perangkat instruksi.

Berikut adalah contoh listing program mikrokontroler :

$MOD51 ; instructions for assembler

; variables

ARED equ P1.0

AYEL equ P1.1

AGRE equ P1.2

BRED equ P1.3

BYEL equ P1.4

BGRE equ P1.5

ORG 0000H LJMP BEGGIN ORG 0030H BEGGIN: LCALL CLEARALL SJMP MAIN MAIN: LCALL SIT1 LCALL SIT3 LCALL SIT2 LCALL SIT4 SJMP MAIN

; empat situasi SIT1:

SETB ARED

SETB BGRE

MOV R0, #0AH ; 10 detik

LCALL WAIT LCALL CLEARALL RET

SIT2:


(14)

SETB BRED

MOV R0, #0AH ; 10 detik

LCALL WAIT LCALL CLEARALL RET SIT3: SETB ARED SETB BYEL

MOV R0, #02H ; 2 detik

LCALL WAIT LCALL CLEARALL RET SIT4: SETB AYEL SETB BRED

MOV R0, #02H ; 2 detik

LCALL WAIT LCALL CLEARALL RET

; counters WAIT:

LCALL ONESEC ; menentukan 1 detik

DJNZ R0, WAIT ; ulangi waktu R0

RET ONESEC:

MOV R1, #14H ; menentukan 1 detik

CLEARALL:

MOV P1, #00H ; hapus P1

CLR A ; hapus ACC

RET End

Perangkat lunak pada mikrokontroler dapat dibagi menjadi lima kelompok sebagai berikut :

1. Instruksi Transfer Data

Instruksi ini berfungsi memindahkan data, yaitu antar register, dari memori ke memori, dari registerke memori dan lain lain.


(15)

2. Instruksi Aritmatika

Instruksi ini melaksanakan operasi aritmatika yang meliputi penjumlahan, pengurangan, penambahan satu (increment), pengurangan satu (decrement), perkalian dan pembagian.

3. Instruksi Logika dan Manipulasi Bit

Berfungsi melaksanakan operasi logika AND, OR, XOR, perbandingan, penggeseran dan komplemen data.

4. Instruksi Percabangan

Berfungsi untuk mengubah urutan normal pelaksanaan suatu program. Dengan instruksi ini, program yang sedang dilaksanakan akan meloncat ke suatu alamat tertentu.

5. Instruksi Stack, I/O, dan Kontrol

Instruksi ini mengatur penggunaan stack, membaca/menulis port I/O, serta pengontrolan.

Pada penelitian ini, AT89S52 berfungsi untuk menampung sinyal hasil ADC, selanjutnya mengirimkan sinyal tersebut ke port serial.

2.1.4.5 Konfigurasi Pin

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt. Ke - 40 pin tersebut digambarkan sebagai berikut :


(16)

Gambar 2.2Konfigurasi Pin AT89S52

Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah :

1. Pin 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port pararel 8 bit dua arah (bidirectional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose).

2. Pin 9 merupakan pin reset, reset aktif jika mendapat catuan tinggi.

3. Pin 10 sampai 17 (Port 3) adalah port pararel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi pengganti sebagai berikut :

• P3.0 (10) : RXD (port serial penerima data)

• P3.1 (11) : TXD (port serial pengirim data)

• P3.2 (12) : INT0 (input interupsi eksternal 0, aktif low)

• P3.3 (13) : INT1 (input interupsi ekstrernal 1, aktif low)


(17)

• P3.5 (15) : T1 (eksternal input timer / counter 1)

• P3.6 (16) : WR (Write, aktif low) Sinyal kontrol penulisan data dari port 0 ke memori data dan input-output eksternal.

• P3.7 (17) : RD (Read, aktif low) Sinyal kontrol pembacaan memori data input-output eksternal ke port 0.

4. Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada kristal.

5. Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osilator berpenguatan tinggi, terhubung pada kristal.

6. Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian.

7. Pin 21 sampai 28 (Port 2) adalah port pararel 8 bit dua arah. Port ini mengirim byte alamat bila pengaksesan dilakukan pada memori eksternal.

8. Pin 29 sebagai PSEN (Program Store Enable) adalah sinyal yang digunakan untuk membaca, memindahkan program memori eksternal (ROM / EPROM) ke mikrokontroler (aktif low).

9. Pin 30 sebagai ALE (Address Latch Enable) untuk menahan alamat bawah selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga berfungsi sebagai PROG (aktif low) yang diaktifkan saat memprogram internal flash memori pada mikrokontroler (on chip).


(18)

10. Pin 31 sebagai EA (External Accesss) untuk memilih memori yang akan digunakan, memori program internal (EA = Vcc) atau memori program eksternal (EA = Vss), juga berfungsi sebagai Vpp (programming supply voltage) pada saat memprogram internal flash memori pada mikrokontroler.

11. Pin 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port pararel 8 bit dua arah. Berfungsi sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data untuk mengakses program dan data memori eksternal.

12. Pin 40 sebagai Vcc, terhubung ke +5 V sebagai catuan untuk mikrokontroler.

2.1.4.6 Organisasi Memori

Semua serpih tunggal dalam keluarga MCS-51 memiliki pembagian ruang alamat untuk program dan data. Pemisahan memori program dan memori data memperbolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit. Sekalipun demikian, alamat data memori 16 bit dapat dihasilkan melalui register DPTR (Data Point Register). Memori program hanya bisa dibaca tidak bisa ditulis karena disimpan dalam EPROM. Dalam hal ini EPROM yang tersedia di dalam serpih tunggal AT89S52 sebesar 8 Kbyte.

a.Memori Program

Pada EPROM 8 Kbyte, jika EA (External Access) bernilai tinggi, maka program akan menempati alamat 0000 H sampai 0FFF H secara internal. Jika EA bernilai rendah maka program akan menempati alamat 1000 H sampai FFFF H ke program eksternal.


(19)

b.Memori data

Memori data internal dipetakan seperti pada gambar di bawah ini Ruang memorinya dibagi menjadi tiga blok yaitu bagian 128 bawah, 128 atas, dan ruang SFR (Special Function Register). Bagian RAM 128 byte bawah dipetakan menjadi 32 byte bawah dikelompokkan menjadi 4 bank dan 8 register (R0 sampai R7). Pada bagian 16 byte berikutnya, di atas bank-bank register, membentuk suatu blok ruang memori yang bisa teralamati per bit (bit addressable).

Alamat-alamat bit ini adalah 00 H hingga 7F H. Semua byte yang berada di dalam 128 bawah dapat diakses baik secara langsung maupun tidak langsung. Bagian 128 atas hanya dapat diakses dengan pengalamatan tidak langsung. Bagian 128 atas dari RAM hanya ada di dalam piranti yang memiliki RAM 256 byte.

2.2 Sensor

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.

Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain : sensor cahaya, sensor suhu, sensor tekanan, dan sensor suara.


(20)

2.2.1 Sensor Suara

Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya yaitu merubah besaran suara menjadi besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu :

Microphone adalah komponen elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang digetarkn oleh gelombang suara akan menghasilkan sinyal listrik, dan lain – lain.

Sensor yang digunakan pada saat ini adalah sensor suara dengan menggunakan IC tipe LM 567.

2.2.2 IC LM 567

IC tipe LM 567 biasanya disebut juga tone detector, tone detector dapat digunakan untuk merubah input suara menjadi data digital. Frekuensi yang akan diambil dapat kita setting sendiri dengan merubah nilai R dan C yang telah ditetapkan sesuai dengan datasheet. Dengan LM 567 kita bisa membuat sebuah sensor pendeteksi suara.

Sensor pendeksi suara ini memanfaatkan condensor microfon (CM) kemudian akan diolah dengan penguatan sinyal agar suara yang diterima bisa dikuatkan, suara yang akan diolah pada mikrokontroller tentunya tidak bisa diolah secara langsung. Untuk itu frekuensi sinyal yang diterima akan diolah kembali dengan menggunakan sistem tone decoder memanfaatkan IC LM 567. Dari IC LM 567 semua sinyal yang masuk akan di filter untuk mengurangi noise ataupun suara yang tidak diinginkan.


(21)

Kelebihan dari IC LM 567 diantara adalah :

1. 20 ke 1 range frekwensi dengan penambahan resistor tambahan.

2. Output digital dengan keluaran arus sebesar 100mA

3. Bandwidthdapat diset antara 0 – 14%

4. Mampu menahan noise yang masuk

5. Mampu menahan kerusakan sinyal

6. Kestabilan pada center frequency

7. center frequency dapat diset diatara 0,01 Hz hingga 500 KHz.

Gambar 2.3Pandangan Atas LM567

2.3 Lampu Lalu Lintas

Menurut Penjelasan UU Lalu Lintas No. 14 tahun 1992 pasal 8 ayat 1 huruf C menyebutkan bahwa “Pengertian alat pemberi isyarat lalu lintas adalah peralatan teknis berupa isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan bunyi untuk


(22)

memberi peringatan atau mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan, persilangan sebidang ataupun pada arus jalan”.

Jadi lampu lalu lintas dapat diartikan sebagai lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dengan cara memberi kesempatan pengguna jalan dari masing–masing arah untuk berjalan secara bergantian.

Gambar 2.4Pandangan Atas Perempatan Lampu Lalu Lintas

Pada setiap lampu lalu lintas terdapat 3 buah lampu yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Merah berarti berhenti, kuning berarti hati-hati, sedangkan hijau berarti jalan.

Secara default, setiap lampu lalu lintas akan mengatur laju kendaraan yang akan berjalan lurus dan berbelok ke kanan. Sedangkan belok kiri diperbolehkan langsung kecuali ada lampu lalu lintas atau rambu-rambu lalu lintas lain yang mengatur belokan ke kiri. Hal itu telah diatur di Penjelasan UU Lalu Lintas No.14 tahun 1992.


(23)

Adapun arah arus kendaraan pada setiap jalur yaitu, arus kendaraan dapat berbelok ke arah kiri secara langsung kemudian arus kendaraan dengan arah lurus dan berbelok ke arah kanan harus sesuai dengan lampu lalu lintas. Misalkan pada jalur timur, arah mobil yang berbelok ke arah kiri (menuju jalur selatan) dapat langsung berbelok sedangkan mobil yang akan berbelok ke arah kanan dan lurus harus sesuai dengan lampu lalu lintas yang telah diprogram sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung sama pada jalur barat, jalur utara, dan jalur selatan juga.

Pada uji alat hardware dan software ini, untuk mensimulasikan arus kendaraan akan diberi penunjuk arah arus kendaraan tersebut dengan tanda panah. Untuk uji gerak mobil pada alat hardwaredan software, dilakukan secara manual yaitu dengan menggerakkan mobil yang telah terpasang suara sirine ambulance untuk melewati salah satu sensor suara. Sedangkan untuk gerak mobil dan mensimulasikan kepadatan kendaraan dilakukan secara otomatis yang disimulasikan pada visual basic.

2.4 Visual Basic

Visual BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code)

merupakan Bahasa pemrograman Integrated Development Environment (IDE), yaitu bahasa pemrograman visual yang digunakan untuk membuat program aplikasi atau software berbasis sistem operasi Microsoft Windows, dengan menggunakan model pemrograman Common Object Model (COM) visual basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC yang menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer bebasis grafik dengan cepat.


(24)

Dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basicpara programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang di sediakan visual basic. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk menyusun dan membuat program aplikasi pada lingkungan sistem operasi Windows. Dengan menggunakan visual basic, kemampuan Windows dapat dimanfaatkan secara optimal.

Kecanggihan yang dimiliki oleh visual basic akan menjadikan betapa mudahnya menyusun program aplikasi dengan tampilan grafis yang menawan dalam waktu yang relatif singkat. Program aplikasi dapat berupa program database, program grafis, program kendali, dan lain sebagainya.

Adapun beberapa keuntungan mengapa menggunakan visual basicsebagai tampilan perempatan jalan dan lampu lalu lintas daripada bahasa pemrograman yag lain diantaranya :

1) Tampilan grafis (under Windows) sehingga lebih “bersahabat”.

2) Cara pemrograman relatif lebih mudah sehingga cocok untuk segala tingkat programmer.

3) Hubungan dengan perangkat luar (hardware) tidak begitu rumit sehingga cukup mudah untuk meng-implementasikan sebagai pengendali peralatan elektronik.


(25)

2.4.1 IDE Visual Basic

Langkah pertama dalam membuat program aplikasi dengan Visual Basic 6.0 adalah membuat sebuah project. Pembuatan sebuah project dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan meng-klik Start |Program | Microsoft Visual Studio 6.0 | Microsoft Visual Basic 6.0.

Setelah itu akan terlihat tampilan pilihan jenis New Project, pilih Standart EXE maka akan terlihat tampilan IDE (Integrated Development Environment) Visual Basic.

Gambar 2.5Tampilan IDE Visual Basic

1) Menu Bar

Visual Basic mempunyai tiga belas menu dan masing-masing menu mempunyai fungsi yang berbeda.


(26)

Gambar 2.6Menu Bar

2) Toolbar

Toolbar mempunyai fungsi yang sama dengan menu, hanya saja berupa icon-icon gambar dan digunakan sebagai jalan pintas.

Gambar 2.7Toolbar

3) Toolbox

Toolbox merupakan tempat kontrol-kontrol yang akan digunakan untuk membantu pembuatan program aplikasi.

Gambar 2.8Toolbox

4) Project Explorer

Project Explorer merupakan tempat yang digunakan untuk melihat daftar forms, modules, class modules, dan designers.


(27)

Gambar 2.9Project Explorer

5) Properties Window

Properties Window berfungsi untuk mengatur properti dari setiap objek kontrol atau form. Pada Properties Window semua objek kontrol dapat diatur karakteristiknya.

Gambar 2.10Property Window

6) Form Layout Window

Form layout window berfungsi untuk melihat atau mengetahui posisi tampilan form saat program dijalankan.


(28)

Gambar 2.11Form Layout Window

7) Form Objek

Form objek digunakan untuk menempatkan atau meletakkan objek dari kontrol-kontrol yang akan digunakan untuk merancang dan membuat program aplikasi.

Gambar 2.12Form Objek

8) Form Kode Window

Form kode digunakan sebagai tempat untuk menulis kode-kode program aplikasi.


(29)

2.4.2 Bahasa Pemrograman Visual Basic

a. Variabel

Setiap melakukan pemrograman, akan selalu memerlukan tempat penyimpanan data, misalnya untuk menampung data hasil perhitungan, menampung data hasil pembacaan register, atau lainnya. Tempat penyimpanan data itu dinamakan variabel yang merupakan pointer yang menunjuk pada alamat memori fisik tertentu di komputer.

Dalam penggunaannya variabel harus mempunyai nama dan tipe data tertentu. Nama variabel menunjuk pada suatu tempat pada memori komputer, sedangkan tipe data mengontrol besarnya memori yang disediakan untuk variabel tersebut.

Pada visual basic terdapat dua cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel, yaitu dengan cara deklarasi eksplisit dan cara deklarasi implisit. Deklarasi eksplisit menggunakan pernyataan “Dim” diikuti nama dan tipe datanya, sedangkan deklarasi implisit menggunakan simbol dibelakang nama variabel yang mempresentasikan tipe data yang digunakan.

b. Kontrol Program

Dengan kontrol program, alur eksekusi program dapat dikendalikan serta dapat menentukan keputusan apa yang harus dikerjakan oleh program pada kondisi tertentu.

Kontrol program pada visual basic meliputi kontrol pertimbangan kondisi dan keputusan, kontrol pengulangan serta kontrol penyaluran alternatif.


(30)

Beberapa kontrol program pada Visual Basic yang digunakan pada pemrograman ini :

1) If ... Then

Pernyataan ini mengetes suatu kondisi berdasarkan syarat kondisi kemudian menentukan suatu tindakan jika kondisi tersebut dipenuhi yang berupa pernyatan.

2) If ... Then ... Else

Pernyataan ini hampir sama dengan If ... Then ..., yaitu digunakan untuk mengetes suatu kondisi tertentu. Hanya saja, jika suatu kondisi tidak terpenuhi, maka alur program akan mengeksekusi pernyataan yang lain kemudian menentukan suatu tindakan jika salah satu kondisi tersebut terpenuhi.

3) Select ... Case

Pada dasarnya perintah ini sama dengan perintah If ... Then ... Else, yaitu akan mengeksekusi satu blok pernyataan dari beberapa pilihan blok pernyataan. Hanya saja penulisannya lebih ringkas dan lebih mudah dimengerti.

4) Do ... Loop

Perintah Do ... Loop digunakan untuk perulangan suatu blok pernyataan sampai dipenuhinya syarat kondisi yang ditetapkannya.


(31)

5) For ... Next

Perintah ini sama dengan melakukan perulangan seperti perintah Do ... Loop, tetapi dengan For ... Next bisa ditentukan nilai awal dan nilai akhir perulangan serta nilai kenaikannya.

c. Prosedur

Pembuatan program akan lebih mudah dengan memecah program menjadi blok-blok komponen yang lebih kecil yang disebut prosedur. Prosedur sangat berguna ketika sering melakukan tugas yang sama berulang-ulang atau bermaksud membagikannya pada program yang lain.

1) Sub Procedure

Salah satu jenis prosedur yang ada didalam visual basic adalah Sub Procedure. Sub Procedure adalah blok kode yang dijalankan sebagai tanggapan atas terbentuknya even, baik even itu merupakan even pemanggilan dari prosedur lain maupun even yang terjadi dari pemakaian program, misal even penekanan tombol kiri mouse. Setiap kali prosedur dipanggil, blok pernyataan yang ada di antara Sub dan End Sub akan dijalankan.

2) Operator

Operator digunakan pada visual basicuntuk memanipulasi data maupun untuk melakukan perhitungan. Operator pada visual basic dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu operator matematik, operator perbandingan, dan operator logika.


(32)

 Operator Matematik

Operator matematik digunakan untuk melakukan perhitungan matematik.

Tabel 2.1 Operator Matematik

 Operator Perbandingan

Operator perbandingan digunakan untuk membandingkan suatu ekspresi dengan ekspresi yang lain dan akan menghasilkan nilai Boolean (Falseatau True).


(33)

 Operator Logika

Operator logika biasanya digunakan untuk mengekspresikan satu atau lebih ekspresi logika yang akan menghasilkan nilai Boolean.

Tabel 2.3 Operator Logika

Berikut adalah contohlisting program pada visual basic :

Private Sub Timer1_Timer() If Shape1.Visible Then Shape2.Visible = True Shape1.Visible = False Shape3.Visible = False Timer2 = True

Timer3 = True

ElseIf Shape2.Visible Then Shape3.Visible = True


(34)

Shape1.Visible = False Timer2 = True

Timer3 = True Else

Shape1.Visible = True Shape2.Visible = False Shape3.Visible = False Timer2 = False

Timer3 = False End If

End Sub

Private Sub Timer2_Timer()

Image1.Left = Image1.Left + 200 If Image1.Left > 10000 Then Image1.Left = -2500

End If End Sub

Private Sub Timer3_Timer()

Image2.Left = Image2.Left + 200 If Image2.Left > 10000 Then Image2.Left = -2500

End If End Sub

Private Sub Timer4_Timer() p = p + 1

warna = warna + 300 If p = 20 Then p = 0 Label1.ForeColor = warna End Sub


(35)

33

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI

3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem

Dalam perancangan ini menggunakan power supply sebagai sumber tegangan untuk sensor, mikrokontroller, dan lampu lalu lintas. Kemudian menggunakan empat buah sensor suara sebagai inputan sistem sedangkan mikrokontroller mengatur seluruh sitem lampu lalu lintas. Berikut adalah gambar blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

Gambar 3.1Diagram Blok Sistem

Seluruh sensor suara pada setiap jalur berfungsi untuk mendeteksi suara sirine ambulance kemudian memberikan masukan pada mikrokontroler. Setelah inputan telah diterima mikrokontroler, maka akan mengatur seluruh lampu lalu lintas sesuai dengan jalur yang akan dilewati oleh ambulancetersebut.


(36)

3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan perangkat keras meliputi beberapa alat atau komponen yang digunakan dalam perancangan Pengendalian Lampu Lalu Lintas Berbasis Mikrokontroller AT89S52 Dan IC LM 567 Dengan Tampilan Visual Basic tersebut adalah :

3.2.1 Perancangan Prototipe Perempatan Jalan

Pada umumnya lampu lalu lintas umumnya digunakan pada pertigaan, perempatan dan perlimaan jalan. Pada kesempatan kali ini penulis berupaya membuat miniatur perempatan jalan raya yang terdapat lampu lalu lintas dan sensor suara.

Gambar 3.2Rancangan Miniatur Perempatan

Pada prototipe ini kendaraan akan mengalami tiga kondisi arah arus dari setiap jalurnya. Adapun arah arus kendaraan pada setiap jalur yaitu, arus kendaraan dapat berbelok ke arah kiri secara langsung kemudian arus kendaraan


(37)

35

dengan arah lurus dan berbelok ke arah kanan harus sesuai dengan lampu lalu lintas.

Misalkan pada jalur timur, arah mobil yang berbelok ke arah kiri (menuju jalur selatan) dapat langsung berbelok sedangkan mobil yang akan berbelok ke arah kanan dan lurus harus sesuai dengan lampu lalu lintas yang telah diprogram sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung sama pada jalur barat, jalur utara, dan jalur selatan juga.

Pada uji alat hardware dan software ini, untuk mensimulasikan arus kendaraan akan diberi penunjuk arah arus kendaraan tersebut dengan tanda panah. Untuk uji gerak mobil pada alat hardware, dilakukan secara manual yaitu dengan menggerakkan mobil yang telah terpasang suara sirine ambulanceuntuk melewati salah satu sensor suara. Sedangkan untuk gerak mobil dan mensimulasikan kepadatan kendaraan dilakukan secara otomatis yang akan disimulasikan pada visual basic.

3.2.2 Perancangan Rangkaian Power Supply

Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memasok daya ke komponen lain pada perangakat elektronika. Semua komponen elektronika yang ada dalam suatu perangkat elektronika akan memperoleh pasokan daya dari power supply tersebut. Power supply sangat mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perangkat elektronika.

Oleh karena itu, tanpa power supply, maka suatu perangkat elektronika tidak akan dapat bekerja. Adapun tegangan yang umum disediakan oleh power supplyadalah + 5V.


(38)

BR1 W08G C1 2000u C2 100n VI 1 VO 3 G N D 2 7805 C3 220u +5 1 2 +5 1 2 +5 1 2 +5 1 2 +5 1 2 +5 D1 LED R1 470R 1 2 3 J2 CONN-SIL3

Gambar 3.3Rangkaian Power Supply

Besar tegangan keluaran dari power supply ini juga harus kita sesuaikan dengan kebutuhan tegangan 'beban' atau perangkat elektronika kita. Karena, suatu perangkat elektronika akan dapat bekerja dengan baik jika supply tegangan dan daya sama seperti spesifikasi dari komponen elektronika tersebut.

Berikut adalah fungsi dari setiap komponen pada power supply :

 Dioda bridge digunakan sebagai penyearah pada power supply.

 IC Regulator 7805 berfungsi sebagai untuk menstabilkan tegangan DC.

 Kapasitor berfungsi sebagai filter (penyaring) dalam rangkaian power supply.

3.2.3 Perancangan Rangkaian Sensor Suara

Sensor suara digunakan sebagai penerima dari inputan suara yang telah diterima berupa sinyal. Sinyal yang diterima tersebut akan mengalami pengkondisian sinyal atau penguatan op-amp sebelum diterima oleh mikrokontroler.


(39)

37

Gambar 3.4Rangkaian Sensor Suara

Berikut adalah fungsi dari setiap komponen pada sensor suara :

Mic condensorberfungsi merubah sinyal suara menjadi sinyal electrik.

 IC LM 567 berfungsi sebagai filter pada sinyal yang masuk untuk mengurangi noiseataupun sura yang tidak di inginkan.

 Transistor C828 berfungsi sebagai penguat dari miccondensor.

3.2.4 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler

Walaupun dikatakan sebagai sebuah komponen lengkap dan kompak, mikrokontroler tetap saja membutuhkan rangkaian pendukung agar mikrokontroler dapat bekerja. Rangkaian minimun yang dibutuhkan oleh mikrokontroler ini kemudian dikenal sebagai sistem minimum mikrokontroler.

Sistem minimum mikrokontroler dirancang untuk memenuhi kebutuhan karakteristik mikrokontroler. Kebutuhan karakteristik ini ditentukan oleh pabrikan mikrokontroler tersebut dan dapat kita baca pada datasheet.


(40)

Oleh karena itu sistem minimum mikrokontroler berbeda beda tergantung merk dan jenis dari mikrokontroler tersebut, walaupun biasanya perbedaan anatara satu tipe dengan tipe lainnya tidak terlalu jauh. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang sistem minimum mikrokontroler keluaran atmel tipe AT89S52.

XTAL2 18 XTAL1 19 ALE 30 EA 31 PSEN 29 RST 9 P0.0/AD0 39 P0.1/AD1 38 P0.2/AD2 37 P0.3/AD3 36 P0.4/AD4 35 P0.5/AD5 34 P0.6/AD6 33 P0.7/AD7 32 P1.0/T2 1 P1.1/T2EX 2 P1.2 3 P1.3 4 P1.4 5 P1.5 6 P1.6 7 P1.7 8 P3.0/RXD 10 P3.1/TXD 11 P3.2/INT0 12 P3.3/INT1 13 P3.4/T0 14 P3.7/RD 17 P3.6/WR 16 P3.5/T1 15 P2.7/A15 28 P2.0/A8 21 P2.1/A9 22 P2.2/A10 23 P2.3/A11 24 P2.4/A12 25 P2.5/A13 26 P2.6/A14 27 AT89C52 X1 CRYSTAL C1 33p C2 33p

23 4 56 78 9

1 RP1 RESPACK-8 VCC C3 10u R1 10k GND VCC VCC GND 1 2 CONN-PWR CONN-SIL2 R2 470R D1 LED-BLUE 1 2 3 4 5 6 7 8 P0 GND 1 3 5 7 2 4 6 8 9 10 ISP VCC 1 2 3 4 CONN- USART VCC GND

Ke Rangkaian Downloader

Ke Rangkaian Lampu Lalu Lintas

Ke Rangkaian Interface

Ke Rangkaian Sensor Suara

1 2 3 4 P2 CONN-SIL4 1 2 3 4 R3 330R R4 330RR5 330R R6 330R

Gambar 3.5Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler

3.2.5 Perancangan Rangkaian Downloader

Rangkaian downloader merupakan rangkaian penghubung antara komputer dan mikrokontroler yang befungsi untuk memasukkan listing program ke dalam mikrokontroler berupa bit-bit logika. Listing program yang dikirim oleh software dari komputer ke dalam mikrokontroler biasanya berbentuk file *.hex (heksadesimal).


(41)

39

Gambar 3.6ISP Downloader USB

3.3 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancangan perangkat lunak terdapat 2 macam program pada aplikasi ini yaitu, perancangan program pada mikrokontroler dan perancangan program visual basic.

3.3.1 Perancangan Program Mikrokontroler

Perancangan program mikrokontroler ini dibuat berdasarkan bentuk flowchart, guna mempermudah dalam proses pembuatan listing program pada software Pinnacle. Program yang digunakan adalah bahasa assembly, kemudian program tersebut disusun secara otomatis ke dalam bentuk file *.hex dan dimasukkan kedalam ic mikrokontroler.


(42)

Mulai Iniliasisasi Lampu Kuning

Semua Jalur Kedip Selama 3

detik Lampu Timur Hijau Lampu Barat Merah Lampu Utara Merah Lampu Selatan Merah

Delay Timer = +1

Apakah Delay Timer Sudah

40 detik ?

Lampu Timur Kuning Lampu Barat Kuning Lampu Utara Merah Lampu Selatan Merah

Delay Timer = +1

Apakah Delay Timer Sudah

3 detik ? Ya

Tidak

Lampu Timur Merah Lampu Barat Hijau Lampu Utara Merah Lampu Selatan Merah

Delay Timer = +1

Apakah Delay Timer Sudah

40 detik ?

Lampu Timur Merah Lampu Barat Merah Lampu Utara Hijau Lampu Selatan Merah

Delay Timer = +1

Apakah Delay Timer Sudah

40 detik ?

Lampu Timur Merah Lampu Barat Merah Lampu Utara Kuning Lampu Selatan Kuning

Apakah Delay Timer Sudah

3 detik ?

Lampu Timur Merah Lampu Barat Merah Lampu Utara Merah Lampu Selatan Hijau

Delay Timer = +1

Apakah Delay Timer Sudah

40 detik ? Delay Timer = +1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Lampu Timur Merah Lampu Barat Merah Lampu Utara Kuning Lampu Selatan Kuning

Apakah Delay Timer Sudah

3 detik ? Delay Timer = +1

Tidak Ya

Lampu Timur Merah Lampu Barat Kuning Lampu Utara Kuning Lampu Selatan Merah

Delay Timer = +1

Apakah Delay Timer Sudah

3 detik ?

Tidak Ya A A Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor Sub Deteksi Sensor


(43)

41


(44)

Listing program meliputi program mikrokontroler dan program. Setelah perancangan program-program tersebut selesai, maka akan dilakukan pengisian program pada mikrokontroler AT89S52 dengan menggunakan software ISP Programer.

3.3.2 Perancangan Program Visual Basic

Perancangan program ini digunakan kedalam bentuk flowchart untuk mempermudah dalam proses pembuatan listing program pada Visual Basic. Berikut adalah flowcahrt dan tampilan aplikasi perempatan lampu lalu lintas menggunakan visual basic.


(45)

43


(46)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Tujuan

Langkah pengujian saat ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang berfungsi dan menghasilkan data-data yang sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan mengoperasikan secara langsung terhadap alat dan sistem yang telah dirancang.

Adapun pengujian alat ini dilakukan untuk melihat sejauh mana alat maupun sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak kesalahan bila alat ataupun sistem yang dibuat ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan dan selanjutnya mengambil kesimpulan terhadap langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka memperbaiki kesalahan tersebut.

4.2 Pengujian dan Analisa Prototipe Lampu Lalu Lintas

Pada pengujian prototype perempatan lampu lalu lintas ini akan diterangkan cara kerja rancangannya, langkah-langkah pengujian alat, dan data hasil dari pengujian tersebut.


(47)

45

Gambar 4.1Prototype Lampu Lalu lintas

4.2.1 Pengujian dan Analisa Kondisi Awal

Pada awal prototype lampu lalu lintas ini dinyalakan, terlebih dahulu dinyalakan dan posisi lampu berwarna kuning dengan delay 3 detik pada setiap jalurnya. Selanjutnya lampu lalu lintas akan mengalami kondisi normal.

Gambar 4.2Kondisi Awal

4.2.2 Pengujian dan Analisa 1 Sensor Mendeteksi Sirine

Jika pada saat kondisi lampu lalu lintas normal kemudian salah satu sensor yang telah dipasang pada tiap jalurnya mendeteksi adanya suara sirine (sirine ambulance) maka suara sirine tersebut akan menjadi inputan atau masukan ke


(48)

mikrokontroler. Selanjutnya mikrokontroler akan menjalankan perintah program yang telah ada, kemudian keluaran dari perintah tersebut akan tampil pada lampu led indikator.

Langkah-langkah pengujian prototype lampu lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Keadaan awal lampu lalu lintas normal yaitu pada saat kondisi normal.

2. Nyalakan suara sirine ambulancedekat dengan salah satu sensor suara pada jalur tertentu.

3. Lampu lalu lintas pada sensor suara yang mendeteksi adanya sirine dan lampu lalu lintas pada jalur lain yang sedang hijau akan berwarna kuning selama 3 detik kemudian lampu pada jalur yang mendeteksi sirine akan berwarna hijau sedangkan lampu pada jalur lain akan berwarna merah.

4. Setelah melewati lampu lalu lintas matikan sirine.

5. Setelah sensor tidak mendeteksi adanya sirine maka lampu lalu lintas akan kembali pada kondisi normal.

4.2.2.1 Pengujian dan Analisa Sensor Timur Mendeteksi Sirine

Pada saat kondisi lampu lalu lintas normal, sensor suara jalur timur mendeteksi adanya suara sirine maka lampu lalu lintas pada jalur timur dan jalur lain yang lampu sedang hijau akan mengalami kondisi lampu kuning dengan delay 3 detik.


(49)

47

Gambar 4.3Sensor Jalur Timur Mendeteksi Sirine

Kemudian lampu lalu lintas pada jalur timur akan berwarna hijau sedangkan lampu pada jalur barat, utara dan selatan akan berwarna merah.

Gambar 4.4Kondisi Lampu Jalur Timur Setelah Lampu Kuning

Apabila sensor pada jalur timur sudah tidak mendeteksi adanya suara sirine dari ambulance tersebut maka lampu lalu lintas pada jalur timur akan berwarna kuning selama 3 detik dan akan kembali menjadi kondisi normal.

4.2.2.2 Pengujian dan Analisis Sensor Barat Mendeteksi Sirine

Pada saat kondisi lampu lalu lintas normal, sensor suara jalur barat mendeteksi adanya suara sirine maka lampu lalu lintas pada jalur barat dan jalur lain yang lampu sedang hijau akan mengalami kondisi lampu kuning dengan delay 3 detik.


(50)

Gambar 4.5Sensor Jalur Barat Mendeteksi Sirine

Kemudian lampu lalu lintas pada jalur barat akan berwarna hijau sedangkan lampu pada jalur timur, utara dan selatan akan berwarna merah.

Gambar 4.6Kondisi Lampu Jalur Barat Setelah Lampu Kuning

Apabila sensor pada jalur barat sudah tidak mendeteksi adanya suara sirine dari ambulance tersebut maka lampu lalu lintas pada jalur barat akan berwarna kuning selama 3 detik dan akan kembali menjadi kondisi normal.

4.2.2.3 Pengujian dan Analisis Sensor Utara Mendeteksi Sirine

Pada saat kondisi lampu lalu lintas normal, sensor suara jalur utara mendeteksi adanya suara sirine maka lampu lalu lintas pada jalur utara dan jalur lain yang lampu sedang hijau akan mengalami kondisi lampu kuning dengan delay 3 detik.


(51)

49

Gambar 4.7Sensor Jalur Utara Mendeteksi Sirine

Kemudian lampu lalu lintas pada jalur utara akan berwarna hijau sedangkan lampu pada jalur timur, barat dan selatan akan berwarna merah.

Gambar 4.8Kondisi Lampu Jalur Utara Setelah Lampu Kuning

Apabila sensor pada jalur utara sudah tidak mendeteksi adanya suara sirine dari ambulance tersebut maka lampu lalu lintas pada jalur utara akan berwarna kuning selama 3 detik dan akan kembali menjadi kondisi normal.

4.2.2.4 Pengujian dan Analisis Sensor Selatan Mendeteksi Sirine

Pada saat kondisi lampu lalu lintas normal, sensor suara jalur selatan mendeteksi adanya suara sirine maka lampu lalu lintas pada jalur selatan dan jalur lain yang lampu sedang hijau akan mengalami kondisi lampu kuning dengan delay 3 detik.


(52)

Gambar 4.9Sensor Jalur SelatanMendeteksi Sirine

Kemudian lampu lalu lintas pada jalur selatan akan berwarna hijau sedangkan lampu pada jalur timur, barat dan utara akan berwarna merah.

Gambar 4.10Kondisi Lampu Jalur Selatan Setelah Lampu Kuning

Apabila sensor pada jalur selatan sudah tidak mendeteksi adanya suara sirine dari ambulance tersebut maka lampu lalu lintas pada jalur utara akan berwarna kuning selama 3 detik dan akan kembali menjadi kondisi normal.

4.2.3 Pengujian dan Analisa 2 Sensor Mendeteksi Sirine

Pada langkah pengujian prototype perempatan lampu lalu lintas ini akan dilakukan dengan 2 sensor mendeteksi adanya sirine.


(53)

51

Langkah-langkah pengujian prototype lampu lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Keadaan awal lampu lalu lintas normal yaitu pada saat kondisi 3. 2. Nyalakan dua suara sirine ambulance dekat dengan salah satu sensor

suara pada jalur tertentu.

3. Lampu lalu lintas pada sensor suara yang terlebih dahulu mendeteksi adanya sirine akan terlebih dahulu menjalankan program, yaitu lampu lalu lintas pada jalur lain yang sedang hijau akan berwarna kuning selama 3 detik kemudian lampu pada jalur yang mendeteksi sirine akan berwarna hijau sedangkan lampu pada jalur lain akan berwarna merah.

4. Setelah sirine yang pertama sudah melewati lampu lalu lintas maka sirine yang kedua akan menjadi inputan pada sensor suara pada jalur lain sehingga akan menjalankan program kembali.

5. Setelah sirine melewati lampu lalu lintas maka matikan sirine.

6. Setelah sensor tidak mendeteksi adanya sirine maka lampu lalu lintas akan kembali pada kondisi normal.

4.2.4 Data Hasil Pengujian

Berikut adalah tabel kebenaran dari sistem lampu lalu lintas pada saat kondisi normal dan saat mendeteksi adanya sirineambulance.


(54)

Tabel 4.1 Tabel Pengujian Pengendalian Lampu Lalu Lintas Kondisi Normal

Kondisi 1 Kondisi 2 Kondisi 3

Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur -

-10

detik - 3 detik

-30

detik -

-Jalur Barat

10

detik - - - 3 detik - -

-10 detik Jalur

Utara

20

detik -

-10

detik -

-10

detik -

-Jalur Selatan

30

detik -

-20

detik -

-20

detik -

-Kondisi 4 Kondisi 5 Kondisi 6

Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur Timur 30

detik -

-20

detik -

-10

detik -

-Jalur

Barat - 3 detik

-30

detik -

-10

detik -

-Jalur

Utara - 3 detik - -

-10

detik - 3 detik

-Jalur Selatan

10

detik -

-10

detik - - - 3 detik

-Kondisi 7 Kondisi 8

Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur Timur 10

detik - - - 3 detik

-Jalur Barat

20

detik -

-10

detik -

-Jalur Utara

30

detik -

-20

detik -

-Jalur

Selatan -

-10


(55)

-53

Tabel 4.2 Tabel Pengujian Pengendalian Lampu Lalu Lintas Saat Sensor Mendeteksi Sirine Ambulance. Sensor Suara Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Padam Padam Nyala Jalur

Barat Nyala Padam Padam Jalur

Utara Nyala Padam Padam Jalur

Selatan Nyala Padam Padam Sensor Suara Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Nyala Padam Padam Jalur

Barat Padam Padam Nyala Jalur

Utara Nyala Padam Padam Jalur

Selatan Nyala Padam Padam Sensor Suara Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Nyala Padam Padam Jalur

Barat Nyala Padam Padam Jalur

Utara Padam Padam Nyala Jalur

Selatan Nyala Padam Padam Sensor Suara Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Nyala Padam Padam Jalur

Barat Nyala Padam Padam Jalur

Utara Nyala Padam Padam Jalur


(56)

4.3 Pengujian Tampilan Perempatan Lampu Lalu Lintas Menggunakan Visual Basic

Pada pengujian tampilan simulasi dari perempatan lampu lalu lintas ini dengan menggunakan visual basic akan diterangkan cara kerja tampilannya, langkah-langkah pengujian, dan data hasil pengujian dari tampilan tersebut.

4.3.1 Pengujian dan Analisa Kondisi Awal

Cara kerja dari rancangan tampilan visual basicini adalah sebagai berikut : Dengan tampilan atau gambar perempatan lampu lalu lintas disertai dengan adanya lampu lalu lintas pada tiap jalurnya yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Terdapat juga sensor suara pada tiap jalurnya yaitu dengan menggunakan push buttonyang kemudian akan menampilan kendaraan ambulance serta adanya suara sirine ambulance jika push button tersebut ditekan. Jika push button star ditekan maka tampilan lampu lalu lintas akan berjalan.


(57)

55

4.3.2 Pengujian dan Analisa Tampilan Lampu Lalu Lintas Sensor Timur Langkah-langkah pengujian tampilan lampu lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Keadaan awal lampu lalu lintas normal yaitu pada saat kondisi normal.

2. Apabila push buttonsensor jalur timur ditekan maka lampu lalu lintas jalur timur dan jalur yang sedang hijau terlebih dahulu akan kuning kemudian jalur timur hijau sedangkan lampu lampu lalu lintas jalur barat, jalur utara dan jalur selatan merah.

3. Objek kendaraan dan ambulance jalan sesuai dengan arus kendaraannya.

4. Setelah ambulancemelewati lampu lalu lintas maka lampu lalu lintas kembali normal.


(58)

4.3.3 Pengujian dan Analisa Tampilan Lampu Lalu Lintas Sensor Jalur Barat

Langkah-langkah pengujian tampilan lampu lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Keadaan awal lampu lalu lintas normal yaitu pada saat kondisi normal.

2. Apabila push buttonsensor jalur barat ditekan maka lampu lalu lintas jalur barat dan jalur yang sedang hijau terlebih dahulu akan kuning kemudian jalur barat hijau sedangkan lampu lampu lalu lintas jalur timur, jalur utara dan jalur selatan merah.

3. Objek kendaraan dan ambulance jalan sesuai dengan arus kendaraannya.

4. Setelah ambulance melewati lampu lalu lintas maka lampu lalu lintas kembali normal.


(59)

57

4.3.4 Pengujian dan Analisa Tampilan Lampu Lalu Lintas Sensor Jalur Utara

Langkah-langkah pengujian tampilan lampu lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Keadaan awal lampu lalu lintas normal yaitu pada saat kondisi normal.

2. Apabila push buttonsensor jalur utara ditekan maka lampu lalu lintas jalur utara dan jalur yang sedang hijau terlebih dahulu akan kuning kemudian jalur utara hijau sedangkan lampu lampu lalu lintas jalur barat, jalur timur dan jalur selatan merah.

3. Objek kendaraan dan ambulance jalan sesuai dengan arus kendaraannya.

4. Setelah ambulance melewati lampu lalu lintas maka lampu lalu lintas kembali normal.


(60)

4.3.5 Pengujian dan Analisa Tampilan Lampu Lalu Lintas Sensor Jalur Selatan

Langkah-langkah pengujian tampilan lampu lalu lintas adalah sebagai berikut :

1. Keadaan awal lampu lalu lintas normal yaitu pada saat kondisi normal.

2. Apabila push button sensor jalur selatan ditekan maka lampu lalu lintas jalur selatan dan jalur yang sedang hijau terlebih dahulu akan kuning kemudian jalur selatan hijau sedangkan lampu lampu lalu lintas jalur barat, jalur utara dan jalur timur merah.

3. Objek kendaraan dan ambulance jalan sesuai dengan arus kendaraannya.

4. Setelah ambulance melewati lampu lalu lintas maka lampu lalu lintas kembali normal.


(61)

59

4.4 Data Hasil Pengujian Tampilan Lampu Lalu Lintas

Data hasil pengujian ditampilkan dalam bentuk table kebenaran di bawah ini.

Tabel 4.3 Tabel Pengujian Tampilan Lampu Lalu Lintas

Tombol Sensor

Suara

Indikator Lampu Lalu

Lintas Objek kendaraan (Ambulance) Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Padam Padam Nyala Ada Jalur

Barat Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Utara Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Selatan Nyala Padam Padam Tidak Ada Tombol

Sensor Suara

Indikator Lampu Lalu

Lintas Objek kendaraan (Ambulance) Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Barat Padam Padam Nyala Ada Jalur

Utara Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Selatan Nyala Padam Padam Tidak Ada Tombol

Sensor Suara

Indikator Lampu Lalu

Lintas Objek kendaraan (Ambulance) Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau Jalur

Timur Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Barat Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Utara Padam Padam Nyala Ada Jalur


(62)

Tombol Sensor

Suara

Indikator Lampu Lalu

Lintas Objek

kendaraan (Ambulance) Lampu

Merah

Lampu Kuning

Lampu Hijau Jalur

Timur Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Barat Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Utara Nyala Padam Padam Tidak Ada Jalur

Selatan Padam Padam Nyala Ada

4.5 Pengujian dan Analisa Sensor Suara

Pengujian sensor suara pada perempatan lampu lalu lintas ini akan diterangkan cara kerja, langkah-langkah pengujian sensor, dan data hasil dari pengujian tersebut.

Gambar 4.16Alat Sensor Suara

Cara kerja dari rangkaian sensor suara ini adalah inputan dari sensor ini yaitu suara sirine ambulance yang akan diterima oleh mic condensor kemudian suara tersebut akan diperkuat oleh transistor C828, selanjutnya akan diteruskan oleh IC LM 567 dan akan menjadi masukan ke mikrokontroler apakah low atau high untuk menjalankan program pada mikrokontroler.

Pengujian sensor dilakukan dengan menggunakan osiloskop untuk melihat apakah sensor ini dapat menerima inputan berupa sirine dan hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada osiloskop.


(63)

61

4.5.1 Pengujian dan Analisa Sensor Suara Jalur Timur

Pada gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor suara jalur timur dibawah ini yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa sinus karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari potensio.

Gambar 4.17Hasil Keluaran Sensor Timur Pada Osiloskop

Sedangkan pada gambar dibawah ini, gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor jalur timur yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa kotak karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari LM 567 yang mengubah bentuk sinus menjadi bentuk kotak.

Gambar 4.18Sinyal Masukan dari Sensor Timur ke Mikrokontroler

Adapun tabel pengujian frekuensi dibawah merupakan nilai hasil frekuensi dari sirine ambulance sebagai inputan yang bernilailowpada mikrokontroler pada


(64)

sensor timur. Nilai tersebut adalah nilai yang low atau nilai awal yang akan diterima oleh sensor karena suara sirine ambulance bervariasi berawal dari nilai minimum hingga maksimum.

Tabel 4.4 Tabel Pengujian Frekuensi Pada Sensor Timur No. Frekuensi

1 674 Hz

2 762 Hz

3 868 Hz

4.5.2 Pengujian dan Analisa Sensor Suara Jalur Barat

Pada gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor suara jalur barat dibawah ini yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa sinus karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari potensio.

Gambar 4.19Hasil Keluaran Sensor Barat Pada Osiloskop

Sedangkan pada gambar dibawah ini, gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor jalur barat yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa kotak karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari LM 567 yang mengubah bentuk sinus menjadi bentuk kotak.


(65)

63

Gambar 4.20Sinyal Masukan dari Sensor Barat ke Mikrokontroler

Adapun tabel pengujian frekuensi dibawah merupakan nilai hasil frekuensi dari sirine ambulance sebagai inputan yang bernilai lowpada mikrokontroler pada sensor barat. Nilai tersebut adalah nilai yang low atau nilai awal yang akan diterima oleh sensor karena suara sirine ambulance bervariasi berawal dari nilai minimum hingga maksimum.

Tabel 4.5 Tabel Pengujian Frekuensi Pada Sensor Barat No. Frekuensi

1 705 Hz

2 749 Hz

3 832 Hz

4.5.3 Pengujian dan Analisa Sensor Suara Jalur Utara

Pada gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor suara jalur utara dibawah ini yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa sinus karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari potensio.


(66)

Gambar 4.21Hasil Keluaran dari Sensor Utara Pada Osiloskop

Sedangkan pada gambar dibawah ini, gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor jalur utara yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa kotak karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari LM 567 yang mengubah bentuk sinus menjadi bentuk kotak.

Gambar 4.22Sinyal Masukan dari Sensor Utara ke Mikrokontroler

Adapun tabel pengujian frekuensi dibawah merupakan nilai hasil frekuensi dari sirine ambulance sebagai inputan yang bernilai lowpada mikrokontroler pada sensor utara. Nilai tersebut adalah nilai yang low atau nilai awal yang akan diterima oleh sensor karena suara sirine ambulance bervariasi berawal dari nilai minimum hingga maksimum.


(67)

65

Tabel 4.6 Tabel Pengujian Frekuensi Pada Sensor Utara No. Frekuensi

1 652 Hz

2 769 Hz

3 817 Hz

4.5.4 Pengujian dan Analisa Sensor Suara Jalur Selatan

Pada gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor suara jalur selatan dibawah ini yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa sinus karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari potensio.

Gambar 4.23Hasil Keluaran Sensor Selatan Pada Osiloskop

Sedangkan pada gambar dibawah ini, gambar hasil pengujian pada osiloskop dari sensor jalur selatan yang telah menerima inputan suara sirine. Bentuk sinyal yang dihasilkan berupa kotak karena saat pengukuran dilakukan pada keluaran dari LM 567 yang mengubah bentuk sinus menjadi bentuk kotak.


(68)

Gambar 4.24Sinyal Masukan dari Sensor Selatan ke Mikrokontroler

Adapun tabel pengujian frekuensi dibawah merupakan nilai hasil frekuensi dari sirine ambulance sebagai inputan yang bernilai lowpada mikrokontroler pada sensor selatan. Nilai tersebut adalah nilai yang low atau nilai awal yang akan diterima oleh sensor karena suara sirine ambulance bervariasi berawal dari nilai minimum hingga maksimum.

Tabel 4.7 Tabel Pengujian Frekuensi Pada Sensor Selatan No. Frekuensi

1 741 Hz

2 856 Hz

3 884 Hz

4.6 Pengujian dan Analisa Sirine Ambulance

Pada pengujian prototype lampu lalu lintas diperlukan adanya sirine ambulance sebagai inputan suara pada mic. Berikut alat yang digunakan sebagai sirine ambulance dan hasil dari frekuensi yang dikeluarkan.

Gambar 4.25Alat Sirine Ambulance

Adapun tabel data hasil frekuensi yang dihasilkan oleh sirine ambulance sebagai berikut :

Tabel 4.8 Tabel Pengujian Frekuensi Sirine Ambulance

Frekuensi Sirine Ambulance

Frekuensi Minimum Frekuensi Maksimum


(69)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melewati proses pengujian dan data yang didapat dari hasil pengujian, maka dapat ditarik disimpulkan antara lain :

1. Dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 sebagai alat pengendali pada rancang bangun ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah pengalamatan input dan output dari sistem pengontrolan mikrokontroler ini, sedangkan sensor suara sebagau inputan sirine harus sesuai inpu dan outputnya karena tanpa mengetahui pengalamatan input dan output maka pengontrolan tidak akan berjalan dengan baik bahkan akan terjadi error.

2. Prototypelampu lalu lintas ini berfungsi dengan baik dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Proses rancang bangun Simulasi Pengendalian Lampu Lalu Lintas Berbasis Mikrokontroller AT89S52 Dan IC LM 567 Dengan Tampilan Visual Basic dengan mempelajari rancang bangun perempatan lampu lalu lintas yang sebenarnya, telah diusahakan sebaik mungkin untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya pada kinerja simulasi perempatan lampu lalu lintas.


(70)

5. Rancang bangun pengendalian lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler AT89S52 dan IC LM 567 dengan tampilan visual basic, pada dasarnya telah menggambarkan bagaimana suatu sistem dibuat dan dioperasikan sesuai dengan yang sebenarnya.

5.2. Saran

Untuk kedepannya, mengharap dalam rancang bangun pengendalian sistem lampu lalu lintas dengan menggunakan mikrokontroler dan tampilannya menggunakan visual basic ini supaya mampu dibuat dengan rancangan yang lebih sempurna dan baik.


(71)

TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S52 DAN IC LM 567 DENGAN

TAMPILAN VISUAL BASIC

Diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Disusun Oleh :

Mulyana Syarif

13106003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(72)

69

DAFTAR

PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/723/1/09E02116.pdf

http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/315/jiptummpp-gdl-s1-2009-tommyardhi-15744-PENDAHUL-N.pdf

http://www.toko-elektronika.com/tutorial/uc2.html

http://ilmubawang.blogspot.com/2011/04/mengenal-mikrokontroller-at89s52.html http://grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/mikrokontrl.pdf

http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/mikrokontroller-at89s52.html http://www.adry-fd.co.cc/p/mikrokontroler.html

http://ikc.depsos.go.id/berseri/krisna-vb6/index.php

http://tempatku-berbagi.blogspot.com/2009/07/pengenalan-visual-basic-60.html http://electronicandlife.blogspot.com/2010/04/rangkaian-sensor-suara.html http://tutorial-mikrokontroler.blogspot.com/2010/04/sensor-suara-voice-level-detector.html


(73)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Mulyana Syarif

Nim : 13106003

Tampat, Tanggal Lahir : Bandung, 31 Maret 1988

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Mahasiswa

Alamat : Jl. Marga Asri 1 No. 11 RT/RW 08/08 Kel. Cijawura Kec. Buah Batu Bandung

No. Handphone : 087821888695

E-mail : aa_new@rocketmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1992 - 1994 : TK Padalarang

1994 - 2000 : SDN Nilem 3 Bandung 2000 – 2003 : SLTPN 18 Bandung 2003 – 2006 : SMA Negeri 25 Bandung 2006 – 2011 : Teknik Elektro - UNIKOM


(74)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Sarjana pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis seringkali menghadapi kesulitan-kesulitan. Namun atas bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak, maka penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Bapak Dr. Arry Ahmad Armanselaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Muhammad Aria, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Bandung dan pembimbing penulis tugas akhir ini.

4. Ibu Tri Rahajoeningroem, MT selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Bandung.

5. Bapak dan ibu dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Bandung atas ilmu-ilmu yang telah diajarkan dan telah banyak memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(75)

6. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak berkorban dalam segala hal,baik dalam memberikan dukungan moril serta materiil kepada penulis selama penulisan laporan ini.

7. Kakak dan adikku yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini.

8. Rayi Pandan Wangi yang telah memberi dukungan moril, semangat dan bantuan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini.

9. Teman-teman mahasiswa Teknik Elektro yang telah memberikan bantuan, semangat dan saran.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini, semoga amal baik yang telah diberikannya mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Agustus 2011


(1)

68

5. Rancang bangun pengendalian lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler AT89S52 dan IC LM 567 dengan tampilan visual basic, pada dasarnya telah menggambarkan bagaimana suatu sistem dibuat dan dioperasikan sesuai dengan yang sebenarnya.

5.2. Saran

Untuk kedepannya, mengharap dalam rancang bangun pengendalian sistem lampu lalu lintas dengan menggunakan mikrokontroler dan tampilannya menggunakan visual basic ini supaya mampu dibuat dengan rancangan yang lebih sempurna dan baik.


(2)

TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S52 DAN IC LM 567 DENGAN

TAMPILAN VISUAL BASIC

Diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Disusun Oleh :

Mulyana Syarif

13106003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(3)

69

DAFTAR

PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/723/1/09E02116.pdf

http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/315/jiptummpp-gdl-s1-2009-tommyardhi-15744-PENDAHUL-N.pdf

http://www.toko-elektronika.com/tutorial/uc2.html

http://ilmubawang.blogspot.com/2011/04/mengenal-mikrokontroller-at89s52.html http://grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/mikrokontrl.pdf

http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/mikrokontroller-at89s52.html http://www.adry-fd.co.cc/p/mikrokontroler.html

http://ikc.depsos.go.id/berseri/krisna-vb6/index.php

http://tempatku-berbagi.blogspot.com/2009/07/pengenalan-visual-basic-60.html http://electronicandlife.blogspot.com/2010/04/rangkaian-sensor-suara.html http://tutorial-mikrokontroler.blogspot.com/2010/04/sensor-suara-voice-level-detector.html


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Mulyana Syarif

Nim : 13106003

Tampat, Tanggal Lahir : Bandung, 31 Maret 1988 Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Mahasiswa

Alamat : Jl. Marga Asri 1 No. 11 RT/RW 08/08 Kel. Cijawura Kec. Buah Batu Bandung

No. Handphone : 087821888695

E-mail : aa_new@rocketmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1992 - 1994 : TK Padalarang

1994 - 2000 : SDN Nilem 3 Bandung 2000 – 2003 : SLTPN 18 Bandung 2003 – 2006 : SMA Negeri 25 Bandung 2006 – 2011 : Teknik Elektro - UNIKOM


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Sarjana pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis seringkali menghadapi kesulitan-kesulitan. Namun atas bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak, maka penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Bapak Dr. Arry Ahmad Armanselaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Muhammad Aria, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Bandung dan pembimbing penulis tugas akhir ini.

4. Ibu Tri Rahajoeningroem, MT selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Bandung.

5. Bapak dan ibu dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Bandung atas ilmu-ilmu yang telah diajarkan dan telah banyak memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(6)

6. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak berkorban dalam segala hal,baik dalam memberikan dukungan moril serta materiil kepada penulis selama penulisan laporan ini.

7. Kakak dan adikku yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini.

8. Rayi Pandan Wangi yang telah memberi dukungan moril, semangat dan bantuan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini.

9. Teman-teman mahasiswa Teknik Elektro yang telah memberikan bantuan, semangat dan saran.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini, semoga amal baik yang telah diberikannya mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Agustus 2011