77
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
rakyat akan menurut. Kalau diangkat orang-orang yang curang dan disingkirkan orang-orang yang jujur, niscaya rakyat tidak
akan menurut.”
Saat kehilangan Yan Hui, sungguh merupakan tahun-tahun yang menyedihkan Nabi Kongzi. Yan Hui lah murid kesayangan
yang paling pandai dan paling diharapkan melanjutkan cita-cita Nabi. Peristiwa ini membuat nabi Kongzi sejenak mengalami
keputusasaan
. ”Akhirnya, tak ada lagi orang yang bisa memahamiku.” Katanya kepada murid-muridnya yang masih
ada. Di Negeri Lu, Nabi Kongzi tidak memangku jabatan lagi,
Beliau melewatkan hari tuanya dengan lebih tekun membimbing murid-murid angkatan muda.
D. Akhir Kehidupan Nabi Kongzi
Pada saat itu Nabi Kongzi telah mencapai usia enam puluh tujuh tahun,
ketika orang-orang seusianya telah pensiun, Nabi Kongzi tetap bersemangat untuk
terus berkarya. Nabi Kongzi menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya untuk
membaca, menyunting dan menulis berbagai komentar kitab-kitab klasik Ru
Jiao serta berbagai karya yang berasal dari zaman peralihan Cina.
Kitab-kitab klasik Ru Jiao terentang mulai dari Shi Jing kitab yang berisi
puisi-puisi hingga kitab Yi Jing kitab tentang perubahan.
Pada tahun 479 SM saat berusia 72 tahun, Nabi Kongzi menghembuskan
nafas terakhirnya. Para murid telah memberikan perawatan ketika sang guru
sakit. Sabda terakhir yang terekam oleh Zilu, adalah: “Gunung Tai runtuhlah,
balok-balok patah. Kini selesailah riwayat sang budiman.”
Gambar 4.4 Terbunuhnya Qi Lin dalam perburuan pangeran Ai Lu Ai Gong. Sumber:
dokumen penulis
Gambar 4.5 Nabi Kongzi menyelesaikan penyusunan kitab-kitab. Sumber: dokumen penulis
78
Buku Guru Kelas VII SMP
Bila menyimak sabda terakhir, tampak jelas Nabi Kongzi menyadari
tugas sucinya. Nabi Kongzi khawatir ajarannya tidak ada yang meneruskan.
Karena murid terpandai yang diharapkan telah tiada. Cita-cita nabi mewujudkan
Keharmonisan Agung, sebuah kehidupan ideal selaras dengan Jalan Suci, khawatir
tidak ada yang melanjutkan.
Nabi Kongzi dimakamkan di kota Qu Fu. Lokasi pemakaman Nabi Kongzi
merupakan tempat suci dan telah lebih dari dua ribu tahun senantiasa dikunjungi
peziarah. Di dekat makam Nabi mengalir sungai Si Shui.
Sepeninggal nabi, banyak bermunculan aliran yang telah
mempengaruhi kemurnian ajaran Nabi Kongzi. Namun Tian berkenan
melindungi ajarannya, karena satu abad setelah kemangkatan Nabi Kongzi lahir
seorang pandai bijaksana bernama Mengzi.
Mengzi di kemudian hari menjadi tokoh penegak ajaran Nabi Kongzi yang
mulai diselewengkan. Dua abad setelah kematian Nabi Kongzi, berdiri Dinasti
Han yang menerapkan ajaran Nabi Kongzi sehingga mencapai puncak zaman
keemasannya. Pemerintahan Dinasti Han dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip
Ru Jiao atau Kong Jiao merupakan agama yang bersifat universal.
Gambar 4.6 Nabi Kongzi dimakamkan di kota Qu Fu, di dekat sungai Si Shui. Sumber: dokumen
penulis
Gambar 4.7 Mengzi atau Mencius tokoh besar kedua setelah Nabi Kongzi. Sumber: dokumen
penulis