Lampu lalu lintas lalu lintas

Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan: alat
pemberi isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas
yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan
tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan
dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan
jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok
pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling
mengganggu antar-arus yang ada.
Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini menggunakan
warna yang diakui secara universal; untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hatihati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.

Banyak mungkin alasan yang bisa di sebutkan kenapa orang harus melanggar rambu-rambu lalulintas, salah satunya mungkin karena Buru-buru mengejar waktu takut terlambat sampai tujuan.
Melanggar lalu-lintas mungkin tidak akan membuat anda masuk penjara, pelanggaran yang paling
sering dilakukan adalah menerobos lampu merah, dengan pede dan bangganya naik motor di atas
trotoar, mungkin di Bali hampir jarang orang berjalan kaki sehingga trotoar tidak berfungsi dengan
baik, malahan lebih banyak motor yang naik trotoar, oleh sebab itu orang tidak ambil pusing ketika
melihat motor naik trotoar, saya paling benci melihat pengendara motor di trotoar, contoh lain
mungkin mengambil jalur melintas garis atau marka jalan. Saya sendiri sering mengamati bagaimana
perilaku pengendara dijalan, hampir kebanyakan pengendara di jalan itu adalah pengendara yang
buru-buru, entah apa penyebabnya entah apa yang di kejar, selain itu yang saya amati adalah tentang
traffic lights yang ada dimana traffic lights itu fungsinya untuk mengatur lalu-lintas supaya teratur

dan tidak kacau balau, tetapi kenyataannya sering tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kadang
traffic lights itu tidak berfungsi karena ulah manusianya baik oleh aparat atau pengendara itu sendiri.
Sering saya amati disetiap perempatan di Gatsu kadang Polantas itu menyuruh pengendara untuk
maju padahal lampu masih menyala merah, entah apa maksudnya saya kurang tahu. Selain itu
banyak juga pengendara yang tidak mau kalah dengan traffic lights yang menjelang beberapa detik
akan menyala merah, pengendara justru menanjap gas bukannya mengurangi kecepatan alasannya
mungkin supaya tidak kena lampu merah. Ada lagi contoh lain yang saya amati di perempatan WR
Supratman ke Waribang di mana saat menjelang lampu hijau menyala seharusnya dari arah WR
Supratman lebih dulu menyala dari pada yang dari arah Tohpati, tetapi pengendara dari Tohpati
seperti tidak mempedulikan lampu yang masih meyala merah, mereka tetap maju menerobos lampu
merah dan akhirnya terjdi benturan dari kedua arah. Nah kalau sudah begini apakah traffic lights itu
berfungsi? Nah masih banyak sebenarnya yang bisa saya ceritakan tetapi cukup itu saja, saya hanya

ingin mengajak semua pengendara untuk lebih tertib dan mematuhi rambu-rambu lalu-lintas yang
ada, mari kita budayakan tertib berlalu-lintas, jangan menjadi pengendara yang egois dan arogan,
jika semua sudah tertib, saya yakin akan bisa sedikit memecahkan masalah kemacetan yang ada

LAMPU LALU LINTAS ( TRAFFIC SIGNAL)
Lampu lalu lintas secara sederhana dapat diterangkan sebagai lampu
yang berada pada kanan kiri pendekat dari simpang berupa tiang dengan

tiga buah lampu yang berderet dari atas ke bawah dengan warna merah
pada deret paling atas kemudian kuning dan hijau yang paling bawah.
Pemasangan lampu lalu-lintas merupakan suatu upaya pengaturan
simpang yang mengacu pada pertimbangan :


Tundaan dari arah minor  30 detik selama delapan jam dalam
sehari.



Arus kendaraan dari masing-masing lengan  750 kendaraan / jam
selama delapan jam dalam sehari.



Arus pejalan kaki dari masing-masing lengan  175 orang / jam
selama delapan jam dalam sehari.




Angka kecelakaan  5 kejadian/tahun.

Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka pemasangan lampu
lalu-lintas menjadi tidak layak dan jika dipaksakan maka :


Terjadi pemborosan karena biaya pengadaannya cukup mahal.



Timbul tundaan yang tidak perlu pada jalan utama.



Menimbulkan ketidakpatuhan dari pengemudi karena memang
dirasakan tidak perlu atau tidak ada gunanya.




Mengurangi kapasitas simpang.

Lampu Lalu Lintas
(sumber : kasamamori.staff.umm.ac.id)
JENIS-JENIS SISTEM PENGATUR LAMPU LALU-LINTAS
Jenis sistem pengaturan Lampu lalu-lintas dikelompokkan menjadi tiga
macam, yakni:
Pretime Controller
Sistem ini disebut juga sebagai sistem dengan pengaturan waktu tetap
(fixed time controller) karena pada sistem ini, lama waktu siklus, phase,
waktu hijau, merah, dan lainnya disetel secara tetap sepanjang hari.
Cara seperti ini sangat baik dipasang pada simpang dengan pola lalu
lintas yang stabil, ataupun jika terjadi variasi arus lalu lintas maka variasi
itu masih dalam koridor yang bisa diakomodasi oleh sistem, ini tanpa
terjadi tundaan atau kemacetan yang berarti.
Keuntungan pemakaian sistem pretime controller :


Karena semua diseting secara tetap yakni: lama waktu siklus, waktu
hijau, dan lain-lainnya maka akan lebih tepat koordinasinya

terutama pada simpang simpang yang berurutan atau berderet
karena rata-rata tundaan akibat berhenti (stopped delay) lebih kecil
daripada sistem actuated.



Kerja alat tidak terpengaruh oleh pergerakan kendaraan dari arah
pendekat sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat pengaruh
mobil mogok misalnya atau oleh adanya perbaikan jalan.



Lebih tepat jika dioperasikan pada suatu daerah simpang dengan
jumlah pedestrian besar.



Harga peralatannya jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem
actuated dan lebih mudah perawatannya.


Semiactuated Controller

Pada sistem ini didisain agar lampu hijau pada jalan utama selalu menyala
sepanjang hari. Lampu hijau akan berubah menjadi merah manakala
detektor pada jalan minor menangkap sinyal akan adanya kendaraan
yang hendak memasuki simpang. Pengoperasian ini adalah bahwa:
panjang waktu siklus dan hijau bervariasi dari siklus satu ke siklus
berikutnya sesuai dengan arus demand.
Fully Actuated Controller
Berbeda dengan sistem semiactuated controller yang detektor hanya
dipasang pada jalan minor, maka pada sistem ini seluruh kaki simpang
dipasang detektor. Sistem ini dipakai jika arus kendaraan sangat
bervariasi sepanjang hari dan disukai karena bersifat responsif terhadap
kebutuhan atau kondisi lalu-lintas. Sama dengan sistem semiactuated,
panjang waktu siklus dan hijau bervariasi dari siklus satu ke siklus
berikutnya sesuai dengan arus demand. Secara umum waktu hijau
maksimum dan minimum diberikan pada tiap phase.
Detektor biasanya diletakkan di bawah permukaan jalan namun kadangkadang diletakkan pada tiang lampu sinyal. Jenis-jenis yang biasa
dipergunakan adalah: inductive loop detector (kumparan induktif),
magnetometer, dan microwave detector (detektor gelombang mikro).

Sejauh ini inductive loop detector yang lebih umum dipakai. Prinsip kerja
dari sistem ini adalah: suatu kumparan dari kawat metal ditanam pada
perkerasan kemudian ditutup dengan pengisi epoxy. Setiap ada
kendaraan yang lewat dia atas detektor, berat metal akan merubah
induksi kumparan dan secara otomatis akan menghitung jumlah
kendaraan.
Keuntungan pemakain sistem actuated controller:


Lebih efisien dipakai pada simpang-simpang dimana fluktuasi arus
lalu lintasnya tidak bisa diatasi dan diprogram dengan sistem
pretime controller.



Lebih efisien diterapkan pada simpang-simpang yang kompleks.



Lebih efisien baik bagi jalan utama maupun jalan minor karena

pemutusan waktu hijau hanya terjadi jika dibutuhkan oleh arus
minor ataupun oleh pejalan kaki.



Lebih efisien pada simpang-simpang yang lokasinya tidak
menguntungkan



Lebih menguntungkan pada operasi yang menerus tanpa
membutuhkan tundaan pada jalan utama



Diterapkan terutama pada alokasi dimana lampu kontrol lalu lintas
hanya diperlukan dalam waktu yang singkat dalam sehari.




Sistem actuated secara umum dapat meminimalkan tundaan
terutama jika arus demand sangat bervariasi.

DEFINISI-DEFINISI PADA LAMPU SINYAL


Jalan Utama (Main Road atau Major Street). Adalah arah
bagian dari pendekat dari simpang yang memiliki arus lalu lintas
yang lebih besar dari arah lainnya yang biasanya diwujudkan dalam
bentuk geometrik dengan lebar lengan yang lebih lebar dari lengan
yang lain.



Jalan Minor (Minor Street). Adalah arah bagian dari pendekat
dari simpang yang memiliki arus lalu lintas yang lebih kecil dari arah
lainnya yang biasanya diwujudkan dalam bentuk geometrik dengan
lebar lengan yang lebih sempit dari lengan yang lain.




Waktu Siklus (Cycle Time). Adalah jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran dari sinyal pada
suatu simpang.



Phase. Bagian dari waktu siklus yang dialokasikan bagi sembarang
lalu lintas untuk mengadakan pergerakan.



Waktu antara (Clearance Interval = Change Interval). Adalah
total waktu periode kuning dan semua merah (all red) yang terjadi
pada akhir periode hijau yang dimaksudkan untuk membersihkan
atau mengosongkan simpang sebelum pergerakan berikutnya
dimulai atau merupakan periode kuning dan merah semua antar
dua phase sinyal yang berurutan. Istilah lain yang juga dipakai,
pada IHCM 1997 dan Metoda Akcelik, adalah Intergreen.




Waktu Hijau (Display Green). Waktu nyala hijau dari suatu
pendekat.



Waktu Hijau Efektif (Effective Green). Waktu dalam satu phase
yang efektif diijinkan mengalirkan pergerakan. Secara umum waktu
hijau efektif adalah waktu hijau ditambah dengan waktu antara
dikurang dengan waktu hilang.



Waktu Hilang (Lost Time). Adalah waktu dimana simpang tidak
efektif digunakan untuk pergerakan yang dalam hal ini terjadi
selama waktu antara dan awal dari masing-masing phase dimana
kendaraan dalam antrian mengalami kelambatan.



Rasio Hijau Efektif (Green Time Ratio). Perbandingan antara
waktu hijau efektif dengan panjang siklus.



Waktu Merah Efektif. Adalah waktu efektif dimana tidak diijinkan
adanya pergerakan, yakni merupakan panjang siklus dikurangi
dengan waktu hijau efektif untuk phase tertentu.

SUMBER REFERENSI :
Catatan Kuliah Rekayasa Lalu Lintas (September 2006). Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pemilihan Merk Lampu Merk Pijar Di Wilayah Kotatif Jember

1 17 102

Pengabdian Dosen FT UMM, Gantikan Lampu Minyak Masjid Al-Mushodiqun

0 60 1

Gugatan ganti rugi akibat kecelakaan lalu lintas di darat berdasarkan perbuatan melanggar hukum: studi kasus di kabupaten Tulungagung

1 21 61

kesultanan ternate dalam lintas perdagangan abad XVI-XVII

1 38 84

kendali Jarak Jauh Lampu Gedung Menggunakan Frekuensi Radio

0 7 79

Live video broadcasting untuk pemantauan arus lalu lintas jalan raya di Pusat Riset dan Pengembangan (TELKOM RisTI) PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk Jalan Gegerkalong Hilir No.47 Bandung : laporan hasil kerja praktek

0 9 68

Implementasi Blob Tracking Dengan Metode Sum Of Absolute Difference Untuk Deteksi Pergerakan Kendaraan yang Melanggar Lampu Lalu Lintas

1 15 1

Live video broadcasting untuk pemantauan arus lalu lintas jalan raya di Pusat Riset dan Pengembangan (TELKOM) RisTI) PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk Jalan Gegerkalong Hilir No.47 Bandung

0 24 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampu

3 9 54

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 1 Natar Kab. Lampu

0 5 54