Pantun Menirukan Pantun Berbalas Pantun

89 Budi Pekerti Mendengarkan Kamu diajak untuk menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. Tahukah kamu bagaimana menirukan pembacaan pantun? Menirukan pembacaan pantun dapat dilakukan dengan cara mendengarkan terlebih dahulu pantun tersebut.

1. Pantun

Pantun merupakan bentuk puisi lama yang dikenal luas dalam berbagai bahasa di nusantara. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan. Sedangkan dalam bahasa Sunda, pantun dikenal sebagai paparikan. Coba kamu perhatikan contoh pantun berikut ini. Kalau mau makan sukun Jangan lupa makan kedondong Kalau mau hidup rukun Jangan lupa tolong-menolong Pilihlah salak yang besar-besar Salak dibau harum kulitnya Jadilah anak yang rajin belajar Kelak engkau banyak ilmunya

2. Menirukan Pantun

Dalam pelajaran kali ini, kamu dapat menirukan pantun dengan pembacaan yang tepat. Menirukan pantun harus memperhatikan lafal dan intonasinya. Pantun ditirukan agar kamu dapat lebih mudah menghafalnya. Sekarang, tutuplah bukumu. Kamu bisa mendengarkan pantun yang akan dibacakan gurumu. Cobalah untuk menirukan pantun yang telah dibacakan gurumu. Pantun tersebut dapat kamu lihat pada lampiran 8. Aku Pasti Bisa 90 Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 4 Kamu dapat membuat kelompok dengan teman sebangkumu. Cobalah untuk membuat empat buah pantun. Kamu dapat mengerjakannya di buku latihanmu sebagai tugas kelompok. Berbicara Kamu diajak untuk berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.

1. Berbalas Pantun

Berbalas pantun seperti halnya pantun berkait, yaitu suatu rangkaian pantun yang sambung-menyambung. Namun, berbalas pantun merupakan bentuk tanya jawab dengan menggunakan pantun. Pantun yang pertama berupa pertanyaan atau tanggapan. Kemudian, pantun dibalas dengan pantun yang kedua berupa jawaban ataupun tanggapan. Begitu seterusnya. Coba kamu perhatikan pantun-pantun berikut ini. Banyak jerapah di kebun binatang Di pagar kawat terkurung satu Adakah masalah coba kau bilang Agar dapat aku membantu Burung gelatik hinggap di bambu Bulunya indah sepanjang masa Ternyata cantik hanya kelebihanmu PR semudah itu kamu tak bisa Lihat paku di atas pagoda Menancap dalam indahnya kayu Bukan niat aku menggoda Apa yang salah dengan wajahmu Kulit bambu di atas papan Di belah satu masukkan ke saku Baiklah aku akan katakan Maukah kamu kerjakan PR-ku Tong kosong nyaring bunyinya Dipukul palu jadi abu Kamu sombong memang nyatanya Aku malu jadi temanmu Pulang ke rumah jalan Margonda Untuk memetik si buah duku Bilang saja niat menggoda Karena cantik menghias wajahku Kamu Pasti Bisa 91 Budi Pekerti

2. Mengenal Lafal dan Intonasi