13
Analisis data
Data klorofil-a dan suhu permukaan laut di perairan Selat Ombai memiliki resolusi spasial 0.2° x 0.2° dan disajikan dalam format ASCII. Data ASCII
tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk gambar sebaran klorofil-a dengan bantuan software Surfer versi 8. Berdasarkan gambar sebaran parameter klorofil-a
dan suhu permukaan laut tersebut, selanjutnya dikaji pola perubahan nilai masing- masing parameter untuk mengetahui keberadaan fitur oseanografi khusus seperti
eddies dan front, serta nilai maksimum, minimum, dan rata-rata di tiap periode akuisisi data citra.
2.4. Hasil
2.4.1. Sebaran cetacea berdasarkan profil suhu permukaan laut
Selain menampilkan informasi mengenai sebaran klorofil-a, data SeaWiFS juga dapat memberikan informasi mengenai sebaran suhu permukaan laut.
Ekstraksi data SeaWiFS untuk tampilan sebaran suhu permukaan laut hanya berhasil untuk akuisisi tanggal 30 Juni dan 4 Juli 2005. Dengan demikian, profil
habitat cetacea yang ditinjau dari sebaran suhu permukaan laut hanya diperoleh untuk data pengamatan cetacea hasil Survei INSTANT-Cetacea II. Profil habitat
pelagis di perairan Selat Ombai berdasarkan sebaran suhu permukaan laut ditampilkan pada Gambar 2-1 dan 2-2.
Dari Gambar 2-1 dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut SPL di Selat Ombai pada tanggal 30 Juni 2005 memiliki kisaran 27–30 °C. Terlihat adanya
thermal front berbentuk meander di bagian barat Selat Ombai, tepatnya di timur Pulau Alor dan selatan Pulau Timor, dengan gradien SPL mencapai 2.5 °C. Plot
titik perjumpaan cetacea menunjukkan bahwa komunitas cetacea berada perairan dengan suhu permukaan 28–28.5 °C, yang termasuk umum di perairan laut tropis
nusantara Nontji 1993.
14 Gambar 2-1. Sebaran suhu permukaan laut di Selat Ombai pada 30 Juni 2005
Gambar 2-2. Sebaran suhu permukaan laut di Selat Ombai pada 4 Juli 2005
15 Pada tanggal 30 Juni 2005 Gambar 2-1, terjadi empat perjumpaan dengan
komunitas cetacea dengan dua spesies yang teridentifikasi positif dan satu unidentified cetacea Plot A. Dua spesies cetacea yang teridentifikasi adalah
Physeter macrocephalus Plot B, C, D dan Stenella longirostris Plot C. Khusus untuk Stenella longirostris, cetacea jenis ini teramati dalam populasi besar dan
melakukan aktivitas bowriding, yaitu berenang mengikuti pergerakan kapal Baruna Jaya VIII. Secara umum, plot perjumpaan cetacea memiliki preferensi
terhadap keberadaan thermal front di perairan Selat Ombai. Gambar 2-2 menunjukkan sebaran SPL pada tanggal 4 Juli 2005, dengan
kisaran 27–29 °C. Sama halnya dengan profil sebaran SPL pada 30 Juni 2005 Gambar 2-1, pada hari ini juga dijumpai fitur thermal front dengan posisi dan
pola yang sama. Perbedaan fitur thermal front dari kedua periode adalah gradien SPL maksimal yang terbentuk pada 4 Juli 2005 bernilai lebih rendah, 1.5 °C, dan
gradasi perubahan nilai SPL terlihat lebih lebar. Jenis cetacea yang diamati pada hari tersebut adalah Stenella longirostris, yang juga tengah melakukan aktivitas
foraging dan makan di sekitar wilayah front. Hanya tercatat dua perjumpaan dengan komunitas cetacea pada tanggal 4
Juli 2005, yaitu dengan pod Stenella longirostris Gambar 2-2 yang melakukan foraging dan makan di sepanjang aliran front yang terbentuk. Aktivitas foraging
dan makan Stenella longirostris ditandai dengan pergerakan simultan pasangan- pasangan cetacea berkecepatan tinggi, diikuti aktivitas menyelam singkat yang
repetitif, manuver gerak yang memusat di permukaan dengan diselingi aksi aerials dan melontarkan mangsa ke atas permukaan air Bearzi 1994, Allen and
Read 2000, pers. obs.. Satu perjumpaan lagi adalah dengan pod Kogia simus, yang terlihat berenang ke arah timur pada pada larut senja, pukul 17:50 WITA.
Sama halnya dengan Gambar 2-1, plot perjumpaan cetacea pada Gambar 2-2 juga menunjukkan preferensi habitat cetacea, khususnya Stenella longirostris, terhadap
keberadaan thermal front di perairan Selat Ombai.
16
2.4.2. Sebaran cetacea berdasarkan profil klorofil-a permukaan