Perancangan Perangkat Keras METODE PENELITIAN

 ISSN: 1693-6930 TELKOMNIKA Vol. 4, No. 3, Desember 2006: 185 - 192 186

2. METODE PENELITIAN

2.1 Perancangan Perangkat Keras

Uraian perancangan perangkat keras dibagi dalam dua kelompok bahasan, yaitu: a. Rangkaian driver lampu dan buzzer Sistem pengaturan sakelar untuk acara cepat tepat ini dirancang dengan menggunakan bagian-bagian yang beberapa jenisnya telah disebutkan sebelumnya, bagian-bagian tersebut kemudian disusun sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pada Gambar 1 ditunjukkan diagram blok dari alat yang dibuat. Dari diagram blok tersebut penggambaran detailnya bagaimana bagian-bagian tersebut terkoneksi satu dengan yang lainnya diuraikan dibawah ini yang juga disertakan skemanya bagian perbagian. Input Output Peserta Driver Lampu dan Buzzer A A B Sistem mikrokontroler B C AT89C2051 C D D Buzzer Pemilih mode Led indikator mode Reset Gambar 1. Diagram blok perancangan sistem Pada rangkaian driver lampu dan buzzer ini ada dua bagian utama yaitu rangkaian SCR dan rangkaian optocoupler. Rangkaian SCR adalah merupakan rangkaian yang langsung berhubungan dengan lampu-lampu dan buzzer AC dan rangkaian SCR ini langsung disuplai oleh arus AC 220 Volt. Rangkaian optocoupler merupakan rangkaian yang digunakan untuk meneruskan sinyal dari mikrokontroler ke rangkaian SCR sekaligus mengisolasi rangkaian mikrokontroler dari arus AC pada rangkaian SCR. Gambar 2. Rangkaian SCR SCR FIR 3D Buzzer SCR FIR 3D SCR FIR 3D . 2k2 Lampu C INPUT AC 220 V 2k2 2k2 SCR FIR 3D SCR FIR 3D Lampu B 2k2 2k2 Dari Rangkaian Opto Coupler Lampu A Lampu D . TELKOMNIKA ISSN: 1693-6930 ■ Pengaturan Saklar Pada Acara Cepat Tepat……Tole Sutikno 187 Rangkaian SCR yang digunakan pada alat ini adalah seperti pada Gambar 2. SCR yang digunakan pada rangkaian ini adalah seri FIR 3D sebanyak 5 buah yang digunakan untuk memutus sambungkan arus listrik AC ke lampu-lampu dan buzzer. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 2 tentang SCR, bahwa untuk mengaktifkan SCR tersebut dibutuhkan tegangan triger pada masukan gate nya dan untuk mematikannya cara yang umum adalah mematikan seluruh tegangan yang masuk ke SCR tersebut. Proses menghidupkan lampu atau buzzer pada rangkaian tersebut adalah dengan memberikan tegangan picu pada masukan masing-masing SCR, tegangan picu ini berasal dari rangkaian optocoupler. Tegangan yang diberikan oleh optocoupler pada masukan SCR diberi penahan arus sebuah resistor agar arus yang masuk ke gate SCR tidak berlebihan. Untuk mematikan SCR adalah dengan mematikan seluruh arus yang masuk ke SCR, pada rangkaian prosesnya adalah pertama-tama arus yang masuk ke gerbang SCR di matikan kemudian pada saat arus AC listrik berada pada persilangan nol, maka seluruh tegangan yang masuk ke SCR terputus dan kondisi SCR saat tersebut adalah memutuskan arus yang akan mengakibatkan beban yang terpasang padanya ikut padam. Bagian yang kedua pada rangkaian driver lampu dan buzzer adalah rangkaian optocoupler. Rangkaian tersebut diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian optocoupler Pada bagian sisi photo transistor dalam optocoupler adalah berfungsi sebagai sakelar yang akan menghubungkan masukan dari kolektor ke emitornya, dimana keluaran emitor dari optocoupler ini terhubung ke gerbang SCR. Photo transistor dalam optocoupler akan terhubung bila menerima cahaya dari LED yang juga ada didalam optocoupler tersebut, dengan demikian untuk mengaktifkan photo transistor tersebut haruslah LED yang ada didalam dinyalakan dengan diberikan tegangan, dan tegangan inilah yang nantinya diatur oleh mikrokontroler. b. Sistem mikrokontroler AT89C2051 Untuk beroperasi mikrokontroler AT89C2051 memerlukan sinyal clock yang dibangkitkan dari oscilator internal dengan menggunakan kristal sebesar 12 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF. Sedangkan untuk rangkaian reset terdiri dari resistor 10k dan kapasitor elektrolit 10 F10 V, sistem reset pada AT89C2051 aktif tinggi high dengan pengertian bila Dari uC AT89C2051 + Zener 12 V 4,7 uF400 V . All 47k 100 k + PC 817 PC 817 1000 uF16 V PC 817 INPUT AC 220 V IN 4007 PC 817 + 5 V . Sinyal Kendali Ke Rangkaian SCR PC 817  ISSN: 1693-6930 TELKOMNIKA Vol. 4, No. 3, Desember 2006: 185 - 192 188 diberi logika 1 maka rangkaian akan reset. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AT89C2051 untuk alat ini dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AT89C2051 untuk alat pengaturan sakelar cepat tepat. Sistem minimum mikrokontroler di atas dalam aplikasinya terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: 1 P1.0, P1.1, P1.2, P1.3, P1.4 dan P1.5 digunakan untuk masukan dari tombol peserta, tombol mode dan tombol reset. 2 P3.0, P3.1, P3.2, P3.3, P3.4, P3.5 dan P3.7 digunakan untuk mengirim sinyal untuk menyalakan lampu dan buzzer AC serta LED indikasi keadaan mode. Catu daya yang dibutuhkan untuk rangkaian alat pengatur sakelar cepat tepat ini adalah sebesar 5 Volt, karena komponen kontrol pada alat ini hanya menggunakan satu IC yaitu mikrokontroler AT89C2051, maka trafo yang digunakan untuk mencatu rangkaian cukup digunakan trafo dengan daya suplai arus yang kecil, yang pada alat ini penulis menggunakan trafo 300 mA mili Amper. Untuk menstabilkan tegangan pada keluaran 5 Volt, pada rangakaian ini digunakan IC regulator 7805. Rangkaian catu daya tersebut adalah seperti nampak pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkaian catu daya

2.2. Perangkat Lunak